BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif potong lintang cross-sectinal descriptive.
49
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMF Paru RSUP. H. Adam Malik Medan dan di praktik dokter swasta yang mempunyai fasilitas DOTS. Penelitian dilaksanakan antara bulan Februari
2010 sampai Juni 2010.
3.3. Populasi dan sampel
Populasi penelitian ini adalah semua anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita BTA positif yang berobat di SMF Paru RSUP.H. Adam Malik Medan dan di praktik
dokter swasta yang mempunyai fasilitas DOTS. Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
3.4. Perkiraan besar
sampel
Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus dibawah ini:
Z
α
x SD
2
n = n = besar sampel
d
2
Z
α 2
= batas kepercayaan 95 = 1,96 SD = standar deviasi = 5
48
d = ketepatan penelitian = 2
1,96 x 5
2
n =
2
2
Universitas Sumatera Utara
n = 4
24,01 ⇒ jumlah sampel digenapkan menjadi 24 orang.
3.5. Kriteria inklusi dan eksklusi
3.5.1. Kriteria inklusi
1. Anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif
yang bersedia mengikuti penelitian ini. Bagi anak-anak izin diperoleh atau diwakili oleh walinya.
2. Tidak ada riwayat pernah mendapatkan pengobatan antituberkulosis sebelumnya
3. Memiliki tanda dan gejala infeksi tuberkulosis.
4. Anggota keluarga yang tinggal bersama dalam kurun waktu minimal dua bulan
terakhir.
3.5.2 Kriteria eksklusi
1. Anggota keluarga yang tinggal serumah dengan penderita TB paru BTA positif
yang menolak mengikuti penelitian ini.
2. Anggota keluarga yang mempunyai riwayat pengobatan TB.
3. Anggota keluarga yang sedang mengkonsumsi antibiotik NON-OAT golongan
Fluroquinolon.
4. Tidak memiliki tanda dan gejala infeksi tuberkulosis.
5. Tidak tinggal bersama dalam kurun waktu minimal dua bulan terakhir.
3.6. Definisi Operasional
1. Anggota keluarga yang tinggal serumah penderita TB paru BTA positif adalah orang
yang tinggal dalam rumah dengan seorang dewasa yang mendapatkan terapi anti TB, sputum BTA positif atau telah mendapat terapi serupa dalam 2 tahun terakhir.
Universitas Sumatera Utara
2. TB paru BTA positif adalah penyakit paru yang disebabkan oleh basil tuberkulosa
dimana pada pemeriksaan mikroskopik dan biakan dijumpai Mycobacterium tuberculosis.
3. Pemeriksaan dahak SPS, artinya S sewaktu: dahak dikumpulkan pada saat suspek
TB datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak pagi pada hari kedua. P Pagi: dahak
dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua, segera setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas di unit pelayanan kesehatan UPK. S
sewaktu: dahak dikumpulkan di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi.
4. Foto toraks adalah suatu pemeriksaan radiologi mempergunakan alat Roentgen yang
telah diukur parameternya dan penderita ditempatkan pada jarak dan posisi tertentu, hasil foto berupa filem diperoses sehingga didapatkan hasil yang baik.
5. Tuberkulosis kelenjar adalah penyakit tuberkulosis yang mengenai kelenjar limfe dan
terutama menyerang kelenjar limfe leher 6.
Test mantoux tes tuberkulin adalah tes yang menggunakan PPD purified protein derivate yang disuntikkan secara intradermal pada kulit bagian atas lengan bawah
depan daerah volar. 7.
Sistem skor adalah pembobotan terhadap gejala atau tanda klinis tuberkulosis yang dijumpai pada anak.
8. Antibiotik NON-OAT yang dimaksud dalam tulisan ini adalah antimikroba selain
Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Etambutol, Streptomisin, dan golongan Fluroquinolon.
3.7. Variabel Penelitian