Hubungan Kebutuhan Informasi Siswa dengan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang.

(1)

Hubungan Kebutuhan Informasi Siswa dengan

Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam

Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperolehgelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh

Kristina Elnora Sihite

060709012

Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi S1

Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara

2010


(2)

ABSTRAK

Kristina Sihite. 2010. Hubungan Kebutuhan Informasi Siswa dengan

Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang. Medan: Departemen Studi

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi Perpustakaan SMA St. Petrus dalam mendukung proses belajar di SMA St. Petrus Sidikalang. Lokasi penelitian ini adalah di Perpustakaan SMA St. Petrus Jl. Parongil No.97 Sidikalang.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA St. Petrus dari kelas 1 dan kelas 2 yang berjumlah 336 orang. Penentuan sampel berdasarkan pendapat Arikunto dan ditentukan besar sampel 25% dari jumlah populasi dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 84 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah proportionate stratified random sampling.

Teknik pengumpulan data adalah melalui angket dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang dengan nilai korelasi sebesar 0,98. Koefisien determinasi adalah sebesar 0,96. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan informasi siswa dapat menjelaskan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang sebesar 96%, sedangkan 4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Hubungan Kebutuhan Informasi Sisiwa dengan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam

bidang studi perpustakaan dan informasi pada Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Sebagai insan yang biasa, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini di masa mendatang.

Penulis mengucapkan terimakasih yang teristimewa dan sebesar-besarnya kepada Bapak saya Humala Sihite dan Ibu tercinta Rosmawati Sianipar atas segala doa, dukungan dan pengorbanan moril dan materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak hingga selesainya skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, selaku ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi sekaligus sebagai Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Syakirin Pangaribuan, S.H selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Dirmansyah selaku Dosen Wali dan seluruh staf pengajar Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi yang telah banyak


(4)

memberikan pengetahuan kepada penulis dibidang Perpustakaan dan Informasi.

5. Staf pegawai pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi (B’Yudi) yang telah membantu dalam mengurus surat-surat yang berhubungan dengan skripsi ini..

6. Untuk kakakku K’ Delima, dan adik-adikku Lambas, Desni, Elpi, Samuel, Swandi yang selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis. 7. Suster Florentina Sihombing selaku kepala sekolah, seluruh staf pengajar

dan pegawai SMA St. Petrus Sidikalang. Juga kepada seluruh siswa kelas 1 dan 2 yang telah memberikan waktu untuk mengisi kuesioner penelitian ini.

8. Teman-teman stambuk 2006, Apri, Arda, Elis, Siska, Tata, Ida, Wina, Inggit, Minda, Dila, Cici, Nia, Oni, Isna, Tia, Citra, Nita, Ika, Lina, Sri, Khairani, Richard, Shella, Tina Regina, Anggi dan semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

9. Buat K’Ika yang telah membantu penulis dalam mengolah data dengan menggunakan SPSS.

10.Teman-teman kost di Harmonika 20 (Helen, Yanti, Ita, Esi, Mika, Adel, Ester, Ika) dan Sahabat-sahabat terbaikku Deni, Lidia, Juni, Eva, Ernita yang selalu memberi semangat kepada penulis.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis. Akhir kata penulis ucapkan Terimakasih.

Medan, Juni 2010 Penulis,

Kristina Elnora Sihite 060709012


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

1.6 Hipotesis Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kebutuhan Informasi Siswa ... 6

2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi ... 6

2.1.2 Jenis Kebutuhan Informasi ... 8

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 9

2.1.4 Karakteristik Kebutuhan Informasi ... 11

2.1.5 Sumber Informasi ... 12

2.1.6 Pengguna Informasi ... 13

2.2 Perpustakaan Sekolah ... 14

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 14

2.2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 15

2.2.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 17

2.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan ... 17

2.3.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 17

2.3.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 18

2.3.3 Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Sampel ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.5 Definisi Operasional Variabel... 26

3.6 Kisi-Kisi Kuesioner ... 27


(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyebaran Kuesioner dan Karakteristik Responden ... 31

4.2 Analisis Deskriptif ... 31

4.2.1 Tanggapan Responden terhadap Kebutuhan Informasi ... 31

4.2.2 Tanggapan Responden terhadap Ketersediaan Koleksi ... 40

4.3 Penentuan Korelasi ... 48

4.3.1 Perhitungan Korelasi ... 48

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 49

4.3.3 Uji Koefisien Determinasi... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 50

5.2 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA... 52


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi – Kisi Kuesioner... ... 27

Tabel 2 Komposisi Responden Berdasarkan Kelas... ... 31

Tabel 3 Jenis Kebutuhan Informasi Siswa... ... 32

Tabel 4 Jenis Kebutuhan Informasi Siswa... ... 33

Tabel 5 Jenis Kebutuhan Informasi Siswa... ... 34

Tabel 6 Jenis Kebutuhan Informasi Siswa... ... 34

Tabel 7 Jenis Kebutuhan Informasi Siswa... ... 35

Tabel 8 Sumber Informasi... ... 36

Tabel 9 Sumber Informasi... ... 37

Tabel 10 Sumber Informasi... ... 38

Tabel 11 Sumber Informasi... ... 38

Tabel 12 Sumber Informasi... ... 39

Tabel 13 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 40

Tabel 14 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 41

Tabel 15 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah ... ... 42

Tabel 16 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 43

Tabel 17 Kebermanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 43

Tabel 18 Kebermanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah ... ... 44

Tabel 19 Kebermanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 45

Tabel 20 Ketersediaan Koleksi Baru... ... 46

Tabel 21 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah... ... 46


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian... .... 54

Lampiran 2 Tabel Distribusi Skor Butir Jawaban Responden... .... 58

Lampiran 3 Nilai Variabel X dan Variabel Y... ... 62


(9)

ABSTRAK

Kristina Sihite. 2010. Hubungan Kebutuhan Informasi Siswa dengan

Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang. Medan: Departemen Studi

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi Perpustakaan SMA St. Petrus dalam mendukung proses belajar di SMA St. Petrus Sidikalang. Lokasi penelitian ini adalah di Perpustakaan SMA St. Petrus Jl. Parongil No.97 Sidikalang.

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA St. Petrus dari kelas 1 dan kelas 2 yang berjumlah 336 orang. Penentuan sampel berdasarkan pendapat Arikunto dan ditentukan besar sampel 25% dari jumlah populasi dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 84 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah proportionate stratified random sampling.

Teknik pengumpulan data adalah melalui angket dan studi kepustakaan. Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Untuk mengetahui hubungan kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan uji t pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang dengan nilai korelasi sebesar 0,98. Koefisien determinasi adalah sebesar 0,96. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan informasi siswa dapat menjelaskan ketersediaan koleksi pada Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang sebesar 96%, sedangkan 4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Informasi di era globalisasi telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Masyarakat informasi memiliki kebutuhan utama untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan yang berguna untuk mendukung kegiatannya sehari-hari baik sebagai pengusaha, pegawai, dosen, guru, mahasiswa, siswa, petani, buruh dan berbagai profesi lainnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan makin meningkatnya penyebaran informasi mendorong manusia selalu ingin tahu tentang suatu hal yang dapat memperluas wawasannya. Kebutuhan informasi seseorang menjadi meningkat apabila ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu hal. Rasa ingin tahu yang tinggi tersebut khususnya timbul pada anak remaja khususnya pelajar dimana mereka membutuhkan masukan-masukan dari luar dirinya. Mereka membutuhkan informasi bukan hanya informasi tentang mata pelajaran dan tugas-tugas sekolah tetapi juga membutuhkan informasi lain dan yang terbaru yang berhubungan dengan kehidupan dalam masyarakat, lingkungan maupun dalam kehidupan individualnya seperti kesehatan, religi, dan gaya hidup.

Adapun kebutuhan informasi seorang siswa dapat dibedakan menjadi kebutuhan personal yaitu kebutuhan menyangkut pribadi siswa misalnya kebutuhan tentang kesehatan, pendidikan, agama, pengembangan diri, mode/ fashion, dan gaya hidup. Kebutuhan kedua yaitu kebutuhan terkait peran sosial yaitu peran sebagai pelajar yang membutuhkan informasi tentang tugas-tugas sekolah, materi pelajaran. Sedangkan kebutuhan ketiga adalah kebutuhan informasi terkait lingkungan, yaitu lingkungan sekolah dan tempat tinggal.

Mengingat beragamnya kebutuhan informasi siswa dalam hal ini pelajar SMA, ditambah sumber informasi yang bervariasi maka Perpustakaan Sekolah sebagai fasilitator dalam mendukung kebutuhan informasi siswa SMA memegang peranan yang sangat penting. Akan jauh lebih baik apabila Perpustakaan Sekolah dapat memenuhi tuntutan kebutuhan informasi para remaja. Perpustakaan Sekolah


(11)

harus dapat memahami kebutuhan informasi siswa misalnya mengetahui apa yang sesuai dan seharusnya dibaca oleh siswa SMA.

Sumber informasi merupakan faktor pendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan mendukung proses belajar siswa. Setiap siswa membutuhkan sumber informasi atau koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan informasi mereka. Koleksi yang disediakan perpustakaan harus relevan dengan kebutuhan informasi siswa sehingga dapat digunakan sebagai referensi dalam melaksanakan proses belajar dan mengajar di sekolah. Salah satu sarana dalam mendukung proses belajar siswa di sekolah adalah Perpustakaan Sekolah. Dalam dunia pendidikan, Perpustakaan Sekolah merupakan faktor penting yang perlu diperhitungkan keberadaannya. Peran Perpustakaan Sekolah sangat diharapkan untuk membantu program pendidikan dan pengajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam kurikulum, mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan sumber informasi perpustakaan dan menambah pengetahuan pengguna Perpustakaan Sekolah tersebut.

Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang melayani siswa, guru dan karyawan dari suatu sekolah tertentu. Perpustakaan Sekolah merupakan pusat sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang berada di sekolah. Oleh karena itu Perpustakaan Sekolah mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar dan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Namun Perpustakaan Sekolah kebanyakan kurang termanfaatkan oleh siswa SMA karena berbagai faktor diantaranya koleksi perpustakaan yang kurang menarik bagi siswa, ruang perpustakaan yang relatif sempit. Untuk mengatasi hal tersebut perlu disediakan koleksi yang berkualitas, bervariasi dan up to date.

Perpustakaan SMA St. Petrus merupakan salah satu jenis Perpustakaan Sekolah Menengah Atas yang berfungsi melayani kebutuhan informasi pengguna potensialnya seperti guru, siswa dan staf yang bekerja di sekolah tersebut. Untuk melayani dan memenuhi kebutuhan informasi siswa SMA St. Petrus Sidikalang, pustakawan harus mampu mengadakan dan mengelola koleksi perpustakaan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu mendukung dalam proses belajar. Untuk mendukung proses belajar siswa dan mengembangkan pengetahuan


(12)

yang ia miliki, peran perpustakaan sekolah sangat dibutuhkan yaitu dengan menyediakan koleksi yang berkualitas, bervariasi dan up to date. Sehingga akan menimbulkan ketertarikan para siswa untuk menggunakan koleksi perpustakaan dan dapat menghasilkan siswa-siswa yang aktif, kreatif, dan berprestasi. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang masih minim baik dari segi jumlah maupun jenisnya dan koleksi yang disediakan kurang bervariasi dimana koleksi yang tersedia masih kebanyakan buku-buku pelajaran dan kurang up to date, sehingga koleksi tersebut kurang termanfaatkan oleh siswa dalam memenuhi kebutuhan informasi dan proses belajar mereka. Adapun jumlah pengguna perpustakaan SMA St. Petrus sampai pada bulan April 2010 adalah sebanyak 504 siswa. Jumlah koleksi buku yang dimiliki perpustakaan SMA St. Petrus sebanyak 11.510 eksamplar dan jumlah judul buku sekitar 2.300 judul buku. Sementara menurut Samosir (2003:7) koleksi dasar yang harus dapat dibina Perpustakaan sekolah dalam jangka waktu lima tahun adalah 10 judul per setiap murid. Sesuai dengan pendapat tersebut seharusnya Perpustakaan Sekolah SMA St. Petrus harus dapat menyediakan 5.040 judul buku. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa koleksi yang dimiliki Perpustakaan Sekolah SMA St. Petrus masih kurang mencukupi kebutuhan setiap siswa.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi pengelola Perpustakaan SMA dalam mengadakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna potensial perpustakaan sekolah. Oleh sebab itu penulis memilih judul “Hubungan

Kebutuhan Informasi Siswa dengan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah dalam Mendukung Proses Belajar di SMA St. Petrus Sidikalang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah : “Bagaimanakah hubungan antara kebutuhan informasi dengan ketersediaan koleksi Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang dalam mendukung proses belajar siswa ?”


(13)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan informasi dengan ketersediaan koleksi Perpustakaan SMA St. Petrus dalam mendukung proses belajar”.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian ini adalah :

(1) Bagi Institusi : yaitu sebagai masukan dan sebagai bahan pertimbangan kepada Perpustakaan SMA St. Petrus untuk lebih meningkatkan dan mengembangakan koleksi dan layanan informasi di perpustakaan.

(2) Bagi Penulis : yaitu untuk mengetahui kebutuhan informasi siswa dan ketersediaan koleksi Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang serta menambah wawasan penulis di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi khususnya tentang kebutuhan informasi dan koleksi perpustakaan.

(3) Bagi Pembaca : yaitu sebagai bahan referensi untuk membahas masalah penelitian yang sama dan menambah pengetahuan pembaca mengenai kebutuhan informasi dan ketersediaan koleksi Perpustakaan Sekolah yang dapat mendukung proses belajar siswa.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kajian pengguna khususnya menyangkut kebutuhan informasi pengguna potensial perpustakaan yaitu warga sekolah (guru dan siswa) dan ketersediaan koleksi Perpustakaan Sekolah. Kebutuhan Informasi meliputi pengertian kebutuhan informasi, jenis kebutuhan informasi, faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, karakteristik kebutuhan informasi, pengguna informasi dan sumber informasi. Ketersediaan koleksi Perpustakaan Sekolah meliput i pengertian koleksi perpustakaan sekolah, jenis koleksi perpustakaan sekolah.


(14)

1.6 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini memiliki dua variabel penelitian oleh karena itu penelitian ini menggunakan hipotesis penelitian sebagai jawaban sementara atas permasalahan penelitian. Adapaun hipotesis penelitian ini adalah : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebutuhan informasi siswa dengan ketersediaan koleksi Perpustakaan Sekolah.


(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Kebutuhan Informasi Siswa

2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Istilah kebutuhan informasi didefinisikan oleh Krikelas dalam Harissanti (2007:3) dengan “pengakuan mengenai adanya ketidakpastian”. Kata informasi dikaitkan dengan kata kebutuhan karena menegaskan sebuah kebutuhan dasar yang mirip dengan kebutuhan dasar manusia lainnya, yang oleh para psikolog dibedakan dalam tiga kategori yaitu kebutuhan fisiologis, afektif dan kognitif (Rohde dalam Harissanty, 2007:3).

Dikaitkan dengan lingkungan yang menyebabkan timbulnya kebutuhan, ada beberapa kebutuhan yang dikemukakan oleh Katz, Gurevitch dan Haas dalam Yusuf (2009:338) sebagai berikut :

1. “Kebutuhan kognitif, kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannnya.

2. Kebutuhan afektif, kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional.

3. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individu.

4. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain.

5. Kebutuhan berkhayal (escapist needs), kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion)”.

Kebutuhan yang dihadapi orang tidak akan berkurang sepanjang hidupnya, begitu juga masalah-masalah yang menyertainya karena pada dasarnya yang disebut masalah adalah kebutuhan yang menduduki prioritas tinggi. Terjadinya kebutuhan jika terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara yang seharusnya dengan kondisi nyata sekarang. Sebenarnya timbulnya suatu kebutuhan itu juga dari adanya informasi yang datang menerpa orang yang bersangkutan (Saepudin, 2009:1).


(16)

Menurut Wilson sebagaimana dikutip oleh Yulianah (2009:10), munculnya kebutuhan informasi dipengaruhi oleh kebutuhan pribadi yang berkaitan kebutuhan fisiologi, afektif maupun kognitif terkait dengan peran seseorang dalam pekerjaan atau kegiatan dan tingkat kompetensi seseorang sebagaimana diharapkan oleh lingkungannya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Atherton dalam Yulianah (2009:10), bahwa kebutuhan informasi seseorang tergantung pada pekerjaan, tujuan menggunakan informasi, usia, kecakapan, kedudukan profesional.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi seseorang didorong oleh keadaan dalam diri seseorang dan perannya dalam lingkungannya. Dimana seseorang menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki masih kurang sehingga ada keinginan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Informasi tersebut dapat digunakan untuk menambah pengetahuan mengenai lingkungan masyarakat, tugas-tugas pribadi sesuai dengan pekerjaan, pendidikan, hiburan dan untuk pengambilan keputusan.

Belkin dalam Ishak (2006:91) menyatakan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menganggap bahwa pengetahuan yang ia miliki saat itu sangat kurang dari yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan suatu masalah.

Kebutuhan informasi seseorang terjadi karena adanya kesenjangan antara pengetahuan yang ia miliki dimana seseorang merasa bahwa informasi yang ia miliki masih kurang atau tidak memadai untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya. Ketika seseorang menyadari bahwa apa yang diketahuinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan informasinya, maka timbul keinginan untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.

Wilson dalam Harissanty (2007:5) mengemukakan bahwa kebutuhan informasi manusia terbagi kedalam tiga konteks yaitu : kebutuhan terkait dengan


(17)

lingkungan seseorang (person’s environment), peran sosial yang disandang (social

roles), dan karakteristik personal (personal characteristics).

Kebutuhan terkait dengan lingkungan seseorang dapat menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang lingkungannya misalnya informasi tentang lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, peristiwa-peristiwa terkini dan kebijakan pemerintah. Kebutuhan terkait dengan peran sosial yaitu mengenai peran seseorang dalam lingkungan masyarakat misalnya sebagai pelajar membutuhkan informasi tentang pelajaran atau tugas-tugas di sekolah dan kebutuhan pemahaman baru tentang materi pelajaran di sekolah. Kebutuhan terkait dengan karakteristik personal yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan kesehatan, gaya hidup dan kebutuhan untuk mendapatkan hiburan (Harissanty, 2007:5). Sehingga dapat dinyatakan bahwa kebutuhan informasi seorang siswa yang utama adalah informasi yang bermanfaat bagi kehidupannya baik pada saat sekarang maupun yang akan datang. Informasi tersebut berhubungan dengan tugas-tugas akademik pelajar yang sedang dalam proses bersekolah (belajar). Selain itu seorang pelajar juga membutuhkan informasi tentang lingkungan sekitar, pengembangan pribadi dan informasi hiburan. Dengan demikian perpustakaan sekolah dituntut untuk memenuhi ketiga jenis kebutuhan informasi siswa tersebut dengan menyediakan koleksi yang berhubungan dengan kebutuhan informasi siswa.

2.1.2 Jenis Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi seseorang selalu berubah seiring dengan waktu dan memiliki jenis kebutuhan informasi yang berbeda. Menurut Guha dalam Saepudin (2009:1) ada empat jenis kebutuhan terhadap informasi yaitu :

1. “Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna

informasi yang sifatnya mutakhir.

2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna

yang diperlukan sehari-hari yang sifatnya spesifik dan cepat.

3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna

akan informasi yang mendalam, spesifik dan lengkap.

4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan


(18)

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Saepudin tersebut terdapat empat jenis kebutuhan informasi dimana pengguna informasi membutuhkan informasi yang bersifat mutakhir, spesifik, cepat, ringkas dan lengkap.

Sedangkan menurut Devadason sebagaimana dikutip oleh Ishak (2006:92) menyatakan bahwa jenis kebutuhan informasi tergantung pada kegiatan kerja, disiplin ilmu/bidang pekerjaan/minat, fasilitas yang tersedia, kedudukan atau jabatan seseorang, motivasi, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk menemukan ide baru dan kebutuhan mencari kebenaran.

Sesuai dengan pendapat di atas dapat dikemukakan jenis kebutuhan informasi siswa antara lain kebutuhan sesuai dengan pekerjaan yakni sebagai pelajar, kebutuhan sesuai dengan minat siswa, kebutuhan untuk mengambil keputusan, kebutuhan untuk menemukan ide baru dan kebutuhan untuk mencari kebenaran.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Menurut Sulistyo-Basuki sebagaimana dikutip oleh Saepudin (2009:1) kebutuhan informasi ditentukan oleh :

1. “Kisaran informasi yang tersedia

2. Penggunaan informasi yang akan digunakan

3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing-masing pemakai

4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada 5. Konsekuensi penggunaan informasi”.

Sementara menurut Nicholas dalam Ishak (2006:93) faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai adalah :

1. “Jenis pekerjaan

2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi yang meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan 3. Waktu

4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi)


(19)

Sesuai dengan pernyataan yang dikutip oleh Sepudin dan Ishak mengenai faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi, dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi adalah ketersediaan informasi, kegunaan dari informasi, lingkungan, motivasi seseorang dalam mencari informasi, jenis pekerjaan, waktu, kemudahan dalam mengakses informasi dan sarana yang digunakan untuk mencari informasi.

Wilson dalam Ishak (2006:93-94) menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu :

1. “Kebutuhan individu (person)

Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis

(psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan

kebutuhan kognitif (cognitive needs). 2. Peran sosial (social role)

Peran soaial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja

(performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada

dalam diri individu.

3. Lingkungan (environment)

Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial budaya (socio-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment) dan lingkungan fisik

(physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun

faktor kebutuhan individu, sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi”.

Terdapat tiga tingkatan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi yaitu faktor kebutuhan individu yang meliputi kebutuhan psikologis, afektif dan kognitif. Kebutuhan psikologis yaitu kebutuhan tentang psikologi seseorang, kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan seseorang akan informasi yang dapat menambah pengetahuannya tentang lingkungannya, kebutuhan afektif yaitu kebutuhan seseorang akan informasi yang ringan dan menyenangkan misalnya dengan menonton TV. Faktor peran sosial meliputi peran kerja dan tingkat kinerja dan faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja, lingkungan sosial budaya, lingkungan politik ekonomi dan lingkungan fisik.


(20)

2.1.4 Karakteristik Kebutuhan Informasi

Menurut Leckie et.al sebagaimana diuraikan oleh Ishak (2006:94) kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi, yaitu :

1. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan atau usia. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak kebutuhan informasinya. 2. Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau

eksternal. Kebutuhan khusus misalnya kebutuhan tentang pekerjaan seseorang atau kebutuhan seorang siswa tentang pelajaran dan tugas-tugas sekolah.

3. Frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu berulang atau baru. Pengguna informasi tentunya akan memilih informasi yang terbaru daripada informasi lama dan berulang.

4. Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan atau tidak terduga. Jika kebutuhan informasi seseorang muncul dengan tiba-tiba atau tidak terduga, misalnya terjadi ketika seseorang mencari informasi tentang pelajaran sekolah dan tiba-tiba muncul dalam benaknya untuk mencari informasi lain yang berhubungan dengan pelajaran tersebut, maka orang tersebut akan mencari dan menemukan informasi tersebut.

5. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat urgensinya. Apabila informasi yang dibutuhkan sangat penting maka orang yang membutuhkan informasi tersebut akan berusaha mencari dan menemukan informasi tersebut.

6. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit untuk dipecahkan.

Sedangkan menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006:94-95) ada sebelas karakteristik kebutuhan informasi yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi tersebut, yaitu :


(21)

2. Fungsi (function) 3. Sifat (nature)

4. Tingkat intelektual (intellectual level) 5. Titik pandang (viewpoint)

6. Kuantitas (quantity) 7. Kualitas (quality)

8. Batas waktu informasi (date)

9. Kecepatan pengiriman (speed of delivery) 10.Tempat asal publikasi (place)

11.Pemrosesan dan pengemasan (processing and packaging)”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tentang kesebelas karakteristik kebutuhan informasi, dapat diuraikan sebagai berikut antara lain : Pokok masalah artinya apa yang menjadi pokok masalah dalam suatu informasi. Fungsi yaitu apa fungsi informasi bagi penggunanya. Sifat informasi artinya apakah suatu informasi berubah pada waktu/ periode tertentu. Tingkat intelektual maksudnya suatu informasi harus mengandung pengetahuan yang dapat menambah kecerdasan penggunanya. Titik pandang maksudnya bahwa setiap orang memiliki titik pandang yang berbeda-beda mengenai suatu informasi. Kuantitas maksudnya dalam memenuhi kebutuhan informasinya setiap orang membutuhkan informasi dengan jumlah yang berbeda-beda. Kualitas yaitu menggambarkan kualitas isi informasi dan relevansinya dengan kebutuhan informasi pengguna. Batas waktu informasi maksudnya apakah informasi yang disediakan merupakan informasi terbaru atau sudah usang. Kecepatan pengiriman berkaitan dengan kecepatan penyampaian informasi kepada pengguna, hal ini perlu diperhatikan karena pengiriman informasi yang lambat akan mengakibatkan keusangan informasi sehingga tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Tempat asal publikasi juga penting bagi pengguna karena berhubungan dengan bahasa yang digunakan dan kepercayaan pengguna terhadap isi informasi. Pemrosesan dan pengemasan berkaitan dengan penyajian informasi dan tampilan fisik suatu informasi.

2.1.5 Sumber Informasi

Sumber informasi merupakan media yang digunakan untuk mendapatkan informasi, seperti : manusia, media (cetak, elektronik, buku/ naskah) dan lembaga informasi (perpustakaan).


(22)

Menurut Krikelas dan Arsland dalam Astuti (2008:11) menyatakan bahwa sumber informasi terbagi menjadi kebutuhan informasi internal dan kebutuhan informasi eksternal. Sumber informasi internal diantaranya catatan pribadi dan hasil pengamatan, sedangkan sumber informasi eksternal merupakan sumber informasi yang didapatkan melalui sumber informasi langsung.

Sedangkan menurut Bouzza dan Evan dalam Astuti (2008:11) menyatakan bahwa sumber informasi terdiri dari sumber informasi formal dan informal. Yang termasuk sumber informasi formal adalah buku, majalah, koran, internet, TV dan radio. Sedangkan yang termasuk sumber informasi informal adalah dosen, rekan seprofesi dan teman.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber informasi dapat diperoleh melalui informasi internal dan eksternal atau informasi formal dan informal. Cara untuk memperoleh informasi tersebut diantaranya dengan cara seperti yang diuraikan oleh Hartono (1986:10) yaitu : mengunjungi perpustakaan untuk mendapatkan dokumen atau informasi yang diperlukan, meminta bantuan dari pusat pelayanan informasi dan menanyakan kepada kolega atau teman.

2.1.6 Pengguna Informasi

Pengguna informasi adalah “pihak yang menerima atau menggunakan informasi” (Sankarto dan Permana, 2008:4). Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pengguna informasi perpustakaan sekolah adalah semua pengguna potensial perpustakaan sekolah yaitu siswa, guru dan staf pegawai yang ada di sekolah tertentu.

Menurut Yusuf (2009:330) pengguna informasi perpustakaan dibagi menjadi dua bagian yaitu : pengguna yang belum sempat dilayani di perpustakaan disebut dengan pengguna potensial (potential users) dan pengguna yang sudah datang ke perpustakaan dan sudah memanfaatkan jasa layanan perpustakaan disebut dengan pengguna aktual (actual users).

Pengguna potensial adalah orang yang sebenarnya membutuhkan pelayanan dari perpustakaan sampai kepada mereka di rumah-rumah


(23)

kediamannya. Pengguna potensial ini seperti orang yang cacat fisik dan mental, orang yang sudah berusia lanjut, dan juga orang yang sehat secara fisik dan mental tetapi belum mempunyai kesempatan untuk datang ke perpustakaan disebabkan karena kesibukan dalam pekerjaannya dan jauh dari pusat sumber informasi (Yusuf, 2009:330). Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa SMA merupakan pengguna aktual karena dapat diasumsikan kalau mereka sudah pernah datang ke perpustakaan dan sudah memanfaatkan jasa perpustakaan sekolahnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa mereka tidak pernah datang ke perpustakaan dan tidak pernah memanfaatkan jasa perpustakaan sebagi sumber informasinya karena alasan tertentu.

2.2. Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah memiliki peranan penting dalam mendukung proses belajar bagi siswa. Perpustakaan Sekolah merupakan salah satu sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah. Jika dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, perpustakaan sekolah memiliki sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa dan meningkatkan kualitas pendidikan siswa. Dengan adanya perpustakaan sekolah, siswa dapat terlibat langsung dalam proses belajar dimana siswa dapat belajar mandiri dengan menggunakan koleksi perpustakaan.

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan Sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah dan dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan.

Menurut Samosir (2003) Perpustakaan Sekolah adalah :

“Semua perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan. Perpustakaan Sekolah merupakan bagian terpadu dari sekolah yang bertugas mengumpulkan, mengelola, menyimpan dan memelihara bahan pustaka untuk dipergunakan oleh guru dan siswa untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah”.

Perpustakaan Sekolah adalah pusat sumber belajar dan sumber informasi bagi pemakainya. Perpustakaan Sekolah dapat diartikan sebagai tempat kumpulan


(24)

buku-buku atau tempat buku dihimpun dan diorganisasikan sebagi media belajar siswa. Perpustakaan Sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran (Darmono, 2004:2).

Keberadaan Perpustakaan Sekolah saat ini menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Diharapkan Perpustakaan Sekolah dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu Perpustakaan Sekolah perlu dikembangkan sehingga dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi warga sekolah.

2.2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Menurut Yusuf (2005:3) tujuan Perpustakaan Sekolah adalah :

1. “Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan

3. Menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanaan kurikulum

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen dan lainnya”. Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk mendorong dan menumbuhkembangkan semangat dan kebiasaan membaca bagi siswa. Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan menyediakan sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan siswa baik yang mendukung proses belajar di sekolah maupun yang bersifat hiburan yang bermutu dan kreatif yang dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mereka.


(25)

Tujuan Perpustakaan Sekolah dalam Buku Perpustakaan Sekolah sebagaimana diuraikan Samosir (2003) adalah :

a. Tujuan Umum

“Perpustakaan Sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama-sama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas Pembangunan Nasional yang berasaskan Pancasila dan UUD 1945”.

b. Tujuan Khusus

Perpustakaan Sekolah diselengarakan untuk :

1. “Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya mendayagunakan budaya tulisan dalam segala sektor kehidupan

2. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta memanfaatkan informasi

3. Mendidik murid agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat dan berhasil guna

4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri 5. Memupuk minat dan bakat

6. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif

7. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri”.

Pendapat di atas menyatakan bahwa tujuan perpustakaaan di bagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum lebih mengarah kepada agama, sikap dan kebangsaan atau nasionalisme yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, meningkatkan budi pekerti dan meningkatkan semangat cinta tanah air. Sedangkan tujuan khusus lebih mengarah kepada pendidikan siswa dimana tujuan tersebut adalah mengembangkan minat, kemampuan dan mendidik siswa dalam memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan.


(26)

2.2.3 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Soeatminah dalam Samosir (2003) menyatakan bahwa Perpustakaan Sekolah berfungsi sebagai sarana yang dapat :

1. “Meningkatkan kemampuan berpikir dan menanamkan kebiasaan belajar sendiri sesuai dengan bakat dan perkembangannya

2. Menanamkan pengetahuan yang terpadu sebagai gabungan dari mata pelajaran sesuai denga kurikulum sekolah

3. Menaikkan prestasi keilmuan melalui bahan bacaan.” Menurut Yusuf (2005:4-6) fungsi Perpustakaan Sekolah adalah :

1. “Fungsi edukatif, maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada di Perpustakaan Sekolah terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar.

2. Fungsi informatif, berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan para siswa dan guru.

3. Fungsi rekreasi, dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi dan sebagainya yang dapat menghibur pembacanya disaat yang memungkinkan.

4. Fungsi riset atau penelitian, maksudnya koleksi perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana”.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan sekolah memiliki fungsi sebagai sumber kegiatan belajar mengajar, membantu siswa untuk memperluas pengetahuan tentang setiap bidang studi dan membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir, belajar mandiri. Fungsi lain dari perpustakaan sekolah adalah menyediakan koleksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah sehingga mendorong prestasi siswa, juga sebagai pusat rekreasi dengan menyediakan bacaan yang bersifat menghibur .

2.3 Ketersediaan Koleksi Perpustakaan

2.3.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Sekolah

Koleksi Perpustakaan Sekolah adalah “sejumlah bahan atau sumber– sumber informasi, baik berupa buku ataupun bukan buku yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan” (Yusuf, 2005:9).


(27)

Koleksi perpustakaan sekolah adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran. (Standar Nasional Indonesia, 7329: 2009).

Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan sekolah adalah semua bahan atau sumber-sumber informasi yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemu kembali dan didayagunakan baik berupa buku maupun bukan buku yang berguna untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa khususnya dalam proses belajar mengajar di sekolah yang bersangkutan.

2.3.2 Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

Setiap siswa di sekolah memiliki bakat, kebutuhan, perhatian dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Perpustakaan Sekolah harus dapat menyediakan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Menurut Yusuf (2005:9) Koleksi Perpustakaan Sekolah dapat dikelompokkan menjadi :

A. Koleksi Buku

Buku adalah terbitan yang membahas informasi tertentu disajikan secara tertulis sedikitnya setebal 64 halaman tidak termasuk halaman sampul, diterbitkan oleh penerbit atau lembaga tertentu serta ada yang bertanggung jawab terhadap isi yang dikandungnya (Darmono, 2001:52).

Menurut Yusuf (2005:9-20) koleksi buku terbagi menjadi buku fiksi dan non fiksi.

a. Buku Non Fiksi

Buku-buku yang bersifat non fiksi maksudnya buku yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan budaya sekitar kita.

Yang tergolong kedalam buku-buku non fiksi adalah : 1. “Buku-Buku Teks Utama atau Buku Pelajaran

Buku teks adalah buku tentang satu bidang ilmu tertentu yang ditulis berdasarkan sistematika dan organisasi tertentu sehingga memudahkan proses pembelajarannya baik oleh guru maupun murid.

Buku-buku teks meliputi buku pegangan guru dan murid yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Buku-buku teks berisi materi pelajaran untuk pegangan guru dan murid dalam


(28)

melaksanakan proses belajar mengajar. Buku teks harus sesuai dengan pedoman kurikulum terbaru.

2. Buku-Buku Teks Pelengkap

Buku-buku teks pelengkap adalah buku-buku yang materinya bersifat melengkapi isi buku-buku teks utama. Materi buku teks pelengkap ini tetap didasarkan pada kurikulum yang berlaku di sekolah. Buku jenis ini diterbitkan oleh berbagai penerbit swasta dan disahkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

3. Buku-Buku Rujukan

Buku-buku rujukan adalah buku-buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukkan secara langsung bagi pembacanya.

Buku-buku rujukan meliputi : a. Kamus

Kamus adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaannya dalam kalimat dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata tersebut.

b. Ensiklopedia

Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari istilah tersebut.

c. Almanak

Almanak adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam keterangan antara lain data statistik, ramalan cuaca dan berbagai peristiwa penting lainnya di suatu saat dan tempat tertentu termasuk bidang ilmu pengetahuan dalam jangka waktu tertentu.

d. Buku tahunan

Buku tahunan adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir. Pada umumnya buku tahunan berisi masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat.

e. Buku petunjuk

Buku petunjuk biasanya berisi petunjuk praktis dalam melakukan sesuatu.

f. Terbitan Pemerintah

Terbitan pemerintah adalah suatu terbitan yang dicetak atas biaya dan tanggung jawab pemerintah

g. Direktori

Buku ini berisi petunjuk bagaimana cara mudah untuk menemukan alamat seseorang, nomor telepon dan keterangan lain tentang seseorang atau badan yang didaftarnya. Daftar alamat ini disusun berdasarkan urutan abjad nama orang atau badan.

h. Bibliografi

Bibliografi adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat yang disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek atau keterangan lain tentang buku.


(29)

i. Indeks dan abstrak

Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu dan disertai keterangan yang menunjukkan tempat istilah tersebut berada.

Abstrak adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah.

j. Sumber geografi

Sumber geografi sangat diperlukan oleh perpustakaan. Jenis koleksi ini berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, hasil pertanian daerah tertentu, laut, hasil laut, gunung, gurun, curah hujan untuk daerah tertentu. Bentuk sumber geografi pada umumnya adalah atlas, globe, peta”.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa koleksi non fiksi merupakan koleksi yang penting digunakan oleh siswa untuk mendukung kegiatan belajar. Koleksi non fiksi meliputi buku-buku teks utama atau buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum sebagai buku pegangan bagi siswa dan guru. Buku teks pelengkap sebagai bahan tambahan yang mendukung isi informasi buku teks utama dan buku rujukan yang dapat digunakan untuk mencari informasi penting atau istilah-istilah dengan menggunakan buku rujukan seperti kamus, ensiklopedi. Ketiga jenis koleksi tersebut yaitu buku-buku teks utama atau buku pelajaran, buku-buku teks pelengkap dan buku-buku rujukan merupakan komponen utama yang diperlukan dan dipergunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah.

b. Buku Fiksi

Kelompok buku-buku fiksi adalah buku-buku yang di tulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan (Yusuf, 2005:18). Buku-buku fiksi biasanya dalam bentuk cerita atau sering dikaitkan dengan novel. Buku-buku jenis fiksi serta buku bergambar dapat merangsang rasa ingin tahu dan dapat mengembangkan imajinasi anak didik. Buku-buku ini memuat cerita-cerita tentang kehidupan maupun kegiatan-kegiatan selama imajinatif dan berfungsi sebagai bacaan hiburan.


(30)

B. Koleksi Bahan Bukan Buku

1. “Terbitan berkala ( majalah dan surat kabar )

Terbitan berkala biasanya memuat beberapa artikel atau tulisan dari beberapa pengarang serta berbagai berita dan keterangan lain yang dianggap penting dengan kala terbit secara teratur. Yang tergolong terbitan berkala adalah surat kabar, majalah dan buletin.

2. Pamflet

Pamflet merupakan bahan cetakan yang terdiri dari beberapa lembar namun tidak dijilid dan berisi tentang berbagai masalah yang masih hangat atau mutakhir.

3. Brosur

Brosur atau selebaran adalah bentuk karya cetak yang biasanya memuat berita atau keterangan yang perlu diketahui oleh masyarakat mengenai keadaan atau kondisi orang atau badan yang menerbitkan selebaran tersebut.

4. Guntingan surat kabar

Guntingan surat kabar atau disebut juga kliping dibuat dari guntingan berita atau tulisan dan artikel dalam surat kabar atau majalah yang dianggap penting ditempelkan pada selembar kertas kemudian dijilid. 5. Gambar atau lukisan

Gambar atau lukisan adalah bentuk karya seni seseorang yang perlu dihargai keberadaannya. Misalnya hasil karya seni siswa yang biasanya diletakkan di perpustakaan sekolah.

6. Globe

Globe atau bola dunia perlu disediakan di perpustakaan sekolah untuk mempersiapkan dan menyediakan informasi bagi para siswa yang menginginkan informasi tentang dunia secara mini”.

Koleksi bahan bukan buku juga perlu untuk dikoleksi perpustakaan sekolah karena pelajar SMA juga membutuhkan bahan bacaan yang berisi berita seperti surat kabar dan majalah. Selain itu mereka juga membutuhkan informasi tentang suatu lembaga atau organisasi seperti yang dimuat di brosur dan bahan lain seperti globe yang dapat digunakan sebagai alat peraga dalam belajar.

C. Koleksi Bahan Pandang Dengar (Audiovisual)

Bahan pandang dengar juga merupakan koleksi perpustakaan. Koleksi bahan pandang dengar adalah koleksi perpustakaan yang dibuat atas hasil teknologi elektronik bukan bahan hasil dari cetakan dari kertas. Bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga (Darmono, 2001:55).


(31)

Jenis-jenis koleksi bahan audiovisual diantaranya film suara, kaset video, tape recorder, slide suara, piringan hitam, CD, VCD, DVD. Koleksi bahan audiovisual ini juga penting dalam proses belajar. Bahan audiovisual dapat digunakan sebagai alat peraga dimana dengan melihat dan mendengar informasi yang disajikan dalam koleksi tersebut akan memudahkan para siswa untuk memahami isi informasi yang disampaikan melalui media audiovisual tersebut. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah perlu memperhatikan keberadaan koleksi bahan audiovisual sehingga perpustakaan akan menjadi semakin diminati siswa.

2.3.3 Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Sekolah

Jumlah koleksi Perpustakaan Sekolah dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Koleksi Dasar

Koleksi dasar sebagai koleksi permulaan yang harus dapat dibina perpustakaan dalam jangka waktu 5 tahun adalah 10 judul per setiap siswa. Koleksi minimal suatu Perpustakaan Sekolah adalah 20 judul per setiap siswa.

b. Pengembangan Koleksi

Apabila koleksi dasar suatu Perpustakaan Sekolah telah tercapai, maka untuk menjaga agar kondisinya selalu seimbang dengan adanya kerusakan dan kehilangan, perlu diadakan :

- Pemeliharaan koleksi setiap tahun sebanyak 10 % dari koleksi yang sudah ada. - Penambahan koleksi sebanyak 10 % dari koleksi yang sudah ada (Samosir, 2003:7).

Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa Perpustakaan harus memiliki koleksi dasar dengan perincian 10 judul per siswa dan koleksi minimal 20 judul per siswa. Selain itu, Perpustakaan Sekolah juga harus mengadakan pemeliharaan dan penambahan koleksi sebanyak 10% dari jumlah koleksi yang sudah ada. Dengan demikian Perpustakaan Sekolah akan maju dan bermanfaat


(32)

bagi siswa baik untuk memnuhi kebutuhan kegiatan belajar maupun memenuhi kebutuhan informasi lain yang berkaitan.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Sevilla et.al (1993:87) penelitian korelasi adalah ”penelitian yang di rancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu ”penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok” (Singarimbun, 1989:3). Metode survei dipilih untuk mengobservasi pemikiran siswa mengenai kebutuhan informasi dalam dirinya dan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai ketersediaan koleksi perpustakaan yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar dan memenuhi kebutuhan informasi lainnya.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan SMA St. Petrus Jl. Parongil No.97 Sidikalang.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (1998:57) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA St. Petrus yaitu siswa kelas 1 (satu) dan kelas 2 (dua) yang berjumlah 336 orang. Dalam penelitian ini tidak termasuk siswa kelas 3 karena sudah tidak mengikuti proses belajar.


(34)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, dan teknik yang digunakan adalah proportionate stratified random sampling yaitu teknik sampling yang digunakan bila anggota populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional (Sugiyono, 1999: 75). Dalam penelitian ini anggota populasi diambil secara bertingkat yaitu dari kelas 1 dan kelas 2.

Penentuan besar sampel dari populasi didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:134) yang menyatakan bahwa :

”Apabila jumlah subjek dari populasi besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari : a) kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana, b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data dan c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti”.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menetapkan besar sampel pada penelitian ini sebanyak 25% dari jumlah populasi, maka besar sampel adalah 84 orang dengan perincian sebagai berikut:

No. Kelas Sub Populasi Sampel

1. Kelas 1 177

336 177

x 84 = 44

2. Kelas 2 159

336 159

x 84 = 40


(35)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian kepada responden.

b. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan data melalui bahan perpustakaan yang dijadikan sebagi sumber informasi.

3.5Definisi Operasional Variabel

Menurut Arikunto (2006:118) variabel adalah ”objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan di teliti yaitu :

1. Variabel Kebutuhan Informasi (X)

Kebutuhan informasi adalah ”pengakuan seseorang mengenai adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan untuk mengatasi kekurangan tersebut” (Belkin dalam Ishak, 2009:91).

Dalam penelitian ini, variabel kebutuhan informasi siswa adalah pengakuan siswa mengenai adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi dan topik tertentu. Variabel kebutuhan informasi tersebut mencakup jenis kebutuhan informasi, sumber informasi yang digunakan dan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi tersebut.

2. Variabel Ketersediaan Koleksi (Y)

Dalam penelitian ini variabel ketersediaan koleksi adalah kesiapan suatu koleksi untuk dapat digunakan pengguna perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Koleksi yang dibahas dalam penelitian ini adalah koleksi perpustakaan sekolah. Koleksi perpustakaan sekolah adalah sejumlah bahan atau sumber informasi yang disediakan di perpustakaan sekolah berupa buku fiksi dan non fiksi, terbitan berkala, bahan audiovisual untuk kepentingan proses belajar mengajar di sekolah.


(36)

Variabel ketersediaan koleksi mencakup jenis koleksi, kelengkapan koleksi, ketersediaan koleksi dan kesesuaian koleksi dengan kebutuhan siswa

3.6 Kisi – Kisi Kuesioner

Tabel 1. Kisi – Kisi Kuesioner

Variabel Indikator Nomor item Jumlah item Kebutuhan

Informasi

1.Jenis kebutuhan informasi 2. Sumber informasi

1, 2, 3, 4, 5 6, 7, 8, 9, 10

5 5

Ketersediaan Koleksi

1.Jenis dan ketersediaan koleksi perpustakaan sekolah

2.Kebermanfaatan koleksi perpustakaan sekolah

3.Kebaruan koleksi

perpustakaan sekolah 4.Kesesuaian koleksi dengan

kebutuhan

1, 2, 3, 4

5, 6, 7

8

9, 10

4

3

1

2

3.7Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini adalah menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah ”statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi” (Sugiyono, 1998:112). Statistik deskriptif merupakan proses transpormasi data dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Untuk menafsirkan besar persentase yang diperoleh dari tabulasi data digunakan metode penafsiran menurut Supardi dalam Napitupulu (2008:38) sebagi berikut :


(37)

a. 1 – 24% Sebagian Kecil b. 25 – 49% Hampir Setengah

c. 50% Setengah

d. 51 – 74% Sebagian Besar e. 75 – 99% Pada Umumnya

f. 100% Seluruhnya

1. Uji Korelasi (r)

Untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu :

rxy =

(

2

)( )

2

Y X

XY

Dimana :

rxy : Angka indeks korelasi ”r” Product Moment ΣXY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y (Arikunto, 1998:256)

Setelah diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi maka dapat ditentukan bagaimana hubungan antara kebutuhan informasi dengan ketersediaan koleksi. Untuk menentukan hubungan tersebut, peneliti berpedoman pada pendapat Hadi (2001:272) yang menyatakan bahwa :

Koefisien korelasi selalu bergerak diantara 0,000 dan ± 1,000. Koefisien korelasi dari 0,000 sampai + 1,000 menunjukkan korelasi yang positif, sedang dari 0,000 sampai – 1,000 menunjukkan korelasi yang negatif. Korelasi positif yang paling sempurna adalah + 1,000 dan korelasi negatif yang tertinggi adalah – 1,000. Jika ada perhitungan koefisien korelasi lebih besar dari +1,000 atau kurang dari – 1,000, itu tandanya ada kesalahan dalam perhitungan.


(38)

Untuk mengukur kedekatan korelasi antara variabel Kebutuhan Informasi dengan Ketersediaan Koleksi digunakan koefisien korelasi disimbolkan dengan ”r” dengan kategori sebagai berikut :

(Sugiyono, 1998:149).

Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (1998:73), ”Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Bobot untuk setiap jawaban yang diberikan responden dari setiap pertanyaan adalah sebagai berikut :

a. Jawaban ”a” diberi skor 4 b. Jawaban ”b” diberi skor 3 c. Jawaban ”c” diberi skor 2 d. Jawaban ”d” diberi skor 1

2. Pengujian Hipotesis

Menurut Irianto (2004:98) hal yang perlu diingat dalam uji hipotesis adalah bahwa :

Prosedur dalam pengujian hipotesis dibuat untuk mentes (menguji) kredibilitas Ho. Hal ini berarti bahwa dalam pengujian hipotesis kita akan menguji Ho, bukan menguji Ha, walaupun hipotesis yang dikembangkan melalui kajian teoritis adalah Ha. Oleh karena itu, jika Ho ternyata terbukti kebenarannya, maka kita akan menolak Ha. Sebaliknya, apabila ternyata Ho tidak terbukti kebenarannya maka kita harus menolak Ho dan menerima Ha.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0, 399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat


(39)

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan uji signifikansi yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r hitung dengan nilai r tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Apabila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak tetapi apabila r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha yang diterima dan Ho ditolak.

3. Uji Determinasi

Koefisien determinasi dapat dihitung dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasi ”r” yang ditemukan (Sugiyono, 1998:151).


(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyebaran Kuesioner dan Karakteristik Responden

Sesuai dengan penentuan sampel penelitian yang telah diuraikan pada Bab III dimana penentuan sampel ditetapkan 25% dari jumlah populasi sehingga jumlah responden penelitian ini adalah 84 orang dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 2. Komposisi Responden Berdasarkan Kelas No. Karakteristik

Responden

Jumlah Sampel

1. Kelas 1 177 44

2. Kelas 2 159 40

Jumlah 336 84

Dari hasil tabulasi data berdasarkan kelas responden, maka dapat diketahui bahwa responden berjumlah 84 orang. Karakteristik responden terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu: responden pertama adalah siswa kelas 1 sebanyak 44 orang dan responden kedua adalah siswa kelas 2 sebanyak 40 orang.

Selanjutnya kuesioner diedarkan kepada siswa secara serentak di kelas pada tanggal 24 Mei 2010. Jumlah angket yang diedarkan sebanyak 84 eksamplar dan kembali pada hari itu juga sebanyak 84 eksamplar.

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Tanggapan Responden terhadap Kebutuhan Informasi

Variabel Kebutuhan Informasi Siswa diukur berdasarkan indikator jenis kebutuhan informasi dan sumber informasi. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap kebutuhan informasi siswa dapat dilihat dari jawaban setiap indikator nomor 1 sampai nomor 10 pada Variabel X. Adapun proses penghitungan data dilakukan dengan menggunakan program aplikasi komputer SPSS 16.0.


(41)

Variabel X (Kebutuhan Informasi Siswa)

Tabel 3. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 1. Apakah Saudara

membutuhkan informasi yang berkaitan dengan proses belajar dan tugas-tugas sekolah?

A. Sangat membutuhkan 76 90,5

B. Membutuhkan 8 9,5

C. Kurang membutuhkan 0 0

D. Tidak membutuhkan 0 0

Jumlah 84 100

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa 76 responden (90,5%) menyatakan bahwa siswa sangat membutuhkan informasi yang berkaitan dengan proses belajar dan tugas-tugas sekolah. Sedangkan 8 responden (9,5%) menyatakan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan proses belajar dan tugas-tugas sekolah. Tidak ada responden yang menyatakan kurang membutuhkan dan tidak membutuhkan informasi yang berkaitan dengan proses belajar.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 3, responden yang menyatakan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan proses belajar dan tugas-tugas sekolah sebanyak 84 responden (100%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh responden menyatakan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan belajar dan tugas-tugas sekolah. Hal ini disebabkan karena setiap siswa pasti membutuhkan informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan belajar. Informasi tersebut dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan tambahan untuk mendukung mata pelajaran siswa disekolah maupun di rumah yaitu membantu siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah sehingga pengetahuan dan wawasan siswa menjadi luas.

Dari gambaran tersebut dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi terpenting bagi siswa adalah informasi tentang pelajaran di sekolah dan informasi yang mendukung proses belajar seperti tugas-tugas sekolah. Oleh sebab itu, Perpustakaan Sekolah dituntut untuk menyediakan koleksi seperti buku-buku pelajaran utama dan tambahan yang terbaru dan lebih lengkap supaya dapat


(42)

membantu siswa dalam mengikuti proses belajar dan meningkatkan keterampilan, kreativitas dan kecerdasan sisswa sehingga akan melahirkan siswa-siswa yang berprestasi.

Tabel 4. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 2. Apakah Saudara

membutuhkan informasi yang berkaitan dengan lingkungan?

A. Sangat membutuhkan 40 47,6

B. Membutuhkan 39 46,4

C. Kurang membutuhkan 4 4,8 D. Tidak membutuhkan 1 1,2

Jumlah 84 100

Dari Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa 40 responden (47,6%) menyatakan sangat membutuhkan informasi tentang lingkungan, 39 responden (46,4%) menyatakan membutuhkan, 4 responden (4,8%) menyatakan kurang membutuhkan dan 1 responden (1,2%) menyatakan tidak membutuhkan.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 4, responden yang menyatakan membutuhkan informasi tentang lingkungan sebanyak 79 reponden (94,0%) sedangkan yang menyatakan tidak membutuhkan berjumlah 5 responden (6,0%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden menyatakan membutuhkan informasi yang berkaitan dengan lingkungan seperti lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal.

Kebutuhan informasi tentang lingkungan baik lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Wilson dalam Harissanty (2007: 14) bahwa seseorang membutuhkan informasi untuk mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia sekitar. Hal ini juga merupakan bagian dari kebutuhan manusia akan kebutuhan kognitif yaitu kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungan (Yusuf, 2009: 338).


(43)

Tabel 5. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 3. Apakah Saudara

membutuhkan informasi tentang kesehatan, pengembangan pribadi dan agama?

A. Sangat membutuhkan 64 76,2

B. Membutuhkan 20 23,8

C. Kurang membutuhkan 0 0

D. Tidak membutuhkan 0 0

Jumlah 84 100

Dari Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa 64 responden (76,2%) menyatakan sangat membutuhkan informasi tentang kesehatan, pengembangan pribadi dan agama, 20 orang (23,8%) menyatakan membutuhkan.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 5, responden yang menyatakan membutuhkan informasi tentang kesehatan, pengembangan pribadi dan agama berjumlah 84 responden (100%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh responden membutuhkan informasi tentang kesehatan, pengembangan pribadi dan agama.

Informasi tentang kesehatan, pengembangan pribadi dan agama sangat dibutuhkan oleh siswa dimana mereka dapat mengetahui informasi menyangkut tentang penyakit, pencegahan dan penyembuhannya. Sedangkan informasi tentang agama juga sangat dibutuhkan siswa dimana pada masa remaja kebutuhan tentang agama dan spiritual sangat penting untuk membatasi para remaja/ siswa melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang. Untuk memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan informasi siswa tentang kesehatan, pengembangan pribadi dan agama dibutuhkan peran dari Perpustakaan Sekolah.

Tabel 6. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 4. Apakah Saudara

membutuhkan

informasi-A. Sangat membutuhkan 51 60,7


(44)

informasi terbaru? C. Kurang membutuhkan 0 0 D. Tidak membutuhkan 1 1,2

Jumlah 84 100

Dari Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa 51 responden (60,7%) menyatakan sangat membutuhkan informasi terbaru, 32 responden (38,1%) menyatakan membutuhkan dan 1 responden (1,2%) menyatakan tidak membutuhkan.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 6, responden yang menyatakan membutuhkan informasi terbaru berjumlah 83 responden (89,8%) sedangkan yang menyatakan tidak membutuhkan 1 responden (1,2%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden membutuhkan informasi-informasi terbaru. Oleh karena itu, Perpustakaan Sekolah harus mampu menyediakan informasi terbaru kepada pengguna. Apabila belum mampu menyediakan informasi dalam bentuk elektronik/ digital paling tidak Perpustakaan Sekolah harus mampu menyediakan informasi terbaru dalam bentuk cetak seperti surat kabar, buku dan majalah terbaru.

Tabel 7. Jenis Kebutuhan Informasi Siswa

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 5. Apakah Saudara

membutuhkan informasi/ bacaan ringan yang bersifat menghibur?

A. Sangat membutuhkan 31 36,9

B. Membutuhkan 44 52,4

C. Kurang membutuhkan 7 8,3 D. Tidak membutuhkan 2 2,4

Jumlah 84 100

Dari Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa 31 responden (36,9%) menyatakan sangat membutuhkan informasi yang bersifat menghibur, 44 responden (52,4%) menyatakan membutuhkan, 7 responden (8,3%) menyatakan kurang membutuhkan dan 2 responden (2,4%) menyatakan tidak membutuhkan.


(45)

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 7, responden yang menyatakan membutuhkan informasi yang bersifat menghibur berjumlah 75 responden (89,3%) dan yang menyatakan tidak membutuhkan berjumlah 9 responden (10,7%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden membutuhkan informasi/ bacaan ringan yang bersifat menghibur.

Kebutuhan akan hiburan merupakan sebuah kebutuhan untuk melepaskan diri dari ketegangan emosional atau kebutuhan untuk melarikan diri (escapist

needs) dan hasrat untuk mencari pengalihan (diversion) (Yusup dalam Harissanti,

2007). Jadi informasi hiburan juga perlu disediakan di Perpustakaan Sekolah yang dapat membantu siswa melepaskan diri dari kepenatan sehari-hari.

Tabel 8. Sumber informasi

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 6. Apakah Saudara

menggunakan buku sebagai sumber informasi dalam memenuhi

kebutuhan informasi Saudara?

A. Selalu 22 26,2

B. Sering 40 47,6

C. Jarang 22 26,2

D. Tidak pernah 0 0

Jumlah 84 100

Dari Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa 22 responden (26,2%) menyatakan selalu menggunakan buku sebagai sumber informasinya, 40 responden (47,6%) menyatakan sering dan 22 responden (26,2%) menyatakan jarang.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 8, responden yang selalu menggunakan buku sebagai sumber informasi dalam memenuhi kebutuhan informasinya sebanyak 62 responden (73,8%) dan yang jarang atau tidak pernah sebayak 22 responden (26,2%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden selalu menggunakan buku sebagai sumber informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Sehingga dapat diketahui bahwa sumber informasi yang sering digunakan oleh siswa di Perpustakaan Sekolah


(46)

adalah buku. Oleh karena itu, pihak pengelola Perpustakaan Sekolah harus mampu mempertahankan keberadaan buku menyediakan koleksi buku di Perpustakaan Sekolah yang dibutuhkan pengguna yaitu siswa.

Tabel 9. Sumber Informasi

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 7. Apakah Saudara

menggunakan majalah sebagai sumber informasi dalam memenuhi

kebutuhan informasi Saudara?

A. Selalu 1 1,2

B. Sering 14 16,7

C. Jarang 63 75,0

D. Tidak pernah 6 7,1

Jumlah 84 100

Dari Tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan selalu menggunakan majalah sebagai sumber informasi, 14 responden (16,7%) menyatakan sering, 63 responden (75,0%) menyatakan jarang dan 6 responden (7,1%) menyatakan tidak pernah.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 9, responden yang selalu menggunakan majalah sebagai sumber informasinya berjumlah 15 responden (17,9%) dan yang jarang atau tidak pernah berjumlah 69 responden (82,1%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden jarang menggunakan majalah sebagai sumber informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Hal ini disebabkan karena kurang tersedianya koleksi majalah di Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang. Padahal majalah juga menyediakan informasi yang penting dan lebih mutakhir karena memuat berita-berita terbaru, artikel/ tulisan yang dapat menambah wawasan pembacanya. Oleh karena itu perlu adanya penambahan koleksi majalah di Perpustakaan SMA St. Petrus.


(47)

Tabel 10. Sumber Informasi

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 8. Apakah Saudara

menggunakan surat kabar sebagai sumber informasi dalam memenuhi

kebutuhan informasi Saudara?

A. Selalu 14 16,7

B. Sering 28 33,3

C. Jarang 40 47,6

D. Tidak pernah 2 2,4

Jumlah 84 100

Dari Tabel 10 tersebut dapat diketahui bahwa 14 responden (16,7%) menyatakan selalu menggunakan surat kabar sebagai sumber informasi, 28 responden (33,3%) menyatakan sering, 40 responden (47,6%) menyatakan jarang dan 2 responden (2,4%) menyatakan tidak pernah.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 10, responden yang selalu menggunakan surat kabar sebagai sumber informasinya sebanyak 42 responden (50%) dan yang jarang atau tidak pernah sebanyak 42 responden (50%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang selalu dan yang jarang menggunakan surat kabar sebagai sumber informasinya jumlahnya berimbang.

Tabel 11. Sumber Informasi

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 9. Apakah teman sesama

pelajar juga menjadi sumber informasi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi Saudara?

A. Selalu 14 16,7

B. Sering 53 63,1

C. Jarang 16 19,0

D. Tidak pernah 1 1,2

Jumlah 84 100

Dari Tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa responden memilih teman sesama pelajar sebagi sumber informasinya. 14 responden (16,7%) menyatakan


(48)

selalu, 53 responden (63,1%) menyatakan sering, 16 responden (19,0%) menyatakan jarang dan 1 responden (1,2%) menyatakan tidak pernah.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 11, responden yang selalu menggunakan teman sesama pelajar sebagai sumber informasinya sebanyak 67 responden (79,8%) dan yang jarang atau tidak pernah sebanyak 17 responden (20,2%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden selalu memilih teman sesama pelajar menjadi sumber informasi yang dapat memenuhi kebutuhan informasinya. Hal ini disebabkan karena lebih mudah dan cepat jika seseorang meminta informasi dari teman dibanding dengan sumber informasi lain seperti buku. Siswa dapat bertanya kepada temannya mengenai sesuatu informasi sekaligus dapat berdiskusi baik tentang pelajaran di sekolah, tugas-tugas maupun informasi lain yang berkaitan.

Tabel 12. Sumber Informasi

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 10. Apakah Saudara

menggunakan

perpustakaan sebagai sumber informasi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi Saudara?

A. Selalu 6 7,1

B. Sering 18 21,4

C. Jarang 45 53,6

D. Tidak pernah 15 17,9

Jumlah 84 100

Dari Tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa 6 responden (7,1%) menyatakan selalu menggunakan perpustakaan sebagai sumber informasi, 18 responden (21,4%) menyatakan sering, 45 responden (53,6) menyatakan jarang dan 15 responden (17,9%) menyatakan tidak pernah.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 12, responden yang selalu menggunakan perpustakaan sebagai sumber informasinya sebanyak 24 responden (28,5%) dan yang jarang atau tidak pernah sebanyak 60 responden (71,5%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden


(49)

jarang menggunakan perpustakaan sebagai sumber informasi yang dapat memenuhi kebutuhan informasi mereka.

4.2.2 Tanggapan Responden terhadap Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Variabel Ketersediaan Koleksi diukur berdasarkan indikator jenis dan ketersediaan koleksi, kebermafaatan koleksi, kesesuaian koleksi Perpustakaan Sekolah. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap kebutuhan informasi siswa dapat dilihat dari jawaban setiap indikator nomor 1 sampai nomor 10 pada Variabel Y.

Variabel Y (Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Sekolah) Tabel 13. Jenis koleksi Perpustakaan Sekolah

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 1. Apakah koleksi buku

(fiksi dan non fiksi) tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus?

A. Sangat tersedia 6 7,1

B. Tersedia 34 40,5

C. Kurang tersedia 36 42,9

D. Tidak tersedia 8 9,5

Jumlah 84 100

Dari Tabel 13 tersebut dapat diketahui bahwa 6 responden (7,1%) menyatakan koleksi buku (fiksi dan non fiksi) di Perpustakaan SMA St. Petrus sangat tersedia, 34 responden (40,5%) menyatakan tersedia, 36 responden (42,9%) menyatakan kurang tersedia dan 8 responden (9,5%) menyatakan tidak tersedia. Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 13, responden yang menyatakan koleksi buku (fiksi dan non fiksi) tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus berjumlah 40 responden (47,6%) dan yang menyatakan tidak tersedia 44 responden (52,4%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan koleksi buku (fiksi dan non fiksi) kurang tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus.

Buku merupakan bahan pustaka utama di perpustakaan. Sesuai dengan pendapat Yusuf (2005:24) “dilihat dari fungsi perpustakaan sekolah yang masih


(50)

mengutamakan unsur pembinaan minat baca, pengembangan daya kreativitas dan imajinasi serta karakter anak, maka perbandingan antara jenis koleksi fiksi dan non fiksi adalah 60 : 40. Artinya 60% untuk kategori jenis koleksi yang tergolong fiksi dan 40% untuk koleksi yang tergolong non fiksi”.

Buku fiksi diperlukan karena dengan membaca buku fiksi dapat melepaskan diri dan pikiran dari kesulitan hidup sehari-hari (diversion). Buku fiksi juga dapat mendidik karena memberikan gambaran tentang watak manusia dan keadaan suatu masa atau keadaan suatu tempat. Buku fiksi merupakan koleksi penting yang harus dimiliki perpustakaan. Buku non fiksi penting untuk menambah pengetahuan pembacanya. Dengan demikian perlu adanya pengembangan koleksi buku fiksi dan non fiksi di Perpustakaan SMA St. Petrus Sidikalang.

Tabel 14. Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 2. Apakah koleksi majalah

tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus?

A. Sangat tersedia 1 1,2

B. Tersedia 21 25,0

C. Kurang tersedia 30 35,7

D. Tidak tersedia 32 38,1

Jumlah 84 100

Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan koleksi majalah di Perpustakaan SMA St. Petrus sangat tersedia, 21 responden (25,0%) menyatakan tersedia, 30 responden (35,7%) menyatakan kurang tersedia dan 32 responden (38,1%) menyatakan tidak tersedia.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 14, responden yang menyatakan koleksi majalah tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus sebanyak 22 responden (26,2%) dan yang menyatakan tidak tersedia sebanyak 62 responden (73,8%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan koleksi majalah tidak tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus.


(51)

Perpustakaan Sekolah juga perlu menyediakan koleksi majalah (terbitan berkala) karena majalah biasanya memuat artikel/ tulisan dan berita yang penting. Selain itu, informasi yang dimuat dalam majalah lebih up to date karena diterbitkan secara berkala misalnya mingguan, bulanan, triwulanan. Koleksi ini perlu disediakan di Perpustakaan Sekolah.

Tabel 15. Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 3. Apakah koleksi surat

kabar tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus?

A. Sangat tersedia 4 4,8

B. Tersedia 31 36,8

C. Kurang tersedia 23 27,4

D. Tidak tersedia 26 31,0

Jumlah 84 100

Dari Tabel 15 di atas dapat diketahui bahwa 4 responden (4,8%) menyatakan koleksi surat kabar di Perpustakaan SMA St. Petrus sangat tersedia, 31 responden (36,9%) menyatakan tersedia, 23 responden (27,4%) menyatakan kurang tersedia dan 26 responden (31,0%) menyatakan tidak tersedia.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 15, responden yang menyatakan koleksi surat kabar tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus sebanyak 35 responden (41,6%) dan yang menyatakan tidak tersedia sebanyak 49 responden (58,4%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan koleksi surat kabar tidak tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus.

Surat Kabar juga jenis koleksi yang perlu disediakan di Perpustakaan Sekolah. Sama seperti majalah, surat kabar juga memuat tulisan/ artikel dan berita yang terbaru dan penting bagi pembacanya.


(52)

Tabel 16. Jenis Koleksi Perpustakaan Sekolah

No. Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 4. Apakah koleksi

audiovisual tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus?

A. Sangat tersedia 1 1,2

B. Tersedia 19 22,6

C. Kurang tersedia 33 39,3

D. Tidak tersedia 31 36,9

Jumlah 84 100

Dari Tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa 1 responden (1,2%) menyatakan koleksi audiovisual di Perpustakaan SMA St. Petrus sangat tersedia, 19 responden (22,6%) menyatakan tersedia, 33 responden (39,3%) menyatakan kurang tersedia dan 31 responden (36,9%) menyatakan tidak tersedia.

Sesuai dengan kriteria interpretasi data dari Tabel 16, responden yang menyatakan koleksi audiovisual tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus sebanyak 20 responden (23,8%) dan yang menyatakan tidak tersedia sebanyak 64 responden (76,2%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan koleksi audiovisual tidak tersedia di Perpustakaan SMA St. Petrus.

Tabel 17. Kebermanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah

No.

Pertanyaan Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%) 5. Apakah koleksi buku dan

non buku di Perpustakaan SMA St. Petrus dapat saudara gunakan dan bermanfaat dalam mendukung kegiatan belajar dan

menyelesaikan tugas-tugas sekolah?

A. Sangat bermanfaat 24 28,6

B. Bermanfaat 32 38,1

C. Kurang bermanfaat 22 26,2

D. Tidak bermanfaat 6 7,1


(1)

79 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 32 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 26 80 4 4 4 4 3 2 2 2 2 2 29 2 2 2 1 3 3 3 2 3 3 24 81 4 3 4 4 2 3 3 3 2 2 30 3 2 2 2 3 3 1 2 3 3 24 82 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 32 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 30 83 4 4 4 4 3 2 2 2 3 1 29 2 1 3 3 4 3 3 3 3 3 27 84 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 33 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 32


(2)

LAMPIRAN III

NILAI VARIABEL X DAN VARIABEL Y Nomor

Responden

X Y XY

1 29 16 464 841 256

2 29 29 841 841 841

3 30 17 510 900 289

4 29 29 841 841 841

5 31 21 651 961 441

6 25 28 700 625 784

7 34 26 884 1156 676

8 32 34 1088 1024 1156

9 27 30 810 729 900

10 31 23 713 961 529

11 32 35 1120 1024 1225

12 29 27 783 841 729

13 38 32 1216 1444 1024

14 27 21 567 729 441

15 32 21 672 1024 441

16 29 17 493 841 289

17 30 18 540 900 324

18 29 26 754 841 676

19 24 29 696 576 841

20 36 23 828 1296 529

21 33 29 957 1089 841

22 31 31 961 961 961

23 32 24 768 1024 576

24 27 23 621 729 529

25 29 20 580 841 400


(3)

28 29 21 609 841 441

29 29 22 638 841 484

30 29 22 638 841 484

31 32 23 736 1024 529

32 31 23 713 961 529

33 33 22 726 1089 484

34 32 25 800 1024 625

35 28 26 728 784 676

36 30 20 600 900 400

37 32 25 800 1024 625

38 28 26 728 784 676

39 35 29 1015 1225 841

40 32 20 640 1024 400

41 30 22 660 900 484

42 28 25 700 784 625

43 34 24 816 1156 576

44 33 16 528 1089 256

45 28 22 616 784 484

46 37 20 740 1369 400

47 28 20 560 784 400

48 29 17 493 841 289

49 31 20 620 961 400

50 33 20 660 1089 400

51 33 18 594 1089 324

52 29 25 725 841 625

53 34 19 646 1156 361

54 30 18 540 900 324

55 31 14 434 961 196


(4)

57 25 16 400 625 256

58 31 20 620 961 400

59 28 15 420 784 225

60 34 21 714 1156 441

61 30 19 570 900 361

62 30 20 600 900 400

63 29 16 464 841 841

64 29 16 464 841 841

65 34 24 816 1156 576

66 30 17 510 900 289

67 31 19 589 961 361

68 34 21 714 1156 441

69 33 22 726 1089 484

70 37 25 925 1369 625

71 30 21 630 900 441

72 33 16 528 1089 256

73 25 10 250 625 100

74 35 19 665 1225 361

75 30 15 450 900 225

76 39 31 1209 1521 961

77 36 30 1080 1296 900

78 32 23 736 1024 529

79 32 26 832 1024 676

80 29 24 696 841 576

81 30 24 720 900 576

82 32 30 960 1024 900

83 29 27 783 841 729

84 33 32 1056 1089 1024

ΣX = 2.584 ΣY = 1.893 ΣXY = 58.543

ΣX² = 79.332

ΣY² = 44.327


(5)

TABEL NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi N Taraf Signifikansi

5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 0,997 0,950 0,878 0,811 0,754 0,707 0,666 0,632 0,602 0,576 0,553 0,532 0,514 0,497 0,482 0,463 0,456 0,444 0,433 0,423 0,413 0,999 0,990 0,959 0,917 0,874 0,834 0,798 0,765 0,735 0,708 0,684 0,661 0,641 0,623 0,606 0,590 0,575 0,561 0,549 0,537 0,526 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 0,388 0,381 0,374 0,367 0,361 0,355 0,349 0,344 0,339 0,334 0,329 0,325 0,320 0,316 0,312 0,308 0,304 0,301 0,297 0,294 0,291 0,496 0,487 0,478 0,470 0,463 0,456 0,449 0,442 0,436 0,430 0,424 0,418 0,413 0,408 0,403 0,398 0,393 0,389 0,384 0,380 0,376 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 125 150 175 200 300 400 500 800 900 1000 0,266 0,254 0,244 0,235 0,227 0,220 0,213 0,207 0,202 0,195 0,176 0,159 0,148 0,138 0,113 0,098 0,088 0,070 0,065 0,062 0,345 0,330 0,317 0,306 0,296 0,286 0,278 0,270 0,263 0,256 0,230 0,210 0,194 0,181 0,148 0,128 0,115 0,091 0,086 0,081


(6)

24 25

0,404 0,396

0,515 0,505

47 48 49 50

0,288 0,284 0,281 0,279

0,372 0,368 0,364 0,361