Dari data yang didapat dari hasil percobaan diperoleh: �
ℎ�
=
�
ℎ�
3 � �
ℎ� 2
=
137.8 3
� 2,09
2
= 10,42 �
�
ℎ�
= �
ℎ�
√3 . �
ℎ�
= 50
√3 . 2,09 = 13,803
�
�
ℎ�
= ��
ℎ� 2
− �
ℎ� 2
= �13,803
2
− 10,42
2
= 8,96 �
�
�
= 0,6 . �
ℎ�
= 0,6 . 8,96 = 5,376 �
�
�
= 0,4 . �
ℎ�
= 0,4 . 8,96 = 3,584 �
�
�
= �
ℎ�
− �
�
= 10,42 − 5,22 = 5,2 �
Sehingga didapatlah parameter motor induksi seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.4 :
Tabel 4.4 Parameter Motor Induksi Tiga Fasa Rs
Xs Rr
Xr Xm
5,22 �
5,376 �
5,2 �
3,584 �
75,2 �
4.2. Simulasi
4.2.1. Kondisi normal seimbang Simulasi dengan keadaan normal dibutuhkan untuk mengetahui
karakteristik motor pada keadaan normal seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Simulasi Pada Kondisi Tegangan Seimbang
Kondisi Tegangan
VUF Vp
Vn I
A Te
Nm Pin
watt Pout
watt Eff
RPM ��������
219,99 3,49
8,341 1499,37 1221.57 81.5
1409
28
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Kondisi tidak seimbang Simulasi dengan kondisi tegangan suplai tidak seimbang dilakukan dengan
memberikan nilai tegangan yang tidak seimbang pada simulasi yang telah dihitung sebelumnya dengan cara perhitungan yang terdapat dibawah ini dan
selanjutnya dengan cara yang sama dilakukan untuk memperoleh data yang terdapat pada Lampiran1. Adapun cara perhitungan faktor ketidakseimbangan
tegangan VUF pada kondisi 3
∅ − �� adalah sebagai berikut: Pertama sekali dihitung tegangan urutan positif dan negatifnya seperti berikut:
�� = �� + � �� + �
2
�� 3
�� = 211,165 + 1
∠ 120212,289 ∠ − 120 + 1∠ − 120217,880 ∠ 120 3
�� = 211,165 + 212,289 + 217,880
3 �� = 213,778
�� = �� + �
2
�� + � �� 3
�� = 211,165 + 1
∠ − 120212,289 ∠ − 120 + 1∠120217,880 ∠ 120 3
�� = 211,165 + 212,289
∠ − 240 + 217,880 ∠ 240 3
�� = 2,0765 ∠ − 128,98 Kemudian dihitung nilai faktor ketidakseimbangan tegangannya sebagai berikut:
��� = ��
�� × 100
��� = 2,0765
213,778 × 100
��� = 0,97 ≈ 1
29
Universitas Sumatera Utara
Ada delapan kondisi ketidakseimbangan yang akan dibandingkan seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data Kecepatan Putar Motor Hasil Simulasi Berbagai Kondisi Ketidakseimbangan Tegangan Dengan Faktor Ketidakseimbangan Sama.
Kondisi ketidakseimbangan
Kecepatan Putar Motor Pada Berbagai Faktor Ketidakseimbangan Tegangan RPM
1 2
3 4
3 ∅ − ��
1403 1396
1392 1388
2 ∅ − ��
1405 1400
1396 1392
1 ∅ − ��
1407 1405
1403 1401
2 ∅ − �
1409 1409
1409 1409
1 ∅ − �
1409 1409
1409 1409
1 ∅ − ��
1411 1413
1415 1417
2 ∅ − ��
1413 1416
1420 1423
3 ∅ − ��
1414 1418
1422 1425
Dapat dilihat bahwa tiap kondisi ketidakseimbangan tegangan mengakibatkan perubahan kecepatan motor induksi tiga fasa namun dengan
karakteristik yang berbeda–beda. Seperti pada kondisi UV Under Voltage unbalance kecepatan motor mengalami penurunan selama terjadinya
ketidakseimbangan tegangan, hal ini sesuai dimana kecepatan motor akan menurun ketika tegangan suplai terjadi penurunan tetapi pada kondisi OV Over
Voltage unbalance kecepatan motor mengalami peningkatan selama terjadinya ketidakseimbangan tegangan yang berada diatas nilai tegangan nominalnya.
Hasil simulasi dapat dilihat potongan tampilan simulasinya pada Lampiran 2, namun untuk mempermudah pembacaan data dibuatlah tabel 4.7 hingga 4.10
yang berisikan data tentang arus hasil simulasi perfasa Ia, Ib, dan Ic, daya masukan hasil simulasi Pin,dan kecepatan sudut dari motor Ws.
30
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Hasil Simulasi Motor Pada Berbagai Kondisi Ketidakseimbangan Tegangan Dengan Faktor Ketidakseimbangan Tegangan Sebesar 1
Kondisi Tegangan
VUF Ia
A Ib
A Ic
A Pin
watt Ws
Rads Rpm
3 ∅ − ��
1 3,375
3,435 3,669 1502
146,9 1403
2 ∅ − ��
1 3,367
3,431 3,685 1502
147,1 1405
1 ∅ − ��
1 3,303
3,596 3,591 1502
147,4 1407
2 ∅ − �
1 3,598
3,592 3,310 1503
147,6 1409
1 ∅ − �
1 3,331
3,669 3,501 1503
147,6 1409
1 ∅ − ��
1 3,690
3,412 3,410 1503
147,8 1411
2 ∅ − ��
1 3,653
3,530 3,339 1504
147,9 1413
3 ∅ − ��
1 3,667
3,517 3,350 1504
148,1 1414
Tabel 4.8 Hasil Simulasi Motor Pada Berbagai Kondisi Ketidakseimbangan Tegangan Dengan Faktor Ketidakseimbangan Tegangan Sebesar 2
Kondisi Tegangan
VUF Ia
A Ib
A Ic
A Pin
watt Ws
Rads Rpm
3 ∅ − ��
2 3,259
3,400 3,847 1504
146,2 1396
2 ∅ − ��
2 3,243
3,388 3,877 1505
146,6 1400
1 ∅ − ��
2 3,111
3,707 3,691 1505
147,1 1405
2 ∅ − �
2 3,706
3,693 3,125 1506
147,6 1409
1 ∅ − �
2 3,170
3,845 3,514 1506
147,6 1409
1 ∅ − ��
2 3,885
3,339 3,330 1507
148,0 1413
2 ∅ − ��
2 3,812
3,581 3,182 1508
148,3 1416
3 ∅ − ��
2 3,841
3,558 3,206 1509
148,5 1418
31
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Hasil Simulasi Motor Pada Berbagai Kondisi Ketidakseimbangan Tegangan Dengan Faktor Ketidakseimbangan Tegangan Sebesar 3
Kondisi Tegangan
VUF Ia
A Ib
A Ic
A Pin
watt Ws
Rads Rpm
3 ∅ − ��
3 3,156
3,387 4,014 1509
145,8 1392
2 ∅ − ��
3 3,149
3,368 4,035 1510
146,2 1396
1 ∅ − ��
3 2,935
3,818 3,788 1510
146,9 1403
2 ∅ − �
3 3,866
3,769 2,930 1512
147,5 1409
1 ∅ − �
3 3,019
4,019 3,535 1512
147,5 1409
1 ∅ − ��
3 4,105
3,272 3,249 1514
148,2 1415
2 ∅ − ��
3 4,017
3,673 2,984 1517
148,7 1420
3 ∅ − ��
3 4,050
3,657 3,005 1518
148,9 1422
Tabel 4.10 Hasil Simulasi Motor Pada Berbagai Kondisi Ketidakseimbangan Tegangan Dengan Faktor Ketidakseimbangan Tegangan Sebesar 4
Kondisi Tegangan
VUF Ia
A Ib
A Ic
A Pin
watt Ws
Rads Rpm
3 ∅ − ��
4 3,058
3,391 4,184 1516
145,3 1388
2 ∅ − ��
4 3,059
3,365 4,195 1516
145,7 1392
1 ∅ − ��
4 2,761
3,398 3,890 1517
146,7 1401
2 ∅ − �
4 3,951
3,932 2,736 1519
147,5 1409
1 ∅ − �
4 2,875
4,195 3,564 1520
147,5 1409
1 ∅ − ��
4 4,326
3,224 3,177 1524
148,4 1417
2 ∅ − ��
4 4,226
3,790 2,788 1529
149 1423
3 ∅ − ��
4 4,264
3,781 2,807 1531
149,3 1425
4.3. Pengolahan Data dan Pembahasan