Perubahan Fungsi Pernapasan Terapi Oksigen

2 Hipoksia Hipoksia merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak adekuatnya pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler. Hipoksia dapat terjadi setelah 4-6 menit ventilasi berhenti spontan.Penyebab lainnya adalah menurunnya hemoglobin, berkurangnya konsentrasi oksigen, menurunnya difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan, dan kerusakan atau gangguan ventilasi. Tanda-tanda hipoksia di antaranya kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, serta clubbing. 3 Gagal napas Gagal nafas merupakan keadaan di mana terjadi kegagalan tubuh memenuhi kebutuhan oksigen karena pasien kehilangan pertukaran gas karbon dioksida dan oksigen. Gagal napas ditandai oleh adanya peningkatan CO 2 dan penurunan O 2 4 Perubahan pola napas dalam darah secara signifikan. Gagal napas dapat disebabkan oleh gangguan sistem saraf pusat yang mengontrol sisterm pernapasan, kelemahan neuromuskular, keracunan obat, gangguan metabolisme, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas. Pada keadaan normal, frekuensi pernafasan pada orang dewasa sekitar 18-22 xmenit, dengan irama teratur, serta inspirasi lebih panjang dari ekspirasi.Pernapasan normal disebut eupnea. Perubahan pola napas dapat berupa: dispnea, apnea, takipnea, bradipnea, kussmaul, cheyne-stokes, dan biot.

4. Perubahan Fungsi Pernapasan

Menurut Tarwoto dan Wartonah 2006, perubahan fungsi pernapasan terbagi dua, yaitu: 1 Hiperventilasi Hiperventilasi adalah upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O 2 dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi disebabkan karena: kecemasan, infeksi sepsi, keracunan obat-obatan dan Universitas Sumatera Utara ketidakseimbangan asam basa. Tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada chest pain, menurunnya konsentrasi, disorientasi, dan tinnitus. 2 Hipoventilasi Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O 2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO 2 dengan cukup.Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis kolaps paru. Tanda dan gejala pada hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdisritmia, keseimbangan elektrolit, kejang, dan kardiak arrest.

5. Terapi Oksigen

Terapi oksigen adalah pemberian oksigen lebih dari udara atmosfer atau FiO 2 21.Tujuan terapi oksigen adalah mengoptimalkan oksigenasi jaringan dan mencegah asidosis respiratorik, mencegah hipoksia jaringan, menurunkan kerja napas dan kerja otot jantung, serta mempertahankan PaO 2 60 mmHg atau SaO 2 90 Tarwoto Wartonah, 2010. Indikasi terapi okseigen diberikan pada: perubahan frekuensi atau pola napas, perubahan atau gangguan pertukaran gas atau penurunan, hipoksemia, menurunnya kerja napas, menurunnya kerja miokard, dan trauma berat Tarwoto Wartonah, 2010. Pemberian oksigen terapi oksigen dapat dilakukan melalui dua metode yaitu: sistem aliran rendah dan sistem aliran tinggi menurut Tarwoto Wartonah, 2010. 1 Sistem aliran rendah Pemberian oksigen dengan menggunakan sistem ini ditujukan pada pasien yang membutuhkan oksigen tetapi masih mampu bernapas normal, karena teknik sistem ini menghasilkan FiO 2 yang bervariasi atau tidak konstan, sangat dipengaruhi oleh aliran, reservoir, dan pola napas pasien. Contoh pemberian oksigen dengan aliran rendah adalah dengan menggunakan nasal kanula, sungkup muka sederhana simple mask, sungkup muka dengan kantong rebreathing, dan sungkup muka dengan kantong non-rebreathing. Universitas Sumatera Utara 2 Sistem aliran tinggi Sistem ini memungkinkan pemberian oksigen dengan FiO 2 lebih stabil dan tidak terpengaruholeh tipe pernapasan, sehingga dapat menambah konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur. Contoh dari sistem aliran tinggi adalah dengan ventury maskatau sungkup muka dengan ventury. Prinsip pemberian ventury adalah oksiegen yang menuju sungkup diatur dengan alat yang memungkinkan konsentrasi dapat diatur sesuai dengan warna alat, misalnya: warna biru 24, putih 28, jingga 31, kuning 35, merah 40, dan hijau 60 Tarwoto Wartonah, 2010.

B. Asuhan Keperawatan

Dokumen yang terkait

AsuhanKeperawatanpada An.A dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD.dr.Pirngadi Medan Tahun 2014

0 63 48

Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUP Haji Adam Malik Medan

9 336 47

Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi Di RSUD.Dr.Pirngadi Medan

0 24 51

Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi Di RSUD.Dr.Pirngadi Medan

0 0 5

Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi Di RSUD.Dr.Pirngadi Medan

0 0 2

Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi Di RSUD.Dr.Pirngadi Medan

0 0 42

Asuhan Keperawatan pada Tn.J dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi Di RSUD.Dr.Pirngadi Medan

0 0 1

BAB II PENGOLAHAN KASUS A. Konsep dasar dengan Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi - Asuhan Keperawatan Pada Tn. S dengan Prioritas masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD.dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 1 36

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI 1. Pengertian Kebutuhan Oksigenasi - AsuhanKeperawatanpada An.A dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD.dr.Pirngadi Medan Tahun 2014

0 2 34

BAB II PENGELOLAAN KASUS A. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI 1. Pengertian Kebutuhan Oksigenasi - AsuhanKeperawatanpada An.A dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Oksigenasi di RSUD.dr.Pirngadi Medan Tahun 2014

0 0 34