Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

(1)

LAMPIRAN 1

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN, MOTIF BERPRESTASI, DAN KEMANDIRIAN PRIBADI

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA JAJANAN MALAM JALAN

AYAHANDA MEDAN

I. DATA RESPONDEN

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin : Pria Wanita

4. Lama Berwirausaha : 1-5 Tahun 6-10 Tahun

5. Pendidikan : SD DIPLOMA

SMP S1 (Sarjana)

SMU

6. Jenis Usaha :


(2)

II. PETUNJUK PENGISIAN

Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/i untuk mengisi data kuesioner yang diberikan. Informasi yang anda berikan akan membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya. Oleh karena itu kepada responden, saya sebagai peneliti mengharapkan :

1. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu, usahakanlah agar tidak ada jawaban yang dikosongkan. 2. Berikan tanda ceklist ( √ ) pada kolom yang disediakan.

3. Alternatif jawaban yang tersedia pada kuesioner, silahkan anda pilih yang dianggap sesuai.

Keterangan :

Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5

Setuju (S) : diberi skor 4

Kurang Setuju (KS) : diberi skor 3

Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2


(3)

III. DAFTAR PERNYATAAN VARIABEL A. Variabel PengetahuanKewirausahaan(X1).

No. Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya memiliki kemampuan memahami produk yang dijalankan.

2. Saya mengetahui kondisi pasar produk saya.

3. Saya dapat mengelola usaha saya dengan baik.

4. Saya dapat mengatur keuangan dalam menjalankan usaha.

5. Saya memiliki kemampuan

menempatkan pegawai sesuai dengan bidang yang dijalankan.

B. Variabel Motif Berprestasi (X2).

C. Variabel KemandirianPribadi(X3).

No. Pernyataan SS S KS TS STS

10. Saya dapat mengendalikan emosi terhadap kritikan orang lain. 11. Saya memiliki keterampilan untuk

menciptakan ide baru.

12. Saya dapat menerima konsekuensi atas segala keputusan yang diambil.

No. Pernyataan SS S KS TS STS

6. Saya dapat mengahadapi masalah dan bersaing dalam menjalankan usaha. 7. Sayadapat menghasilkan produk yang

lebih baik untuk menarik konsumen. 8. Saya harus kreatif dalam menciptakan

sesuatu yang baru dalam usaha saya. 9. Saya cermat dalam melihat peluang yang


(4)

13. Saya dapat memberikan semangat untuk diri saya guna meningkatkan

keberhasilan usaha saya.

14. Saya dapat mengembangkan usaha saya agar dapat dikenal dikalangan

masyarakat.

D. Keberhasilan Usaha (Y).

No. Pernyataan SS S KS TS STS

15. Laba usaha saya bertambah dari waktu ke waktu.

16. Omset saya mengalami peningkatan dengan bertambahnya jumlah produksi saya.

17. Meningkatkan produksi untuk memenuhi peningkatan permintaan.

18. Perputaran dana dalam usaha saya berkembang dengancepat.


(5)

LAMPIRAN 2

Uji Validitas dan Reliabilitas

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 65.9333 101.995 .887 .973

p2 66.1000 103.403 .713 .975

p3 66.0667 102.547 .848 .974

p4 66.0333 102.861 .718 .975

p5 66.0333 101.826 .920 .973

p6 66.1333 102.464 .836 .974

p7 66.0333 102.861 .837 .974

p8 66.1333 104.051 .781 .974

p9 66.1333 102.326 .733 .975

p10 66.1333 102.189 .858 .974

p11 65.9333 103.237 .865 .974

p12 66.0667 101.513 .930 .973

p13 66.0667 102.271 .870 .973

p14 66.1667 105.040 .694 .975

p15 66.0667 101.926 .829 .974

p16 66.0000 101.931 .929 .973

p17 66.0333 102.999 .826 .974

p18 66.0333 103.757 .705 .975

p19 66.1000 103.266 .723 .975

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(6)

LAMPIRAN 3

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Perempuan 24 40.0 40.0 40.0

Laki-Laki 36 60.0 60.0 100.0

Total 60 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17-21 Tahun 4 6.7 6.7 6.7

22-26 Tahun 34 56.7 56.7 63.3

27-30 Tahun 22 36.7 36.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMA 39 65.0 65.0 65.0

D3 14 23.3 23.3 88.3

S1 7 11.7 11.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Lama Usaha

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1-3 Tahun 37 61.7 61.7 61.7

4-6 Tahun 16 26.7 26.7 88.3

7-10 Tahun 7 11.7 11.7 100.0


(7)

Berdiri Usaha

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2010-2012 13 21.7 21.7 21.7

2012-2014 19 31.7 31.7 53.3

2014-2016 28 46.7 46.7 100.0

Total 60 100.0 100.0

Jenis Kelamin * Usia Crosstabulation Count

Usia

Total 17-21 Tahun 22-26 Tahun 27-30 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan 4 12 8 24

Laki-Laki 0 22 14 36

Total 4 34 22 60

Jenis Kelamin * Lama Usaha Crosstabulation Count

Lama Usaha

Total 1-3 Tahun 4-6 Tahun 7-10 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan 14 6 4 24

Laki-Laki 23 10 3 36

Total 37 16 7 60

Usia * Lama Usaha Crosstabulation Count

Lama Usaha

Total 1-3 Tahun 4-6 Tahun 7-10 Tahun

Usia 17-21 Tahun 2 0 2 4

22-26 Tahun 33 1 0 34

27-30 Tahun 2 15 5 22


(8)

Jenis Kelamin * Pendidikan Crosstabulation Count

Pendidikan

Total

SMA D3 S1

Jenis Kelamin Perempuan 15 7 2 24

Laki-Laki 24 7 5 36


(9)

LAMPIRAN 4

Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Kemandirian Pribadi, dan Keberhasilan Usaha

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % F % f % f % f % f %

p1 0 0 7 11.67 6 10 46 76.67 1 1.667 60 100 3.683 0.7 5 2

p2 0 0 3 5 24 40 33 55 0 0 60 100 3.5 0.6 4 2

p3 0 0 2 3.333 22 36.67 36 60 0 0 60 100 3.567 0.56 4 2

p4 0 0 5 8.333 6 10 49 81.67 0 0 60 100 3.733 0.61 4 2

p5 0 0 2 3.333 10 16.67 41 68.33 7 11.67 60 100 3.883 0.64 5 2

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % F % f % f % f % f %

p6 0 0 5 8.333 10 16.67 44 73.33 1 1.667 60 100 3.683 0.65 5 2

p7 0 0 3 5 7 11.67 45 75 5 8.333 60 100 3.867 0.62 5 2

p8 0 0 6 10 26 43.33 28 46.67 0 0 60 100 3.367 0.66 4 2

p9 0 0 6 10 6 10 47 78.33 1 1.667 60 100 3.717 0.67 5 2

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % F % f % f % f % f %

p10 0 0 3 5 9 15 46 76.67 2 3.333 60 100 3.783 0.58 5 2

p11 0 0 2 3.333 8 13.33 47 78.33 3 5 60 100 3.85 0.55 5 2

p12 0 0 2 3.333 9 15 48 80 1 1.667 60 100 3.8 0.51 5 2

p13 0 0 1 1.667 8 13.33 49 81.67 2 3.333 60 100 3.867 0.47 5 2

p14 0 0 3 5 12 20 43 71.67 2 3.333 60 100 3.733 0.61 5 2

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % F % f % f % f % f %

p15 0 0 5 8.333 3 5 50 83.33 2 3.333 60 100 3.817 0.62 5 2

p16 0 0 2 3.333 19 31.67 39 65 0 0 60 100 3.617 0.56 4 2

p17 0 0 2 3.333 14 23.33 44 73.33 0 0 60 100 3.7 0.53 4 2

p18 0 0 5 8.333 5 8.333 49 81.67 1 1.667 60 100 3.767 0.62 5 2


(10)

LAMPIRAN 5

Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.984 2.095 1.902 .062

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

.253 .096 .292 2.639 .011 .767 1.305

Motif Berprestasi (X2)

.350 .130 .309 2.697 .009 .716 1.396

Kemandirian Pribadi (X3)

.264 .121 .273 2.179 .034 .598 1.672

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)

Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.42699615 Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .040

Negative -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .772

Asymp. Sig. (2-tailed) .590

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(11)

Hasil Uji Glejser Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.131 1.643 2.515 .015

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

-.036 .075 -.071 -.483 .631

Motif Berprestasi (X2) -.167 .102 -.250 -1.643 .106

Kemandirian Pribadi (X3) .010 .095 .017 .100 .921

a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser

Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Pengetahuan Kewirausahaan (X1) .767 1.305 Motif Berprestasi (X2) .716 1.396 Kemandirian Pribadi (X3) .598 1.672

Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 108.041 3 36.014 16.786 .000a

Residual 120.143 56 2.145

Total 228.183 59

a. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Motif Berprestasi (X2)


(12)

Uji SignifikansiParsial (Uji )

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.984 2.095 1.902 .062

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

.253 .096 .292 2.639 .011

Motif Berprestasi (X2) .350 .130 .309 2.697 .009 Kemandirian Pribadi (X3) .264 .121 .273 2.179 .034

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)

Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .688a .473 .445 1.465

a. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Motif Berprestasi (X2)


(13)

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Anoraga, Pandji. 2009. Manajemen Bisnis. Widyautama. Jakarta.

Asri Laksmi Riani, dkk. 2005. Dasar-Dasar Kewirausahaan, Surakarta: UNS ress.

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ghozali, Imam. 2015.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS19, Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Hutagalung, Raja Bongsu dan Syafrizal Helmi. 2008.Pengantar Kewirausahaan. Penerbit USU Press, Medan.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ______. 2009.Kewirausahaan, Rajawali Press, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2009.Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3. Erlangga. Jakarta.

Kuntawicaksono. 2012. Buku Kewirausahaan “Membangun Usaha Sukses Sejak

Usia Muda”, Salemba Empat, Jakarta.

Mudjiarto, Aliaras Wahid. 2006. Kewirausahaan, Membangun Karakter dan

Kepribadian. Jakarta.

Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wirausaha Baru. Penerbit : Yayasan Humoniora & Asian Community Trust (ACT), Medan.

Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi, 2003. Kewirausahaan Dipandang dari Sudut

Pandang Psikologi Kepribadian, Cetakan Pertama, Penerbit PT Grasindo,

Jakarta.

Situmorang, Syafrizal dan Muslich Lufti, 2012.Analisis Data: Untuk Riset

Manajemen dan Bisnis, USU Press, Medan.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan 16, Alfabeta. Bandung. Sujarweni, Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, Cetakan:


(14)

Suryana. 2003. Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju

Sukses, Salemba Empat, Jakarta.

_______. 2006.Kewirausahaan,Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju

Sukses,Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

_______. 2010. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju

Sukses, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

_______. 2013.Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Empat Salemba Empat, Jakarta.

Widayana, Lendy. 2005. Knowladge Management, Meningkatkan Daya Saing

Bisnis, Malang: Bayu Medi.

Jurnal :

Ardhya, Putri Mahardika. 2014. Kemandirian Pribadi dan Kebutuhan akan

Prestasi terhadap Kemauan Memulai Usaha pada Mahasiswa Ektensi Jurusan ManajemenUSU Medan, Vol.2 No.3 Tahun 2014.

Hasendi, Merlin Yolla.2013. Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha

Pada Pengusaha Tanaman Hias Mawar Potong Desa Cihideung Bandung Barat.Universitas Pendidikan Indonesia, Jurnal pendidikan Vol.1 No.1 Tahun 2013.

Manalu, Erika Boang. 2010. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahan Dan Strategi

Pemasaran Terhadap Keberhasilan Usaha Pakaian (Studi Kasus pada Usaha Pakaian di Jln. Ujung Sidikalang).

Nasution, Khairul Syah Alam. 2011. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square, Vol.1 No.1 Tahun 2011.

Purnama, Chamdan. 2010. Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam

Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,VOL.12, NO. 2, September 2010: 177-184.

Rahmadanita, Lia. 2016. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada

Wirausaha Mikro di Kelurahan Madras Hulu Medan Poloni, Jurnal pendidikan


(15)

Ranto,Basuki. 2007.”Analisis Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan

Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha Pada Kawasan Industri Kecil di Daerah Pulogadung.”Jurnal Usahawan

No. 10 Tahun XXXVIOktober 2007.

Siti Nurbaya dan Moerdiyanto. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kesiapan Berwirausahaan Siswa Kelas XII SMKN Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Tesis. Program Pascasarjana UNY.

Zulkifli. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan

Seorang WirausahaDihubungkan Dengan Pemilihan Bidang Usaha.

Jurnal Ekonomi. 3: 28-33.

Website :

Skripsi:

Farisi,Raisan Al. 2013.Pengaruh Inovasi Dan Kreativitas Pengusaha Terhadap

Keberhasilan Bisnis, Skripsi, Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala (Sujarweni, 2015:74). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3) terhadap keberhasilan

usaha (Y).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah usaha kuliner di Jalan Ayahanda Medan. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan selama penelitian ini dilakukan. Maka batasan operasional penelitian ini dibatasi pada :

a. Variabel bebas (variabel independen) yang terkait dalam pembahasan ini ialah berupa Pengetahuan Kewirausahaan(X1),Motif Berprestasi (X2),dan


(17)

Kemandirian Pribadi (X3). Dimana variabel bebas tersebutmempengaruhi

variabel terikat.

b. Variabel terikat (variabel dependen) yang terkait dalam pembahasan ini ialah Keberhasilan Usaha (Y) Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan.

3.4Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel dengan memberikan arti dan membenarkan kegiatan atau suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Penguraianoperasional variabel-variabel yang akan diteliti merupakan suatu cara untuk mempermudah pengukuran variabel penelitian, juga memberikan batasan-batasan pada objek yang diteliti.

Operasional variabel yang akan diteliti adalah :

a. Variabel bebas (X) adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas (indepeden) dalam penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1) adalahkemampuan seseorang untuk

menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau peluang dan dapat dimanfaatkan dengan baik.

2. Motif Berprestasi (X2) adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada


(18)

3. Kemandirian Pribadi (X3) adalah orang yang dapat mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri.

b. Variabel terikatmerupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:59). Adapun yang menjadi variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah Keberhasilan Usaha (Y).

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengetahuan Kewirausahaan

(X1)

Pengetahuankewirausa haan menurut (Kasmir,

2009:43) adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri

individu.

1. Mengerti tentang usaha yang dijalankan. 2. Mampu menganalisis pasar. 3. Mengetahui tanggung jawab sebagai seorang wirausaha dalam menjalankan usaha. 4. Memiliki pembukuan sederhana. Likert Motif Berprestasi

(X2)

Menurut (Suryana, 2006:52) motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang

menekankan pada hasrat untuk mencapai

hasil terbaik guna mencapai kepuasan

pribadi.

1. Selalu berusaha dan tidak mudah menyerah.

2. Menampilkan hasil yang lebih baik. 3. Mempunyai target

dalam berusaha. 4. Ingin lebih dihargai

karena adanya usaha.


(19)

Variabel Definisi Indikator Skala

Kemandirian Pribadi

(X3)

Dalam Ranto (2007:22), kemandirian adalah kepemilikan sebuah

nilai dalam diri seseorang yang mengarah pada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. 1. Mampu mengendalikan emosi dalam menghadapi konsumen.

2. Berani menghadapi persaingan.

3. Mampu mengatasi

masalah yang dihadapi. 4. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas. Likert Keberhasilan Usaha (Y) Pencapaian yang diharapkan di dalam

bisnis.

1. Keuntungan usaha. 2. Bertambahnya pelanggan. 3. Jumlah penjualan.

Likert

Sumber : Kasmir (2009:43), Suryana (2006:52), Ranto (2007:22), diolah.

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan(Sugiyono, 2012: 86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban sebagai berikut :


(20)

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No. Skala Skor

1. Sangat Setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang Setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber :Sugiyono, (2012:105).

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Kuncoro (2009:118) populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah pedagang jajanan malam Jalan Ayahanda Medan yang berjumlah 60 pedagang.

Tabel 3.3

Jumlah Populasi Pedagang Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan.

No. Jenis Dagangan Populasi

1. Lontong Malam 3

2. Seafood 2000 1


(21)

No Jenis Dagangan Populasi

4. Mie Aceh 4

5. Sate 6

6. Bakso 5

7. Siomay 2

8. Fried Chicken 3

9. Chicken Holic 2

10. Kebbab 4

11. Pempek 3

12. Burger 4

13. Roti Bakar 3

14. Minuman Jus 6

15. Es Buah 4

16. Coffee 6

17. Pokat Kocok 2

Total 60

Sumber: Pra Survey April, 2016.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang karakteristiknya dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Karena jumlah populasi yang sedikit, peneliti mengambil seluruh jumlah populasi yang berjumlah 60 responden sebagai sampel. Penarikan sampel yang digunakan adalah Sampling Jenuh digunakan bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dapat dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.


(22)

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data dalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

3.7.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung dilokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel yang diteliti.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Penelitian memperoleh data sekunder dari buku, skripsi, jurnal, dan internet.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Wawancara(Interview)

Dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang terkait sesuai dengan topik yang diteliti agar didapat data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini.

2. Kuesioner(Questioner)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah daftar pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk dijawabnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


(23)

3. Studi Dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, penelitian terdahulu, dan jurnal yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrument penelitian disebarkan kepada responden maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas untuk menilai kelayakan dari instrumen penelitian yang digunakan. Pengujian validitas dan reabilitas dilakukan terhadap 30 orang responden di luar sampel.

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner), Sugiyono (2012:109). Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada 30 orang pedagang jajanan malam disekitar Jalan Setia Budi Medan. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau rhitung dari variabel penelitian dengan nilai rtabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Packageand Sosial Science) 20 for windows.Kriteria dalam menentukan

validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

bila : rhitung>rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid.


(24)

Tabel 3.4 Item-Total Statistics

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 65.9333 101.995 .887 .973

p2 66.1000 103.403 .713 .975

p3 66.0667 102.547 .848 .974

p4 66.0333 102.861 .718 .975

p5 66.0333 101.826 .920 .973

p6 66.1333 102.464 .836 .974

p7 66.0333 102.861 .837 .974

p8 66.1333 104.051 .781 .974

p9 66.1333 102.326 .733 .975

p10 66.1333 102.189 .858 .974

p11 65.9333 103.237 .865 .974

p12 66.0667 101.513 .930 .973

p13 66.0667 102.271 .870 .973

p14 66.1667 105.040 .694 .975

p15 66.0667 101.926 .829 .974

p16 66.0000 101.931 .929 .973

p17 66.0333 102.999 .826 .974

p18 66.0333 103.757 .705 .975

p19 66.1000 103.266 .723 .975

Sumber : Hasil pengolahan data (2016).

Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected

Item-Total Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3. Berdasarkan hasil uji

validitas pada Tabel 3.4seluruh pernyataandinyatakan valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan di Jajanan malam Jalan Setia Budi Medan.

Menurut Situmorang dan Lufti (2012:79) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur


(25)

tersebut reliable. Butir pertanyaan yang sudah dinyatan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

bila : ralpha positif atau >rtabel maka pertanyaan reliabel.

ralpha negatif atau < rtablemaka pertanyaan tidak reliabel.

Tabel 3.5

Reliabilitas Instrumen Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.975 19

Sumber : Hasil pengolahan data (2016).

Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 maka kuesioner penelitian bersifat reliabel (Noor, 2011:165).Diketahui pada Tabel 3.5 bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar diperoleh perkiraan yang tidak bias dan demi efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

3.10.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi normal atau tidak. Menurut Ghozhali (2015:115) memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji normalitas yang dapat dilihat dari:


(26)

a. Nilai signifikan atau profitabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.

b. Nilai signifikan atau profitabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

3.10.2 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residualsatu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap, makadisebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda,makadisebut heteroskedastisitas.Modelregresiyangbaikadalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.10.3Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu, uji ini juga digunakan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji persial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika Variance Inflation

Factor (VIF) yang terjadi diantara 1-10 maka tidak terjadi multikolinieritas(Sujarweni, 2015:159).


(27)

3.11 Teknik Analisis Data 3.11.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana penelitian mengumpulkan,mengklasifikasikan, dan menyajikan data sehingga dapat memberikan gambaran umum yang jelas mengenai objek yang diteliti. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah di isi oleh responden.

3.11.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda ditunjukan untuk menentukan hubungan linear antara beberapa variabel bebas yang disebut pengetahuan kewirausahaan (X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)dengan variabel terkait

yang disebut keberhasilan usaha (Y). Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (independen).Berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan adalah:

Dimana :

Y =Keberhasilan usaha a =Konstanta

b1b2b3=Koefisien linear berganda

X1 = Pengetahuan kewirausahaan

X2 = Motif berprestasi

X3 = Kemandirian pribadi

e =Standar error


(28)

3.12Pengujian Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - f)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah pengetahuan kewirausahaan (X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap keberhasilan usaha (Y). Kriteria pengujiannya adalah:

H0 :b1,b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1 :b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengambilan keputusannya dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

adalah:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

H1 ditolak jika Fhitung >Ftabelpada α = 5% 3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel X dan variabel Y. Apakah pengetahuan kewirausahaan (X1), motif

berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)mempunyai pengaruh terhadap

keberhasilan usaha (Y). Kriteria pengujiannya adalah:

H0 :b1,b2,b3 =0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan


(29)

H1 : b1,b2,b3 ≠0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusannya adalah:

H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%

H1 ditolak jika thitung> ttabelpada α = 5% 3.12.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(30)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Unik dan lezat merupakan kunci penting untuk membangun sebuah bisnis kuliner yang segar sehingga bisnis kuliner digemari oleh para konsumen. Beragam bisnis kuliner yang telah ada saat ini, saling berlomba-lomba untuk memberikan keunikan tersendiri bagi para konsumen mereka, mulai dari keunikan rasa sampai dengan keunikan konsep.

Saat ini, tempat yang menyediakan makanan tidak hanya dijadikan tempat untuk bersantap saja. Makan di tempat jajanan juga dijadikan sebagai sarana untuk berkumpul dan bersosialisasi. Wirausaha kuliner melihat keadaan ini sebagai peluang untuk membuat bisnis mereka menjadi lebih berkembang. Oleh karena itu, tempat jajanan saat ini tidak hanya menawarkan makanan yang lezat saja, tetapi mereka juga menawarkan berbagai suasana untuk dapat membuat konsumen lebih lama berada di tempat penjual makanan.

Pada saat ini dalam perkembangan usaha kuliner, terdapat usaha kuliner yang berjualan hanya pada malam hari saja. Usaha yang dibuat dengan konsep jajanan malam yag berdiri setelah jam operasional toko atau tempat usaha yang buka pada pagi hingga siang hari, dikarenakan wirausaha jajanan malam akan menggunakan teras atau tempat toko tersebut setelah tutup. Jajanan malam yang menjual berbagai macam makanan yang enak dan unik telah tersebar hampir di


(31)

setiap jalan yang ada di kota medan dengan keunikan dan kekhasan makanan yang dijual masing-masing wirausaha kuliner.

Pada penelitian ini, peneliti ingin meneliti jajanan malam yang terletak pada jalan Ayahanda Medan yang banyak menjual jajanan malam yang beraneka ragam. Para wirausaha membuka usaha makanan dan minuman mereka pada jam 5 sore hingga jam 11 malam setiap harinya.

Beberapa jenis jajanan malam yang ada dijalan Ayahanda Medan yang terdiri dari makanan dan minuman antara lain :

1. Lontong Malam 2. Seafood 2000

3. Ayam Penyet Lamongan 4. Mie Aceh

5. Sate 6. Bakso 7. Siomay 8. Fried Chicken 9. Chicken Holic 10. Kebbab 11. Pempek 12. Burger 13. Roti Bakar 14. Minuman Jus 15. Es Buah 16. Coffee 17. Pokat Kocok


(32)

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi terhadap Keberhasilan Usaha. Variabel Pengetahuan Kewirausahaan (X1),

yang terdiri dari 5 butir pernyataan, variabel Motif Berprestasi (X2) yang terdiri

dari 4 butir pernyataan, variabel Kemandirian Pribadi (X3) yang terdiri dari 5 butir

pernyataan dan variabel Keberhasilan Usaha (Y) yang terdiri dari 5 butir pernyataan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 60 orang responden.

4.2.2 Hasil Distribusi Karakteristik Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil distribusi karakteristik responden yang diperoleh melalui kuesioner penelitian mengenai data responden penelitian yang meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama berwirausaha dengan menggunakan metode crosstab dan frekuensi sebagai berikut:

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan usia dengan jenis kelamin responden sebagai berikut:


(33)

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin * Usia Crosstabulation

Count

Usia

Total 17-21 Tahun 22-26 Tahun 27-30 Tahun

Jenis Kelamin Perempuan 4 12 8 24

Laki-Laki 0 22 14 36

Total 4 34 22 60

Sumber: Data diolah (2016)

Dari Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa sebanyak 4 orang berusia 17-21 tahun yang berjenis kelamin perempuan. Terdapat 22 orang berusia 22-26 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Sebanyak14 orang berusia 27-30 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Dapat disimpulkan deskriptif usia dan jenis kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh responden berumur 22-26 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Dikarenakan usaha jajanan malam yang dibuka pada malam hari kebanyakan usaha yang didirikan oleh responden berjenis kelamin laki-laki.

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dengan pendidikan terakhir responden sebagai berikut:


(34)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Jenis Kelamin * Pendidikan Crosstabulation

Count

Pendidikan

Total

SMA D3 S1

Jenis Kelamin Perempuan 15 7 2 24

Laki-Laki 24 7 5 36

Total 39 14 7 60

Sumber: Data diolah (2016)

Dari Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa dengan pendidikan SMA sebanyak 24 orang berjenis kelamin laki-laki, 7 orang dengan pendidikan D3 dan 5 orang bependidikan S1. Sebanyak 15 orang berpendidikan SMA berjenis kelamin perempuan, 7 orang dengan pendidikan D3, dan 2 orang bependidikan S1. Responden yang berpendidikan S1 juga menjadi wirausahawan tetapi tidak terjun langsung mengelola usaha setiap harinya hanya memantau setiap akhir pekan. Dapat disimpulkan pedagang yang berjualan adalah laki-laki dengan pendidikan SMA.

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Waktu Berdirinya Usaha

Distribusi responden berdasarkan usia dengan waktu berdirinya usaha responden sebagai berikut:


(35)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berdirinya Usaha Usia * Lama Usaha Crosstabulation

Count

Lama Usaha

Total 1-3 Tahun 4-6 Tahun 7-10 Tahun

Usia 17-21 Tahun 2 0 2 4

22-26 Tahun 33 1 0 34

27-30 Tahun 2 15 5 22

Total 37 16 7 60

Sumber: Data diolah (2016)

Dari Tabel 4.3 memberikan informasi bahwa lama berdirinya usaha yang ada di Jalan Ayahanda Medan sebanyak 37 pedagang telah membuka usaha selama 1-3 tahun, 16 pedagang telah membuka usaha selama 4-6 tahun, dan 7 pedagang telah membuka usaha selama 7-10 tahun.

4.3 Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi, dari variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi, dan keberhasilan usaha

4.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Pengetahuan Kewirausahaan.

Jawaban responden tentang variabel pengetahuan kewirausahaan dapat dijelaskan pada Tabel 4.4


(36)

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden untuk Pengetahuan Kewirausahaan

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % f % f % f % f % f %

p1 0 0 7 11.67 6 10 46 76.67 1 1.667 60 100 3.683 0.7 5 2

p2 0 0 3 5 24 40 33 55 0 0 60 100 3.5 0.6 4 2

p3 0 0 2 3.333 22 36.67 36 60 0 0 60 100 3.567 0.56 4 2

p4 0 0 5 8.333 6 10 49 81.67 0 0 60 100 3.733 0.61 4 2

p5 0 0 2 3.333 10 16.67 41 68.33 7 11.67 60 100 3.883 0.64 5 2

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.4 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden menjawabsetuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat pengetahuan kewirausahaan, dan dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan 1 “wirausahawan harus memiliki kemampuan memahami produk yang dijalankannya”, sebanyak 76,67% paling dominan menyatakan setuju.

2. Pada pernyataan 2 “wirausahawan harus mengetahui kondisi pasar produknya”, sebanyak 55% paling dominan menyatakan setuju.

3. Pada pernyataan 3 “wirausahawan harus dapat mengelola usahanya dengan baik”, sebanyak 60% paling dominan menyatakan setuju.

4. Pada pernyataan 4 “wirausahawan harus mampu mengatur keuangan dalam menjalankan usahanya”, sebanyak 81,67% paling dominan menyatakan setuju. 5. Pada pernyataan 5 “wirausahawan harus memiliki kemampuan menempatkan

pegawainya sesuai dengan bidangnya”, sebanyak 68,33% paling dominan menyatakan setuju.


(37)

4.3.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Motif Berprestasi.

Jawaban responden tentang variabel motif berprestasi dapat dijelaskan pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden untuk Motif Berprestasi

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % f % f % F % f % f %

p6 0 0 5 8.333 10 16.67 44 73.33 1 1.667 60 100 3.683 0.65 5 2

p7 0 0 3 5 7 11.67 45 75 5 8.333 60 100 3.867 0.62 5 2

p8 0 0 6 10 26 43.33 28 46.67 0 0 60 100 3.367 0.66 4 2

p9 0 0 6 10 6 10 47 78.33 1 1.667 60 100 3.717 0.67 5 2

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.5 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden menjawab setuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat motif berprestasi, dan dapat dilihat bahwa:

6. Pada pernyataan 6 “wirausahawan harus mampu mengahadapi masalah dan bersaing dalam menjalankan usahanya”, sebanyak 73,33% paling dominan menyatakan setuju.

7. Pada pernyataan 7 “wirausahawan harus mampu menghasilakan produk yang lebih baik untuk menarik konsumennya”, sebanyak 75% paling dominan menyatakan setuju.

8. Pada pernyataan 8 “wirausahawan harus kreatif dalam menciptakan sesuatu yang baru dalam usahanya”, sebanyak 46,67% paling dominan menyatakan setuju.


(38)

9. Pada pernyataan 9 “wirausahawan harus cermat dalam melihat peluang yang ada di pasaran”, sebanyak 78,33% paling dominan menyatakan setuju.

4.3.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Kemandirian Pribadi.

Jawaban responden tentang variabel kemandirian pribadi dapat dijelaskan pada Tabel 4.6

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden untuk Kemandirian Pribadi

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % f % f % f % f % f %

p10 0 0 3 5 9 15 46 76.67 2 3.333 60 100 3.783 0.58 5 2

p11 0 0 2 3.333 8 13.33 47 78.33 3 5 60 100 3.85 0.55 5 2

p12 0 0 2 3.333 9 15 48 80 1 1.667 60 100 3.8 0.51 5 2

p13 0 0 1 1.667 8 13.33 49 81.67 2 3.333 60 100 3.867 0.47 5 2

p14 0 0 3 5 12 20 43 71.67 2 3.333 60 100 3.733 0.61 5 2

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.6 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden menjawab setuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat kemandirian pribadi, dan dapat dilihat bahwa:

10. Pada pernyataan 10 “wirausahawan harus mampu mengendalikan emosinya terhadap kritikan orang lain”, sebanyak 76,67% paling dominan menyatakan setuju.

11. Pada pernyataan 11 “wirausahawan harus memiliki keterampilan untuk menciptakan ide barunya”, sebanyak 78,33% paling dominan menyatakan setuju.

12. Pada pernyataan 12 “wirausahawan harus mampu untuk menerima konsekuensi atas segala keputusan yang diambilnya”, sebanyak 80% paling dominan menyatakan setuju.


(39)

13. Pada pernyataan 13 “wirausahawan harus mampu memberikan semangat untuk diri sendiri guna meningkatkan keberhasilan usahnya”, sebanyak 81,67% paling dominan menyatakan setuju.

14. Pada pernyataan 14 “wirausahawan harus mampu mengembangkan usahanya agar dapat dikenal dikalangan masyarakat”, sebanyak 71,67% paling dominan menyatakan setuju.

4.3.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Keberhasilan Usaha.

Jawaban responden tentang variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan pada Tabel 4.7

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden untuk Keberhasilan Usaha

Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.7 untuk tiap-tiap pernyataan, mayoritas responden menjawab setuju. Hal ini menandakan tingginya tingkat keberhasilan usaha, dan dapat dilihat bahwa:

15. Pada pernyataan 15 “wirausahawan harus tahu laba usahanya bertambah dari waktu ke waktu”, sebanyak 83,33% paling dominan menyatakan setuju.

16. Pada pernyataan 16 “wirausahawan harus tahu omsetnya mengalami peningkatan dengan bertambahnya jumlah produksinya”, sebanyak65% paling dominan menyatakan setuju.

Pernyataan STS TS KS S SS Total �̅ s max min

f % f % f % f % f % f %

p15 0 0 5 8.333 3 5 50 83.33 2 3.333 60 100 3.817 0.62 5 2

p16 0 0 2 3.333 19 31.67 39 65 0 0 60 100 3.617 0.56 4 2

p17 0 0 2 3.333 14 23.33 44 73.33 0 0 60 100 3.7 0.53 4 2

p18 0 0 5 8.333 5 8.333 49 81.67 1 1.667 60 100 3.767 0.62 5 2


(40)

17. Pada pernyataan 17 “wirausahawan harus dapat meningkatkan produksinya untuk memenuhi peningkatan permintaan”, sebanyak 73,33% paling dominan menyatakan setuju.

18. Pada pernyataan 18 “wirausahawan harus tahu perputaran dana dalam usahanya berkembang dengancepat”, sebanyak 81,67% paling dominan menyatakan setuju.

19. Pada pernyataan 19 “wirausahawan harus dapat menambah jumlah karyawannya”, sebanyak 78,33% paling dominan menyatakan setuju.

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruhatau hubungan antara variabel independent (pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, kemandirian pribadi) dan variabel dependent (keberhasilan usaha). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS for Windows untuk memperoleh hasil yang lebih terarah. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Hasil dari analisis regresi linier berganda seperti berikut ini :


(41)

Tabel 4.8

Analisis Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.984 2.095 1.902 .062

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

.253 .096 .292 2.639 .011

Motif Berprestasi (X2) .350 .130 .309 2.697 .009 Kemandirian Pribadi (X3) .264 .121 .273 2.179 .034 a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ e

= 3,984 + 0,253X1 + 0,350X2 + 0,264X3+ e

Keterangan :

Y = Keberhasilan usaha a = Konstanta

b1b2b3 = Koefisien linear berganda

X1 = Pengetahuan kewirausahaan

X2 = Motif berprestasi

X3 = Kemandirian pribadi

e = Standar error

1. Konstanta (a) pada Y = 3,984 artinya walaupun variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi bernilai nol maka perilaku kewirausahaan akan tetap 3,984.

2. Koefisien regresi pengetahuan kewirausahaan (X1) = 0,253 artinya variabel


(42)

3. Koefisien regresi motif berprestasi (X2) = 0,350 artinya variabel motif

berprestasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

4.Koefisien regresi kemandirian pribadi (X3) = 0,264 artinya variabel kemandirian

pribadi berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

4.5Uji Asumsi Klasik

Setelah melakukan analisis regresi linier berganda, penulis melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang efisien dan tidak biasa. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

4.5.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah data telah terdistribusi normal atau tidak.Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan

menggunakanuji Kolmogorov-Smirnov. Menurut Ghozhali (2015:115)

memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji normalitas yang dapat dilihat dari: a. Nilai signifikan atau profitabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak

normal.


(43)

Tabel 4.9

Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.42699615 Most Extreme Differences Absolute .100

Positive .040

Negative -.100

Kolmogorov-Smirnov Z .772

Asymp. Sig. (2-tailed) .590

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data diolah (2016)

Menurut Situmorang dan Lufti (2012:121) apabila pada hasil uji

Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan

0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal.

Pada Tabel 4.9 diketahui nilai probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,590. Karena nilai probabilitas yakni 0,590lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

4.5.2Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residualsatu pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lainnya tetap, makadisebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda,makadisebut heteroskedastisitas.Modelregresiyangbaikadalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Situmorang & Lufti 2012:121).


(44)

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Berikut hasil uji Glejser:

Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.131 1.643 2.515 .015

Pengetahuan Kewirausahaan (X1) -.036 .075 -.071 -.483 .631

Motif Berprestasi (X2) -.167 .102 -.250 -1.643 .106

Kemandirian Pribadi (X3) .010 .095 .017 .100 .921

a. Dependent Variable: abs_residual_Glejser Sumber: Data diolah (2016)

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari pengetahuan kewirausahaan adalah 0,631, nilai probabilitas atau Sig. dari motif berprestasi adalah 0,106, dan nilai probabilitas atau Sig. dari kemandirian pribadi adalah 0,921. Karena seluruh nilai Sig. lebih besar dari 0,05 (tidak signifikan), maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.5.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu, uji ini juga digunakan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji persial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Jika Variance Inflation


(45)

(Sujarweni, 2015:159). Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant)

Pengetahuan Kewirausahaan (X1) .767 1.305 Motif Berprestasi (X2) .716 1.396 Kemandirian Pribadi (X3) .598 1.672 Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)

Pada Tabel 4.11 nilai VIF dari pengetahuan kewirausahaan(�1)adalah 1,305, nilai VIF dari motif berprestasi (�2)adalah 1,396, dan nilai VIF dari kemandirian pribadi (�3) adalah 1,672. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas.

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - f)

Uji-f dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas berupa Pengetahuan Kewirausahaan (X1), Motif Berprestasi (X2), dan Kemandirian Pribadi (X3)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat berupa Keberhasilan Usaha (Y). Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan


(46)

H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS for

Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α =5% dengan kriteria sebagai berikut :

H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

H1 ditolak jika Fhitung >Ftabelpada α = 5% Tabel 4.12

Uji Pengaruh Simultan dengan Uji ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 108.041 3 36.014 16.786 .000a

Residual 120.143 56 2.145

Total 228.183 59

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)

b. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Motif Berprestasi (X2), Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui nilai F hitung adalah 16,786 dan nilai F tabel adalah 2,769.Karena nilai F hitung, yakni 16,786, lebih besar dibandingkan F tabel 2,769 maka variabel pengetahuan kewirausahaandan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi secara bersama-sama atau simultan, berpengaruh signifikan(secara statistika) terhadap keberhasilan usaha.

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), motif berprestasi (X2), dan


(47)

kemandirian pribadi (X3), secara parsial (individual) terhadap variasi variabel

keberhasilan usaha (Y), kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1,b2,b3 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah:

H0 diterima jika thitung< ttabelpada α = 5%

H1 ditolak jika thitung> ttabelpada α = 5%

Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan α = 5%. Suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel < 0,05. Berdasarkan tabel berikut:

Tabel 4.13

Uji SignifikansiParsial (Uji )

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.984 2.095 1.902 .062

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

.253 .096 .292 2.639 .011

Motif Berprestasi (X2) .350 .130 .309 2.697 .009 Kemandirian Pribadi (X3) .264 .121 .273 2.179 .034

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y)

Pada Tabel 4.13 diketahui nilai �ℎ����� untuk pengetahuan kewirausahaan adalah 2,639, untuk motif berprestasi adalah 2,697, dan untuk kemandirian pribadi 2,179. Diketahui nilai ������ = ±2,003.


(48)

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui nilai probabilitas (Sig.) dari variabel pengetahuan kewirausahaan adalah 0,011, nilai probabilitas (Sig.) dari variabel motif berprestasi adalah 0,009, dan nilai probabilitas (Sig.) dari variabel kemandirian pribadi adalah 0,034. Diketahui masing-masing nilai probabilitas (Sig.) dari variabel pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti pengaruh parsial (masing-masing) dari pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha.

4.7 Analisis Koefisien Determinasi(R2)

Koefisien Determinasi (R2)digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 <R2< 1. Sebaliknya, jika (R2)semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Derajat pengaruh variabel pengetahuan kewirausahaan (X1), motif berprestasi (X2), dan kemandirian pribadi (X3)terhadap


(49)

Tabel 4.14

Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .688a .473 .445 1.465

a. Predictors: (Constant), Kemandirian Pribadi (X3), Motif Berprestasi (X2), Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha (Y) Sumber : Hasil Penelitian (2016) (diolah)

Pada Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa :

1. R= 0,688 berarti hubungan pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi sangat erat sebesar 68,8%.

2. Adjusted R square sebesar 0,445 berarti 44,5% faktor – faktor keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi dan kemandirian pribadi dalam penelitian ini.

3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi.

Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi. Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 1,465. Semakin kecil standar deviasi

berarti model semakin baik.

Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,473. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni pengetahuan kewirausahaan, motif berprestasi,dankemandirian pribadi secara simultan mempengaruhi variabel keberhasilan usaha sebesar 47,3%, sisanya sebesar 52,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.


(50)

4.8 Pembahasan

4.8.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t), pengetahuan kewirausahaan memiliki pengaruh yang dominan terhadap keberhasilan usaha dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha jajanan malam jalan Ayahanda Medan dengan nilai signifikan 0,11. Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuankewirausahaanadalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan. Sebaiknya wirausahaan memiliki pengetahuan yang memadai sebelum membuka usaha yang ingin dijalankannya. Hasil tertinggi dari jawaban responden untuk pernyataan pengetahuan kewirausahaan dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor lima yaitu 3,883 dimana para wirausahawan menempatkan diri pada kemampuan yang dimilikinya sehingga mereka dapat menjalankan usahanya dengan baik. Hasil terendah dari jawaban responden untuk pernyataan pengetahuan kewirausahaan dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor dua yaitu 3,5 dimana para wirausahawan kurang mengetahui keinginan konsumennya hanya melihat dari segi lokasi yang banyak ditempati untuk berjualan. Dari hasil jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai pengetahuan kewirausahaan 3,6732 dimana 3,6732 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di sekitar jalan Ayahanda Medan telah memiliki pengetahuan yang


(51)

memadai terhadap usaha yang akan dijalankannya. Dengan adanya pengetahuan yang memadai yang dimiliki oleh wirausahawan, dimana pengetahuan tersebut akan memberi informasi hal-hal yang mendukung bisnis tersebut dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi oleh wirausahawan kedepannya yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Rahmadanita (2016) pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan karakteristik kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada wirausaha mikrodi kelurahan madras hulu medan polonia. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahan dan karakteristik kewirausahaan berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

4.8.2 Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t), motif berprestasi memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha jajanan malam jalan Ayahanda Medandengan nilai signifikan 0,09. Menurut Suryana (2006:52) motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi. Wirausahaan harus memiliki reaksi ingin berprestasi di dalam hidupnya. Nilai berprestasi pada seorang wirausaha yaitu mencapai hasil terbaik dalam menjalankan usahanya, menjaga agar usaha yang dijalankan terus mengalami perkembangan. Hasil tertinggi dari jawaban responden untuk pernyataan motif berprestasi dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomortujuh yaitu 3,867 dimana para wirausahawan mampu


(52)

menghasilkan makanan dan minuman untuk menarik para konsumennya. Hasil terendah dari jawaban responden untuk pernyataan motif berprestasi dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor delapan yaitu 3,367 dimana para wirausahawan kurang mampu memberikan sesuatu yang baru pada produknya dikarenakan kurangnya minat para konsumen terhadap produknya.Dari hasil jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai motif berprestasi 3,6585 dimana 3,6585 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di sekitar jalan Ayahanda Medan memiliki motif ingin berprestasi. Dengan adanya motif ingin berprestasi yang dimiliki oleh wirausahawan akan membuat wirausahawan akan selalu membuat perubahan dalam keberhasilan usaha menjadi lebih baik.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Hasendi (2013) pengaruh motivasi terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha tanaman hias mawar potong desa cihideung bandung barat. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa pengaruh motivasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan usaha.

4.8.3 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan uji hipotesis secara parsial (uji t), kemandirian pribadi memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha jajanan malam jalan Ayahanda Medandengan nilai signifikan 0,34. Menurut Ranto (2007:22) kemandirian pribadi adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang


(53)

mengarah pada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Dalam diri wirausahawan harus memiliki sifat mandiri yang tidak mengandalkan orang lain dalam melakukan sesuatu untuk dirinya sendirinya agar usaha yag dijalankan hasil kerja keras dan pemikirian yang datang dari wirausahawan.

Hasil tertinggi dari jawaban responden untuk pernyataan kemandirian pribadi dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor tiga belas yaitu 3,867 dimana wirausahawan dapat memberikan motivasi atau semangat untuk dirinya sendiri dalam menghadapi persaingan demi tercapainya keberhasilan pada usahanya. Hasil terendah dari jawaban responden untuk pernyataan kemandirian pribadi dapat dilihat dari nilai rata-rata pernyataan nomor empat belas yaitu 3,733 dimana wirausahawan belum dapat berfikir jauh untuk mengembangkan usahanya dilokasi lain atau membuka cabang karena wirausahawan ingin lebih terfokuskan pada usaha yang ada di jalan Ayahanda Medan terlebih dahulu. Dari hasil jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai kemandirian pribadi 3,8066 dimana 3,8066 termasuk dalam kategori sangat baik. Terlihat dari para wirausahawan kuliner yang ada di sekitar jalan Ayahanda Medan memiliki kemandirian pribadi. Kemandirian pribadi yang dimiliki wirausahawan berpengaruh kepada keberhasilan usaha menjadi lebih siap untuk mengahadapi segala resiko yang akan datang dalam usahanya.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Ardhya (2014) kemandirian pribadi dan kebutuhan akan prestasi terhadap kemauan memulai usaha pada mahasiswa ektensi jurusan manajemen USU Medan. Berdasarkan


(54)

hasil analisis data menunjukkan bahwa kemandirian pribadi dan kebutuhan akan prestasi berpengaruh positif terhadap memulai usaha.


(55)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi sehubungan dengan Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi terhadap Keberhasilan Usaha dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji signifikan simultan (Uji-F), bahwa pengaruh variabel Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi,

secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan

signifikanterhadap Keberhasilan Usaha.

2. Berdasarkan uji parsial (uji-t) diketahui bahwa dari variabel Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi yang lebih berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha adalah variabel Motif Berprestasi dengan nilai �ℎ����� adalah 2,697, sedangkan untuk dua variabel lainnya yaitu variabel Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadisedikit lebih kecil berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha pada jajanan malam Jalan Ayahanda Medan.

3. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 47,3%, memberi arti bahwa variabel Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi mampu mempengaruhi variabel Keberhasilan Usaha, sisanya sebesar 52,7% dipengaruhi oleh faktor lain.


(56)

5.2 Saran

1. Pengetahuan kewirausahaan mempunyai pengaruh yang kurang kuat terhadap keberhasilan usaha. Pengetahuan yang dimiliki wirausahawan belum begitu sesuai dengan usaha yang dijalankan. Peneliti memberi masukan agar wirausahawan dapat selalu mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki dan tidak takut untuk belajar hal-hal yang baru agar usaha yang dikelola tidak ketinggalan dunia perkembangan pasar. Wirausahawan harus lebih giat lagi untuk mencari informasi tentang selera konsumen agar usaha yang dijalankan mengikuti kemauan konsumen yang akan membuat usaha tersebut tetap berjalan dalam jangka waktu yang panjang.

2. Pada penelitian ini variabel motif berprestasi lebih kuat mempengaruhi keberhasilan usaha. Peneliti melihat usaha yang dilakukan para wirausahawan sudah baik, apabila wirausahawan lebih kreatif lagi pada usahanya maka dapat menarik konsumen lebih banyak sehingga dapat lebih ditingkatkan pada kemampuan yang ada pada diri wirausaha dan untuk kemandirian pribadi yang perlu ditingkatkan lagi karena mendukung motif berprestasi seseorang. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneruskan dan

mengembangkan penelitian ini pada masa yang akan mendatang melalui penelitian yang lebih mendalam dengan menambahkan variabel-variabel lain untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal mengenai pengaruh kewirausahaan, motif berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap keberhasilan usaha serta memperluas ruang lingkup penelitian agar hasil penelitian dapat diperluas.


(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1Pengetahuan Kewirausahaan

2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses (Suryana 2013:2). Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif(Suryana, 2010:2).

Menurut Anoraga (2009:27)kewirausahaan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan pelayanan yang lebih baik pada pelanggan atau masyarakat, dengan selalu berusaha mencari pelanggan lebih banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih tepat, melalui keberanian menggambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.

Menurut Kasmir (2009:16) secara sederhana wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam


(58)

berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

Pengetahuan kewirausahaan menurut Nurbaya dan Moerdiyanto (2012:10) adalah ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang mewujudkan ide baru ke dalam dunia nyata secara kreatif.Sedangkan menurut Kuntawicaksono (2012:49) pengetahuan kewirausahaan adalah pemahaman seseorang terhadap wirausaha dengan berbagai karakter positif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan peluang-peluang usaha menjadi kesempatan usaha yang menguntungkan dirinya dan masyarakat atau konsumennya.

Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu. Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan, dan kemauan.

Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah dimiliki oleh seorang wirausahawan sebelum ia menjadi seorang wirausaha, serta pengetahuan tidak tangsung yang diperoleh dari berbagai pihak sebelum maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha (Widayana, 2005:9).

Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan proses, pembentukan, atau pertumbuhan suatu bisnis yang menyediakan barang atau jasa baru yang kreatif dan juga inovatif, serta menciptakan lapangan pekerjaan.


(59)

Menurut Suryana (2010:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha adalah:

a. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

b. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.

c. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya: a. Keterampilan dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko. b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.

c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola. d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi. e. Keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan.

Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses, tentu saja harus memiliki kemampuan dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, ia harus memiliki kemampuan kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan olehSuryana, (2010:5)“wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kemampuan, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kewirausahaan. Kewirausahaan atau dulu juga disebut kewiraswastaan merupakan suatu profesi yang timbul, karena hubungan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan


(60)

formal,dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktek.

Ada beberapa karakter atau perilaku yang diperlukan agar seorang wirausaha berhasil dan setiap individu dalam usahanya agar menjadi pengusaha yang berhasil, memiliki reaksi yang berbeda terhadap tantangan dan kesempatan yang ada. Pengusaha yang berhasil adalah pengusaha yang mengetahui bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada demi memenuhi kebutuhan konsumen, serta merubah tantangan menjadi kesempatan dalam berusaha.

2.1.2Motif Berprestasi

2.1.2.1 Pengertian Motif Berprestasi

Motif berprestasi sebagai dorongan yang berhubungan dengan prestasi yaitu menguasai, mengatur lingkungan sosial, atau fisik, mengatasi rintangan, dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melebihi prestasi yang lampau dan mempengaruhi orang lain. Seseorang yang memiliki motif berprestasi yang tinggi akan menyukai tugas-tugas yang menantang, bertanggung jawab, dan terbuka untuk umpan balik yang memperbaiki prestasi inovatif-kreatif (Asri dkk, 2005:43). Sedangkan menurut Kasmir(2006:17) motif berprestasi adalah suatu upaya untuk mencapai sukses dengan maksud keberhasilan dan kompetensi berdasarkan suatu ukuran keunggulan.

Motif yang mendorong tingkah laku seseorang dengan titik berat dengan tercapainya suatu prestasi tertentu. Kalau pada kedua motif terdahulu objeknya orang lain yang ada dilingkungannya, maka orang yang mempunyai motif


(61)

berprestasi tidak menghiraukan orang lain. Baginya adalah bagaimana caranya agar bisa mencapai prestasi tertentu. Orang lain bagi dirinya hanyalah sebagai instrument yang mungkin dapat digunakan dalam rangka mencapai prestasi (Mudjiarto, 2006:25).

Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif, yaitu motif berprestasi. Menurut Suryana (2006:52) motif berprestasi adalah suatu nilai sosial menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna mencapai kepuasan pribadi.

Menurut Suryana (2003:53), wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.

2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan.

3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi. 4. Berani menghadapi risiko dengan penuh perhitungan. 5. Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang.

Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri seorang wirausahawan karena dapat membentuk mental yang selalu lebih unggul dan mengerjakan segala sesuatu melebihi standart yang ada. Arah pandang wirausahawan juga harus berorientasi kedepan. Keberhasilan atau kegagalan wirausahawan akan dapat dilihat aspek prespektif kedepan dengan adanya


(62)

kreativitas yang tinggi, berkomitmen terhadap pekerjaan, bertanggung jawab, berani menghadapi resiko, selalu mencari peluang.

2.1.2.2 Karakteristik Individu Berprestasi Tinggi

Menurut Djaali (2008:34) individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggungjawab pribadi atas hasil kerjanya.

2. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai.

3. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaanya. 4. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

2.1.3 Kemandirian Pribadi

2.1.3.1 Pengertian Kemandirian Pribadi

Kemandirian menurut Ranto (2007:22)adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah pada kedewasaansehingga dia mampu menghadapi persaingan. Dalam Ranto (2007:22) menegaskan bahwa seseorang yang mandiri akan melakukan apa saja yang diinginkan berupa kebebasan berpikir untuk memuaskan dirinya dan orang lain.

Menurut Suryana (2013:34) kemandirian pribadi adalah orang yang tidak suka mengandalkan orang lain, namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang dimilikinya sendiri.Sedangkan menurut Riyanti (2003:24)


(63)

kemandirian pribadi adalah suatu kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang baru tanpa harus bergantung pada orang lain dan mampu menghadapi persaingan yang ada.

Menurut Ranto (2007:23)mengatakan bahwa perkembangan keberhasilan pribadi dan antar pribadi dapat digerakkan ke arah kemajuan pada kematangan menuju kemandirian sampai kesaling tergantungan.

Kemandirian pribadi adalah perilaku mampu berinisiatif,mampu mengatasi hambatan atau masalah, mempunyai rasa percaya diri dan dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain, hasrat untuk mengerjakan segala sesuatu bagi diri sendiri (http://octa-octavianthi.blogspot.com,2016 oleh octavianthi)

2.1.3.2 Bentuk Kemandirian Pribadi

.

Kemandirian pada dasarnya memiliki dua bentuk yaitu dalam pemikiran dan tindakan, seorang pemimpin memerlukan keduanya untuk menunjukkan dirinya sendiri mandiri. Pemikiran yang mandiri akan membawanya pada perspektif yang berbeda dalam strategi, sehingga mampu menentukan skala prioritas. Tindakan yang mandiri berarti seorang pemimpin tidak memiliki konflik kepentingan terhadap perusahaannya. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertia

1. Suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya.

2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.


(64)

4. Bertanggung jawab terhadap pada apa yang dilakukannya.

2.1.3.3 Faktor-Faktor YangDapat Dimiliki Dalam Kemandirian

Menurut Suryana (2013:34)faktor-faktor yang dapat dimiliki dalamkemandirian sebagai berikut :

1. Berani Menghadapi Risiko.

Menjadi wirausahawan harus selalu berani mengahadapi risiko. Semakin besar risiko yang dihadapinya, maka semakin besar pula kemungkinan dan kesempatan untuk meraih keuntungan yang lebih besar. Sebaliknya, semakin kurang berani menghadapi risiko, maka kemungkinan keberhasilan semakin sedikit. Tentu saja, risiko-risiko ini sudah harus diperhitungkan terlebih dahulu. Berani menghadapi risiko yang telah diperhitungkan sebelumnya, merupakan kunci awal dalam berusaha karena hasil yang akan dicapai akan sebanding dengan risiko yang akan diambil. Risiko yang diperhitungkan dengan baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil lebih tinggi.

2. Selalu Mencari Peluang.

Mencari peluang tidak berarti peluang sudah ada, tetapi wirausahawan harus menciptakan sendiri peluang, yaitu dengan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda,dan sesuatu yang lebihbermanfaat serta mudahdigunakan. Wirausahawan sejati mampu melihat sesuatu dalam dimensi yang berlainan pada sewaktu-waktu. Bahkan, ia juga harus mampu melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Kemampuan inilah yangmembuatnya mampu dalam menangani berbagai persoalan yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin tinggi kemampuan


(1)

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Marhaini, MS, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan saran kepada peneliti.

6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberi saran demi kesempurnaan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara atas semua jasa-jasanya yang telah diberikan selama masa perkuliahan.

8. Kepada abang Dedy Sitompul, SE, Dennis Christian Sitompul, SH, Simon Sam Anderson Sitompul, SE, dan Edward Octavianus Sitompul, SE, yang telah banyak memberikan dorongan, dan semangat kepada penulis.

9. Kepada teman-teman Mahasiswa Manajemen Stambuk 2012 peneliti mengucapkan terima kasih yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan kebersamaan selama ini.

Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis tetap mengharapkan kritik, saran dan masukan yang berguna dalam penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata saya ucapkan banyak Terima Kasih.

Medan, November 2016 Penulis,

DEBBY SITOMPUL NIM : 120502297


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK .. ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan ... 10

2.1.1.1 Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan ... 10

2.1.2 Motif Berprestasi ... 13

2.1.2.1 Pengertian Motif Berprestasi………... .. 13

2.1.2.2 Karakteristik Individu Berprestasi Tinggi ... 15

2.1.3 Kemandirian Pribadi ... 15

2.1.3.1 Pengertian Kemandirian Pribadi ... 15

2.1.3.2 Bentuk Kemandirian Pribadi ... 16

2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Dapat Dimiliki Dalam Kemandirian……….. ... 17

2.1.4 Keberhasilan Usaha ... … 18

2.1.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha.. ... 18

2.1.4.2 Faktor Keberhasilan Usaha ... 19

2.2 Penelitian Terdahulu……….. ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 24

2.4 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian... 28

3.3Batasan Operasional ... 28

3.4 Definisi Operasional ... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 31

3.6 Populasi dan Sampel ... 32

3.6.1Populasi ... 32


(3)

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 34

3.7.1 Data Primer ... 34

3.7.2Data Sekunder... 34

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.8.1 Wawancara (Interview) ... 34

3.8.2 Kuesioner(Questioner) ... 34

3.8.3 Studi Dokumentasi ... 35

3.9UjiValiditas dan Reliabilitas ... 35

3.9.1 Uji Validitas ... 35

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 36

3.10Uji Asumsi Klasik ... 37

3.10.1 Uji Normalitas ... 37

3.10.2 Uji Heteroskedastisitas ... 38

3.10.3 Uji Multikolinieritas ... 38

3.11Teknik Analisis Data ... 39

3.11.1Analisis Deskriptif ... 39

3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 39

3.12 Pengujian Hipotesis ... 40

3.12.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - F) ... 40

3.12.2 Uji Signifikan Parsial (Uji - t) ... 40

3.12.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Gambaran Umum ... 42

4.2. Hasil Penelitian ... 44

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif ... 44

4.2.2 Hasil Distribusi Karakteristik Responden ... 44

4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan Jenis Kelamin ... 44

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan ... 45

4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Waktu Berdirinya Usaha ... 46

4.3 Analisis Deskriptif ... 47

4.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Pengetahuan Kewirausahaan. ... 47

4.3.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Motif Berprestasi. ... 49

4.3.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Kemandirian Pribadi ... 50

4.3.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Keberhasilan Usaha ... . 51

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 52

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 54


(4)

4.5.2 Uji Heteroskedastisitas ... 55

4.5.3 Uji Multikolinearitas ... 56

4.6 Pengujian Hipotesis ... 57

4.6.1 Uji Signifikan Simultan (Uji - f) ... 57

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 58

4.7 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 60

4.8 Pembahasan ... 62

4.8.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha ... 62

4.8.2 Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap Keberhasilan Usaha ... 63

4.8.3 Pengaruh Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA…. ... 69


(5)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Tahun Berdiri Usaha ... 6

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 21

Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 30

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 32

Tabel 3.3 Jumlah Populasi Pedagang Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan ... 32

Tabel 3.4 Item-Total Statistics ... 36

Tabel 3.5 Reliabilitas Instrumen ... 37

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berdirinya .. 47

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden untuk Pengetahuan Kewirausahaan ... 48

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden untuk Motif Berprestasi .... 49

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden untuk Kemandirian Pribadi ... 50

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden untuk Keberhasilan Usaha ... 51

Tabel 4.8 Analisis Regresi Linier Berganda ... 53

Tabel 4.9 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 55

Tabel 4.10 Hasil Uji Glejser ... 56

Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas ... 57

Tabel 4.12 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji F ... 58

Tabel 4.13 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 59


(6)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

1 4 105

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 10

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan pada Jajanan Malam Jalan Setia Budi Medan

0 0 11

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 9

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 1

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 9

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 3 19

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 3

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Motif Berprestasi, dan Kemandirian Pribadi Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Jajanan Malam Jalan Ayahanda Medan

0 0 12