1.2. Perumusan Masalah
Kabupaten Serang merupakan salah satu wilayah Banten yang menjadikan pertanian sebagai salah satu sektor primer perekonomiannya. Pusat
kegiatan pertanian di Kabupaten Serang terdapat di beberapa kecamatan namun yang paling luas lahan sawahnya adalah di Kecamatan Carenang dengan luasan
4 892 ha, produksi 30 330 ton dan produktivitas 5.2 tonha Gabah Kering Panen. Berdasarkan hasil Participatory Rural Appraisal PRA yang dilakukan
oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Banten Mayunar et al 2006 diperoleh kondisi aktual usahatani padi sawah di Kecamatan Carenang adalah
sebagai berikut : 1 luas garapan petani sebagian besar berkisar antara 0.10 – 0.25 ha, 2 varietas yang digunakan Ciherang, Cigeulis dan IR-64 dengan
produktivitas 4 – 6 tonha rataan 5.2 tonha, 3 penggunaan benih 30 – 40 kgha, 4 umur bibit 22 – 25 Hari Setelah Sebar HSS, 5 jumlah bibit 3 – 6
batangrumpun, 6 sistem tanam tegal dengan jarak 25 cm x 25 cm dan 20 cm x 20 cm, 7 penggunaan pupuk tidak berimbang urea 200 – 300 kgha dan SP-36
100 – 200 kgha, 8 penggunaan pupuk kandang 1 – 2 tonha, 9 hama utama penggerek batang, dan 10 pengendalian hama dan penyakit belum
berdasarkan prinsip Pengelolaan Hama Terpadu PHT. Berdasarkan hasil PRA maka dapat simpulkan permasalahan yang ada di Kecamatan Carenang adalah :
1 Lahan garapan sempit yaitu 0.10 - 0.9 hapetani, 2 penggunaan benh30 - 40kgha, 3 produktivitas rendah yaitu hanya 4-6 tonha sedangkan potensinya
dapat mencapai 6 - 8 tonha, 4 jumlah bibit 3 – 6 batangrumpun, 5 penggunaan pupuk tidak berimbang, dan 6 belum optimalnya pemberantasan
terhadap penyakit penggerek batang.
Produktivitas padi GKG dibedakan dalam 3 kategori yaitu rendah 4.0 tonha, sedang 4.0-5.5 tonha dan tinggi 5.5 tonha. Peningkatan produktivitas
padi pada wilayah dengan kategori rendah dan sedang memiliki peluang cukup besar karena belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya “LATO” Makarim dan
Suhartatik, 2005. Salah satu upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi pada lahan
sawah irigasi dapat dilakukan melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu PTT yang merupakan salah satu model atau pendekatan
pengelolaan usahatani padi, dengan mengabungkan semua komponen usahatani terpilih yang serasi dan saling komplementer, untuk mendapatkan hasil panen
optimal dan kelestarian lingkungan Sumarno, et al. 2000. Melalui pendekatan pengelolaan usahatani padi secara terpadu, mulai dari pengelolaan budidaya
persiapan lahan, persemaian, penanaman, pemupukan, pengaturan air, pengendalian gulma, dan pengelolaan hama penyakit diharapkan mampu
meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani padi yang selanjutnya memberi dampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Mengingat penerapan PTT untuk masing-masing lokasi akan berbeda sesuai dengan kondisi fisik dan sosial lingkungan maka permasalahan yang ingin dikaji
adalah apakah petani padi sawah di Kabupaten Serang dalam mengelola usahataninya sudah efisien ?
Petani yang memiliki kemampuan manajerial yang baik akan mengalokasikan sejumlah input tertentu guna mendapatkan output yang optimal
yang akan memberikan keuntungan maksimal. Besarnya keuntungan yang diperoleh berkaitan erat dengan efisiensi dalam berproduksi. Pada akhirnya
kemampuan manajerial petani akan tercermin dari output yang diperoleh ketika tanamannya sudah dipanen. Jika produksi yang diperoleh mendekati potensi
maksimum dari suatu aplikasi teknologi yang terbaik di suatu lokasi, maka dapat dikatakan bahwa petani tersebut telah mengelola usahataninya dengan efisien.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi usahatani tidak saja ditentukan oleh kemampuan manajerial dari petani yang lebih banyak diukur dari
kemampuan petani untuk memutuskan besaran input produksi yang akan digunakan, akan tetapi juga ditentukan beragam faktor yang berada di luar kendali
petani seperti ketersediaan air irigasi, iklimcuaca, tingkat kesuburan lahan, harga input produksi, harga output, kelembagaan usahatani dan lainnya. Seluruh
variabel tersebut akan berintegrasi satu sama lain dan akan menentukan tingkat efisiensi yang akan dicapai. Masalahnya adalah apakah petani telah mengerti dan
mampu mengalokasikan secara optimal semua faktor produksi yang ada dalam proses produksi usahataninya. Faktor-faktor produksi mana yang alokasi
penggunaannya sudah optimum dan mana yang belum? Oleh karena itu untuk bisa menjawab hal tersebut maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat efisiensi usahatani padi sawah di Kabupaten Serang. Program PTT sesuai dengan tujuannya meningkatkan produktivitas
melalui efisiensi penggunaan input-input produksi dan pelestarian sumberdaya untuk keberlanjutan usahatani padi sawah diharapkan memiliki pengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usahatani, karena dengan penggunaan faktor-faktor produksi yang lebih efisien maka akan mempengaruhi biaya produksi sehingga
pada akhirnya akan berpengaruh pula kepada pendapatan petani. Meningkatnya pendapatan petani akan berpengaruh pula kepada keuntungan yang diperolehnya.
Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang ingin dipecahkan dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana efisiensi usahatani padi sawah pada kelompok peserta program PTT dan bukan peserta program PTT.
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat efisiensi pada usahatani padi sawah baik pada peserta program PTT maupun pada bukan peserta program
PTT
1.3. Tujuan Penelitian