Kepala Bagian Tata Usaha FST Ibu Yarsi Berlianti, satu dosen Teknik Informatika Universitas Indonesia sekaligus Kepala Laboratorium
Information Retrieval, Universitas Indonesia Ibu Dra. Mirna Adriani, Ph.D., yang telah meluangkan
waktunya untuk melakukan wawancara. Yang terakhir adalah wawancara penulis kepada dosen
pembimbing ke II Ibu Viva Arifin, MMSI. Wawancara dilakukan pada tanggal 20 Januari 2010 dan 14 juli 2011.
3.2 Metode Pengembangan Aplikasi
Pemilihan model kongkuren ini dilakukan dengan alasan model ini dapat dilakukan secara acak dan bersama-sama, selain itu model ini sangat tepat
bagi penulis karena memberikan kemudahan, dan sangat efisien yang didasari pada siklus atau tahapan kerja yang teratur maksudnya model ini
dikembangkan berdasarkan pada fase-fase yang terurut. Fase-fase tersebut diantaranya adalah: Fase definisi, fase pengembangan, fase pengujian, fase
penggunaan dan fase adaptasi.
Selain itu
Model proses konkuren sering digunakan sebagai paradigma bagi pengembangan aplikasi klien-server. Sistem klien-server dirancang dari
serangkaian komponen fungsional. Bila diaplikasikan kepada klien-server, model proses konkuren akan mendefinisikan aktivitas di dalam dua dimensi:
dimensi sistem dan dimensi komponen Pressman, 2010.
Isu tingkat sistem dituju dengan menggunakan tiga aktivitas: desain, assembly, dan pemakaian. Dimensi komponen dituju dengan dua aktivitas
yaitu desain dan realisasi. Konkuren dicapai dengan dua cara, yaitu:
1. Aktivitas sistem dan komponen yang berlangsung secara simultan dan dapat dimodelkan dengan menggunakan pendekatan orientasi keadaan
yang digambarkan pada gambar 3.1. 2. Aplikasi klien-server khusus diimplementasikan dengan banyak komponen
di mana masing-masing bisa dirancang dan direalisasikan secara konkuren.
Kelebihan-kelebihan concurrent model diantaranya adalah : 1. Perangkat lunak yang dikembangkan adalah perangkat lunak yang sesuai
dengan user, karena pada concurrent model terdapat keterlibatan user selama pengembangan perangkat lunak.
2. Dapat mendefinisikan setiap peristiwa yang penting yang akan memicu perubahan dari satu tahap ke tahap yang lain untuk setiap aktivitas
pengembangan perangkat lunak. 3. Meningkatkan komunikasi yang baik antara user dan pengembang
perangkat lunak. 4. Meningkatkan
jaminan mutu
terdahap perangkat
lunak yang
dikembangkan, karena jika dalam sebuah tahapan masih didapatkan kekurangan maka dapat dilakukan pengulanganiterasi.
Fase-fase yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan pengembangan perangkat lunak ini adalah:
1. Fase Definisi Fase ini dikenal juga sebagai tahap pengidentifikasi tujuan aplikasi.
Pada tahap ini penulis melakukan pengamatan terhadap sistem yang sedang berjalan, mengidentifikasi masalah yang terjadi dari sistem yang
ada dan menentukan alur aplikasi serta persoalan data yang akan didukung oleh aplikasi yang akan dikembangkan. Pada fase ini ditentukan pula
jangkauan atau
batasan aplikasi.
Untuk memudahkan
dalam mendefinisikan analisis aplikasi, maka harus diidentifikasikan hal-hal
sebagai berikut: a. Input data, yaitu permasalah yang ada dapat dilihat di sub bab 4.1.
b. Proses data, yaitu bagaimana menyelesaikan persoalan dapat dilihat di sub bab 4.3.
c. Output data, yaitu hasil dari solusi yang diberikan dapat dilihat di sub bab 4.4.
2. Fase Pengembangan Setelah mengetahui definisi aplikasi yang akan dibuat, yang meliputi
analisis terhadap aplikasi, maka fase selanjutnya adalah melakukan pengembangan. Fase ini dibagi menjadi 2 dua tahapan, yaitu
perancangan design dan implementasi. a. Perancangan design
Perancangan dimaksudkan untuk membuat pemodelan terhadap
aplikasi yang akan dibuat. Perancangan yang dilakukan meliputi halaman-halaman yang ada di dalam sistem. Selain itu aplikasi ini juga
dilengkapi dengan beberapa perancangan diantaranya: 1. Perancangan Basis Data, terdiri atas:
- Struktur Tabel dapat dilihat pada sub bab 4.8.1 - ERD dapat dilihat pada sub bab 4.8.2
- Diagram Relasi Antar Tabel dapat dilihat pada sub bab 4.8.3 2. Perancangan Aplikasi, terdiri atas:
- Diagram Konteks yang Diusulkan dapat dilihat pada sub bab 4.9.1
- DFD Level 1 dapat dilihat pada sub bab 4.9.2 - DFD Level 2 dapat dilihat pada sub bab 4.9.3
- DFD Level 3 dapat dilihat pada sub bab 4.9.4 3. Perancangan User Interface, terdiri atas:
- Perancangan Struktur Menu dapat dilihat pada sub bab 4.10.1 - Perancangan Antar Muka dapat dilihat pada sub bab 4.10.2
b. Implementasi Pada fase ini penulis melakukan pengembangan aplikasi
berdasarkan tahapan-tahapan
sebelumnya. Aplikasi ini
telah diimplementasikan dengan menggunakan Visual basic 6.0, algoritma
yang digunakan menggunakan algoritma eigenface, dan design database yang telah dibuat, diimplementasikan dengan menggunakan
Microsoft Access 2007 dapat dilihat di sub bab 4.12.
3. Fase Pengujian Pengujian aplikasi adalah proses untuk memastikan apakah semua
fungsi dalam aplikasi bekerja dengan baik dan mencari apakah masih ada kesalahan pada sistem. Pengujian ini bertujuan untuk menjamin kualitas
aplikasi dan menjadi peninjauan terhadap fase-fase sebelumnya. Pengujian dilakukan penulis kepada 3 tiga Pegawai FST. hasil pengujian
selengkapnya dapat dilihat di sub bab 4.13. 4. Fase Penggunaan
Pada fase ini dilakukan pengenalan terhadap aplikasi. Proses pengenalan terhadap aplikasi dilakukan dengan mendemonstrasikan
aplikasi serta pelatihan terhadap user, fungsinya untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dalam penggunaan aplikasi. Pada fase ini user
dapat memberikan masukan terhadap kekurangan aplikasi, masukan atau koreksi dari user dapat dijadikan pertimbangan pada fase maintenance.
5. Fase Adaptasi maintenance Setelah perangkat lunak digunakan, user akan mengenali fungsi-
fungsi tambahan yang memberi mereka keuntungan, maka dilakukan pemeliharaan aplikasi yang telah diterapkan agar dapat berjalan terus
dengan baik sesuai harapan. Proses yang terjadi dalam fase ini sama dengan fase pengembangan, dimana proses yang yang dilakukan sesuai
dengan kebutuhan akan perbaikan aplikasi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membahas pada fase
definisi, fase pengembangan, dan fase pengujian. Adapun fase penggunaan
dan fase adaptasi dapat dilakukan apabila aplikasi ini sudah diterapkan secara real.
Gambar 3.1 Siklus pengembangan model concurrent Sumber : Pressman, 2010
3.3 Kerangka Berpikir