15
2.2 Pemanfaatan Koleksi
Penjelasan mengenai pemanfaatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005, 711 bahwa “Pemanfaatan adalah suatu cara atau proses dalam
memanfaatkan suatu benda atau objek”. Menurut Sutarno Sutarno 2006, 220 mengenai pemanfaatan koleksi yaitu, ‘’Agar perpustakaan tersebut dibaca dan
dipergunakan secara maksimal oleh masyarakat, maka perpustakaaan harus menyediakan berbagai jenis koleksi dan layanan beserta sarana dan
prasarananya’’. Berdasarkan pernyataan ini, dapat dipahami bahwa masyarakat akan membaca dan mempergunakan perpustakaan dengan maksimal apabila
perpustakaan menyediakan koleksi dan layanan serta sarana dan prasarana yang mendukung kemudahan masyarakat dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan.
Sehingga, dapat dipahami juga bahwa pemanfaatan koleksi adalah suatu cara untuk menggunakan bahan pustaka yang telah disediakan perpustakaan, baik
dengan cara membaca maupun meminjam. Hal yang disebut memanfaatkan koleksi perpustakaan adalah dengan menggunakan secara maksimal koleksi yang
telah dilayankan oleh perpustakaan. Dengan membaca di tempat, memfotokopi, meminjam dan lain-lain.
Lancaster Lancaster 1993, 77 membatasi pengertian pemanfaatan di ruang baca dengan bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1. Jika koleksi diambil dari rak, dan dikembalikan lagi, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?
2. Jika koleksi diambil dari rak dan sebagian dibaca, apakah koleksi itu sudah dimanfaatkan?
3. Jika koleksi ada di ruang baca dan dibaca sekilas, apakah koleksi itu juga sudah dimanfaatkan?
16
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pemanfaatan koleksi berlangsung apabila koleksi keluar dari rak dan koleksi dipinjam keluar dari
gedung perpustakaan. Koleksi yang keluar dari rak dan dibaca diruang baca in- library use serta koleksi yang dipinjam keluar gedung perpustakaan melalui
sirkulasi out-library use. Namun, Koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan
belum tentu dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna apabila perpustakaan tidak mengolah, dan melayankan koleksi tersebut kepada pengguna dengan tepat, dan
kemudian pengguna tidak dapat menemukan koleksi yang dibutuhkannya. 2.2.1 Tujuan pemanfaatan koleksi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tujuan pengguna memanfaatkan koleksi perpustakaan. Handoko dalam Handayani Handayani dan
Laugu 2007, 28 menyatakan bahwa dari segi pengguna, pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sebagai
berikut : 1.
Faktor Internal, meliputi : a. Kebutuhan, yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah
kebutuhan akan informasi b. Motif, merupakan sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan
atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu c. Minat, adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu
2. Faktor Eksternal, meliputi :
a. Kelengkapan koleksi. Banyaknya koleksi referensi yang dapat dimanfaatkan informasi oleh pengguna
b. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui
kecepatan mereka memberi layanan c. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.
17
Berdasarkan pendapat di atas dinyatakan bahwa kebutuhan akan informasi serta motif yang menjadi dorongan dan minat terhadap pemanfaatan koleksi
adalah faktor internal dari dalam diri pengguna yang muncul untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan yaitu salah satunya adalah kebutuhan
pengguna akan informasi. Selain dari faktor yang berasal dari dalam diri, ada juga faktor eksternal yang merupakan faktor dari luar diri pengguna yang dapat
mempengaruhi dalam memanfaatkan koleksi yaitu kelengkapan koleksi, hal yang tentu menjadi ketertarikan pengguna untuk memanfaatkan koleksi di perpustakaan
adalah tersedianya koleksi atas informasi yang dibutuhkan pengguna. Pelayanan yang diberikan pustakawan yang terampil dalam melayani kebutuhan pengguna
serta fasilitas pencarian kembali koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna menjadi faktor eksternal atas pemanfaatan koleksi di perpustakaan.
Terdapat banyak jenis layanan pengguna yang ada di perpustakaan. Layanan pada setiap perpustakaan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna pada
perpustakaan tersebut. Jenis-jenis layanan pengguna yang biasanya ditemui adalah layanan sirkulasi, referensi, pendidikan pemakai, fotokopi, anak, remaja,
kelompok pembaca khusus, perpustakaan keliling dan lain-lain.
Menurut Kosmayadi Kosmayadi dan Andriaty 2006, 51 bahwa: Layanan merupakan salah satu subsistem perpustakaan yang berhubungan
langsung dengan pengguna user, baik yang langsung maupun tidak langsung datang ke perpustakaan. Layanan merupakan ujung tombak dan
sekaligus gambaran kualitas suatu perpustakaan. Kinerja suatu perpustakaan tercermin dari tingkat dan kualitas layanan yang diberikan.
Dari pendapat di atas dapat diuraikan bahwa layanan merupakan suatu gambaran kualitas perpustakaan karena layanan berhubungan langsung dengan
18
pengguna, baik yang datang langsung maupun tidak langsung ke perpustakaan. Sehingga, kinerja suatu perpustakaan tercermin dari tingkat dan kualitas layanan
perpustakaan yang diberikan. Layanan yang baik dalam melayani pengguna juga menjadi suatu
ketertarikan bagi pengguna untuk berkunjung ke perpustakaan. Menyajikan informasi kepada pengguna melalui suatu layanan yang mudah untuk digunakan
oleh pengguna. Layanan yang biasanya diberikan di perpustakaan menyangkut fasilitas dan juga koleksi.
Sejalan dengan pernyataan di atas Rubianti Rubianti 2008, 3 menjelaskan bahwa “Pelayanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan penyampaian bantuan
kepada pemakai melalui berbagai fasilitas, aturan, dan cara tertentu pada sebuah perpustakaan agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan dengan semaksimal
mungkin”. Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa pelayanan di perpustakaan
mempengaruhi pemanfaatan pengguna perpustakaan. Pelayanan perpustakaan meliputi kegiatan menyampaikan bantuan kepada pengguna agar seluruh koleksi
perpustakaan dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin oleh pengguna. Pemanfaatan koleksi oleh pengguna menjadi salah satu tolok ukur kinerja
perpustakaan. Semakin tinggi minat pengguna untuk berkunjung dan memanfaatkan koleksi perpustakaan maka perpustakaan telah berhasil
melayankan koleksi yang ada kepada pengguna. Tingginya pemanfaatan menunjukkan ketersediaan dan kerelevanan koleksi terhadap informasi yang
dibutuhkan pengguna.
19
2.2.2 Frekwensi pemanfaatan koleksi Setiap pengguna mempunyai perbedaan frekwensi atau kekerapan dalam
memanfaatkan koleksi di perpustakaan. Menurut Salim Salim dan Yenny 2002, 425 bahwa “Frekuensi adalah sejumlah pengulangan kejadian tertentu yang
teratur”. Frekwensi yang dimaksud adalah kekerapan atau keseringan pengguna datang ke perpustakaan untuk memanfaatkan koleksi baik hanya dibaca ditempat
atau meminjam bahan pustaka. Frekwensi pengguna memanfaatkan koleksi dapat menjadi indikator bagi
perpustakaan. Ketersediaan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna tentu akan meningkatkan frekwensi pemanfaatan koleksi oleh pengguna tersebut. Jadi,
frekwensi pemanfaatan koleksi berhubungan erat dengan ketersediaan serta relevansi koleksi dengan kebutuhan infromasi pengguna.
Kekerapan pengguna memanfaatkan koleksi dapat dilihat dari data sirkulasi yang tinggi dan juga banyaknya bahan pustaka keluar dari rak dan
terletak di meja baca yang menunjukkan bahwa koleksi dibaca di ruang baca. Data peminjaman bahan pustaka dapat meningkat setiap tahun apabila banyak
pengguna memanfaatkan koleksi dengan melakukan peminjaman. Data sirkulasi dapat menjadi salah satu indikator pemanfaatan bahan pustaka oleh pengguna.
Apabila setiap tahun peminjaman yang dilakukan oleh pengguna semakin menurun, maka penyelenggara perpustakaan harus mengkaji kembali ketersediaan
dan kerelevanan bahan pustaka yang mereka layankan kepada penggunanya
20
2.2.3 Bentuk pemanfaatan koleksi Koleksi perpustakaan Perguruan Tinggi dapat berupa koleksi tercetak dan
tidak tercetak. Berdasarkan perbedaan tersebut, tentunya perbedaan juga terdapat dalam bentuk pemanfaatan setiap koleksi. Berikut ini adalah bentuk-bentuk
pemanfaatan koleksi di perpustakaan yang dibedakan antara koleksi tercetak dan elektronik.
1. Koleksi Tercetak a. Peminjaman
Peminjaman dilakukan di meja sirkulasi setelah pengguna mendapatkan bahan pustaka yang dibutuhkannya. Peminjaman merupakan salah satu cara untuk
pengguna memanfaatkan bahan pustaka yang dipinjamnya. Dengan meminjam maka pengguna mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memanfaatkan bahan
pustaka. Terdapat batas waktu peminjaman pada setiap perpustakaan. Sejalan dengan pendapat Salim Salim 2002, 1165, “Makna meminjam adalah memakai
barang dalam hal ini buku orang lain untuk sementara waktu”. b. Baca di tempat
Menurut Salim Salim 2002, 114, “Makna membaca adalah melihat isi sesuatu yang tertulis dengan teliti serta memahaminya dengan melisankan atau
dalam hati”. Pengguna yang memiliki waktu luang dapat memanfaatkan bahan pustaka dengan dibaca di tempat. Setelah mengambil buku dari rak, kemudian
pengguna memilih tempat di ruang baca untuk membaca bahan pustaka yang telah dipilihnya tersebut. Hal ini dibatasi dengan jam layanan perpustakaan.
21
c. Mencatat Informasi dari buku Beberapa pengguna melakukan pencatatan informasi yang dianggapnya
penting pada suatu bahan pustaka. Hal ini biasanya dilakukan dengan berbagai bahan pustaka sehingga pengguna mendapatkan informasi yang dibutuhkannya
dari berbagai sumber. Seperti pendapat Salim Salim 2002, 263, “Makna mencatat adalah menulis atau memasukkan sesuatu dalam buku sebagai
peringatan”. d. Memperbanyak Foto Copy
Salim Salim 2002, 425 berpendapat bahwa, “Menjelaskan makna memfotokopi adalah membuat salinan bahan cetakan atau barang tulisan lainnya
dengan menggunakan mesin fotokopi”. Dengan jasa layanan foto copy yang disediakan oleh pepustakaan, tentu pengguna dapat memilih-milih setiap lembar
bahan pustaka yang berisi informasi yang dibutuhkannya. Dengan cara ini, pengguna yang memiliki waktu terbatas akan dapat memanfaatkan bahan pustaka.
Namun, dengan cara memperbanyak bahan pustaka cenderung akan melanggar hak cipta karena kebanyakan dari pengguna lupa untuk mengikutsetakan cover
atau halaman judul yang berisi bibliografi buku tersebut yang berguna untuk diajadikan sumber atau daftar pustaka atas dokumen tercopy tersebut.
2. Koleksi elektronik Dengan koleksi elektronik pengguna lebih leluasa dalam menemukan
informasi yang dibutuhkannya. Karena koleksi elektronik tidak mengharuskan pengguna untuk datang ke perpustakaan dan melakukan peminjaman. Jadi, dalam
pemanfaatan koleksi elektronik yang dimiliki oleh perpustakaan, pengguna harus
22
terlebih dahulu tersambung untuk mengakses web ataupun database koleksi elektronik. Kemudian memilih pilihan view untuk hanya melihat dokumen
elektronik tersebut atau memilih download pada koleksi elektronik untuk mengunduh dokumen elektronik yang diinginkan, setelah melakukan download,
file dapat disimpan maupun dicetak. Akses terhadap koleksi elektronik di perpustakaan biasanya dibatasi
dengan keanggotaan perpustakaan atau yang telah mendaftar untuk mendapatkan akses saja yang bisa melakukannya. Hal ini dibuat dengan tujuan untuk menjaga
hak cipta koleksi elektronik yang cenderung lebih mudah untuk disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Beberapa Perpustakaan Perguruan Tinggi yang tidak lagi mempublikasikan koleksi seperti skripsi, tesis, dan disertasi menjadi koleksi
elektronik karena kecenderungan semakin meningkatnya plagiatisme dalam penulisan kaya ilmiah. Namun, hal ini tetap dapat berjalan dan menjadi suatu hal
yang berguna jika perpustakaan menemukan cara yang tepat dalam publikasi koleksi elektronik.
Kesenjangan informasi serta pemahaman yang tidak cukup baik yang dimilki pengguna perpustakaan, memerlukan adanya bantuan serta peran
pustakawan untuk membantu pengguna memanfaatkan koleksi perpustakaan. Peran pustakawan bukan hanya mengolah dan menyajikan informasi yang
dibutuhkan oleh pengguna. Namun, juga memberikan bimbingan kepada pengguna dalam mencari dan memanfaatkan informasi di perpustakaan yang telah
tersedia agar pencarian informasi efisien, efektif serta tepat sasaran. Selain itu,
23
Pustakawan juga bekerjasama dengan pengguna untuk memilih bahan pustaka yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dalam dunia pendidikan tinggi dengan sivitas akademika sebagai masyarakat yang dilayani, maka tenaga pengelola perpustakaan harus memiliki
kriteria tertentu. Pengelola perpustakaan harus dapat merubah image dan paradigma bahwa pustakawan adalah seorang dengan kacamata tebal, tua, dan
tidak bersahabat. Peran pustakawan harus meningkat seiring dengan perkembangan
teknologi informasi saat ini. Pustakawan membantu mengarahkan pengguna untuk mendapatkan informasi yang berorientasi kebutuhan pengguna serta informasi
yang dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu indikator peningkatan mutu pelayanan yang terkait dengan kompetensi dan peran pustakawan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya adalah peningkatan jumlah pengunjung ke perpustakaan.
Menurut Hadi 2005, 17 bahwa : Peran pustakawan yang penting adalah sebagai penyaji informasi yang
relevan dan berkualitas. Pustakawan harus mampu menyediakan fasilitas, suasana, dan sistem yang memungkinkan pencarian dan penemuan
informasi yang relevan dan berkualitas di tengah banjir informasi yang semakin deras melanda para pengguna perpustakaan dan pencari informasi
pada umunya.
Dari pendapat di atas, dapat dipahami bahwa banjirnya informasi saat ini, menyulitkan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkualitas serta
relevan bagi kebutuhannya. Pentingnya pustakawan dalam hal ini adalah menyajikan informasi yang relevan dan berkualitas tersebut kepada pengguna.
Dan juga pustakawan harus mampu menyediakan sistem yang memungkinkan
24
pengguna untuk melakukan pencarian dan penemuan terhadap informasi yang relevan dan berkualitas tersebut. Selain itu pustakawan juga berperan dalam
menyediakan fasilitas serta suasana perpustakaan yang nyaman bagi pengguna. Selain itu Hasanah Hasanah 1993, 47 menyatakan bahwa “Pendidikan
pemakai merupakan salah satu kegiatan pemanduan dari perpustakaan untuk membantu pemakai perpustakaan dalam meningkatkan keterampilan pemakai
menemukan informasi yang diinginkan secara cepat dan tepat”. Tidak hanya dalam ruang lingkup pencarian koleksi di perpustakaan,
Pustakawan juga harus dapat membantu pengguna dalam melakukan penelusuran informasi melalui internet. Memandu pengguna menemukan informasi yang
sesuai dengan kebutuhannya serta menunjukkan informasi-informasi yang berkualitas.
2.2.4 Alat bantu penelusuran koleksi Untuk menemukan bahan pustaka dan informasi yang dibutuhkan oleh
pengguna, maka pengguna perlu melakukan penelusuran terlebih dahulu. Alat bantu penelusuran membantu untuk menemukan bahan pustaka yang dicari
sehingga hasil penelusuran akan lebih efektif dan efisien daripada pengguna datang ke rak dan mencari bahan pustaka secara langsung.
Pengertian katalog menurut Arif dalam Kosmayadi Kosmayadi dan Andriaty 2006, 52 mennyatakan bahwa:
Katalog merupakan keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen, demikian pula katalog elekronik dari sistem perpustakaan yang
terautomasi. Subsistem seperti OPAC dan sirkulasi saling berinteraksi dalam menyediakan layanan automasi.
25
Alat bantu penelusuran koleksi yang biasanya dipakai perpustakaan adalah Online Public Access Catalog. Menurut Hafiah Hafiah 2011, 168 menyatakan
bahwa: OPAC adalah katalog terpasang, yaitu suatu database dari record-record
katalog yang dapat diakses oleh umum atau pencari informasi. OPAC dapat mengetahui koleksi tertentu di perpustakaan, sehingga pemustaka
dengan cepat, tepat dan akurat dalam mencari koleksi yang dibutuhkan.
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa OPAC berisi cantuman bibliografi koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan dengan sistem temu
balik informasi berbasis komputer. Dengan OPAC, pencarian pada suatu bahan pustaka akan lebih tepat. Pengguna dapat melakukan penelusuran dengan kata
kunci nama pengarang, judul, subyek, dan kata kunci yang berkaitan dengan bahan pustaka yang dicari.
Menurut Kosmayadi Kosmayadi dan Andriaty 2006, 53, tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan OPAC adalah:
1 Pengguna dapat mengakses secara langsung ke dalam pangkalan data yang dimiliki perpustakaan,
2 Mengurangi beban biaya dan waktu yang diperlukan dan yang harus dikeluarkan oleh pengguna dalam mencari informasi,
3 Mengurangi beban pekerjaan dalam pengelolaan pangkalan data sehingga dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja,
4 Mempercepat pencarian informasi, dan 5 Dapat melayani kebutuhan informasi masyarakat dalam jangkauan
yang luas. Dapat dipahami bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan OPAC
di atas adalah memberikan pelayanan akses terhadap bahan pustaka dengan mudah kepada pengguna. Akses ke dalam pangkalan data secara langsung yang
dapat dilakukan pengguna dimana saja sehingga lebih menghemat biaya dan waktu yang harus dikeluarkan oleh pengguna bila ternyata bahan pustaka yang
26
mereka cari tidak tersedia di perpustakaan tersebut, pengguna tidak perlu datang ke perpustakaan, dengan memastikan kesediaan bahan pustaka melalui OPAC
membantu pengguna menghemat biaya dan menghemat waktu. Kemudahan mendapatkan informasi melalui internet saat ini seharusnya
menjadi kemajuan bagi Perpustakaan Perguruan Tinggi untuk mengembangkan perpustakaanya karena yang dilayaninya saat ini adalah sivitas akademis yang
ingin kecepatan, ketepatan, serta kemudahan dalam menemukan informasi yang mereka butuhkan. Tidak tersedianya alat bantu penelusuran koleksi di
perpustakaan dapat menyebabkan pemanfaatan koleksi semakin menurun drastis.
Sintesis :
Pemanfaatan koleksi adalah suatu cara untuk menggunakan bahan pustaka yang telah disediakan perpustakaan, baik dengan cara membaca maupun
meminjam, dengan indikator 1 Frekwensi pemanfaatan koleksi 2 Pelayanan perpustakaan 3 Bentuk pemanfaatan koleksi 4 Peran Pustakawan.
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah teknik yang digunakan penulis di dalam melakukan penelitian untuk memperoleh hasil penelitian yang benar atau
mendekati kebenaran, proses penelitian harus dilakukan dengan teknik-teknik tertentu sehingga metode dapat dipilih dan ditentukan dari berbagai macam teori
ilmiah yang membahas tentang metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional
dengan analisis regresi sederhana dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini merupakan metode yang menganalisis tentang pengaruh antara satu variabel bebas
dengan satu variabel terikat untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap vaiabel lain. Arikunto 2006, 296
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Wiliam Iskandar pasar V Medan
Estate 20731.
3.3. Populasi
Populasi merupakan objek yang akan diteliti yang memiliki karakterisktik tertentu. Menurut SugionoSugiono 2006, 72 bahwa “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.”