Pengertian Pemberdayaan KAJIAN TEORI

utama pada keputusan fundamental kemudian dihubungkan pada tujuan. Keputusan-keputusan inkremental atau tambahan dibuat dalam konteks yang ditentukan oleh keputusan-keputusan fundamental. 4. Model Transaksi Model terakhir ini merupakan model yang paling efektif dalam kegiatan pemberdayaan. Perencanaan program melibatkan proses interaksi antara stakeholder dengan masyarakat atau individu-individu yang akan diberdayakaan. Komunikasi yang bersifat pribadi baik lisan maupun tulisan dan terus-menerus dapat menemukan permasalahan yang kongkrit, sehingga program pemberdayaan tepat sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh pihak penerima pelayanan. Setelah model perencanan program ditentukan, tahapan selanjutnya adalah proses perencanaan program. Terdapat lima tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan perencanaan program yakni 1 identifikasi masalah, ini erat kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat atau individu yang akan diberdayakan karena setelah permasalahan teridentifikasi maka akan direspon pada suatu program, 2 penentuan tujuan, harapan yang akan dicapai dalam kegiatan pemberdayaan perlu dibuat agar sejalan dengan program-program yang akan dilaksanakan, 3 penyusunan dan pengembangan program, membuat rencana program yang sistematis dengan menyertakan tujuan-tujuan yang akan dicapai baik tujuan khusus maupun umum. Kegiatan ini perlu mempertimbangkan identifikasi program alternatif dan hasil yang akan dicapainya, penentuan biaya, dan pemilihan program-program alternatif yang telah dibuat tadi 6 . 6 Ibid., h. 75-78 Pada dasarnya kegiatan pemberdayaan dilakukan secara kolektifitas atau kelompok dan biasanya dilakukan oleh organisasi dengan serangkaian kegiatan seperti pelatihan keterampilan tertentu, seminar sehari atau workshop. Proses pemberdayaan dilakukan secara kelompok kepada sekelompok individu yang akan diberdayakan, namun tidak menutup kemungkinan strategi pemberdayaan dilakukan secara individual yakni satu-lawan satu antara pekerja sosial dan klien, meskipun sebenarnya hal ini tetap berkaitan dengan kolektivitas. Menurut Suharto terdapat tiga aras strategi yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pemberdayaan yakni: 1. Aras Mikro. Pemberdayaan melalui pendekatan secara individu melalui bimbingan, konseling dan sebagainya. 2. Aras Mezo. Pemberdayaan yang dilakukan terhadap sekelompok klien melalui pendidikan dan pelatihan. 3. Aras Makro. Pemberdayaan dengan pendekatan pada sasaran perubahan yang diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas seperti perumusan kebijakan, lobbying, pengorganisasian masyarakat dan kampanye 7 . Masih menurut Suharto, dalam pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan diperlukan pendekatan 5P, yaitu: 1 Pemungkinan, menciptakan kondisi dan suasana sekondusif mungkin agar potensi masyarakat berkembang secara optimal, 2 Penguatan, memperkuat pengetahuan dan potensi masyarakat agar mereka mampu memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya, 3 Perlindungan, melindungi masyarakat agar tidak terjadi diskriminasi antara kelompok kuat terhadap kelompok lemah sehingga terhindar dari persaingan yang 7 Ibid., h. 66-67