2.3 Indikator Disposisi Matematis
Berdasarkan penjelasan diatas mengenai definisi disposisi matematis dapat dikatakan bahwa disposisi matematis mathematical disposition berkaitan dengan
bagaimana siswa memandang dan menyelesaikan masalah; apakah percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif
strategi penyelesaian masalah. Sebenarnya definisi disposisi matematis yang dikemukakan oleh Wardani sudah menunjukkan indikator disposisi matematis
yang disebutkan oleh NCTM. Beberapa indikator yang dinyatakan oleh NCTM Yuanari, 2011 untuk
mengukur disposisi matematis siswa adalah : 1. Kepercayaan
diri dalam
menyelesaikan masalah
matematika, mengkomunikasikan ide-ide, dan memberi alasan.
2. Fleksibilitas dalam mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba berbagai metode alternatif untuk memecahkan masalah.
3. Bertekad kuat untuk menyelesaikan tugas-tugas matematika. 4. Ketertarikan, keingintahuan, dan kemampuan untuk menemukan dalam
mengerjakan matematika. 5. Kecenderungan untuk memonitor dan merefleksi proses berpikir dan
kinerja diri sendiri. 6. Menilai aplikasi matematika dalam bidang lain dan dalam kehidupan
sehari-hari. 7. Penghargaan appreciation peran matematika dalam budaya dan nilainya, baik
matematika sebagai alat, maupun matematika sebagai bahasa. Syaban 2008: 33 menyatakan, untuk mengukur disposisi matematis
siswa indikator yang digunakan adalah sebagai berikut : menunjukkan gairahantusias dalam belajar matematika, menunjukkan perhatian yang serius
dalam belajar matematika, menunjukkan kegigihan dalam menghadapi permasalahan, menunjukkan rasa percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan
masalah, menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi, dan menunjukkan kemampuan untuk berbagi dengan orang lain.
Sedangkan menurut Wardani Kesumawati, 2010, aspek-aspek dalam disposisi matematis adalah: 1 kepercayaan diri dengan indikator percaya diri
terhadap kemampuankeyakinan; 2 keingintahuan terdiri dari empat indikator yaitu: sering mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan, antusiassemangat
dalam belajar, banyak membacamencari sumber lain; 3 ketekunan dengan indikator gigihtekunperhatiankesungguhan; 4 fleksibilitas, yang terdiri dari
tiga indikator yaitu: kerjasamaberbagi pengetahuan, menghargai pendapat yang berbeda, berusaha mencari solusistrategi lain; 5 reflektif, terdiri dari dua
indikator yaitu bertindak dan berhubungan dengan matematika, menyukairasa senang terhadap matematika.
Pernyataan-pernyataan diatas menyebutkan indikator disposisi matematis untuk keseluruhan materipokok bahasan matematika. Jika pengukuran disposisi
matematis siswa hanya untuk materi tertentu, maka indikator-indikator tersebut dapat lebih diperjelas maksud dan tujuannya. Sehingga indikator disposisi
matematis siswa terhadap materi integral dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepercayaan diri: memiliki keyakinan terhadap kemampuannya dalam
menyelesaikan soal-soal integral, mengkomunikasikan ide-ide dan memberi alasan;
2. Fleksibilitas: suka mengeksplorasi ide-ide matematis dalam mengerjakan soal integral, mencoba berbagai metode alternatif untuk mengerjakan soal integral,
menghargai pendapat yang berbeda; 3. Bertekad kuat: kesungguhan untuk menyelesaikan tugas-tugas mengenai materi
integral; 4. Ketertarikan, keingintahuan, dan kemampuan yang dimiliki: terdorong
untuk menemukan penyelesaian dalam mengerjakan soal integral, melakukan penyelidikan, antusiassemangat dalam belajar materi integral;
5. Memonitor dan merefleksi: menilai proses berpikir dan kinerja diri sendiri dalam mengerjakan soal integral;
6. Menilai aplikasi integral dalam bidang lain dan dalam kehidupan sehari- hari;
7. Penghargaan appreciation peran integral dalam budaya dan nilainya, baik sebagai alat, maupun sebagai bahasa;
Untuk mengetahui tingkat disposisi matematis dapat dilakukan dengan membuat skala disposisi matematis yang terdiri dari pernyataan-pernyataan dalam
angket disposisi matematis. Tingkat disposisi matematis berdasarkan skor angket dapat dibagi menjadi empat tingkat yaitu tinggi, sedang, kurang, dan rendah. Data
skor angket kemudian dikonversi ke nilai 1-100, baru setelah itu data diolah untuk memperoleh distribusi frekuensinya untuk mengetahui bagaimana tingkat
disposisi matematis setiap siswa berdasarkan skor angket.
2.4 Hubungan antara Disposisi Matematis dengan Hasil Belajar Siswa