VIDEO KLIP SEBAGAI INTERPRETASI LIRIK LAGU (Analisis Semiotik Video Klip Lagu ‘My Facebook’ oleh GIGI)

(1)

VIDEO KLIP SEBAGAI INTERPRETASI LIRIK LAGU

(Analisis Semiotik Video Klip Lagu ‘My Facebook’ oleh GIGI)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

Rendra Kurniawan 06220050

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

ii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Rendra Kurniwan NIM : 06220050

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : VIDEO KLIP SEBAGAI INTERPRETASI LIRIK LAGU (Analisis Semiotik Video Klip Lagu „My Facebook‟ oleh GIGI)

Disetujui, Dosen Pembimbing I,

Joko Susilo, S. Sos, M.Si

Dosen Pembimbing II,

A. Habib, H. Dr, MA

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Rendra Kurniawan NIM : 06220050

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : VIDEO KLIP SEBAGAI INTERPRETASI LIRIK LAGU (Analisis Semiotik Video Klip Lagu „My Facebook‟ oleh GIGI) Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang dan dinyatakan LULUS / TIDAK LULUS

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 30 Desember 2010 Tempat : Ruang 607

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

Dr. Wahyudi, M.Si

Dewan Penguji:

1. Abdullah Masmuh, Drs., M.Si ( )

2. Roziana Febrianita, S. Sos ( )

3. Joko Susilo, S. Sos, M.Si ( )


(4)

iv PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rendra Kurniawan

Tempat, tanggal lahir : Lumajang, 17 November 1987 Nomor Induk Mahasiswa : 06220050

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul: VIDEO KLIP SEBAGAI INTERPRETASI LIRIK LAGU (Analisis Semiotik Video Klip Lagu „My Facebook‟ oleh GIGI)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 25 November 2010 Yang Menyatakan,


(5)

v BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Rendra Kurniawan NIM : 06220050

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Konsentrasi : Audio Visual

Judul Skripsi : VIDEO KLIP SEBAGAI INTERPRETASI LIRIK LAGU (Analisis Semiotik Video Klip Lagu „My Facebook‟ oleh GIGI) Pembimbing : 1. Joko Susilo, S. Sos, M.Si

2. A. Habib, H. Dr, MA Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf

Pembimbing I

Paraf

Pembimbing II

Keterangan

20 Mei 2010 Acc Judul

7 Juni 2010 Acc Proposal

14 Juni 2010 Seminar Proposal

19 Agustus 2010 Acc. BAB I

19 Agustus 2010 Acc. BAB II

04 November 2010 Acc. BAB III

05 November 2010 Acc. BAB IV

11 November 2010 Acc. Seluruh Naskah

Malang, 11 November 2010 Disetujui Pembimbing I Pembimbing II


(6)

vi ABSTRAKSI

Rendra Kurniawan (06220050)

VIDEO KLIP SEBAGAI INTERPRETASI LIRIK LAGU

(Analisis Semiotik Video Klip Lagu ‘My Facebook’ oleh GIGI)

Pembimbing : Joko Susilo, S. Sos, M.Si dan A. Habib, H. Dr, MA. (xiii+123+18 Gambar+13 Tabel)

Bibliografi : 16 buku + 5 ebook + 15 artikel internet + 1 skripsi

Kata Kunci: Video Klip, Interpretasi Lirik Lagu

Video klip adalah karya seni yang multidimensional, di dalamnya terdapat unsur-unsur film, musik sekaligus iklan. Ketika video klip lagu disajikan dengan seksama, video klip lagu mampu menggambarkan realitas kehidupan dan memiliki fungsi sosial di masyarakat tertentu. Seperti video klip lagu ”My Facebook” yang dinyanyikan oleh Gigi. Facebook merupakan situs jejaring sosial yang di fungsikan untuk sarana sosial yang membantu masyarakat untuk berkomunikasi secara lebih efisien dengan teman-teman, keluarga, dan teman sekerja. Namun sisi negatif dari Facebook lambat laun telah muncul, yaitu sebagai tempat berselingkuh, mencari mantan kekasih, atau menjalin hubungan tersembunyi.

Dengan alasan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang makna tanda yang terdapat dalam video klip lagu “My Facebook.” Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan memaknai tanda yang terkandung dalam video klip “My Facebook” pada setiap liriknya. Dalam melakukan interpretasi, peneliti mencoba melihat perspektif perkembangan video klip musik, hadirnya video klip di blantika musik tanah air, Facebook sebagai tren gaya hidup modern.

Kemudian peneliti melakukan pemaknaan konsep semiotik Roland Barthes, melalui Barthes pemaknaan atas tanda dilakukan dengan dua tingkatan yaitu denotasi dan konotasi, tanpa mengesampingkan mitosnya. Analisis pemaknaan dilakukan pada tanda-tanda yang ada pada video klip Gigi dengan judul “My Facebook” yang difokuskan pada setting, angle, teknik pengambilan gambar, lirik lagu, dan pemaknaan pada keseluruhan makna tanda yang terdapat pada video klip tersebut.

Pemaknaan video klip pada penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan tipe interpretatif, lewat semiotik sebagai metodenya. Semotik senantiasa menyediakan kemungkinan interpretasi tidak terbatas. Maka dari itu, dengan menggunakan metode interpretatif penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan secara mendetail dan mendalam.

Setelah di interpretasikan lebih mendalam maka diperoleh pemaknaan mengenai pencitraan atau penggambaran keinginan seseorang menggunakan fasilitas Facebook. Pemaknaan tanda-tanda yang terdapat pada video klip Gigi dengan judul “My Facebook” adalah keinginan seseorang untuk berselingkuh dengan mantan kekasihnya yang ditemuinya lewat Facebook, karena aktifitasnya


(7)

vii tidak lagi produktif dan sering ditinggal bekerja pasangannya. Keinginan untuk berselingkuh secara nyata terasa sulit, karena keduanya telah memiliki kekasih. Akhirnya mereka memilih berselingkuh lewat dunia virtual. Fenomena Facebook bagi generasi berkeluarga menjadi peluang untuk mencari teman-teman lama, yang sudah lama tak berjumpa, sehingga situs jejaring sosial tersebut digunakan untuk melakukan pendekatan lain. Facebook memiliki unsur ketagihan yang menyebabkan seseorang menyediakan waktu yang intens untuk berkomunikasi dengan teman yang di kenal di Facebook. Jadi pengguna Facebook harus pandai-pandai membawa diri agar hubungan rumah tangga atau hubungan antar kekasih tidak terpecah dan mengembalikan keharmonisan rumah tangga pada posisi semula.

Peneliti

Rendra Kurniawan

Menyetujui, Pembimbing I

Joko Susilo, S. Sos, M.Si

Pembimbing II


(8)

viii KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, kekuatan, kasih sayang-Nya serta yang terbaik kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul Video Klip Sebagai Interpretasi Lirik Lagu (Analisis Semiotik Video Klip Lagu “My Facebook” Oleh Gigi), sebagai syarat untuk meraih gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

Penelitian ini didasari atas awal munculnya Facebook di tengah-tengah masyarakat, yang akhirnya mendorong group band Gigi untuk membuat lagu beserta video klip yang bertemakan My Facebook. Fenomena ini menarik untuk diteliti karena saat ini Facebook sedang marak di kalangan masyarakat, sampai-sampai ada group musik yang mengabadikan kedalam sebuah lagu. Lagu yang dinyanyikan juga terlihat easy listening, langsung ke tema tanpa ada basa-basi. Penelitian ini menggunakan analisis semiotik. Dengan harapan bisa memecah tanda-tanda yang terdapat dalam video klip My Facebook.

Dengan segala ketulusan hati, peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Joko Susilo, S.Sos, M,Si dan Bapak A.Habib, H. Dr, MA. Selaku dosen pembimbing atas arahan, kesempatan, dukungan, kepercayaan, perhatian, dan kesabaran selama proses bimbingan sampai skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya tujukan pula kepada Nurudin, M.Si selaku dosen wali I.Kom A. Bapak Rudi Satrio Lelono yang merelakan waktunya untuk memberikan arahan. Segenap dosen Ilmu Komunikasi, terima kasih atas bimbingan ilmu dan pengetahuannya.

Terima kasih yang tak terhingga saya ucapkan kepada Ibu saya Wiwik Sutiwi yang terus mendoakan hingga terselesainya skripsi ini, dan tentunya skripsi ini saya persembahkan untuk Almarhum Ayah tercinta Djendro Sumartono, yang sekaligus menjadi motivasi utama dalam menyelesaikan skripsi ini. Kakakku Piping Setyawan yang menjadi motivasi kedua. Erlyz yang selalu menemani setiap hari-hariku, tanpa terlewati seharipun.


(9)

ix Seluruh mahasiswa I.Kom A 2006 yang terus memberikan motivasi, seluruh warga kost Sufa tanpa terkecuali, mulai dari Sufa tuwek sampai Sufa muda. Fhajar Agustin u‟r my best friend, suka duka banyak bersamamu di kampus. Semua anggota Densus 36, yang tidur bareng selama sebulan. Teman seperjuangan lain, Brownies Production all crew, konco Tragedi Magetan, banyak kenangan yang telah terukir. Seluruh Gigikit@ di Indonesia dan Gigikit@ Malang. Terima kasih semuanya. Special thank‟s untuk Armand Maulana dan Gusti Hendy yang meluangkan waktu untuk me-reply twitter‟q. Teh Oniel yang

mau memberikan informasi tentang GIGI.

Harapan peneliti tentunya karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca. Peneliti sebagai makhluk-Nya, dengan rendah hati mengakui banyak kekurangan di dalam naskah ini sehingga saran dan kritik sangat diharapkan agar kelemahan yang ada dapat dikurangi.

Malang, 25 November 2010 Rendra Kurniawan


(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

BERITA ACARA BIMBINGAN ... v

ABSTRAKSI ... vi

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 6

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Kegunaan Penelitian ... 7

E.Tinjauan Pustaka ... 8

E. 1. Perkembangan Video Klip Musik ... 8

E. 2. Hadirnya Video Klip Musik di Blantika Musik Tanah Air ... 10

E. 3. Facebook Sebagai Tren Gaya Hidup Modern ... 14

E. 4. Video Klip Sebagai Iklan dalam Mengkontruksi Gaya Hidup ... 17

E. 5. Semiotika : Ilmu Tentang Makna Tanda ... 19

E.5.1 Sejarah dan Pengertian Semiotika ... 19

E.5.2 Triangle Meaning Pierce... 24

E.5.3 Semiologi Roland Barthes ... 26

E. 6. Semiotika Sebagai Pendekatan Menganalisis Video Klip Sebuah Lagu ... 29

F. Definisi Konseptual ... 31

F. 1. Semiotik ... 31

F. 2. Video Klip ... 32

F. 3. Iklan ... 32

F. 4. Musik ... 33

F. 5. Film ... 34

G. Metode Peneltitian... 35

G.1 Pendekatan Penelitian ... 35

G.2 Ruang Lingkup Peneltian ... 36

G.3 Metode Pengumpulan Data ... 37


(11)

xi BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

A. Data Video Klip My Facebook ... 40

B. Sejarah Group Band Gigi ... 40

C. Personel Group Band Gigi... 47

D. Diskografi ... 56

E. Tentang Album Self Titled ... 57

F. Tentang Lagu My Facebook ... 59

G. Sekilas Tentang Video Klip Musik My Facebook ... 61

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Analisis Data ... 63

1. Lirik Lagu “Berawal Dari Facebook Baruku” Pada Lagu My Facebook ... 64

2. Lirik Lagu “Kau Datang Dengan Cara Tiba-Tiba” Pada Lagu My Facebook ... 73

3. Lirik Lagu “Bekas Kekasih Lama Yang Hilang” Pada Lagu My Facebook ... 81

4. Lirik Lagu “SatuDari Kekasih Yang Terbaik” Pada Lagu My Facebook ... 85

5. Lirik Lagu “Mungkin Waktu Yang Kupersalahkan” Pada Lagu My Facebook ... 89

6. Lirik Lagu “Mungkin Keadaan Yang Salah” Pada Lagu My Facebook ... 94

7. Lirik Lagu “Terpikir Hati Untuk Mendua” Pada Lagu My Facebook ... 97

8. Lirik Lagu “Tapi Nurani Tak Bisa Mendua” Pada Lagu My Facebook ... 103

9. Lirik Lagu “Cuma Itu Yang Ku Berikan, Cuma Itu Yang Ku Bisa Persembahkan” Pada Lagu My Facebook ... 107

10. Lirik Lagu “Kubisa Menutup Semua Cintaku” Pada Lagu My Facebook ... 110

B. Deskripsi Pembahasan ... 114

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 119

B.1. Saran Praktis ... 119

B. 2. Saran Akademis ... 119


(12)

xii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Peta Tanda Pierce ... 25

Gambar 1.2 : Signifikasi Dua Tahap Barthes... 27

Gambar 2.1 : Armand Maulana ... 47

Gambar 2.2 : Dewa Budjana ... 48

Gambar 2.3 : Thomas Ramdhan... 50

Gambar 2.4 : Gusti Hendy ... 53

Gambar 2.5 : GIGI bersama Jay Subiyakto seusai take video klip My Facebook ... 62

Gambar 3.1 : Scene 11 Shot 1 ... 64

Gambar 3.2 : Scene 11 Shot 2 ... 64

Gambar 3.3 : Scene 12 ... 73

Gambar 3.4 : Scene 13 Shot 1 ... 81

Gambar 3.5 : Scene 13 Shot 6 ... 86

Gambar 3.6 : Scene 2 ... 89

Gambar 3.7 : Scene 18 ... 94

Gambar 3.8 : Scene 19 ... 98

Gambar 3.9 : Scene 20 ... 104

Gambar 3.10 : Scene 27 ... 107


(13)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Peta Tanda Roland Barthes ... 29

Tabel 2.1 : Album Utama / Reguler ... 56

Tabel 2.2 : Album Lainnya / Kompilasi ... 56

Tabel 3.1 : Tabel Peta Roland Barthes Scene 11 ... 66

Tabel 3.2 : Tabel Peta Roland Barthes Scene 12 ... 78

Tabel 3.3 : Tabel Peta Roland Barthes Scene 13 Shot 1... 84

Tabel 3.4 : Tabel Peta Roland Barthes Scene 13 Shot 6... 87

Tabel 3.5 : Tabel Peta Roland Barthes Scene 2 ... 90

Tabel 3.6 : Tabel Peta Roland Barthes Scene 18 ... 95

Tabel 3.7 : Tabel Peta Roland Barthes Scene 19 ... 99

Tabel 3.8 : Tabel Peta Roland Barthes Scene 20 ... 105

Tabel 3.9 : Tabel Peta Roland Barthes Scene 27 ... 108


(14)

xiv DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Agustrijayanto. 2006. Copywriting Seni Mengasah Kreativitas dan Memahami Bahasa Iklan. Bandung: Rosdakarya

Effendi, Heru. 2008. Industri Pertelevisian Indonesia Sebuah Kajian. Jakarta: Erlangga

Haroldsen, Edwin O dan Reed H. Blake. 2005. Taksonomi Konsep Komunikasi. Surabaya: Papyrus

Heath, Stephen. 2010. Imaji Musik Teks Roland Barthes. Yogyakarta: Jalasutra Hendroyono, Tony. 2009. Facebook. Yogyakarta: B First

Hadi, Astar. 2005. Matinya Dunia Cyber Space. Yogyakarta: LKis Hidayat, Adib, 2009. GIGI. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya

Nurgoyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Pers

Sobur, Alex.2001. Analisis Teks Media. Bandung: Rosda Karya __________. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda Karya

Sutisna. 2002. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Ullman, Stephen. 2009. Pengantar Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Widagdo M. Bayu, Winastwan Gora S. 2007. Bikin Film Indie Itu Mudah. Yogyakarta: Penerbit Andi

Widyatama, Rendra. 2006. Bias Gender Dalam Iklan Televisi. Yogyakarta: Media Pressindo


(15)

xv Sumber Buku Internet (e-book):

AG Soemabrata, Iskandar. 2006. Pesan-Pesan Numerik Al Quran II. Jakarta: Penerbit Republika

Broder, Michael S. 2002. Can Your Relationship Be Saved? How to Know Whether to Stay or Go. Jakarta: Grasindo

Liliweri, Alo. 2003. Makna Budaya Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:LkiS

Sumbo Tinarbuko. 2009. Mendengarkan Dinding Fesbuker. Yogyakarta: Galangpress group

Effendi, Tjiptadinata. 2007. Meditasi Tanpa Akhir untuk Mencapai Kesadaran Tinggi. Jakarta: Elex Media Komputindo

Sumber Non Buku (artikel) :

http://bungorecord.com/2009/09/apa-itu-video-klip/ diakses pada Senin 21 Juni 2010 pukul 17.23 WIB

http://www.dapunta.com/indonesia-pengguna-facebook-urutan-kelima-di-dunia-dan-terbanyak-di-asia-2010.html diakses pada 17 Juni 2010 pukul 23:57 WIB

http://wapedia.mobi/ms/MTV_Indonesia diakses pada 19 Juni pukul 01.25 WIB http://wordpress.com/fenomena fecebook di Indonesia. Diakses pada Selasa 29

Juni pukul 15:16 WIB

http://www.detiknews.com/read/2009/02/24/161721/1089833/159/agar-tidak-dibilang-kampungan diakses pada Selasa 29 Juni 2010 pukul 16:11 WIB http://meythree.multiply.com diakses pada Sabtu 28 Agustus 2010 – 02:44 WIB http://sosbud.kompasiana.com diakses pada Senin 30 Agustus 2010 – 00:05 WIB http://www.wonosari.com diakses pada Mingu 5 September 2010 – 00:27 WIB http://www.gki.or.id/content/doc.php?doctype=A&id=315 diakses pada Kamis 4

November 2010 – 03:20 WIB

http://wiyatablog.blogspot.com/2008/11/suramadu-tidak-sekadar-nama-tanpa-makna.html diakses pada Kamis 4 November 2010 – 03:45 WIB


(16)

xvi http://clubbing.kapanlagi.com/showthread.php?t=56354 diakses pada Selasa 29

Juni pukul 15:40 WIB

http://id.wikipedia.org/wiki/Video_musik diakses pada Jumat 27 Agustus 2010 pukul 22:35 WIB

http://www.antaranews.com/view/?i=1239864899&c=SBH&s= diakses pada Sabtu 19 Juni 2010 pukul 02:05 WIB

http://www.jawapos.com/halaman/index.php?act=detail&nid=63936 diakses pada Selasa 29 Juni 2010 pukul 15:25 WIB

http://www.tips-fb.com/2009/05/alasan-orang-ikut-facebook-hasil.html diakses pada Selasa 29 Juni 2010 pukul 15:59 WIB

Skripsi

Nas Shaleh, Chairun. 2007. Makna Perjalanan Manusia Menuju Tuhan (Analisis Semiotik Pada Video Klip Dewa Dengan Judul Satu)


(17)

xvii

IDENTITAS PENELITI

Nama Peneliti : RENDRA KURNIAWAN Tempat, Tgl. Lahir : Lumajang, 17 November 1987

NIM : 06220050

Konsentrasi Studi : Audio Visual

Alamat : Krajan Rt. 07 Rw. 02 Pagerwojo Kesamben - Blitar

Judul Penelitian : VIDEO KLIP SEBAGAI INTERPRETASI LIRIK LAGU (Analisis Semiotik Video Klip Lagu

‘MyFacebook’ oleh GIGI) Pembimbing I : Joko Susilo, S. Sos, M.Si Pembimbing II : A. Habib, H. Dr, MA


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa terlepas dari salah satu kebutuhan pokok yaitu komunikasi. Karena dengan komunikasi manusia bisa menyatakan identitasnya kepada orang lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik verbal maupun non verbal. Komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Melihat perkembangan teknologi saat ini, komunikasi tidak hanya dilakukan secara tatap muka atau langsung, melainkan menggunakan media dan hal ini telah membawa perubahan sosial yang sedemikian hebat. Hal ini bisa dikatakan bahwa perkembangan komunikasi sangat ditentukan oleh perkembangan teknologi. Mengacu pada pengertian komunikasi tidak langsung yaitu komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan alat perantara tertentu, alat perantara itu dinamakan media massa. Media massa mampu menyuguhkan segala informasi dan hiburan guna memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Dapat dikatakan saat ini masyarakat tidak dapat terlepas dari media massa.

Dengan media massa, kita bisa memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak kita alami secara langsung. Dunia ini terlalu luas untuk kita ketahui semuanya. Media massa menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial


(19)

2 dan politik. Televisi menjadi jendela kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat indra kita.

Salah satu content yang terdapat dalam media massa adalah video klip. Video klip merupakan perpaduan antara lagu (irama) dengan visual (gambar). Pada dasarnya sebuah lagu merupakan perpaduan antara unsur musik yang terdiri dari jenis irama dan melodi, serta unsur lirik lagu, tetapi bisa dilihat dari segi jenis irama dan melodinya.

Lagu yang terkemas dalam video klip merupakan implementasi dari kebudayaan. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih dan kreativitas yang tinggi, maka lagu yang berangkat dari unsur kesenian dengan pengaruh ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi dari lagu hanya bisa dinikmati suaranya saja hingga muncul konsep video klip yaitu bisa menikmati lagu (musik) baik secara suara (audio) maupun gambarnya (visual).

Musik merupakan media komunikasi untuk mengekspresikan diri, dan hampir setiap kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari musik. Perkembangan musik di Indonesia sendiri dapat dikatakan sudah cukup berkembang. Musik merupakan kebutuhan masyarakat saat ini, karena dapat mengembangkan rasa, emosi, meningkatkan kepribadian, dan menambah wawasan. Musik sendiri sulit dipisahkan dari kehidupan normal masyarakat saat ini. Musik adalah salah satu alat komunikasi universal, melalui musik kita bisa mengenal berbagai macam budaya manusia di dunia ini. Melalui musik juga tren fashion, dan gaya hidup dapat mempengaruhi masyarakat luas. Semakin berkembangnya zaman semakin beragam pula jenis musik


(20)

3 baru yang muncul. Musik Indonesia sudah menjadi industrialisasi dan berkembang pesat, dengan banyaknya perusahaan besar atau major label, serta radio maupun televisi yang memanfaatkan talenta para pemusik dan penyanyi, sehingga banyak memunculkan penyanyi baru yang siap untuk berkreasi di dunia entertainment

(hiburan) Indonesia. Jelaslah seorang penyanyi jika ingin beranjak ke profesionalitas akan berfikir untuk merilis album dan video klip. Penggarapan video klip juga menjadi tantangan tersendiri bagi kreator dan sutradara. Video klip yang baik tidak lepas dari multimedia dan tata visual.

Group band atau musisi kian banyak bermunculan, maka banyak pula video klip bermunculan, video klip seharusnya mempunyai estetika dan imajinasi yang menghasilkan sebuah makna yang harus dicerna oleh penonton, meskipun ada lirik

yang memberikan ”clue” atau petunjuk pada saat menonton.

Pembuatan video klip memerlukan daya kreativitas yang tinggi serta selera seni yang bisa menempatkan pada objek yang tepat, dengan kata lain bisa memvisualisasikan musik dan lirik lagu yang ada agar lebih menarik dan mudah dimengerti. Sebuah video klip harus menyesuaikan dengan lirik lagu, walaupun tidak ada peraturan baku dalam hal tersebut.

Video klip adalah karya yang bukan merupakan hal baru. Tapi video klip mempunyai kesulitan yang sangat komplek, pembuatan video klip berbeda dengan pembuatan film. Video klip dibatasi waktunya dan dituntut untuk bisa menyusun sebuah plot yang baik agar makna dalam video itu dan sebuah lirik ada kaitannya, yang pastinya penonton mengerti (walaupun secara tidak langsung).


(21)

4 Selain itu video klip juga merupakan media promosi sebuah lagu yang bertujuan untuk lebih menarik perhatian pernikmat terhadap lagu tersebut. Selain kita bisa menikmati video klip lewat televisi, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, video klip dikemas dalam sebuah Video Compact Disc

(VCD) yaitu benda berbentuk bundar dan pipih serta memiliki jalur yang kecil dan halus sebagai pelengkap piranti perekam audio visual, yang selain dapat merekam gambar dan suara juga dapat menayangkan gambar dan memperdengarkan suara hasil rekaman tersebut.

Tidak sedikit musik atau lagu yang sudah terkemas dalam sebuah video klip. Belakangan ini sering sekali berbagai ajang diadakan untuk memilih video klip terbaik, dengan berbagai kualifikasi. Dari sekian banyak video klip yang ada salah

satunya adalah video klip lagu ”My Facebook” dari group band Gigi.

Video klip dari lagu ”My Facebook” ini menceritakan tentang pertemuan

kekasih lama melalui situs jejaring sosial Facebook yang baru dibuat. Kemudian terjalin kembali benih-benih cinta lama yang pernah ada, namun terhalang oleh cinta yang sudah ada. Karena takut ketahuan dengan pacarnya yang sekarang, mereka berkomunikasi lewat fasilitas inbox yang sifatnya pribadi bukan wall yang semua orang bisa tahu.

Seperti yang kita tahu saat ini, Facebook merupakan kebutuhan pokok masyarakat dalam ber-internet. Ketika kita terkoneksi ke dunia maya, tak ayal sebagian masyarakat mulai remaja sampai dewasa pasti akan sign in ke situs jejaring sosial Facebook ini, meskipun tujuan utamanya bukan itu.


(22)

5 Indonesia sendiri pada tahun 2010 ini menempati urutan ke lima pengguna

Facebook terbanyak sedunia. Data tersebut berdasarkan hasil riset situs jejaring sosial nomor satu tersebut, yang menyatakan bahwa pengguna Facebook yang memakai Bahasa Indonesia lebih dari 20 juta orang. Sementara Facebooker yang menggunakan Bahasa Inggris berada pada urutan terbanyak dengan pemilik akun sekitar 400 juta orang, setelah Spanyol, Perancis, Turki, dan Indonesia1.

Dari penggunaan sebanyak itu tentunya banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh Facebook, entah itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positifnya tentu sudah jelas, Facebook merupakan situs pertemanan, jadi dampak positifnya adalah bertambahnya teman. Namun disamping itu, Facebook

sendiri mempunyai dampak negatif yang tidak sedikit, misalnya penipuan, penculikan, PSK Online, mengganggu produktifitas kerja, dan perselingkuhan.

Oleh karena itu Gigi sebagai group band yang telah lama berkecimpung di dunia musik tanah air menciptakan lagu yang bertemakan “My Facebook.”. Meskipun dalam situs youtube.com pendownload video klip ini belum bisa mengalahkan hit single pertama Ya...ya...ya... dari album yang sama Self Titled. Namun single kedua ini, setidaknya lebih mencerminkan kondisi masyarakat saat ini.

Lagu yang liriknya ditulis oleh Armand Maulana (vokalis Gigi) ini video klipnya digarap oleh sutradara kondang Jay Subiyakto dan diproduksi oleh Planet Design Indonesia. Video klip “My Facebook” dibuat di Simprug Jakarta Selatan,

1


(23)

6 pada 20 Agustus 2009. Dalam video klip ini sang sutradara memilih Kinaryosih dan Putri Patricia sebagai bintang video klipnya. Dalam wawancara dengan kapan lagi.com menurut Armand Maulana lagu ini terinspirasi dari teman-temannya yang memanfaatkan fasilitas jejaring sosial Facebook. Lagu “My Facebook” tercipta pada saat Armand menulis status untuk dijadikan lirik, dan akhirnya terkumpullah masukan-masukan dari Gigikita (fans Gigi) yang mengomentari status Armand pada saat itu, dan akhirnya terangkumlah jadi lagu “My Facebook”.

Penelitian ini menarik untuk dianalisis sebab dalam album Self Titled ini Gigi baru pertama kali membuat lagu tentang perselingkuhan di dunia maya, dan ini merupakan lagu pertama di Indonesia yang bertemakan tentang Facebook. Disamping itu video klip ini ingin menyampaikan pesan kesetiaan dengan pasangan. Namun dengan tampilan seperti itu, tidak semua orang dapat memahami makna pesan dari video klip “My Facebook”. Untuk itu digunakan metode semiotika sebagai acuan untuk menganalisa peristiwa kejadian yang dianggap sebagai tanda dari proses komunikasi. Lebih jelasnya untuk mengetahui makna dan membongkar tanda yang mengandung unsur kasih sayang dan kesetiaan.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah yang muncul yaitu bagaimana interpretasi video klip “My Facebook” terhadap lirik lagu yang ada di lagu “My Facebook ?.”


(24)

7 C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interpretasi video klip

“My Facebook” terhadap lirik lagu yang ada di lagu “My Facebook”

D. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Akademis

Untuk menambah perbendaharaan kepustakaan bagi jurusan ilmu komunikasi konsentrasi audio visual pada khususnya dan jurusan ilmu komunikasi seluruh konsentrasi pada umumnya. Dapat juga berguna sebagai referensi untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang sama nanti. Dan diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pemahaman ilmu komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana video klip bisa menginterpretasikan sebuah lirik lagu dan dapat dijadikan masukan bagi pembuat video klip agar lebih kreatif dalam merancang sebuah video klip di televisi maupun VCD, sehingga tampilan gambar dan ceritanya akan lebih mudah ditangkap pemirsa.


(25)

8 E. Tinjauan Pustaka

E.1 Perkembangan Video Klip Musik

Pada tahun 1960 hingga 1970an, para musisi rock mulai membuat apa yang disebut film musik termasuk juga di dalamnya grup Inggris The Beatles. Pada awalnya masih sangat sulit untuk menyiarkan film-film tersebut, hingga pada tahun 1970-an ketika para musisi mulai menggunakannya untuk kegiatan promosi album mereka. Dengan semakin berkembangnya TV kabel ditahun 1980-an dan munculnya

Music Television (MTV) di tahun 1981, barulah video musik mendapatkan kepopuleran. Hanya dalam waktu singkat saja banyak para musisi menggunakan video musik untuk promosi albumnya. Video klip dikeluarkan para musisi tersebut bebarengan dengan keluarnya album mereka. Penggunaan video klip musik telah berkembang dengan sangat cepat dalam mempengaruhi gaya dalam musik. Dan malah ada yang khusus menyiarkan video klip musik dengan tema tertentu saja. The Network Video Hits 1 (VH-1) contohnya, hanya menyiarkan lagu-lagu yang populer saja, bahkan ada yang jam tayangnya sangat malam, sehingga dapat menyiarkan jenis-jenis video klip musik dengan tema sedikit kasar atau dewasa tanpa kuatir ditonton oleh anak-anak. MTV, VH-1, dan banyak networks lainnya yang menyiarkan ke segala penjuru dunia, memberikan akses yang lebih mudah antara sang artis dan konsumennya.

Di Indonesia pada saat yang sama video musik masih memakai pendekatan konvensional medianya yaitu televisi. Barulah tahun 1990-an ketika stasiun televisi mulai bermunculan, video musik mulai berkembang pesat seiring dengan banyaknya


(26)

9 iklan yang dibuat, membuat video musik menjadi video klip musik. Pada tahun yang sama juga ada program khusus yang benar-benar mengapresiasikan karya video musik yaitu Video Musik Indonesia (VMI). Ajang ini pertama kali ditayangkan oleh TVRI kemudian berpindah ke stasiun televisi swasta. Munculnya MTV Asia juga membuat video musik menjadi video klip musik. Dan sekarang hampir seluruh televisi menayangkan acara video musik sebagai salah satu program andalannya. Misalnya Dahsyat di RCTI, Inbox di SCTV, dan Derings di Trans TV.

Gaya dari video klip musik berkembang semakin luas, seperti Michael Jackson dan Madonna membuat video klip musik yang mengkolaborasikan koreografi, kostum dan terkadang spesial effect. Tetapi ada musisi lainnya menggunakan cara atau format yang lebih sederhana, seperti memfilmkan penampilan mereka dengan pencahayaan dan sets yang wajar. Beberapa musisi mengeluarkan video klip sekaligus atau seri, misalnya sehubungan dengan cerita atau tema dari albumnya.

Video musik sangat berperan untuk mengenalkan kepada publik tentang artis, atau membantu mengarahkan persepsi publik tentang artis tersebut. Gambar penuh makna, spesial effect, dan editing adalah elemen paling penting dari video klip musik.

Jadi, video klip sangat mendukung suatu individu atau band mendapat promosi yang sangat baik. Tidak lepas dari peran dunia televisi sebagai media yang sangat membantu. Video klip musik tidak lagi menjadi film pendek yang berlagu, atau musik yang berisi potongan-potongan adegan atau gambar yang diiringi lagu atau musik yang lebih padat dan efisien seperti iklan.


(27)

10 E.2 Hadirnya Video Klip Musik di Blantika Musik Tanah Air

Video Klip merupakan kumpulan potongan gambar (visual) yang dirangkai atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik, intrumennya, dan penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan memasarkan produk (lagu) agar masyarakat dapat mengenal yang selanjutnya membeli kaset, CD, DVD.

Video klip juga memberi imbas bagi seluruh stasiun televisi untuk mendapatkan pemasukan dari iklan yang membeli tayangannya baik dalam bentuk program musik atau sebagai iklan itu sendiri, bahkan juga memberikan kesempatan bagi seluruh insan muda yang kreatif baik sebagai sutradara atau crew kreatif di dalamnya2.

Video klip bisa juga disebut gabungan antara musik dan lagu sebagai unsur audio (dapat didengar) serta gerakan atau gambar sebagai unsur visual (dapat dilihat). Penggabungan ini berfungsi untuk menjelaskan suatu makna, baik makna syair lagu yang akan divisualkan atau makna gambar yang tergambar lewat audio dan akan menghasilkan sebuah musik.

Video klip awalnya hadir melalui media televisi sekaligus merupakan bagiannya, merupakan penghibur, pembunuh rasa sakit, teman bagi kesepian. Video klip tidak hanya menyuguhkan musik belaka, namun juga fashion dan bahkan struktur cerita yang memperkuat musiknya sendiri.

2

http://bungorecord.com/2009/09/apa-itu-video-klip/ diakses pada Senin 21 Juni 2010 pukul 17.23 WIB


(28)

11 Video klip atau video musik mempunyai lima bahasa yang sangat universal, yaitu ritme (irama), bahasa musikalisasi (instrumen musik), bahasa nada, bahasa lirik, dan bahasa performance (penampilan). Seluruhnya masuk dalam satu lagu dengan uraian nada dari penyanyi atau instrumen tertentu.

Lirik dalam sebuah lagu dapat dianggap sebaris puisi. Lirik merupakan ungkapan-ungkapan ekspresif dalam bentuk kata-kata yang dipadatkan dan dipilih benar. Bahkan kadang lirik lebih bermakna dibanding dengan puisi, sebab lirik mengandung irama yang dapat didendangkan dengan indah.

Video musik memang bukan program televisi. Video klip bukan drama, non drama, atau jurnalistik. Namun video klip adalah bagian dari program acara televisi yang paling mudah diingat. Video klip sendiri merupakan karya seni yang multidimensional, dalam video klip terdapat unsur-unsur film, musik sekaligus iklan. Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media, dalam hal ini yaitu menawarkan sebuah lagu yang biasanya terkemas dalam kaset, CD, VCD atau ditampilkan di televisi. Pada dasarnya tujuan iklan itu sendiri adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa, atau ide melalui suatu komunikasi yang efektif dan persuasif (membujuk). Akibat dari kegiatan periklanan ini adalah terjadinya penjualan. Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarkat lewat suatu media, dalam hal ini yaitu menawarkan sebuah lagu yang biasanya terkemas dalam kaset, CD, VCD maupun televisi.


(29)

12 Televisi yang muncul di masyarakat di awal dekade 1960-an semakin lama semakin mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Dibandingkan media komunikasi massa lainnya, televisi memiliki satu keunggulan pamungkas, yaitu aktualitas gambar bergeraknya menjadi

pesona bagi banyak orang, ”hidup” menggambarkan kenyataan dan langsung menyajikan peristiwa yang tengah terjadi ke tiap rumah para pemirsa (Heru 2008:65). Salah satu program acara di televisi adalah MTV atau Music Television,

Program televisi yang menyajikan siaran musik. MTV sendiri di Indonesia hadir pada tahun 1991, bersamaan dengan VH1 Indonesia dan Nicklelodeon Indonesia. Awalnya pertama kali disiarkan di RCTI pada tahun 1992, kemudian MTV pisah manajemen dengan RCTI, dan MTV pun berpindah ke ANTV, lalu pada tahun 2003 MTV dipindahkan lagi ke Global TV sampai sekarang3.

Hadirnya Music Television (MTV) di Indonesia tentunya membawa pengaruh yang beragam bagi kalangan anak muda. MTV saat ini menjadi media paling ampuh dalam mempengaruhi generasi muda, MTV mampu menciptakan ikon yang kemudian akan diikuti anak-anak muda supaya tidak ketinggalan zaman, baik dari gaya rambut, pakaian, dan gaya hidup. Namun, semua itu hanya tiruan dari ikon-ikon yang dimunculkan oleh MTV.

Di Indonesia, MTV Indonesia saat ini hanya memutar video klip-video klip dalam negeri, tidak memutar video klip mancanegara. Pengaruh MTV itu sendiri semakin kuat bagi anak muda, MTV dikritik sengaja mengeksploitasi budaya anak

3


(30)

13 muda untuk kepentingan komersiil. Otak anak muda dicuci dengan tayangan musik-musik mancanegara, atau gaya hidup. Pesan-pesan itu direproduksi dalam kehidupan sehari-hari.

MTV memborbardir remaja dengan citra-citra (simulasi) dan tanda dari video klip seorang ikon atau musisi sehingga membuat mereka mengutuskan untuk membeli CD, pakaian, aksesori, dan segala memorabilia (souvenir) tentang seorang ikon, serta memunculkan efek negatif bagi remaja.

Dengan hadirnya MTV, perusahaan rekaman mulai menyadari potensi

channel tersebut untuk memperoleh pengakuan publik, promosi, dan publikasi, lalu mereka mulai memproduksi video klip secara besar-besaran. Tidak hanya menyajikan musik. Namun video klip juga pada akhirnya membentuk tren dan ikon.

Disisi lain, video klip mutlak terdapat musik sebagai pengiring sebuah lagu. Musik adalah sekumpulan nada-nada yang mengandung ritme, melodi dan harmoni yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan dan suatu pernyataan ide musikal tertentu.

Jika dilihat dari segi visualisasi, dalam sebuah video klip tentu terdapat berbagai istilah:

a. Shot: Sudut pengambilan gambar dari sebuah adegan. Untuk satu adegan boleh jadi terdapat lebih dari angle.

b. Scene: Adegan cerita sebagai runtutan alur peristiwa dalam skenario. c. Adegan: Pemunculan tokoh atau pergantian susunan suatu rangkaian cerita.


(31)

14 d. Naskah: penjabaran atau pembahasan secara mendalam mengenai skenario scene

by scene, secara detail dan dituangkan dalam bentuk tulisan. e. Aktor atau Artis: Orang yang berperan dalam suatu cerita, pelaku. f. Angel: Sudut pengambilan gambar oleh kamera.

g. Properti: berbagai perlengkapan yang digunakan sebagai pendukung suatu produksi.

Video klip muncul dan berkembang sebagai hasil dari kebudayaan populer. Budaya populer memiliki begitu banyak makna untuk didefinisikan. Salah satunya budaya popoler merupakan budaya rakyat dalam masyarakat sebelum industri, atau budaya massa pada masyarakat industri.

E.3 Facebook Sebagai Tren Gaya Hidup Modern

Facebook merupakan situs jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan diciptakan oleh Mark Zuckerberg seorang mahasiswa Harvard Collage.

Facebook merupakan sarana sosial yang membantu masyarakat untuk berkomunikasi secara lebih efisien dengan teman-teman, keluarga dan teman sekerja.

Pada awalnya keanggotaannya hanya dibatasi untuk siswa Harvard, namun dalam dua bulan selanjutnya keanggotaan diperluas ke sekolah lain wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah termasuk Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya .


(32)

15 Pengguna Facebook di Indonesia masih didominasi oleh kaum kelas menengah ke atas yang memiliki akses internet (yang masih tergolong mahal di Indonesia). Kebanyakan mereka adalah pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja, politisi serta beberapa tokoh-tokoh nasional. Demam Facebook adalah kelanjutan dari keberhasilan situs komunitas Friendster yang berhasil menjaring 12 juta “registered users” atau sekitar 60% pengguna internet di Indonesia. Bahkan banyak pengguna

Friendster yang melakukan migrasi ke Facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan mengikuti selera masyarakat. Facebook memiliki sederet fitur yang memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting, tag

foto, blog, game, dan update status ”what are you doing now” yang dinilai lebih keren

dari Friendster4.

Pada tahun ini Indonesia menempati urutan ke lima pengguna Facebook

terbanyak sedunia. Data tersebut berdasarkan hasil riset situs jejaring sosial nomor satu tersebut, yang menyatakan bahwa pengguna Facebook yang memakai Bahasa Indonesia lebih dari 20 juta orang. Sementara Facebooker yang menggunakan bahasa Inggris berada pada urutan terbanyak dengan pemilik akun sekitar 400 juta orang, setelah Spanyol, Perancis, Turki, dan Indonesia.

Ini membuktikan bahwa Facebook telah menjadi tren gaya hidup masa kini yang banyak diminati masyarakat. Jika dilihat saat ini produsen telepon seluler atau perangkat komunikasi mulai mencantumkan fitur Facebook pada perangkatnya.

4


(33)

16 Selain itu sering kita mendengar orang-orang atau bahkan teman-teman sering membicarakan tentang Facebook.

Sebenarnya jika ditelusuri lebih dalam, berapapun banyak teman yang ada dalam akun Facebook, tidak akan memberikan pengaruh signifikan dalam hubungan sosial. Bahkan tidak pula menaikkan popularitas. Kegiatan virtual di Facebook

hanyalah tamasya imajinasi. Intinya hubungan yang terjalin kegiatan antar pengguna

Facebook yang melepas sejenak beban kehidupan nyata.

Menurut Astar Hadi (Astar Hadi 2005:23) ada tiga perbedaan media komunikasi manusia, antara media internet dengan rekan-rekan lamanya seperti radio, televisi, dan film sebagai hasil dari teknologi komunikasi massa baru:

1. Semua sistem komunikasi baru setidaknya memiliki suatu kesepakatan yang pasti mengenai interaktivitas seperti percakapan dua orang, face to face communication.

2. Media baru tidak diperluas hingga suatu pesan khusus dapat diubah oleh tiap individu sebagai audience yang luas.

3. Teknologi komunikasi baru bersifat a-synchronous, dalam artian audience

memiliki kemampuan untuk mengirim atau menerima pesan pada waktu yang tepat bagi individu.

Kehebatan Facebook adalah simpel dan elegan, didukung dengan fitur dalam satu halaman. Spontanitas membuat orang nyaman dengan Facebok. Dalam


(34)

17 dilakukan oleh teman-temannya sekaligus bisa langsung memberikan komentar. Semua berada pada satu halaman.

Banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan oleh penggunaan Facebook, misalnya tidak peduli dengan sekitarnya, kurangnya sosialisasi dengan lingkungan, menghamburkan uang, mengganggu kesehatan, rawan terjadi penipuan, dan untuk kalangan rumah tangga tentunya rawan terjadi perselingkuhan.

Menurut Psikolog dari Universitas Indonesia Niken Ardiyanti, demam

Facebook tidak akan bertahan lama. Sebab para penggemar Facebook di Indonesia akan mudah bosan. Tipikal masyarakat Indonesia adalah mudah bosan, kagetan dan gengsi, supaya tidak dibilang kampungan. Dulu booming SMS (short message service), E-mail, Friendster, kini Facebook5.

E.4 Video Klip Sebagai Iklan dalam Mengkonstruksi Gaya Hidup

Video klip nampaknya seperti senirupa video. Perbedaannya senirupa video untuk alat ekspresi, sedangkan video klip untuk menawarkan produk musik. Video klip merupakan karya seni yang multidimensional, dalam video klip terdapat unsur-unsur film, musik, sekaligus iklan.

Iklan sendiri dapat memunculkan sistem nilai baru dan merubah sistem nilai yang sudah ada dalam masyarakat. Terdapat paradigma dalam masyarakat yang mengacu pada iklan. Menurut Widyatama (Rendra Widyatama 2006:47) standar

5

http://www.detiknews.com/read/2009/02/24/161721/1089833/159/agar-tidak-dibilang-kampungan


(35)

18 kecantikan perempuan saat ini sebenarnya berbeda dengan standar kecantikan pada tahun 70-an. Pada tahun 70-an standar kecantikan diperlihatkan dalam sosok yang kurus, berkulit hitam, dan berpayudara kecil. Begitu pada tahun 80-an orientasi kecantikan perempuan berubah. Memiliki payudara yang besar, keseksian yang menonjol. Sekarang (tahun 2000-an) simbol kecantikan berubah, yaitu berpayudara sedang, kulit putih yang bersinar cerah, halus, dan rambut hitam lurus.

Iklan mulai menciptakan simbol-simbol produk dan maknanya bagi konsumen. Citra-citra pun mulai dibangun dalam sebuah iklan dan ditekankan pada produk tersebut. Objek-objek yang mengkonstruksi sebuah iklan pada akhirnya memainkan peran dalam interaksi sosial dan kehidupan sehari-hari.

Dalam penggunaan suatu objek dan status menyebabkan fungsi komunikasi iklan menjadi dua, informasional dan transformasional. Fungsi informasional iklan yang memberitahukan kepada konsumen tentang karakteristik produk, sedangkan tranformasional iklan yang berusaha mengubah sikap-sikap yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, gaya hidup dan sebagainya.

Video klip lebih berperan penting, sebagai sebuah sarana promosi dibandingkan sebagai sumber pendapatan, karena video klip yang dikemas dengan apik dapat membantu mendongkrak penjualan rekaman, dan nantinya promosi menggunakan video klip menjadi sebuah karya kreatif. Tidak jarang musisi atau group band yang mengalokasikan dana yang besar untuk membuat video klip yang fenomenal. Promosi dengan menggunakan video klip merupakan sebuah seni kreatif.


(36)

19 Menurut Sutisna (Sutisna 2002: 145) Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Gaya hidup dapat dijelaskan sebagai penggunaan waktu, ruang, uang dan barang karakteristik sebuah kelompok masyarakat. Pola-pola tersebut dimuati dengan tanda dan makna simbolik tertentu, yang menciptakan perbedaan (difference) antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.

E.5 Semiotika: Ilmu Tentang Makna Tanda

Makna merupakan salah satu masalah filsafat yang tertua dalam umur manusia. Konsep makna telah menarik perhatian disiplin komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi, dan linguistik. Para ahli menyatakan makna merupakan istilah yang paling membingungkan dan paling kontroversial dalam teori dan bahasa. Dalam bukunya The Meaning of Meaning, Ogden dan Richard mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna (Stephen 2009:65).

Terdapat banyak komponen dalam makna yang dibangkitkan suatu kata atau kalimat. Brown mendefinisikan makna sebagai kecenderungan (disposisi) total untuk menggunakan atau bereaksi terhadap suatu bentuk bahasa (Sobur 2006:256).

E.5.1 Sejarah dan Pengertian Semiotika

Kata “Semiotika” berasal dari bahasa Yunani, semeion yang artinya tanda atau seme yang berarti ”penafsir tanda”. Semiotika berasal dari studi klasik dan


(37)

20

skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. ”Tanda” pada masa itu masih

mempunyai makna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. (Sobur 2006:16).

Menurut Barthes (Sobur 2006:15) semiotika merupakan ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan didunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama. Semiotika, atau semiologi menurut Barthes pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.

Berkenaan dengan studi semiotik, pada dasarnya pusat perhatian pendekatan semiotik adalah pada tanda (sign). Menurut John Fiske, terdapat tiga area penting dalam studi semiotik, yakni:

1) Tanda, dalam hal ini berkaitan dengan beragam tanda yang berbeda, seperti cara mengantarkan makna serta cara menghubungkan dengan orang yang menggunakannya. Tanda adalah perbuatan manusia dan hanya bisa dimengerti oleh orang-orang yang menggunakannya.

2) Kode atau sistem di mana lambang-lambang disusun. Studi ini meliputi bagaimana beragam kode yang berbeda dibangun untuk mempertemukan dengan kebutuhan masyarakat dalam sebuah kebudayaan.


(38)

21 3) Kebudayaan dimana kode dan lambang itu beroperasi (Fiske, 1990:40 dalam Alex

Sobur 2001:94).

Tanda, kode atau sistem dan kebudayaan tidak akan bisa dan mudah dipahami tanpa merujuk pada objek-objek yang dijadikan tanda, kode atau sistem dan dalam kebudayaan yang sama. Walaupun ada kebudayaan universal dengan nilai-nilai, tanda-tanda, dan kode-kode atau sistem universal, maka objek-objek yang yag menjadikan rujukannya haruslah bersifat universal pula. Sebagai contoh adalah bendera. Setiap negara di dunia pasti mempunyai bendera yang terbuat dari selembar kain. Orang tidak akan bisa dan mudah mengerti ini bendera Indonesia, bendera Amerika, tanpa menunjuk pada rujukan yang disebutkan. Orang menyebut bendera Indonesia sambil mengangkat atau menunjukkan bendera Indonesia dengan warna merah di atas dan warna putih di bawah. Bila orang menyebutkan bendera Indonesia sambil mengangkat atau menunjukkan bukan bendera Indonesia, melainkan bendera Amerika (rujukan salah) dan persepsi bendera dengan banyak bintangnya itu bendera Indonesia. Maka suatu saat orang itu menyebut bendera Indonesia dengan mengangkat atau menunjuk bendera Amerika akan dinyatakan salah, karena yang dimaksud bendera adalah warna merah di atas dan putih di bawah, bukan bendera yang ada bintangnya. Maka rujukan menjadi sangat penting dalam studi semiotika.

Menurut Pateda (Sobur 2001:100-1001) ada sembilan macam semiotik yang kita kenal sekarang ini, yaitu:


(39)

22 2. Semiotik deskriptif, yaitu semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang.

3. Semiotik faunal / zoosemiotik, yaitu semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh hewan.

4. Semiotik kultural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu.

5. Semiotik naratif, yaitu semiotik yang menelaah sistem tanda narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan (folklore).

6. Semiotik natural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.

7. Semiotik normatif, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh tanda yang dibuat manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas.

8. Semiotik sosial, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik berwujud kata ataupun kalimat.

9. Semiotik struktural, yaitu semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa.

Pada dasarnya, semiosis (proses interpretasi) dapat dipandang sebagai suatu proses tanda yang dapat diperikan dalam istilah semiotika sebagai hubungan antara lima istilah: S (s, i, e, , r, c). S adalah untuk semiotic relation (hubungan semiotik); s


(40)

23 untuk sign (tanda); i untuk interpreter (penafsir); e untuk effect atau pengaruh (misalnya, suatu disposisi dalam i akan bereaksi dengan cara tertentu terhadap r pada kondisi-kondisi tertentu e karena s); r untuk reference (rujukan); dan c untuk contexs

(konteks) atau conditions (kondisi) (Alex Sobur 2006:17).

Dalam bukunya A Theory of Semiotics, Umberto Eco menyebutkan sembilan belas bidang yang bisa dipertimbangkan sebagai bahan kajian semiotik. Kesembilan belas bidang itu adalah : Zoo semiotics (semiotik binatang), olfactory signs (tanda-tanda bauan), tactile communication (komunikasi rabaan), codes of taste (kode-kode cecapan), paralinguistics (paralinguistik), mediacal semiotics (semiotik medis),

kinesics and proxemics (kinesik dan proksemik), musical codes (kode-kode musik,

formalized languages (bahasa yang diformalkan), written languages, unknown alphabets, secret codes (bahasa tertulis, alfabet tak dikenal, kode rahasia), natural languages (bahasa alam), visual communication (komunikasi visual), system objects

(sistem objek) (Alex Sobur 2001:114).

Menurut Saussure bahasa merupakan sebuah sistem tanda, dan sebagai suatu tanda bahasa bersifat mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Bahasa sebagai suatu sistem tanda dalam teks kesastraan, tidak hanya menyarankan pada sistem tanda (tataran) makna tingkat pertama, melainkan terlebih pada sistem makna tingkat kedua (Burhan 1995:39).

Perkembangan teori semiotik hingga dewasa ini dapat dibedakan ke dalam dua jenis semiotika, yaitu semiotik komunikasi dan semiotik signifikasi. Semiotik komunikasi menekankan diri pada teori produksi tanda, sedangkan semiotik


(41)

24 signifikasi menekankan pada pemahaman, dan atau pemberian makna suatu tanda. Semiotik signifikasi, di pihak lain, tidak mempersoalkan produksi dan tujuan komunikasi, melainkan menekankan bidang kajiannya pada segi pemahaman tanda-tanda serta bagaimana proses kognisi atau interpretasinya.

E.5.2 Triangle Meaning Pierce

Teori Pierce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika berfungsi mewakili sesuatu yang lain. Pierce mengusulkan kata semiotika sebagai kata logika. Menurut Pierce, logika harus mempelajari bagaimana orang bernalar.

Semiotik untuk studi media massa tidak hanya terbatas sebagai kerangka teori, namun sekaligus sebagai metode analisis. Seperti teori segitiga makna (triangle meaning) milik Pierce, yang terdiri atas sign (tanda), object (objek), dan interpretant

(interpretan). Menurut Pierce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut (Alex Sobur 2001:115).


(42)

25 Gambar 1.1

Peta Tanda Pierce Sign

Interpretan Object Sumber: Alex Sobur, 2001 Semiotika Komunikasi

Pierce menjelaskan bahwa setiap tanda ditentukan oleh objeknya, pertama-tama, dengan mengambil bagian dalam karakter objek, pada saat ia menyebutkan tanda sebagai ikon, kedua dengan nyata dan dalam eksistensi individualnya terkait dengan objek individual tatkala ia menyebutnya dengan indeks, ketiga dengan kurang lebih mendekati kepastian bahwa tanda itu akan ditafsirkan sebagai mendenotasikan objek sebagai konsekuensi dari kebiasaan dalam budaya masyarakat tatkala ia menyebut tanda setelah simbol.

Berdasarkan objeknya, Pierce membagi tanda atas icon (ikon), index (indeks), dan symbol (symbol). Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan, misalnya, potret dan peta. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang


(43)

26 langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.

Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representament) dibagi atas rheme,

dicent sign, atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang tersebut baru menangis, atau menderita penyakit mata, atau mata dimasuki insekta, atau baru bangun atau ingin tidur. Dicent sign atau

dicisign adalah tanda sesuai kenyataannya. Misalnya jika pada suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka ditepi jalan dipasang rambu-rambu lalulintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu.

E.5.3 Semiologi Roland Barthes

Roland Barthes dikenal sebagai salah satu seorang pemikir strukturalis yang getol mempraktikan model linguistik dan semiologi Sausurean. Barthes membuat sebuah model sistematis dalam menganalisis makna dari tanda-tanda. Fokus perhatian Barthes tertuju pada gagasan tentang signifikasi dua tahap (two order if signification).


(44)

27 Gambar 1.2

first order second order

reality signs culture

(Sumber Alex Sobur, Analisis Teks Media 2001:127) Signifikasi Dua Tahap Barthes.

Signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified

dalam sebuah tanda realitas eksternal. Barthes menyebutkan dengan denotasi, yakni makna paling nyata dari sebuah tanda. Konotasi merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi bekerja pada tingkat subjektif, sehingga kehadirannya tidak disadari. Pemilihan kata-kata kadang merupakan pilihan terhadap konotasi Makna konotative adalah makna denotative ditambah dengan segala gambaran, ingatan, perasaan, atau emosi, serta nilai-nilai dari kebudayaan pengamat tanda. Dan bagi Barthes faktor penting dalam konotasi adalah penanda dalam tatanan pertama.

denotation

Signifier Signified

connotation

myth form


(45)

28 Eco mendefinisikan denotasi sebagai suatu hubungan tanda isi sederhana. Pada tingkat denotative tanda-tanda muncul sebagai tanda yang alamiah. Makna denotative suatu kata adalah makna yang biasa ditemukan dalam kamus, contohnya

adalah ”hitam”, dalam kamus hitam diartikan sebagai warna. Pada tahap kedua yang

berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos yaitu memahami apa yang menjadi pandangan hidup atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan merupakan cara berpikir dari suatu kebudayaan tentang sesuatu, cara untuk mengkonseptualisasikan atau memahami sesuatu. Mitos merupakan sebuah mata rantai dari konsep-konsep terkait. Jika konotasi adalah pemaknaan tatanan kedua dari penanda, mitos merupakan pemaknaan tatanan kedua dari petanda. Mitos adalah bagaimana kebudayaan memahami atau menjelaskan berbagai aspek tentang realitas

dan gejala alam. Istilah Mitos hampir sama dengan istilah ‟representasi kolektif‟ yang

diajukan oleh sosiologi Durkheimian, muncul dalam bentuk ujaran-ujaran anonim dalam surat kabar, dunia periklanan, atau apa saja yang dikonsumsi massa (Stephen 2010:171). Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai dominasi. Contoh dari mitos adalah pada negara Perancis adalah anggur, mode pakaian, bahasa Perancis yang romantis dan masyarakat yang sangat santai (Sobur 2001:127-128).

Denotasi dan konotasi sebenarnya merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan hubungan antara penanda dan petanda atau referensinya. Denotasi digunakan untuk menjelaskan makna defisional, literal, dari sebuah tanda, sedangkan konotasi mengacu pada asosiasi-asosiasi budaya yang personal dan ideologis.


(46)

29 Disamping itu Barthes juga menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja:

Tabel 1.1 1. Signifier

(Penanda)

2. Signified (petanda) 3. Denotative sign (tanda denotatif)

4. Connotative signifier (penanda konotatif)

5. Connotative signified (petanda konotatif)

6. Connotative sign (tanda konotatif)

(Sumber: Alex Sobur : Semiotika Komunikasi 2006:69) Peta Tanda Roland Barthes.

Dari gambar diatas terlihat bahwa tanda denotative (3) terdiri atas penanda (1) dan petanda (1) petanda (2) akan tetapi pada saat bersamaan, tanda denotative adalah juga penanda konotative (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material. Jadi konsep Barthes, tanda konotative tidak sekedar memiliki makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotative yang melandasi keberadaannya.

E.6 Semiotika Sebagai Pendekatan Menganalisis Video Klip Sebuah Lagu

Semiotik merupakan studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengan cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain, pengirim dan penerimannya


(47)

30 oleh mereka yang mempergunakannya. Peneliti ingin mengetahui tentang pesan lagu dalam video klip melalui pendekatan semiotik.

Makna yang dihadirkan dalam video klip lagu tergantung dari persaingan antara gambar dan suara. Untuk memahami bagaimana video klip memanfaatkan dunia-dunia tanda, maka peneliti meminjam analisis semiotik. Dengan metode ini peneliti mencoba menemukan hal-hal yang tersembunyi dalam video klip lagu untuk mengetahui makna yang terkandung sehingga didapatkan pemahaman yang lebih mendalam.

Fenomena komunikasi sangatlah sarat akan makna yang dibangun dari beberapa unsur, antara lain bahasa dan tanda-tanda (ikon. Indek, dan simbol). Budaya merupakan salah satu fenomena komunikasi yang berkenaan dengan makna. Makna itu bisa ditimbulkan dari tanda-tanda, yang meliputi bentuk-bentuk seni seperti lukisan, ukiran, bunyi-bunyian, tarian, arsitektur, pakaian, maupun bentuk-bentuk tingkah laku yang merupakan cerminan budaya.

Semiotik dalam pengertian sederhana merupakan varian dari teori strukturalisme. Strukturalisme berasumsi bahwa teks adalah fungsi dari isi dan kode, sedangkan makna adalah produk dari sistem hubungan. Semiotik telah digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam menelaah sesuatu yang berhubungan dengan tanda, misalnya karya sastra, teks, musik, film, dan lain-lain.

Film merupakan bidang kajian yang amat relevan bagi analisis struktural atau semiotika. Seperti yang diungkapkan van Zoest (dalam Sobur 2006:128) film dibangun dengan tanda semata-mata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda


(48)

31 yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Demikian pula seperti video klip.

Studi pada video klip lagu pada dasarnya mencakup pencarian pesan dan makna-makna dalam materinya. Karena sesungguhnya basis studi komunikasi adalah proses komunikasi yang intinya adalah makna. Sehingga sudah semestinya dalam metode penelitian komunikasi mampu mengungkapkan makna yang terkandung dalam materi pesan baik makna yang tampak maupun makna yang tersembunyi.

F. Definisi Konseptual F.1 Semiotik

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Secara singkat dapat dikatakan bahwa studi semiotika disusun dalam tiga poros. Poros horisontal menyajikan tiga jenis penyelidikan semiotika (murni, deskriptif, dan terapan); poros vertikal menyajikan tiga tataran hubungan semiotika (sintak, semantik, dan pragmatik); dan poros yang menyajikan tiga kategori sarana informasi (signal, sign, symbols) (Alex Sobur 2006:15).


(49)

32 F.2 Video Klip

Menurut kamus Wikipedia6 video klip adalah sebuah film pendek atau video yang mendampingi alunan musik, umumnya sebuah lagu. Video klip berfungsi sebagai alat pemasaran untuk mempromosikan sebuah album rekaman. Disamping itu video klip merupakan gabungan antara gambar atau visual dengan musik atau audio. Secara garis besar pengertian audio adalah bersifat dapat didengar atau yang berkaitan dengan suara. Sedangkan visual, bersifat dapat dilihat. Sehingga audio visual adalah gabungan antara gambar atau sesuatu yang tampak fisik dengan suara yang akan lebih menjelaskan suatu makna. Mungkin saja ada gambar dan suara sebagai asal suatu cerita. Dengan kata lain, saat membuat gambar dan suara, sekaligus terbentuk cerita. Dengan begitu, bersamaan saat kamera sebagai alat akspresi bagi

sineas menciptakan gambar, pesan dibentuk. Selain itu, suara (musik) juga bisa dijadikan dasar dalam membentuk gambar. Dari sintesis antara musik dan gambar ini, lahir imaji dan lebih lanjut terekonstruksi suatu gagasan atau cerita. Oleh sebab itu dalam menganalisis video klip sebuah lagu adalah merupakan gabungan antara unsur-unsur iklan, musik, dan film.

F.3 Iklan

Menurut pakar periklanan Amerika, S. William Patis iklan lebih sering disebut sebagai sebuah usaha agar barang yang diperjualbelikan laku keras. Padahal sesungguhnya iklan adalah setiap bentuk yang dimaksudkan untuk memotivasi dan mempromosikan produk dan jasa kepada seseorang/pembeli potensial, mempengaruhi

6


(50)

33 dan memenangkan pendapat publik untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan (Agustrijayanto 2006:7).

Sebagai sebuah komunikasi sosial, iklan memperluas kategori informasi yang ada dalam pengertian fungsi ekonominya, dimana iklan tidak lagi hanya melibatkan informasi produk fungsional saja tapi juga informasi simbolik sosial.

F.4 Musik

Denotatum musik merupakan isi tanggapan dan perasaan yang sangat kompleks dan sulit dilukiskan, namun Art van Zoest melihat adanya tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama ialah untuk menganggap unsur-unsur struktur musik ikonis bagi gejala neurofisiologi pendengar. Dengan demikian, irama musik dapat dihubungkan dengan ritme biologis. Kemungkinan kedua adalah menganggap gejala-gejala struktural dalam musik sebagai ikonis bagi gejala-gejala struktural dunia penghayatan yang dikenal. Kemungkinan ketiga, kata van Zoest, adalah untuk mencari denotatum musik ke arah isi tanggapan dan perasaan yang dimunculkan musik ke arah isi tanggapan dan perasaan yang dimunculkan musik lewat indeksikal (Alex Sobur, 2003).

Musik dapat membuat seseorang untuk bergegas ”melarikan diri”. Musik juga

dapat membuat seseorang merasa masuk ke dalam suasana yang sangat relaks. Musik, kadang juga membuat seluruh tubuh ini bergerak untuk tidak mengatakan bergoyang. Menggerakan seluruh jiwa dan raga itu sangat penting dalam sebuah kehidupan. Dan itu hanya dapat, secara cepat dicapai apabila seseorang bersedia mendengarkan irama kehidupan, tepatnya musik yang indah.


(51)

34 F.5 Film

Dalam sebuah video klip terdapat rangkaian cerita yang menyerupai film berdurasi pendek yang mendukung atau sebagai visualisasi dari isi pesan sebuah lagu. Film adalah media komunikasi yang berbentuk kombinasi antar penyampaian pesan melalui gambar bergerak yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi kamera, pencahayaan, warna dan suara. Unsur tersebut dibuat dengan latar belakang alur cerita yang mengandung pesan yang akan disampaikan oleh komunikator, dalam hal ini adalah sang sutradara. Bilamana dan dalam kombinasi yang bagaimana gambar, dialog suara, warna, sudut pengambilan gambar dan musik oleh sang sutradara, bagaimana adegan-adegan dirangkaikan satu sama lain beserta lambang-lambang yang dipergunakan ditentukan sehingga dapat dipahami oleh khalayak penonton.

Penjelasan berikut ini berhubungan dengan masing-masing keahlian yang memberikan kontribusi tentang penciptaan teknik visual dalam filmis dalam sebuah produksi:

a. Sutradara, menduduki posisi tertinggi dari segi artistik. Ia memimpin pembuatan film tentang „bagaimana yang harus tampak‟ oleh penonton. Tanggung jawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik interpretatif maupun teknis dari sebuah produksi film.

b. Penulis skenario, skenario film harus disampaikan dalam deskripsi-deskripsi visual dan harus mengandung ritme adegan-adegan beserta dialog yang selaras denga tuntutan-tuntutan sebuah film.


(52)

35 c. Penata Fotografi atau juru kamera adalah tangan kanan sutradara dalam kerja lapangan. Ia bekerja bersama dengan sutradara untuk menentukan jenis-jenis

shot.

d. Penyunting, hasil syuting setelah diproses dilaboratorium kini memasuki tahap editing atau penyuntingan. Tenaga pelaksanannya disebut editor atau penyunting. Editor bertugas menyusun hasil hingga membentuk pengertian cerita.

e. Penata Artistik, berarti penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi cerita film yakni menyangkut pemikiran tentang setting.

f. Penata Suara, adalah tenaga ahli yang bertugas memadukan unsur-unsur suara (mixing) yang terdiri atas dialog dan narasi, musik serta efek-efek suara. g. Penata Musik, berkewajiban menata paduan bunyi (yang bukan efek suara)

yang mampu menambah nilai dramatik seluruh cerita film.

h. Pemeran adalah seorang yang mampu membawakan diri sendiri dan mampu membawakan tingkah laku orang lain, termasuk menguasai ritme permainan dan jenis-jenis film yang diikuti.

G. Metode Penelitian

G.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan dari penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe penelitian interpretatif dimaksudkan untuk menginterpretasikan gambaran dan pemahaman mengenai kesesuaian antara visual video klip dengan audio atau lirik lagu dalam


(53)

36 video klip My Facebook. Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan (Moleong Lexy J 2008:4). Semiotika senantiasa menyediakan kemungkinan interpretasi tidak terbatas. Maka dari itu, dengan menggunakan menggunakan metode interpretatif penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan secara detail dan mendalam melalui pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini memberi peluang untuk dibuatnya interpretasi-interpretasi alternatif.

Penelitian ini difokuskan utuk mendeskriptifkan pemahaman terhadap interpretasi makna simbol atau tanda dalam lirik lagu dengan visual dalam video klip

”My Facebook” yang dinyanyikan oleh group band Gigi. Peneliti kali ini menggunakan metode analisis semiotik yaitu mengacu pada teori Roland Barthes.

G.2 Ruang Lingkup Penelitian

Yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah video klip lagu ”My

Facebook” dari group band Gigi garapan Jay Subiyakto dengan durasi utuh 04.51. Untuk penelitian ini unit analisisnya adalah lirik lagu dan beberapa scene yang diteliti, namun hanya scene yang dianggap memiliki makna tertentu yang dianggap


(54)

37 sudah bisa mewakili makna atau citra dari video klip lagu ”My Facebook” itu sendiri. Baik dari segi audio (lirik lagu) maupun visual (gambar).

G.3 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui dua cara: 1. Data Primer

Data primer dilakukan dengan teknik pengumpulan data dokumentasi yaitu

memutar video klip ”My Facebook” yang dijadikan sample penelitian, frame dari

beberapa shot yang dianggap mewakili dipotong, dari potongan frame tersebut kemudian dibuat file .jpg.

2. Data Sekunder

Data sekunder dengan mencari kepustakaan yang ada, berupa buku, internet, dan atau bahan tertulis lain yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang ada guna menunjang kelengkapan data.

G.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis semiotika, yaitu menggunakan teori semiotik Barthes. Barthes berpendapat bahwa proses pemaknaan sebuah tanda memiliki dua tahap. Tahap pertama, seseorang akan menginterpretasi sebuah tanda sesuai makna awal yang besifat objektif (first order), yakni dengan mengakaitkan secara langsung tanda dengan realitas yang ada. Kemudian kita memasuki tahap kedua, yaitu makna


(55)

38 konotasi. Makna konotasi adalah makna-makna yang diberikan pada tanda yang mengacu pada nilai-nilai budaya, agama, kepercayaan, dll.

Data akan dibaca dan dianalisis dengan memperhatikan elemen yang terkandung dalam video klip, kemudian ditemukan maknanya. Dengan menggunakan interpretasi makna dua tingkat Barthes, maka peneliti akan mampu mendeskripsikan kesesuaian antara visual video klip dengan audio atau lirik lagu dalam video klip My Facebook.

Sebuah tanda dapat berubah-ubah makna sesuai konteksnya, langkahnya adalah, data dimaknakan secara denotatif yang kemudian dimaknakan secara

konotatif yang kemudian dihubungkan dengan kebudayaan serta mitos dalam pembungkus tanda. Penggunaan semiotik Barthes didasarkan pada beberapa pertimbangan. Barthes berpendapat bahwa kita dapat berbicara dua sistem tanda pemaknaan denotasi dan konotasi.

Menurut Barthes denotatif merupakan tingkat pertandaan yang rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti. Sedangkan konotatif adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti (artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan tafsiran).

Metode yang digunakan peneliti tentu saja memiliki kelemahan, karena tergantung kemampuan analisa individual. Dimana seorang peneliti memiliki keterbatasan untuk menginterpretasikan dan memaknai tanda, dan selain itu keterbatasan peneliti dalam mendapatkan referensi.


(56)

39 Untuk penelitian ini tidak semua shot akan diteliti, namun hanya shot-shot tertentu yang dianggap peneliti memunculkan tanda-tanda. Sesuai dengan semiotika Roland Barthes yang akan diaplikasikan, bila hendak menemukan maknanya, maka yang dilakukan adalah data dimasukkan ke dalam tabel kerja analisis, supaya didapatkan gambaran yang bersifat umum dan mencakup apa yang dimaknakan maka peneliti menggunakan peta tanda Roland Barthes (Tabel 1.3).


(1)

34 F.5 Film

Dalam sebuah video klip terdapat rangkaian cerita yang menyerupai film berdurasi pendek yang mendukung atau sebagai visualisasi dari isi pesan sebuah lagu. Film adalah media komunikasi yang berbentuk kombinasi antar penyampaian pesan melalui gambar bergerak yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi kamera, pencahayaan, warna dan suara. Unsur tersebut dibuat dengan latar belakang alur cerita yang mengandung pesan yang akan disampaikan oleh komunikator, dalam hal ini adalah sang sutradara. Bilamana dan dalam kombinasi yang bagaimana gambar, dialog suara, warna, sudut pengambilan gambar dan musik oleh sang sutradara, bagaimana adegan-adegan dirangkaikan satu sama lain beserta lambang-lambang yang dipergunakan ditentukan sehingga dapat dipahami oleh khalayak penonton.

Penjelasan berikut ini berhubungan dengan masing-masing keahlian yang memberikan kontribusi tentang penciptaan teknik visual dalam filmis dalam sebuah produksi:

a. Sutradara, menduduki posisi tertinggi dari segi artistik. Ia memimpin pembuatan film tentang „bagaimana yang harus tampak‟ oleh penonton. Tanggung jawabnya meliputi aspek-aspek kreatif, baik interpretatif maupun teknis dari sebuah produksi film.

b. Penulis skenario, skenario film harus disampaikan dalam deskripsi-deskripsi visual dan harus mengandung ritme adegan-adegan beserta dialog yang selaras denga tuntutan-tuntutan sebuah film.


(2)

35 c. Penata Fotografi atau juru kamera adalah tangan kanan sutradara dalam kerja lapangan. Ia bekerja bersama dengan sutradara untuk menentukan jenis-jenis shot.

d. Penyunting, hasil syuting setelah diproses dilaboratorium kini memasuki tahap editing atau penyuntingan. Tenaga pelaksanannya disebut editor atau penyunting. Editor bertugas menyusun hasil hingga membentuk pengertian cerita.

e. Penata Artistik, berarti penyusunan segala sesuatu yang melatarbelakangi cerita film yakni menyangkut pemikiran tentang setting.

f. Penata Suara, adalah tenaga ahli yang bertugas memadukan unsur-unsur suara (mixing) yang terdiri atas dialog dan narasi, musik serta efek-efek suara. g. Penata Musik, berkewajiban menata paduan bunyi (yang bukan efek suara)

yang mampu menambah nilai dramatik seluruh cerita film.

h. Pemeran adalah seorang yang mampu membawakan diri sendiri dan mampu membawakan tingkah laku orang lain, termasuk menguasai ritme permainan dan jenis-jenis film yang diikuti.

G. Metode Penelitian

G.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan dari penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe penelitian interpretatif dimaksudkan untuk menginterpretasikan gambaran dan pemahaman mengenai kesesuaian antara visual video klip dengan audio atau lirik lagu dalam


(3)

36 video klip My Facebook. Menurut Bogdan dan Taylor metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan (Moleong Lexy J 2008:4). Semiotika senantiasa menyediakan kemungkinan interpretasi tidak terbatas. Maka dari itu, dengan menggunakan menggunakan metode interpretatif penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan secara detail dan mendalam melalui pendekatan kualitatif. Jenis penelitian ini memberi peluang untuk dibuatnya interpretasi-interpretasi alternatif.

Penelitian ini difokuskan utuk mendeskriptifkan pemahaman terhadap interpretasi makna simbol atau tanda dalam lirik lagu dengan visual dalam video klip ”My Facebook” yang dinyanyikan oleh group band Gigi. Peneliti kali ini menggunakan metode analisis semiotik yaitu mengacu pada teori Roland Barthes.

G.2 Ruang Lingkup Penelitian

Yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah video klip lagu ”My Facebook” dari group band Gigi garapan Jay Subiyakto dengan durasi utuh 04.51. Untuk penelitian ini unit analisisnya adalah lirik lagu dan beberapa scene yang diteliti, namun hanya scene yang dianggap memiliki makna tertentu yang dianggap


(4)

37 sudah bisa mewakili makna atau citra dari video klip lagu ”My Facebook” itu sendiri. Baik dari segi audio (lirik lagu) maupun visual (gambar).

G.3 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui dua cara: 1. Data Primer

Data primer dilakukan dengan teknik pengumpulan data dokumentasi yaitu memutar video klip ”My Facebook” yang dijadikan sample penelitian, frame dari beberapa shot yang dianggap mewakili dipotong, dari potongan frame tersebut kemudian dibuat file .jpg.

2. Data Sekunder

Data sekunder dengan mencari kepustakaan yang ada, berupa buku, internet, dan atau bahan tertulis lain yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang ada guna menunjang kelengkapan data.

G.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis semiotika, yaitu menggunakan teori semiotik Barthes. Barthes berpendapat bahwa proses pemaknaan sebuah tanda memiliki dua tahap. Tahap pertama, seseorang akan menginterpretasi sebuah tanda sesuai makna awal yang besifat objektif (first order), yakni dengan mengakaitkan secara langsung tanda dengan realitas yang ada. Kemudian kita memasuki tahap kedua, yaitu makna


(5)

38 konotasi. Makna konotasi adalah makna-makna yang diberikan pada tanda yang mengacu pada nilai-nilai budaya, agama, kepercayaan, dll.

Data akan dibaca dan dianalisis dengan memperhatikan elemen yang terkandung dalam video klip, kemudian ditemukan maknanya. Dengan menggunakan interpretasi makna dua tingkat Barthes, maka peneliti akan mampu mendeskripsikan kesesuaian antara visual video klip dengan audio atau lirik lagu dalam video klip My Facebook.

Sebuah tanda dapat berubah-ubah makna sesuai konteksnya, langkahnya adalah, data dimaknakan secara denotatif yang kemudian dimaknakan secara

konotatif yang kemudian dihubungkan dengan kebudayaan serta mitos dalam

pembungkus tanda. Penggunaan semiotik Barthes didasarkan pada beberapa pertimbangan. Barthes berpendapat bahwa kita dapat berbicara dua sistem tanda pemaknaan denotasi dan konotasi.

Menurut Barthes denotatif merupakan tingkat pertandaan yang rujukannya pada realitas, yang menghasilkan makna yang eksplisit, langsung dan pasti. Sedangkan konotatif adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda, yang didalamnya beroperasi makna yang eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti (artinya terbuka terhadap berbagai kemungkinan tafsiran).

Metode yang digunakan peneliti tentu saja memiliki kelemahan, karena tergantung kemampuan analisa individual. Dimana seorang peneliti memiliki keterbatasan untuk menginterpretasikan dan memaknai tanda, dan selain itu keterbatasan peneliti dalam mendapatkan referensi.


(6)

39 Untuk penelitian ini tidak semua shot akan diteliti, namun hanya shot-shot tertentu yang dianggap peneliti memunculkan tanda-tanda. Sesuai dengan semiotika Roland Barthes yang akan diaplikasikan, bila hendak menemukan maknanya, maka yang dilakukan adalah data dimasukkan ke dalam tabel kerja analisis, supaya didapatkan gambaran yang bersifat umum dan mencakup apa yang dimaknakan maka peneliti menggunakan peta tanda Roland Barthes (Tabel 1.3).