VIDEO KLIP MUSIK DALAM MAINSTREAM POSTMODERNISME (Analisis Semiotik pada Video Klip Musik “Gentleman” yang Dipopulerkan Oleh PSY)

VIDEO KLIP MUSIK DALAM MAINSTREAM POSTMODERNISME
(Analisis Semiotikpada Video Klip Musik “Gentleman” yang Dipopulerkan
Oleh PSY)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Kesarjanaan

DisusunOleh:
CITRA JAUHAR ROHMAH
09220145

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2014

i

ii


iii

iv

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah wa Syukurilah tiada henti penulis panjatkan kepada Allah
SWT serta Nabi Muhammad SAW, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi yang berjudul VIDEO KLIP MUSIK
DALAM MAINSTREAM POSTMODERNISME (Analisis Semiotik pada
Video KlipMusik “Gentleman” yang di Populerkan Oleh PSY)
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, tidaklah
mungkin karya tulis ini akan dapat terselesaikan, Oleh karena itu dengan segala
kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. Allah SWT, selaku pencipta dan maha segalanya, yang telah memberikan

banyak hidayah serta rahmatNya sehingga skripsi ini terselesaikan.
2. Nabi Muhammad SAW, yang telah Menuntun manusia menuju cahaya
ilmudan agama, sertamenjaditauladanbagiumatmanusia.
3. Ayahanda Muchlash H.M terimakasih atas pelajaran hidup dan motivasi
yang kau berikan, serta kasih sayang dan nasihatmu yang tak akan pernah
terlupakan. Ibunda Siti Alifah, S.Ag, terimakasih atas kasih sayang, cinta,
motivasi dan lantunan do'a yang selalu kau panjatkan untuk anakmu ini.
Terimakasih atas segala hal yang kalian berikan.
4. Terima kasih untuk saudara-saudaraku, Kak Budhi yang telah
memberikan dukungan, semangat serta doanya, untuk Adik-adik ku
tersayang, AdikIndri, Dianah, Uyun terima kasih atas segala motivasi dan
keceriaan yang selalu kalian berikan. I Love You All, untuk Adik Indri
semoga lulus in time yaa.
5. Dr. Muhajir Effendi, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang.

vi

6. Dr. AsepNurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.

7. Sugeng Winarno,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi pada
Universitas Muhammadiyah Malang.
8. Zen Amiruddin, M. Med. Kom, selaku pembimbing I atas arahan, diskusi
serta kemudahan dan kesabarannya dalam membimbingpenulis.
4. Farid Rusman Drs, M.Si, selaku pembimbing II atas segala atas diskusi
,koreksi sehingga tugas ini terselesaikan.
5. Seluruh dosen jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UMM dan pihak
admisnistrasi yang telah memberikan ilmu pengetahuannya, kemudahan
serta bantuannya.
6. Sahabatku tersayang, IinRizka, S.Ikom terima kasih atas segala motivasi,
dukungan, pengertian serta keceriaan yang kamuberikan selama belasan
tahun kita berteman. Sampai ketemu di masa depan yang sukses, Amin.
7. Teman-teman Himakom’s Girls, “Nanda, Nay, Ika, Riche, Dina” terima
kasih atas motivasi dan doanya, akhirnya saya menyusul S.Ikom.
8. Teman-teman Kost ‘Sahabat’ (Tinuk, Manda, Ana, Rizky, Anggy),Kost
‘BJL’ (Muti, Erlin, Sevina, Wiwod) senang bisa mengenal kalian, terima
kasih sudah menjadi teman yang baik dan pengertian.
9. Melly Fauziah, Ipul, Bibob, Bambang, Winda, Anes, Mala dantemanteman seperjuangan lainnya terimakasih atas segalasupportnya.
10. Teman-temanTeater SINDEN Fisip UMM, terima kasih atas doanya, dan
terus berkarya.

11. Dan untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu-satu.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini adalah
sebuah pembelajaran untuk menjadi sempurna di masadepan. Kritik dan saran
yang membangun senatiasa diharapkan demi memperbaiki kekurangan yang
ada. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulisnya.

vii

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 24 April 2014
Penulis

Citra Jauhar Rohmah

viii

ABSTRAKSI

CITRA JAUHAR ROHMAH, 09220145
VIDEO KLIP MUSIK DALAM MAINSTREAM
POSTMODERNISME
(Analisis Semiotik pada Video Klip Musik “Gentleman” yang
Dipopulerkan Oleh PSY)
Dosen Pembimbing: Zen Amiruddin, M.Med.Kom, Farid Rusman, Drs,
M.Si
Kata Kunci: Video Klip Musik, Postmodernisme, Semiotika
Seni postmodern, berangkat dengan kesadaran akan adanya hubungan erat
antara milik sendiri dan orang lain. Karena itulah postmodern menganut gaya
multivance yang menyukai perbedaan dan keanekaragaman. Implikasinya terlihat
pada budaya populer seperti, video klip musik yang memberikan pesan, hiburan
kepada penonton dengan suguhan gambar-gambar yang saling bertentangan,
bercampur serta melebur menjadi satu, yang asli dan palsu sehingga tiada lagi
makna yang bersifat objektif.
Dalam video klip musik “Gentleman” yang dipopulerkan oleh PSY
menghadirkan sosok gentleman yang berbeda, dengan sesuatu yang tidak selaras,
cenderung bertentangan dan yang berangkat menuju kehidupan sehari-hari.
Sehingga ketika audiences menikmati karya tersebut harus membutuhkan
interpretasi yang dalam. Berangkat dari pemikiran yang demikian maka

mendasarkan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana
mainstream postmodernisme dalam Video Klip Musik “Gentleman” yang di
populerkan oleh PSY .
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Interpretatif, dengan
menggunakan model semiotika komunikasi. Unit Analisisnya adalah per-larik
lagu yang terdiri dari kalimat dan visual yang muncul serta sesuai dengan
perumusan masalah. Teknik analisa data menggunakan konsep signifikasi dua
tahap Roland Barthes, yang menyertakan makna denotasi, konotasi serta mitos
yang ada, sehingga berperan membaca teks dalam dimensi sosial yang berkaitan
dengan konteks relasi sosial di balik teks. Kemudian didekonstruksi dengan
membongkar makna antara penanda-petanda, yang mengkaitkannya dengan tipe
shot, pergerakan kamera, teknik angle selanjutnya diuraikan dengan
menggunakan teori simulasi Baudrillard yang berusaha mengungkap makna
dibalik citra dan tanda yang muncul.
Berdasarkan hasil analisa data pada video klip musik “Gentleman” yang
dipopulerkan oleh PSY. Maka dapat disimpulkan, Pertama video klip musik
memberikan gambaran mengenai realitas masyarakat modern dengan sosok
Gentleman di Korea Selatan, yang menunjukkan kemampuan manusia berkuasa
didukung dengan segala teknologi yang ada. Kedua reaksi pemikiran modern
yang berlebihan dalam MV ini, terlihat terus menerus memanipulasi manusia

sehingga memunculkan sebuah kebudayaan baru, yang memunculkan sebuah
sistem tatanan sosial, masyarakat konsumtif, hedonis dan lainnya. Ketiga, karakter
Gentleman yang terus menerus didekonstruksi yang akhirnya menimbulkan
makna baru dan berubah menjadi mitos yang akhirnya membentuk ideologi yang

ix

tertanam pada masyarakat tersebut. Demikian, peneliti menyarakan agar para
sineas muda bisa membuat karya seni yang menarik dan sarat akan nilai
kehidupan yang manusiawi, dan lebih bisa melihat dan menghaluskan kepekeaan
kita terhadap perbedaan dan memperkuat toleransi terhadap kenyataan yang tidak
terukur terhadap karya seni maupun realitas yang ada disekitar kita, terlebih pada
suguhan media.

Peneliti

Citra Jauhar Rohmah

Menyetujui,
Pembimbing I


Zen Amiruddin, M.Med.Kom

Pembimbing II

Farid Rusman, Drs, M.Si

x

ABSTRACT
CITRA JAUHAR ROHMAH, 09220145
VIDEO CLIPS OF MUSIC IN MAINSTREAM POSTMODERNISM
(Semiotic Analysis on Music Videos “Gentleman” Popularized by PSY)
Adviser: Zen Amiruddin, M.Med.Kom, Farid Rusman, Drs. M.Si
Key Words: Music Video, Postmodernism, Semiotic
The art of Postmodern, go out the awareness of the presence of the
relationship between one’s own and those of others. Therefore postmodern
adheres to the style of multivance who is found of distinction and diversity. By
implication seen in popular culture as, music video clips that gives a message,
entertainment to the audiences by treats images that is mutually incompatible,

commingle as well as to fuse into one, the original and a forgery so that no more
a meaning that is spatially objective.
In the music video clip “Gentleman” popularized by PSY presents the
fgure of a different gentleman, with something that is not in tune, tend to
contradict and to everyday life. So when audiences enjoy such works must be in
need of interpretation. Depart from the reasoning those basing this research with
the aim to find out how mainstream postmodernism in music videos
“Gentleman” which in popularized by PSY.
This research uses Qualitative Interpretative approach, using the model of
the semiotics of communication. It’s Analysis Unit is per-array of songs that
consist of sentences and visually appears das well as according to the formulation
of the problem. Technique of data analysis using the concept of the significance
of the two stages of Roland Barthes, that include the meaning denoted, as well as
the myth that there is a connotation, so the Act of reading the text in social
relations context behind the text in social dimension related to social relations
context behind the text. And then deconstructed by debunking the meaning
between the signifier-alert, wich it a type of sht, the camera movement, the
technique describe next using the angle of the theory of Baudrillard’s simulations
attempted to uncover the meaning behind the image and signs that appear.
Based on the results of the analysis of the data. Then it can be inferred, the

firs, musc video give an overview about the realities of modern society with the
figure of a Gentleman in South Korea, which showed the human capacity to
power supported by all existing technology. The second, reaction is excessive
modern though in this MV looks continuously manipulate humans so that gave
rise to a new culture, wich gave rise to a system of social order, consumerist,
hedonist society and others. Third, the character of a Gentleman who constantly
deconstructed that eventually led to new meaning and turned into a myth that
eventually formed the ideology that is embedded in the society. So, the
researchers recommend that the young film makers can create works of art that
are interesting and full of life that values will be humane, and more can be
viewed and smoothes us to the differences and strengthen tolerance of reality
which is not measurable against works of art as well as the reality that exists
around us, especially on live media

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………....…….
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………….

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………...………
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………
BERITA ACARA BIMBINGAN……………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………………...
ABSTRAKSI……………………………………………………………..
ABSTRACT……………………………………………………………...
DAFTAR TABEL……………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………..
A. Latar Belakang Masalah……………………………………...
B. Rumusan Masalah………………………………...................
C. Tujuan Penelitian.………………………………...................
D. Manfaat Penelitian……..……………………………………..
E. Tinjauan Pustaka……………..………………………………
E.1. Video Klip Musik……….…………………………..
E.1.1. Pengertian Video Klip Musik……………..
E.1.2. Unsur-Unsur Video Klip Musik……….….
E.1.3. Jenis-Jenis Video Klip Musik……………..
E.2. Industri Musik dan Video Klip………………..…….
E.2.1. Musik Seni………..……………………….
E.2.2. Musik Tradisional………………..………..
E.2.3. Musik Populer…………………………….
E.3. Video Klip Musik dan Budaya Populer…………….
E.4. Konstruksi Realitas Sosial dalam Video Klip Musik.
E.5. Bahasa Film dalam Video Klip Musik………………
E.5.1. Unsur Naratif……………………………....
E.5.2. Unsur Sinematik…………………………...
E.6. Pengertian Sikap Gentleman………………………...
E.7. Semiotika sebagai Pendekatan dalam Analisis
Video Klip Musik…………………………………..
E.8. Semiotika Postmodernisme………………………….
E.9. EsensiBahasadanRealitasJaques Derrida……..…
E.10.Citra SimulasiMaknadanRealitas Jean Baudrillard
F. Metode Penelitian…………………………………….............

1
1
4
5
5
5
6
6
7
8
11
12
12
13
17
21
24
26
27
30
33
42
48
49
53

xii

F.1. Pendekatan Penelitian……………………………….
F.2. Tipe Penelitian………………………………………
F.3. Unit Analisis………………………..…….................
F.4. Teknik Pengumpulan Data………………………….
F.4.1. Data Primer……………………..………...
F.4.2. Data Sekunder……………………..….…..
F.5. Tenik Analisis Data……………………………..…..

54
54
54
55
56
56
57

BAB II PSY DALAM PERKEMBANGAN MUSIK KOREA
SELATAN...............................................................................
A. Perkembangan Video Klip Musik…………………………..
A.1. Video Klip Musik di Industri Musik Korea Selatan.
A.2. YG Entertainment……………………………….…
B. PSY…………………………………………………….……
B.1. Biografi PSY……………………………………...
B.2. Diskografi Album PSY……………………….…...
C. Single Lagu “Gentleman”………………..……....................
C.1. Lirik Lagu “Gentleman”…………………………..
C.2. Sinopsis Video Klip Musik “Gentleman” Oleh PSY

58
60
63
67
72
76
76
72
79
83

BAB III VIDEO KLIP MUSIK DALAM MAINSTREAM
POSTMODERNISME…………….....................................
A. GentlemandanKehidupan Modern…………………….…….
1. Gentleman, Sosok yang Kasardan TidakBertanggung
Jawab…………………………………………………..
2. Gentleman:Laki-Laki yang MenyukaiFashion………..
3. Gentleman: Suka KehidupanHedonis…………………
4. Sikap Gentleman terhadap Sosok Perempuan………....
B. Identitas Gentleman Di Era Postmodernisme……..……….…
1. Penyanyi Sebagai Subjek Ideologi Gentleman………..
2. Sikap Gentleman terhadap Ruang Publik.……………..
3. Gentleman Identik dengan Seksualitas & Sensualitas...
C. Video KlipMusik “Gentleman” yang di PopulerkanOleh PSY
Dalam Maisntream Postmodernisme…………………………….
BAB IV PENUTUP…………………………………………...............
A. Kesimpulan…………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………........
B.1. Secara Sosial……………………………………......
B.2. Secara Akademis…………………………………....
DAFTAR PUSTAKA………………………………….……………….

84
87
88
93
97
105
124
124
128
138
160
165
164
168
168
168

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Kerja Analisis
Tabel 3.1

Visualisasi Laki-laki berjalan & menendang palang
Pembatasjalan

88

Tabel 3.2

Visualisasi Laki-laki menyukai Fashion

93

Tabel 3.3

Visualisasi Laki-laki sedang bersantai ditemani oleh
Perempuan

98

Tabel 3.4

Visualisasi Gentleman yang sedang menari

102

Tabel 3.5

Visualisasi sikap Laki-laki yang menggangu perempuan 106

Tabel 3.6

Visualisasi Laki-laki yang bersikap tidak senonoh terhadap
Perempuan

111

Tabel 3.7

Visualisasi Laki-laki suka mempermainkan Perempuan 117

Tabel 3.8

Visualisasi Laki-laki diatas derajat Perempuan

122

Tabel 3.9

Visualisasi Animasi wajah PSY “Gentleman”

125

Tabel 3.10

Visualisasi Gentleman menggangu siapapun dan
di manapu

129

Tabel 3.11

Visualisasi Gentleman yang suka menggangu anak keci 134

Tabel 3.12

Visualisasi Gentleman menggoda Perempuan Sexy

139

Tabel 3.13

Visualisasi Gentleman dan Perempuan Sexy

143

Tabel 3.14

Visualisasi Gentleman Menyukai Perempuan yang Sexy

Tabel 3.15

dan Agresif

148

Visualisasi Gentleman menikmati tubuh Perempuan

152

Tabel 3.16 Visualisasi Gentleman & Tubuh Perempuan dan
Seksualitas

156

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Biografi
Gambar 2.1 Gambar Logo Perusahaan YG Entertainment

63

Gambar 2.2 Gambar Penyanyi PSY

67

Gambar Scene
Gambar 3.1 Laki-laki berjalan dan menendang palang pembatas
Jalan

90

Gambar 3.2 Laki-Laki berada di dalam toko Fashion

95

Gambar 3.3 Laki-laki sedang bersantai di temani oleh Perempuan

100

Gambar 3.4 Laki-laki sedang menari bersama para dancer

104

Gambar 3.5 Laki-laki yang bersikap tidak sopan terhadap
Perempuan

108

Gambar 3.6 Laki-Laki memberikan perlakuan kotor terhadap
Perempuan

113

Gambar 3.7 Laki-laki sedang mempermainkan Perempuan

117

Gambar 3.8 Laki-laki bahagia bisa menguasai Perempuan

122

Gambar 3.9 Animasi sosok PSY yang Gentleman

126

Gambar 3.10 Gentleman sedang menggangu Orang Di lift

131

Gambar 3.11 Gentleman menggangu Anak kecil bermain bola

136

Gambar 3.12 Gentleman memparodikan Sosok Perempuan sensual

140

Gambar 3.13 Gentleman tertarik dengan Perem1puan yang Sexy

145

Gambar 3.14 Laki-laki sedang berkencan dengan Perempuan agresif 150
Gambar 3.15 Laki-Laki & Perempuan sedang menikmati pesta yang
Sensual

154

Gambar 3.16 Tubuh Perempuan sebagai Alat Pemuas Seksual
Gentleman

158

xv

DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Baran, Stainley. 2006. Pengantar Komunikasi Massa. Salemba Humanik: Jakarta
Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual: Jalasutra: Yogyakarta
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Kencana Prenada Group: Jakarta
Fakih, Mansoer. 1996. Analisis Gender& Transformasi Sosial.Pustaka Pelajar
Offset : Yogyakarta
Fiske, Jhon. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta
_________. 2004. Cultural and Communication Studies, Jalasutra:Yogyakarta.
Jalasutra: Yogyakarta
Kellner, Douglas. 2010.Budaya Media: Antara Modern danPostmodern,Jalasutra:
Yoyakarta
Megawangi, Ratna. 1999. Membiarkan Berbeda. Mizan: Bandung
Santoso, Listiyono. 2009. Epistemology Kiri.Ar-Ruzzmedia: Sleman
Semedhi, Bambang. 2011. Sinematografi-Videografi, Suatu Pengantar. Galia
Indonesia: Bogor
Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi, Rosda karya: Bandung
__________. 2006. Semiotika Komunikasi Suatu Pengantar. Rosda karya:
Bandung
__________. 2009. Analisis Teks Media: suatu pengantar Untuk Analisis
Wacana, Analisis Semotik dan analisis Framing. Rosda Karya:
Bandung
Subulah, Umi. 2008. Spekturm Gender. UIN Malang Press: Malang
Sugiharto, Bambang. 1996. Postmodernisme, Tantangan bagi Filsafat.
Kanisus:Yogyakarta
Suyoto. 1994. Postmodern danMasaDepanPeradaban. Aditya Media: Ygyakarta
Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Homerian Pustaka:Yogyakarta
Piliang, Amir. 2003. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya
Makna. Jalasutra: Yogyakarta
Winarno, P.Heru. 2005. SosioogiKomunikasi Massa. Humanik: Jakarta

xvi

Jurnal Online
Dini Faisal
( http//:jbptitbpp-gdl-dinifaisal-26928-2-2007ta-2.pdf)diaksespadatanggal
3 Nopember 2013, Pukul 22:19
YuridisEka P.
(Http://3656-5358-1-PB (1).pdf)diaksespadatanggal 22 Desember 2013,
pukul 13:08
Novelanich
(Umm.ac.id/files/disk1/173/jiptummpp-gdl-s1-2007-novelanich-86272.+ISI.PDF)diaksespadatanggal 20 Januari 2014, pukul 15:36

Internet
OrlJaf
(http://AndaSeorangGentleman.htm //)diaksespadatanggal 20 Agustus
2013, pukul 15.00
Hari Qpli DJFM
(http://psyprofil.html)diaksespadatanggal 6 Agustus 2013, pukul 09.43
MakyunSubukti
(http://Musik Populer ~ tulisanmakyun.htm//)diaksespadatanggal 9
September 2013, pukul 13.45
Dana Reses
(http://ThisIsVIPPersonelStanley.htm)diaksespadatanggal 9 September
2013, pukul 13:45
GemilangPratamaAdi
(Http://Perkembangan Teori Semiotika - KiHa 302.htm)diaksespada
tanggal 9 September 2013, pukul 13:00
(http://PengertianGenreMusikdanJenis-Jenisnya-ROS.htm) diaksespada
tanggal 20 September 2013, pukul 20:16
YudhaHeka

xvii

(http://11 Makna Warna untuk Personality Anda.htm)diaksespada tanggal
15 Nopember 2013, pukul 14.08
Wikipedia
(http://K-pop - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm//)
diaksespadatanggal 1 Nopember 2013, pukul 13.00
Wikipedia
(http://Psy - Wikipedia, the free encyclopedia.htm)
Diaksespadatanggal 1 Nopember 2013, pukul 13.06
Wikipedia
(YG Entertainment - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm)
Diaksespadatanggal 1 Nopember 2013, pukul 13:10
(PSY PROFILE.htm)
Diaksespadatanggal 1 Nopember 2013, pukul 14.00
Wikipedia
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kota)diaksespadatanggal 2 Nopember 2013,
pukul 07.15
Kapanlagi.com
(http://KapanLagi.com Lirik PSY - Gentleman.htm)diaksespadatanggal
1 Nopember 2013, pukul 13 38
Youtube:

Gentleman PSY MV

PSY Reveals Behind Gentleman Music Video. Webm

xviii

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah laku
manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara terus
menerus. Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan
kegiatankegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan optimal, baik komunikasi
lingkup pekerjaan maupun hubungan antar manusia (Mundakir,2006:109).
Di dunia kesehatan komunikasi merupakan hal penting dilakukan. Pada
profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena metode utama
dalam mengimplementasikan proses keperawatan. Komunikasi tersebut yaitu
komunikasi

terapeutik.

Komunikasi

terapeutik

adalah

komunikasi

yang

direncanakan secara sadar dan bertujuan dan kegiatanya difokuskan untuk
kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi profesional yang mengarah pada
tujuan untuk penyembuhan pasien (Heri purwanto,1994) dalam Mundakir
(2006:116). Suasana yang menggambarkan komunikasi terapeutik adalah apabila
dalam berkomunikasi dengan klien, perawat mendapatkan gambaran yang jelas
tentang kondisi klien yang sedang dirawat, mengenai tanda dan gejala yang
ditampilkan serta keluhan yang dirasakan. Gambaran tersebut akan menjadi acuan
dalam menentukan masalah keperawatan dan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan, dengan harapan tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan keluhan
dan masalah keperawatan yang dialami klien atau bisa dikatakan bahwa tindakan
keperawatan tepat sasaran sehingga membantu mempercepat prosess kesembuhan.
1

Menurut As Homby (1974) yang dikutip oleh Nurjannah, I (2001) mengatakan
bahwa terapeutik merupakan kata sifat yang dihubungkan dengan seni dari
penyembuhan. Hal ini mengambarkan bahwa dalam menjalani proses komunikasi
terapeutik, seorang perawat melakukan kegiatan dari mulai pengkajian,
menentukan masalah keperawatan, menentukan rencana tindakan, melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan yang telah direncanakan sampai pada
evaluasi yang semuanya itu bisa dicapai dengan maksimal apabila terjadi proses
komunikasi yang efektif dan intensif. Hubungan take and give antara perawat dan
klien menggambarkan hubungan memberi dan menerima, Karena data akurat
yang berasal dari klien merupakan pemberian yang berharga dan tak ternilai
karena akan dipakai sebagai acuan dalam memberikan perawatan. Dengan
demikian, komunikasi terapeutik merupakan hubungan perawat-klien yang
drancang untuk memfasilitasi tujuan terapi dalam pencapaian tingkatan
kesembuhan yang optimal dan efektif. Harapanya dengan adanya kegiatan
komunikasi yang terapeutik, lama hari rawat klien menjadi lebih pendek dan
dipersingkat (Nasir,2009:142).
Berkaitan dengan hal itu ,Bidang keperawatan sebagai salah satu bentuk
pelayanan, membutuhkan komunikasi untuk menciptakan hubungan antara
perawat dengan pasien, untuk mengenal kebutuhan pasien, dan menentukan
rencana tindakan serta kerja sama dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Terciptanya sebuah komunikasi yang baik akan menumbuhkan rasa percaya
pasien kepada perawat bahwa pasien akan dirawat dengan sebaik-baiknya dan
harapanya pasien akan mendapatkan kesembuhan. Keterbukaan klien untuk

2

menceritakan keluhanya sangat diperlukan dalam proses keperawatan sehingga
perawat mampu membantu dalam proses penyelesaian keluhan apa yang
dirasakan baik secara fisik maupun psikologis. .
Namun fenomena yang terjadi adalah bahwa minimnya komunikasi dan
interaksi antara perawat dengan pasienya. Perawat hanya akan masuk ke kamar
pasien untuk menemani dokter ketika melakukan pemeriksaan, mengganti infuse,
merawat luka, memberikan suntikan, memberikan obat misalnya menunggu
apabila keluarga datang kepada perawat karena perawat lebih sibuk mengerjakan
dokumen kesehatan. Seharusnya perawat melakukan pelayanan yang lebih
komunikatif serta bersifat edukasi tentang kesehatan yang sangat diperlukan untuk
kesembuhan pasien, serta memberikan asuhan keperawatan, penyuluhan
kesehatan sebagai upaya prefentif dan promotif yang tidak boleh dikesampingkan,
selain upaya kuratif dan rehab medik yang diberikan oleh tim medis. Pasien dan
keluarganya selalu mengharapkan dan menanti informasi yang berkaitan dengan
masalah kesehatan serta perkembangan kondisi yang dialami dengan komunikasi
yang efektif, pelayanan yang ramah,cepat dan profesional. Dan fenomena tersebut
didukung oleh penelitian sebelumya Pengaruh komunikasi teraputik perawat pada
penderita kanker di RSUD Dr Saiful Anwar ( Studi pada pasien IRNA 1 RS Dr
Saiful Anwar) Oleh Nurma Eka Setiana Ningrum dalam hasil penelitianya bahwa
Pengaruh komunikasi terapeutik dikatageorikan sebagai pengaruh yang sangat
lemah. Dalam koofisien determinasi, menunjukkan komunikasi terapeutik perawat
hanya berperan sebesar 0,1 % dari semua aspek yang mendominasi sebesar 99,9%

3

dari faktor lain. Faktor lain tersebut diduga yaitu lama perawatan di rumah sakit,
dukungan keluarga, serta usia pasien.
Menurut Namora didalam bukunya (2009:7) menyatakan bahwa manusia
mempunyai sifat holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik yang
sekaligus psikologis, yang mana kedua aspek ini saling berkaitan satu sama lain
dan saling mempengaruhi. Sehingga apa yang terjadi kondisi fisik manusia akan
mempengaruhi pula kondisi psikologinya, dengan kata lain setiap penyakit yang
dialami seseorang tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja, tetapi juga
dapat membawa masalah-masalah bagi kondisi psikologinya. Hal ini dapat dilihat
dari pasien penderita kanker dimana ketika dokter mendiagnosis seseorang
menderita penyakit yang berbahaya seperti kanker, secara umum ada 3 bentuk
respon emosional yang bisa muncul pada pasien penyakit kronis seperti kanker
yaitu penolakan, kecemasan dan depresi ( Taylor,1998), Kecemasan merupakan
respon umum yang terjadi seteah penyakit kanker terdiagnosis. Selain itu pasien
kanker akan mengalami kondisi psikologis yang tidak menyenangkan, misalnya
merasa kaget, cemas, takut, bingung, sedih, panik atau merasa sendiri dan
dibayangi kematian. Kecemasan meningkat ketika individu membayangkan
terjadinya perubahan dalam hidupnya di masa depan akibat dari penyakit yang
diderita ataupun akibat dari proses penanganan, misalnya proses radiasi dan obatbatan yang digunakan untuk membunuh sel kanker ternyata dapat mengakibatkan
kerusakan tubuh bahkan berpotensi untuk menyebabkan hilangnya fungsi tubuh
yang tidak dapat diperbaiki ( Burish,1987). Selain itu beban biaya yang harus
ditanggung dalam proses penanganan berlangsung membuat penderita kanker

4

terbebani sehingga dalam kondisi demikian seseorang akan mengalami kehilangan
identitas diri dan kehilangan control atas tubuh (Namora, 2009:7).
Didalam penanganan seorang penderita kanker ada 2 bentuk penanganan
yaitu penanganan secara medis guna untuk membunuh sel kanker dan mencegah
adanya penumbuhan sel kanker lainya. Selain itu peran komunikasi interpersonal
antara staf medis dengan pasien juga berperan penting. Pelaksanaan komunikasi
terapeutik bertujuan membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban
pikiran dan perasaan untuk dasar tindakan guna mengubah situasi yang ada
apabila pasien percaya pada hal-hal diperlukan. Disamping itu juga mengurangi
keraguan serta membantu dilakukanya tindakan yang efektif, mempererat
interaksi kedua pihak yakni antara pasien dan perawat secara profesional dan
proporsional

dalam

rangka

membantu

penyelesaian

masalah

pasien

(Machfoedz,2009:105). Jadi asumsinya bahwa jika melalui komunikasi terapeutik
dilakukan dengan efektif diharapkan terjadi perubahan dalam diri klien. Klien
yang tadinya tidak bisa menerima diri apa adanya atau merasa rendah diri, setelah
berkomunikasi terapeutik dengan perawat akan mampu menerima dirinya. Karena
komunikasi merupakan suatu dasar tindakan dalam proses penanganan seorang
pasien.
Berdasarkan Riset kesehatan Dasar ( Riskesdas ) tahun 2007, prevelensi
tumor / kanker di Indonesia adalah 4,3 per 100 penduduk dan kanker merupakan
penyebab kematian no 7 ( 5,7 % ) setelah stroke , TB, hipertensi,cedera , perinatal
dan DM. Menurut statistik rumah sakit dalam system informasi Rumah Sakit
(SIRS) tahun 2007 , kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien
5

rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim
(11,78%), kanker hati dan saluran empedu intrahepatik (9,69%), Leukemia
(7,42%), dan Limfoma non Hodgkin (6,69%)( Dep. Kes RI, 2013:3).Menurut
laporan WHO 2003 , terdapat lebih dari 10 juta kasus penderita baru penyakit
kanker. Prediksi peningkatan setiap tahun kurang lebih 20 % sehingga
diperkirakan pada tahun 2020 jumlah penderita baru penyakit kanker akan
mencapai hamper 20 juta penderita per tahun, dan diperkirakan 84 juta orang akan
meninggal ( Direktorat Jendral PP dan PL Kementerian Kesehatan,2013:3)
Oleh karena itu perawat sebagai komponen penting dalam proses
keperawatan dan orang yang terdekat dengan pasien harus mampu berkomunikasi
baik secara verbal dan non verbal dalam membantu kesembuhan pasien. Seorang
perawat profesional selalu berusaha untuk berperilaku terapeutik, yang berarti
bahwa setiap interaksi yang dilakukan memberikan dampak kesembuhan yang
memungkinkan pasien untuk memperoleh kepuasan dari pelayanan yang
diberikan oleh seorang perawat. Perawat harus memiliki tanggung jawab secara
moral tinggi yang didasari atas sikap peduli dan penuh kasih sayang, serta
perasaan ingin membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Dengan
adanya komunikasi memberikan motivasi untuk sembuh menjadi suatu kekuatan
para penderita untuk tetap bertahan memperbaiki hidupnya dan tidak mudah putus
asa dalam menghadapi penyakitnya. Motivasi dengan intensitas yang cukup yang
diakukan oleh pihak keluarga, staf medis akan memberikan arah pada individu
untuk melakukan pengobatan secara tekun dan semangat untuk sembuh.

6

Terkait dengan data dan uraian diatas yang menjadi menarik untuk diteliti
adalah Bagaimana penerapan komunikasi terapeutik perawat pada penderita
kanker dalam upaya memotivasi kesembuhan pasien. Dimana komunikasi ini
memiliki tujuan sebagai upaya memotivasi kesembuhan pasien, sedangkan pasien
penderita kanker merupakan pasien yang tidak dapat sembuh, hal inilah yang
menjadi salah satu faktor pasien penderita kanker mengalami penurunan harga diri
dan mengalami gangguan seperti kecemasan, depresi dan stres. Untuk itu peneliti
melakukan penelitian lebih mendalam tentang bagaimana penerapan komunikasi
terapeutik perawat pada penderita kanker dalam upaya memotivasi kesembuhan
pasien di RSUD Dr Saiful Anwar Malang.
Latar belakang peneliti memilih Rumah Sakit Umum Dr Saiful Anwar
Malang sebagai tempat penelitian, Hal ini dikarenakan bahwa penelitian ini
merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan di
RSUD Dr Saiful Anwar dengan judul penelitian Pengaruh komunikasi terapeutik
perawat pada penderita kanker di RSUD Dr Saiful Anwar ( Studi pada pasien
IRNA 1 RS Dr Saiful Anwar)

Oleh Nurma Eka Setiana Ningrum. Dengan

demikian menjadi menjadi hal menarik untuk peneliti mengambil penelitian dari
segi perawat untuk mengetahui bagaimana penerapan komunikasi terapeutik
perawat pada penderita kanker sebagai upaya memotivasi kesembuhan pasien.
Alasan lain peneliti mengambil RSUD Dr Saiful Anwar Malang adalah bahwa
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Timur yaitu terletak di kota Malang. RSSA ini telah terakreditasi A di kota
Malang sehingga kerap dijadikan rumah sakit rujukan bagi rumah sakit lainya di

7

Jawa Timur (http://www.rsusaifulanwar.jatimprov.go.id/about.html). Terlepas
dari hal itu , secara geografis lokasi penelitian ini dekat dengan peneliti sehingga
memudahkan peneliti dalam melakukan proses peneltian.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti diatas,
maka rumusan masalah yang dapat ditarik adalah bagaimana penerapan
komunikasi terapeutik perawat pada penderita kanker dalam upaya memotivasi
kesembuhan pasien
1.3. Tujuan
Mengacu pada rumusan masalah yang ditemukan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan komunikasi terapeutik perawat
pada pasien penderita kanker sebagai upaya memotivasi kesembuhan pasien.
1.4. Manfaat penelitian
1.4.1.

Manfaat Akademis
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah

informasi dan wawasan kepada mahasiswa jurusan imu komunikasi
Universitas Muhammadiyah Malang khususnya dan mahasiswa jurusan
lain pada umumnya mengenali ruang lingkup komunikasi dalam bidang
pengetahuan mengenai komunikasi terapeutik perawat pada penderita
kanker dalam upaya memotivasi kesembuhan pasien penderita kanker di
Ruang 22 Instalasi Rawat Inap I di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang.

8

Selain itu juga penelitian ini diharapkan mampu menjadi tambahan
referensi atau acuan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis.
4.2

Manfaat praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Rumah

Sakit Saiful Anwar terutama untuk Ruang 22 Instalasi Rawat Inap I secara
khusus atau lembaga kesehatan / Rumah sakit yang menangani pasien
penderita kanker sebagai masukan dan pertimbangan maupun informasi
guna penyempurnaan sistem kerja terutama dibidang komunikasi
kesehatan di RSUD Dr Saiful Anwar Malang.

9