Peranan Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Kinerja Birokrasi (Studi Kasus Pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang)

(1)

PERANAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BIROKRASI

(Studi Pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang) Disusun Guna Memenuhi Syarat Untuk Menyelesaikan

Pendidikan Strata I (S-1)

di Departemen Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

ACHMAD FAUZY ICHSAN 070903008

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Shalawat beriring salam penulis persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para ahlul bait, yang senantiasa menjadi tauladan bagi setiap ummat manusia. Semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumil akhir kelak. Amin

Adapun skripsi ini berjudul “Peranan Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Kinerja Birokrasi (Studi Kasus Pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kinerja birokrasi pemerintahan dan faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam peningkatan kinerja serta bagaimana peranan kepemimpinan dalam peningkatan kinerja birokrasi. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata 1 (S-1) di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik itu dari permasalahan penulisan redaksi maupun dari substansi penulisan skripsi itu sendiri. Oleh karena itu penulis mengharapakan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini selanjutnya.

Selama proses penyusunan skripsi penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan untaian kata terima kasih yang tidak terhingga dari hati yang paling dalam kepada kedua orang tua penulis yakni Ayahanda Drs.Wakil Karo-Karo, SE dan Ibunda Ermawaty Sembiring yang senantiasa memberikan doa di setiap langkah perjalanan hidup penulis serta motivasi yang sungguh berarti bagi penulis. Terima kasih yang tidak terhingga kepada Bapak yang udah luar biasa pengorbanannya untuk keluarga. Bapak yang udah ngajarin Ozie banyak hal, inspirator paling hebat dan menjadi


(3)

panutan dalam setiap gerak-geriknya. Semoga Allah melimpahkan kesehatan dan karunia-Nya kepada Beliau. Amin. Buat Mama yang selalu nyiapin segala keperluan Ozie mulai dari seminar proposal sampai dengan skripsi ini selesai dikerjakan, terima kasih banyak yaa Ma. Skripsi ini Ozie persembahkan buat kalian berdua, Orang Tua paling hebat di dunia. Love you so much. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Adik penulis (Karina Latersia, Atika Fitria dan Rehulina) yang selalu setia memberi semangat kepada penulis agar bisa dan yakin dalam menyelesaikan skripsi ini. Buat Adik Karina Latersia semangat yaa dek belajarnya dah kelas 12 sekarang biar nanti dapat nilai tinggi dan bisa masuk di Perguruan Tinggi Favorit, Tika dan Lina jangan nakal-nakal, sekolah yang pinter biar bisa dapet rangking terus. Kita berempat harus bisa membahagiakan dan dibanggakan orang tua kita. Amin ya Allah

Buat seseorang yang senantiasa meluangkan waktunya untuk Fauzy, nemenin saat senang dan sedih, jatuh dan bangkit, selalu memberi pendapat, solusi dan jalan keluar ketika ada masalah, memberi semangat, motivasi, dukungan, arahan, dan doanya, makasih banyak buat Melati Damairia Pane. Smoga harapan dan cita-cita kita berdua dimudahkan jalannya oleh Allah SWT yaa mumu . Aminn…

Selain itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zakaria, MSP. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.


(4)

4. Ibu Dra. Elita Dewi, M.Si. selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing, MA selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesikan skripsi ini.

6. Ibu Dra.Beti Nasution, M.Si selaku Dosen Wali yang juga telah banyak memberikan bimbingannya kepada penulis selama proses perkuliahan hingga saat ini.

7. Bapak/Ibu Staf Pengajar FISIP USU yang telah berjasa dalam memberikan banyak bekal ilmu, nasihat, bimbingan serta arahan kepada penulis, selama penulis menimba Ilmu di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 8. Terima kasih juga penulis haturkan kepada seluruh Staf Pegawai Administrasi, yang

ada di Departemen Ilmu Administrasi Negara khususnya Kak Mega dan Kak Dian yang telah banyak membantu segala urusan administratif sejak awal penulis memulai studi hingga saat ini.

9. Bapak Drs. Suryadi Aritonang, M.Si selaku Camat Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang yang membantu dan memudahkan penulis dalam melaksanakan penelitian di Kecamatan Pancur Batu

10. Seluruh Staf Pegawai Kantor Camat Pancur Batu yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian dan pengumpulan data.

11. Terima kasih buat seluruh Teman-teman AN 07 yang sudah menemani penulis selama 4 tahun mengikuti bangku perkuliahan, Tim Sebelas, Lintank Simorangkir, Tiqha Kerokeroppi (Kitenk), Christin Silalahi (Titin), Selvia Manalu (Vya), Bobby Pratama (Bobby Khan), Ilham Maulana (Ustad Gaul,hehehe), Afaf (kebab), Dewi Syafitri, Dewi TriAstuti (Bulek) dan Lek Dodi Syahdianto. Wee tamat juga aku y wee.hehehehe. Untuk lek Dodoy (Djaroboy SyahFreak) cepat susul aku, kita pasti


(5)

bisa sukses dan jadi orang lek. Jangan kebanyakan x lek. Dah ketuaan ente di kampus tu lek.hehehehe. Untuk Kebab (Afaf) dan Bulek (Tuti) yang ngasih semangat, motivasi juga bantuan waktu mengerjakan skripsi ini, makasih y kawan awak.Untuk Ustad kami (M.Ilham Maulana) jangan download aja ustad cepat selesain skripsi ente ustad!! Jangan becewek aja y ustad, hhehehhee. Kemudian buat Lek Bembenk, Bung Zikri dan Lek Tinok yang kerjaannya gilak perang twiiter aja.. ayo siapa lagi jadi korban kita ne,hhehhehe. Kasian juga Bung Zikri trus trusan kita siksa wee. Terima kasih buat semua persahabatan yang telah kalian berikan. Takkan pernah kulupa manis pahitnya dalam menjalani masa-masa di bangku perkuliahan, aku harap kita semua pasti bisa sukses kawan, bisa jadi orang yang berguna dan di banggakan orang tua kita masing-masing. Amiiinn..

12. Buat temen-temen Kelompok Magang Pantai Cermin Afaf, Dewi Tri Astuti, Dewi Syafitri, Yuni Karina, Ernita Debora, Magdalena dan Ridho Hamdani makasih banyak atas semua kenangan magang kita di Pantai Cermin tuh, gak akan ku lupakan indahnya magang. Makasih juga udah dibolehin masuk kelompok kalian, walaupun cuman jadi beban di kelompok ini, tapi tanggung jawab kan wee aku sebagai ketua kelompok nya. Hehehee

13. Terima kasih buat seluruh Teman-teman AN 07 (maaf gak disebutin satu persatu). Makasi buat kenangan perkuliahan selama 4 tahun ini. Smoga kita jadi orang yang berguna dan dapat mengamalkan ilmu yang kita dapat selama kuliah. Aminn…

14. Terima kasih kepada seluruh Keluarga Besar Pemerintahan Mahasiswa FISIP USU Periode 2009/2010 Ananta Purba, Lintang Simorangkir, Ari Junico Siallagan , Rani Harahap (Nanibo), Bobby Pratama Saragih, Dody Syahdianto (D’Jaroboy Syahfreak), Kartika ANH (Kitenk), Christin Silalahi, Selvia Manalu, Aldino Agusta Wallad, Kumari Dewi Puri Siregar (kumkum), Tino Saragih (Tresnok) dan


(6)

teman-teman lainnya yang sudah memberikan warna baru di kehidupan penulis dan memberikan kekeluargaan yang cukup berarti buat penulis.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan, Agustus 2011 Penulis

ACHMAD FAUZY ICHSAN 070903008


(7)

ABSTRAKSI

Peranan Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Kinerja Birokrasi (Studi Kasus Pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang) Skripsi ini disusun oleh:

Nama : Achmad Fauzy Ichsan

NIM : 070903008

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Marlon Sihombing, MA

Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh pemimpin. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap dan bertindak. Cara bersikap dan bertindak dapat terlihat dari cara melakukan suatu pekerjaan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pimpinan dalam suatu instansi pemerintahan khususnya, pada posisi yang terpenting. Dimana dalam hal ini pemimpin tersebut adalah seorang Camat, yang bertugas membawahi para pegawainya yang ada pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa peran dan tugas seorang Camat pada pemerintahan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang adalah berusaha untuk mempengaruhi para pegawainya dengan cara memotivasi dan komunikasi untuk terus bekerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para pegawai, tergantung bagaimana cara atau sikap seorang Camat dalam memimpin. Atau apa-apa saja kegiatan yang perlu dilakukan agar semua pegawai mau dan rela mengikuti semua keinginan Camat tersebut demi mencapai tujuan organisasi.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui sejauhmana kinerja para birokrasi dan bagaimana peran seorang pemimpin dalam hal peningkatan kinerja para pegawai yang ada pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi kepustakaan. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah informan kunci berjumlah 1 orang dan informan biasa berjumlah 22 orang.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang saat ini sudah terlaksana dengan baik. Artinya hal-hal yang berhubungan dengan antara atasan dengan bawahan, baik dari segi komunikasi, motivasi, penentuan kerja dan pemberian tanggung jawab, penilaian kinerja dan pengawasan yang dilakukan sudah terlaksana dengan sangat baik. Kinerja dan Efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang juga sudah cukup baik. Terlihat jelas dengan penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu, hasil kerja yang memuaskan, pemberian pelayanan kepada masyarakat juga cepat tanggap. Fasilitas-fasilitas yang diberikan benar-benar sangat membantu dan memudahkan para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya serta adanya motivasi dari atasan yang semakin membuat para pegawai semakin bersemangat dalam bekerja dengan didorong suasana kerja yang kondusif dan nyaman.


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. i

DAFTAR ISI …………...………... vii

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR LAMPIRAN ……… xii

ABSTRAKSI ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ……… ……. 1

I.1 Latar Belakang ………. 1

I.2 Perumusan Masalah ………. 5

I.3 Tujuan Penelitian ……….… 5

I.4 Manfaat Penelitian ………... 6

I.5 Kerangka Teori ………. 6

I.5.1. Pengertian Kinerja ………...6

I.5.2. Kepemimpinan ...……….... 7

I.5.2.1 Definisi Kepemimpinan ...……….. 7

I.5.2.2 Gaya dan Tipe Kepemimpinan ... 8

I.5.3 Efisiensi,Efektivitas dan Kesehatan Organisasi Birokrasi ... 11

I.5.4 Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai...13

I.6 Definisi Konsep ……… 14

I.7 Sistematika Penulisan... 15

BAB II METODE PENELITIAN ………. 17


(9)

II.2 Lokasi Penelitian ... 17

II.3 Informan Penelitian ... 17

II.4 Teknik Pengumpulan Data ... 18

II.5 Teknik Analisa Data ... 19

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ………. 20

III.1 Sejarah Terbentuknya Kecamatan Pancur Batu ...20

III.2 Kependudukan ... 21

III.2.1. Suku ...21

III.2.2. Pekerjaan ... 22

III.2.3. Agama ... 23

III.3 Struktur Organisasi Kecamatan Pancur Batu ... 23

BAB IV PENYAJIAN DATA HASIL PENELITIAN ………... 31

BAB V ANALISA DATA ………... 39

BAB VI PENUTUP ……….. 44

VI.1 Kesimpulan ……… 44

VI.2 Saran …………... 45

DAFTAR PUSTAKA ……….……….. 47 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku …………... 21

Tabel 2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan ………... 22

Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ………23


(11)

ABSTRAKSI

Peranan Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Kinerja Birokrasi (Studi Kasus Pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang) Skripsi ini disusun oleh:

Nama : Achmad Fauzy Ichsan

NIM : 070903008

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Marlon Sihombing, MA

Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh pemimpin. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap dan bertindak. Cara bersikap dan bertindak dapat terlihat dari cara melakukan suatu pekerjaan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pimpinan dalam suatu instansi pemerintahan khususnya, pada posisi yang terpenting. Dimana dalam hal ini pemimpin tersebut adalah seorang Camat, yang bertugas membawahi para pegawainya yang ada pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa peran dan tugas seorang Camat pada pemerintahan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang adalah berusaha untuk mempengaruhi para pegawainya dengan cara memotivasi dan komunikasi untuk terus bekerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para pegawai, tergantung bagaimana cara atau sikap seorang Camat dalam memimpin. Atau apa-apa saja kegiatan yang perlu dilakukan agar semua pegawai mau dan rela mengikuti semua keinginan Camat tersebut demi mencapai tujuan organisasi.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui sejauhmana kinerja para birokrasi dan bagaimana peran seorang pemimpin dalam hal peningkatan kinerja para pegawai yang ada pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi kepustakaan. Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah informan kunci berjumlah 1 orang dan informan biasa berjumlah 22 orang.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang saat ini sudah terlaksana dengan baik. Artinya hal-hal yang berhubungan dengan antara atasan dengan bawahan, baik dari segi komunikasi, motivasi, penentuan kerja dan pemberian tanggung jawab, penilaian kinerja dan pengawasan yang dilakukan sudah terlaksana dengan sangat baik. Kinerja dan Efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang juga sudah cukup baik. Terlihat jelas dengan penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu, hasil kerja yang memuaskan, pemberian pelayanan kepada masyarakat juga cepat tanggap. Fasilitas-fasilitas yang diberikan benar-benar sangat membantu dan memudahkan para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya serta adanya motivasi dari atasan yang semakin membuat para pegawai semakin bersemangat dalam bekerja dengan didorong suasana kerja yang kondusif dan nyaman.


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting efektivitas suatu organisasi. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengidentifikasikan prilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif organisasi, berbagai prilaku dan teknik tersebut akan dapat dipelajari.

Pemimpin disetiap organisasi kerja memerlukan dan mengharapkan sejumlah pegawai yang cakap dan terampil dibidang pekerjaannya, sebagai orang yang membantunya melaksanakan tugas-tugas yang menjadi beban kerja unit masing-masing. Dalam arti seorang pemimpin menginginkan sejumlah pegawai yang efektif dalam melakukan pekerjaannya.

Suatu organisasi pada dasarnya adalah suatu bentuk kerja sama antar dua orang atau lebih. Baik yang disebut organisasi ataupun kelompok, tujuannya adalah untuk mencapai sesuatu. Jika sesuatu yang ingin dicapai itu betul-betul dapat diraih, maka tujuannya efektif. Efektivitas adalah ukuran sejauh mana tujuan dapat dicapai. Efektivitas adalah suatu kontinum yang merentang dari efektif, kurang efektif, sedang-sedang, sangat kurang,sampai tidak efektif. (Sigit, 2003:2)

Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bila dilihat dari aspek segi keberhasilan pencapaian tujuan, maka efektivitas adalah memfokuskan pada tingkat pencapaian terhadap tujuan organisasi. Selanjutnya ditinjau dari aspek ketepatan waktu, maka efektivitas adalah


(13)

tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang telah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.

Salah satu fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen pemerintah untuk mewujudkan pelayanan publik yang efisien, efektif, berkeadilan, transparan dan akuntabel. Hal ini berarti bahwa untuk mampu melaksanakan fungsi pemerintah dengan baik maka organisasi birokrasi harus profesional, tanggap, aspiratif terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang dilayani. Seiring dengan hal tersebut pembinaan aparatur negara dilakukan secara terus menerus, agar dapat menjadi alat yang efisien dan efektif, bersih dan berwibawa, sehingga mampu menjalankan tugas-tugas umum pemerintah maupun untuk menggerakkan pembangunan secara lancar dengan dilandasi semangat dan sikap pengabdian terhadap masyarakat.

Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang adalah suatu instansi pemerintahan. Camat adalah perangkat pemerintahan wilayah kecamatan yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pemerintahan umum di wilayah kecamatan. Kecamatan merupakan barisan terdepan dalam melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang dibantu oleh pemerintahan desa atau kelurahan. Oleh karena itu, pentingnya tugas, fungsi, dan wewenang kecamatan untuk pembangunan daerah adalah yang paling dekat dengan masyarakat tersebut.

Untuk mencapai efektivitas kerja yang diinginkan, Camat Pancur Batu harus menjalankan peran dan tugasnya dengan cara memotivasi para pegawainya dan juga selalu berkomunikasi, agar para pegawainya menyadari bahwa mereka memang dibutuhkan dan tidak ada pembedaan sehingga mereka mengerjakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya demi kemajuan bersama. Camat juga dibutuhkan untuk mengontrol kegiatan para pegawai apakah


(14)

berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau tidak. Camat dan pegawai harus saling bekerja sama dalam mencapai tujuan tersebut. Masing-masing harus menyadari tugas dan tanggung jawabnya.

Sorotan tajam tentang kinerja birokrasi dalam menyelenggarakan pelayanan publik menjadi wacana yang aktual dalam studi administrasi negara akhir-akhir ini. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan dan pada sisi lain munculnya konsep privatisasi, swastanisasi, kontak kerja yang pada intinya ingin meminimalkan campur tangan pemerintah yang terlalu besar dalam pelayanan publik ( Osborne, 1992).

Kinerja birokrasi dalam menyelenggarakan pelayanan publik lebih rendah ketimbang yang dilakukan oleh pihak swasta atau kelembagaan masyarakat lainnya. Bahkan tugas pemerintah adalah mengarahkan bukan mengayuh perahu. Memberikan pelayanan adalah mengayuh dan pemerintah tidaklah pandai mengayuh.

Di kalangan masyarakat masih terdapat keluhan berbagai pelayanan pemerintah (birokrasi) bahkan pameo masyarakat mengatakan bahwa kalau bisa dipersulit mengapa harus dipermudah dan bila ada pilihan lain untuk mendapat KTP selain dari Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan, maka saya akan memilih ke Supermarket karena disana pegawainya ramah, suka senyum, menanyakan apa yang dapat dibantu. Selama ini seperti yang diakui oleh Moestopadidjaja (1999) bahwa pelayanan publik oleh birokrasi cenderung dipersulit, prosedur berbelit-belit, rendahnya ketidakpastian waktu pelayanan. Gejala ini sebagai suatu gejala ketidak mampuan administratif, umumnya terjadi di Negara-negara sedang berkembang.

Penilaian kinerja birokrat pemerintah selama ini cenderung didasarkan pada faktor-faktor input seperti jumlah pegawai, anggaran, peraturan perundangan dan termasuk pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan; dan bukan pada faktor-faktor output atau outcomes-nya,


(15)

misalnya tingkat efisiensi biaya, kualitas layanan, jangkauan dan manfaat pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu dalam praktek penyelenggaraan pelayanan publik masih terdapat berbagai masalah antara lain perbedaan antara kinerja yang diharapkan (intended perfomance) dengan praktek sehari-hari (actual performance), perbedaan antara tuntutan kebutuhan masyarakat dengan kemampuan pelayanan aparatur pemerintah, perbedaan antara keterbatasan sumber daya anggaran pemerintah dengan kebocoran pada tingkat pelaksanaanya (Ginanjar Kartasasmita,1997). Sementara itu peran aparatur negara (birokrasi) sejak beberapa dekade yang lalu lebih disiarkan sebagai penyandang dua peran yaitu sebagai Abdi Negara dan sebagai Abdi masyarakat dan peran sebagai abdi negara menjadi sangat dominan ketimbang peran sebagai abdi masyarakat. Siklus pelayanan lebih berakses ke kekuasaan birokrasi ketimbang melayani masyarakat. Akibatnya aparatur cenderung melayani dirinya sendiri dan meminta layanan dari masyarakat (Thoha, 1993). Berkaitan dengan hal ini bahwa tugas aparatur sebagai pelayan harus lebih diutamakan terutama yang berkaitan dengan mendahulukan kepentingan umum, mempermudah urusan masyarakat, mempersingkat waktu proses pelaksanaan urusan publik dan memberikan kepuasan publik.

Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul, “PERANAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA BIROKRASI (Studi Pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang)”


(16)

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas,yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana kinerja birokrasi pemerintah pada Kantor Camat Kecamatan Pancur Batu Kab Deli Serdang?

2. Faktor apa yang mendukung dan menghambat kinerja birokrasi pemerintah pada Kantor Camat Kecamatan Pancur Batu Kab Deli Serdang ?

3. Bagaimana peranan kepemimpinan terhadap kinerja birokrasi pada Kantor Camat Kecamatan Pancur Batu Kab Deli Serdang ?

I.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pada dasarnya memiliki tujuan penelitian yang ingin dicapai. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kinerja birokrasi pemerintahan pada Kantor Camat Kecamatan Pancur Batu Kab Deli Serdang

2. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat kinerja birokrasi pemerintah pada Kantor Camat Kec Pancur Batu Kab Deli Serdang

3. Untuk mengetahui peranan kepemimpinan terhadap kinerja birokrasi pada Kantor Camat Kec Pancur Batu Kab Deli Serdang

I.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini tentunya akan diperoleh hasil yang diharapkan dapat memberimanfaat bagi peneliti maupun bagi pihak lain yang membutuhkan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:


(17)

1. Secara akademik; sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang mengkaji kinerja birokrasi pemerintah pada masa yang akan datang .

2. Secara metodologi; penelitian ini memperkaya indikator pengukuran tentang kinerja birokrasi pemerintah khususnya dilihat dalam sudut pandang pendekatan proses. 3. Secara praktis; penelitian ini dapat menjadi bahan untuk evaluasi kinerja instansi

Pemerintah khususnya Kantor Camat Kec Pancur Batu Kab Deli Serdang dalam menyempurnakan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik pada masa datang.

I.5 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah sebahagian konsep, defenisi dan kontruksi defenisi dan proposisi yang menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan konsep. Kerangka teori merupakan landasan pemikiran untuk melaksanakan penelitian dan teori digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang menjadi objek penelitian (Singarimbun, 2006:73).

1.5.1 Kinerja

Kinerja berasal dari kata-kata job performance dan disebut juga actual performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh seorang karyawan. Kinerja menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti “suatu yang dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan. Menurut Simamora (2003: 45) kinerja adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai misinya.

Dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa kinerja adalah kombinasi dari kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya yang diperoleh


(18)

selama periode waktu tertentu dan meliputi elemen-elemen seperti kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, kehadiran dan kemampuan bekerja sama.

1.5.2 Kepemimpinan

1.5.2.1 Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang berarti seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan altivitas tertentu demi tercapainya suatu maksud dan tujuan. (Kartono, 1993:76)

Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga diikuti, dipatuhi, dihormati sehingga orang lain bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki pemimpin tersebut.

Kepemimpinan dapat timbul apabila terdapat faktor-faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor-faktor tersebut meliputi orang-orang bekerja dari sebuah posisi organisatoris, dan timbul dalam suatu situasi yang spesifik. (Winardi, 2000:48)

Pengertian kepemimpinan yang lain adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. (Hersey dan Blanchard dalam Sutarto, 1991:22), sedangkan pengertian kepemimpinan menurut Siagian (2002:62) adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pemimpin tersebut meskipun secara pribadi kepemimpinan adalah kepengikutan.


(19)

1.5.2.2 Gaya dan Tipe Kepemimpinan

Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak, dan kepribadian sendiri yang unik dan khas, hingga tingkah laku dan gaya yang membedakan dirinya dengan orang lain. Gaya hidupnya ini pasti akan mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.

Menurut Nawawi (2004:83) bahwa apabila aktivitas kepemimpinan dipilih-pilih, maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan ini gilirannya ternyata merupakan dasar dalam membedakan atau mengklasifikasikan tipe kepemimpinan.

Dari berbagai studi tentang kepemimpinan, diketahui ada beberapa gaya kepemimpinan yang paling umum dikenal, yaitu :

1. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter, mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahan terlebih dahulu. Pemimpin bergaya dan bertipe otoriter selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya, dan ia senantiasa memiliki kekuatan absolut dan tunggal, pada kondisi dan situasi yang sikap dan prinsipnya kaku. Penonjolan diri yang berlebihan sebagai simbol keberadaan organisasi, hingga cenderung bersikap bahwa dirinya dan organisasi adalah identik. Dalam menentukan dan menerapkan disiplin organisasi begitu keras dan menjalankannya dengan sikap kaku, pemimpin bergaya dan bertipe ini juga tidak dapat dikritik, bawahannya juga tidak mendapat kesempatan untuk memberikan saran maupun pendapat. Apabila pimpinan ini sudah mengambil keputusan, biasanya keputusan itu berbentuk perintah dan bawahannya hanya melaksanakannya saja.


(20)

2. Gaya dan Tipe Paternalistik

Gaya dan tipe kepemimpinan paternalistik merupakan kepemimpinan yang bersifat kebapakan, namun bukan tipe ideal dan bukan tipe yang didambakan. Seorang pemimipin paternalistik, senang menonjolkan keberadaan dirinya sebagai simbol organisasi dan memperlakukan bawahannya sebagai orang-orang yang belum dewasa. Ia tidak akan mendorong kemandirian bawahannya karena tidak ingin berbuat kesalahan. Terkait dengan itu, maka pemimpin paternalistik akan bersifat terlalu melindungi, itikadnya memang baik, tetapi prakteknya akan negatif. Karena ia tidak akan mendorong para bawahannya untuk mengambil resiko disebabkan takut akan timbul dampak negatif pada organisasi. Dalam mengambil keputusan, pemimpin paternalistik menjadi pusat pengambil keputusan, dimana pelimpahan wewenang untuk mengambil keputusan pada tingkat yang lebih rendah dalam organisasi tidak akan terjadi.

3. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Leissez Faire

Gaya dan tipe kepemimpinan ini adalah gaya dan tipe kepemimpinan yang “aneh”. Dimana seseorang dikatakan pemimpin, namun pada praktisnya tidak memimpin. Ini dapat dilihat dari gaya kepemimpinan yang santai, karena berangkat dari pandangan bahwa organisasi tidak memiliki masalah yang serius, dan kalau pun ada selalu dapat diketemukan penyelesaiannya. Ia juga tidak senang mengambil resiko dan lebih cenderung pada mempertahankan status quo. Seorang pemimpin yang bergaya dan bertipe ini senang melimpahkan wewenang kepada bawahannya dan lebih menyenangi situasi bahwa para bawahanlah yang mengambil keputusan, dan keberadaannya dalam organisasi lebih bersifat suportif.


(21)

4. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Kharismatik

Gaya dan tipe kepemimpinan kharismatik memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya. Terlepas dari apakah dia berfungsi sebagai pemimpin formal atau informal, ia memiliki daya tarik yang kuat bagi orang lain, sehingga orang lain itu bersedia mengikutnya tanpa selalu bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu. Para pakar belum sepakat tentang faktor-faktor yang menjadi “magnit” tersebut. Latar belakang biografikal, pendidikan, kekayaan dan penampilan mungkin ikut berperan, akan tetapi mungkin juga tidak. Karena ketidakmampuan para ahli mengidentifikasi faktor-faktor penyebab yang dominan, akhirnya hanya ditekankan bahwa seorang pemimpin yang kharismatik memiliki “kekuatan supranatural” yang tidak dimiliki orang lain.

5. Gaya dan Tipe Kepemimpinan Demokratis

Gaya dan tipe kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efektif kepada para bawahannya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahannya, dengan penekanan rasa tanggung jawab dan kerja sama yang baik. Ia rela dan mau melimpahkan wewenang pengambilan keputusan kepada bawahannya sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali organisasionalnya, dan tetap bertanggung jawab atas tindakan para bawahannya. Pemimpin demokratis bersifat mendidik dan membina, dalam hal bawahannya berbuat kesalahan dan tidak serta merta bersifat menghukum atau mengambil tindakan punitive.

Setelah mengetahui berbagai gaya dan tipe kepemimpinan, maka pertanyaan yang timbul adalah : Gaya kepemimpinan manakah yang lebih baik? Untuk menjawab pertanyaan


(22)

itu memang sulit, karena tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dan dominan untuk semua situasi. Ada kalanya seorang pemimpin akan bergaya otoriter dalam situasi tertentu walaupun ia sebenarnya adalah pemimpin bergaya demokratis. Hal ini disebabkan karena kepemimpinan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tujuan, pengikut (bawahan),

organisasi dan situasi yang ada sehingga tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik atau buruk.

Oleh karena itu, dalam rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan, hendaknya jangan beranggapan bahwa seorang pemimpin harus tetap konsisten untuk mempertahankan gaya kepemimpinan dalam segala situasi. Hal ini justru akan memperburuk keadaan

organisasi yang dipimpinnya. Tetapi sebaliknya, harus bersifat fleksibel, yakni menyesuaikan gayanya dengan situasi yang ada, kondisi dan individu dalam organisasi.

1.5.3 Efisiensi, Efektivitas, dan Kesehatan Organisasi Birokrasi

Ukuran kinerja birokrasi, bukan hanya kinerja perorangan (personal perfomance) atau suatu unit, tetapi juga yang diukur adalah kinerja organisasi (social perfomance). Ada dua aspek penting dalam pengukuran kinerja,yaitu aspek efektivitas dan efisiensi. Efektivitas berkaitan seberapa jauh sasaran telah dapat dicapai, dan efisiensi menunjukkan bagaimana mencapainya, yakni dibanding dengan usaha, biaya atau pengorbanan yang harus dikeluarkan.

Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran. Dengan perkataan lain efektivitas adalah hasil guna yang dicapai oleh organisasi untuk mencapai sasaran atau tujuannya. Jadi, makna efektivitas memiliki konsep yang lebih luas dari pada konsep efisiensi. Efektivitas dapat berkaitan dengan variabel internal dan juga berkaitan dengan variabel eksternal organisasi. Sedangkan


(23)

efisiensi hanya berkaitan dengan proses internal organisasi, yaitu perbandingan yang rasional atau terbaik antara Input dengan Output.

Efisiensi berkaitan dengan pencapaian Output. Sedangkan Output diakibatkan dari Input. Dengan demikian efisiensi adalah perbandingan terbaik antara hasil Output yang diperoleh dan kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber atau input yang dipergunakan dalam sumber-sumber tersebut tercakup tenaga kerja, biaya, material, alat-alat kerja, waktu dan sebagainya.

William M. Evan (dalam Martani), mengukur kinerja organisasi dengan menggunakan pendekatan proses, yaitu menghitung efisiensi, yaitu menghitung besarnya ongkos untuk pengadaan input (I), menghitung ongkos transformasi (T) serta menghitung nilai output (O) ketiga variabel ini dapat dikombinasikan untuk mengukur berbagai aspek tentang kinerja organisasi. Cara yang paling sering yang digunakan untuk mengukur efisiensi adalah dengan menggunakan rasio O/ I. Bagi Dinas Keberhasilan Rasio ini dapat diartikan Tingkat biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut sampah M3/ hari perbulan. Dari perbandingan rasio tersebut dapat diketahui tingkat efisiensi Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugasnya.

Kondisi kesehatan organisasi, dilihat dari sudut pandang sasaran output merupakan proses, bukan hasil atau kinerja yang dihasilkan oleh organisasi. Akan tetapi dari sasaran sistem, adalah merupakan output dari proses itu sendiri. Dengan kata lain organisasi yang sehat merupakan output dari sasaran sistem, dimana organisasi mampu menciptakan suasana yang harmonis antara semua unsur yang terlibat dalam proses organisasi.

Kinerja organisasi yang sehat menurut Martani dicirikan oleh tingginya perhatian atasan terhadap bawahan, semangat, loyalitas dan kerjasama yang sangat dinamis, saling percaya dan komunikasi antara pegawai dengan pimpinan, tingginya otonomi dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan, tumbuhnya komunikasi vertikal dan horisontal


(24)

yang lancar dalam organisasi dan organisasi memiliki sistem imbalan yang merangsang setiap individu / kelompok berprestasi.

1.5.4 Pengaruh Kepemimpinan Camat Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai

Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati orang lain dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki pemimpin tersebut.

Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh pemimpin. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap dan bertindak. Cara bersikap dan bertindak dapat terlihat dari cara melakukan suatu pekerjaan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pimpinan dalam suatu instansi pemerintahan khususnya, pada posisi yang terpenting. Dimana dalam hal ini pemimpin tersebut adalah seorang Camat, yang bertugas membawahi para pegawainya yang ada pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Sedangkan efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang telah ditetapkan, dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini juga berkaitan dengan kuantitas dan kualitas kerja yang dihasilkan. Artinya yaitu seberapa banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan, dan apakah sesuai dengan mutu yang telah ditargetkan atau tidak.

Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapai pula tujuan individu para bawahan. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal termasuk peningkatan efektivitas kerjanya masing-masing. Seorang pegawai akan efektif dalam melakukan pekerjaan apabila


(25)

terdapat keyakinan dalam dirinya bahwa sebagai keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai.

Dalam hal ini dapat dilihat bahwa peran dan tugas seorang Camat pada pemerintahan Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang adalah berusaha untuk mempengaruhi para pegawainya dengan cara memotivasi dan komunikasi untuk terus bekerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para pegawai, tergantung bagaimana cara atau sikap seorang Camat dalam memimpin. Atau apa-apa saja kegiatan yang perlu dilakukan agar semua pegawai mau dan rela mengikuti semua keinginan Camat tersebut demi mencapai tujuan organisasi.

I.6. Definisi Konsep

Menurut Singarimbun ( 2006: 33), konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka defenisi konsep yang dikemukakan penulis adalah:

1. Pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa, termasuk informasi atas efisiensi serta efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan organisasi (Mohamad Mahsun, 2006).

2. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran. Dengan perkataan lain efektivitas adalah hasil guna yang dicapai oleh organisasi untuk mencapai sasaran atau tujuannya. Jadi, makna efektivitas memiliki konsep yang lebih luas dari pada konsep efisiensi.


(26)

Efektivitas dapat berkaitan dengan variabel internal dan juga berkaitan dengan variabel eksternal organisasi. Sedangkan efisiensi hanya berkaitan dengan proses internal organisasi, yaitu perbandingan yang rasional atau terbaik antara Input dengan Output. Efisiensi berkaitan dengan pencapaian Output. Sedangkan Output diakibatkan dari Input. Dengan demikian efisiensi adalah perbandingan terbaik antara hasil Output yang diperoleh dan kegiatan yang dilakukan serta sumber-sumber atau input yang dipergunakan dalam sumber-sumber tersebut tercakup tenaga kerja, biaya, material, alat-alat kerja, waktu dan sebagain

I.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun dalam rangka memaparkan keseluruhan hasil penelitian ini secara singkatdapat diketahui sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakng masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesa, defenisi konsep, defenisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor, dan teknik analisa data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum tentang gambaran atau karakteristiklokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, kedudukan, tugas dan fungsi.


(27)

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat penyajian data yang diperoleh selama penelitian dilapangan atau berupa dokumen-dokumen yang akan diteliti.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan dari data-data yang telah diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan korelasi hubungan antar variabel. BAB VI : PENUTUP


(28)

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Zuriah (2006:47) penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis.

Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi serta menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

II.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Camat Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara

II.3 Informan Penelitian

Sesuai dengan penjelasan di atas, bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hendrarso (dalam Usman 2009:56) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitian yang dilakukan sehingga subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja.


(29)

Subjek penelitian inilah yang akan menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi informan kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian atau informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang sedang diteliti. Sedangkan informan biasa adalah informan yang ditentukan dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah: Informan kunci yaitu terdiri dari 1 orang Camat di Kec Pancur Batu dan 22 orang pegawai yang bekerja di Kantor Camat Kec Pancur Batu Kab Deli Serdang sebagai informan biasa. Menurut Usman (2009:82) dalam penelitian kualitatif tidak dikenal istilah populasi, tetapi sampling yang merupakan pilihan peneliti sendiri dan yang ditentukan peneliti sendiri secara pusposif yang disesuaikan dengan tujuan penelitiannya, sampling tersebut dijadikan responden yang relevan untuk mendapatkan data, dan penulis menganggap 23 responden tersebut sudah dapat memberikan jawaban, dan informasi mengenai hal-hal yang penulis teliti.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data atau informasi, keterangan-keterangan yang diperlukan penulis menggunakan metode sebagai berikut :

a. Pengumpulan Data Primer

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data primer tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :


(30)

a. Metode Observasi

Pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan focus penelitian.

b. Metode Wawancara (interview)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukana pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang berhubungan dengan penelitian.

b. Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui : a. Penelitian Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai literature seperti buku, majalah dan berbagai bahan yang berhubungan dengan objek penelitian. b. Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan tertulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti

II.5. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yaitu menguraikan serta menginterpretasikan data yang diperoleh di lapangan dari para key informan. Penganalisisan ini didasarkan pada kemampuan nalar dalam menghubungkan fakta, data, dan informasi, kemudian data yang diperoleh akan dianalisis sehingga diharapkan muncul gambaran yang dapat mengungkapkan permasalahan penelitian.


(31)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1Sejarah Terbentuknya Kecamatan Pancur Batu

Sebelum tahun 1945 atau pada zaman Pemerintahan Belanda Kecamatan Pancur Batu disebut dengan Sinuan Bungan dengan Ibu Kota Arhnemia. Pada tahun 1952 Gubernur Kepala Daerah Tk.I Sumatera Utara yakni Abdul Hakim mengadakan perubahan Pamong Sipil Kabupaten Daerah Tk.II Deli Serdang secara Administratif yang dibagi atas 6 (enam) kewedanan yang terdiri dari 30 kecamatan , salah satunya adalah Kecamatan Pancur Batu dengan kewedanaan Deli Hulu.

Pada tahun 1974 sejalan dengan perluasan Kotamadya Medan bahwa Desa Lau Cih , Desa Namo Gajah , Desa Simalingkar-B , Desa Kemenangan Tani dan sebahagian Desa Baru telah menjadi Kodya Medan hingga sekarang.

Pada masa sebelum tahun 1990 Kecamatan Pancur Batu terdiri atas 59 Desa dan atas ketentuan yang membentuk beberapa Desa digabung menjadi satu , sehingga sampai saat ini Kecamatan Pancur Batu menjadi 25 Desa dengan luas areal 11.147,35 Ha.

Secara Geografis batas-batas wilayah Kecamatan Pancur Batu adalah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Sunggal

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sibolangit

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Namo Rambe


(32)

Jarak Ibu Kecamatan Pancur Batu dengan :

- Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara sepanjang 17 Km

- Ibu Kota Kabupaten Deli Serdang sepanjang 35 Km

Dan keadaan alam Kecamatan Pancur Batu adalah datar , landai dan berbukit (dataran tinggi) dengan ketinggian rata-rata 60m diatas permukaan laut , beriklim sedang serta dipengaruhi musim panas dan musim penghujan.

3.2. Kependudukan

Penduduk Kecamatan Pancur Batu pada saat ini berjumlah 77.267 jiwa, yang terhimpun dalam 18.425 Kepala Keluarga (KK).

3.2.1. Suku

Adapun penduduk yang mendiami Kecamatan Pancur Batu terdiri dari berbagai suku antara lain :

Tabel 1

Komposisi Penduduk Berdasarkan Suku

No Suku Jumlah (KK)

1 Suku Karo 6.588 KK

2 Suku Jawa 5.188 KK

3 Suku Minang 808 KK

4 Suku Cina 127 KK

5 Suku Tapanuli Utara 2.331 KK

6 Suku Tapanuli Selatan 1.225 KK

7 Suku Nias 93 KK

8 Suku Tamil 65 KK

Sumber : Profil Kecamatan Pancur Batu , tahun 2009 Penelitian : 2011


(33)

Dari Tabel 1 diatas dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Pancur Batu mayoritas penduduk nya dihuni oleh masyarakat yang bersuku Karo dengan jumlah 6.588 KK dan yang paling sedikit bersuku Tamil dengan jumlah 65 KK

3.2.2. Pekerjaan

Penduduk di Kecamatan Pancur Batu memiliki jenis pekerjaan yang beragam, adapun klasifikasi jenis pekerjaan penduduk di Kecamatan Pancur Batu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Persentase

1 Petani 72 %

2 Pedagang 12%

3 Pegawai Negeri Sipil 8 %

4 Karyawan 4 %

5 Buruh Harian Lepas 4 %

Sumber : Profil Kecamatan Pancur Batu , tahun 2009 Penelitian : 2011

Dari tabel 2 tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerjaan yang paling mendominasi di Kecamatan Pancur Batu tersebut adalah sebagai petani, yang mencapai persentase hingga 72% dari total keseluruhan. kemudian diikuti oleh pedagang , pegawai negeri sipil , karyawan dan buruh/ pegawai swasta. Penduduk di Kecamatan Pancur Batu tersebut tergolong memiliki jenis pekerjaan yang beragam.


(34)

3.2.3. Agama

Penduduk di Kecamatan Pancur Batu menganut agama yang berbeda-beda diantara enam agama yang diakui di Indonesia. Untuk melihat komposisi penduduk di Kecamatan Pancur Batu berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Jumlah

1 Islam 39.374 orang

2 Kristen 37.441 orang

3 Hindu 151 orang

4 Buddha 301 orang

Jumlah 77.267 orang

Sumber : Profil Kecamatan Pancur Batu , tahun 2009 Penelitian : 2011

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk Kecamatan Pancur Batu memeluk agama Islam dengan jumlah 39.374 orang dari total populasi yang ada. Sedangkan pada urutan yang kedua yaitu agama Kristen berjumlah sebanyak 37.441 orang dan sisanya menganut agama Hindu dan Budha.

3.3. Struktur Organisasi Kecamatan Pancur Batu

Struktur organisasi dalam suatu organisasi sangat penting sekali dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan organisasi itu sendiri. Karena dengan adanya struktur organisasi ini masing-masing pegawai mengetahui hak dan kewajibannya terhadap organisasi itu sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas. Adapun struktur


(35)

organisasi dan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) Kecamatan Pancur Batu yaitu sebagai berikut :

1. Camat

Dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa tugas dan kewajiban serta kewenangan camat adalah :

a. menyelenggarakan pembinaan terhadap ketentraman dan ketertiban wilayah b. menyelenggarakan pembinaan terhadap Idiologi Negara , Politik Dalam Negeri ,

dan Kesatuan Bangsa

c. menyelenggarakan koordinasi atas kegiatan-kegiatan Instansi pemerintahan Sipil di wilayahnya

d. menyelenggarakan pembinaan untuk menjamin jalannya Pemerintahan Desa e. membimbing dan mengawasi jalannya penyelenggaraan Pemerintahan Desa f. melaksanakan segala tugas pemerintahan yang tidak termasuk dalam tugas sesuatu

Instansi pemerintahan atau Pemerintahan Desa

g. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

Adapun nama-nama Camat yang pernah menjabat di Kecamatan Pancur Batu adalah :

No Nama Camat Masa Jabatan

1 Damai Gurusinga 1949 s/d 1950

2 Sampuran Manik 1950 s/d 1952

3 Nangkoh Barus 1952 s/d 1960

4 Masa Sinulingga 1960 s/d 1963

5 Tandil Tarigan 1963 s/d 1968

6 Ngalem Suryadi , BA 1968 s/d 1974


(36)

8 Djelah Simarmata 1976 s/d 1979

9 Drs. Erson Munthe 1979 s/d 1985

10 Drs. Johan Kuasa Barus 1985 s/d 1991

11 Drs. Kalijunjung Simanjuntak 1991 s/d 1993 12 Drs. Herman Sinar Ginting 1993 s/d 1995 13 Drs. Suhatsyah D. Nasution 1995 s/d 1998

14 Drs. Jupiter K. Purba 1998 s/d 2001

15 Drs. Neken Ketaren 2001 s/d 2005

16 SP. Tambunan, SE 2005 s/d 2008

17 Drs. Haris Binar Ginting 2008 s/d 2010 18 Suryadi Aritonang, S.Sos, M.Si 2010 s/d sekarang

Sumber : Profil Kecamatan Pancur Batu, tahun 2009 Penelitian : 2011

2. Sekretaris Camat

Fungsi dan Tugas Sekretaris Camat adalah : a. menyusun rencana kerja

b. mengumpulkan , menghimpun , dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang dan tugas

c. melakukan pemantauan dan pengadilan program kerja kelurahan

d. melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap penyusunan kerja kelurahan

e. melaksanakan kegiatan dan ketatausahaan dan kearsipan kecamatan

f. melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian ,keuangan perlengkapan rumah tangga dan barang inventarisasi kecamatan


(37)

g. membantu camat dengan mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada pada seksi , kelurahan , cabang , dinas dan unit pelaksana teknis dinas kecamatan sesuai dengan bidang tugasnya

h. menyusun kebijaksanaan , pedoman dan petunjuk teknis dibidang perangkat administrative kelurahan sesuai ketentuan yang berlaku

i. menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan petunjuk pembinaan perangkat kecamatan dan kelurahan

j. mengevaluasi dan menyusun laporan bulanan , berkala dan tahunan serta mengkoordinasikan dengan unit terkait

k. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Camat

3. Seksi Pemerintahan

Seksi tata pemerintahan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Lurah. Seksi Tata Pemerintahan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Lurah lingkup tata pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Seksi Tata Pemerintahan menyelengarakaan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program dan kegiatan Seksi Tata Pemerintahan b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup tata pemerintahan

c. Penyelengaraan pelayanan administrasi kependudukan

d. Pelaksanaan proses pelayanan administrasi lainnya lingkup tata pemerintahan

e. Penyiapan bahan pembinaan kegiatan sosial politik, ideologi negara, dan kesatuan bangsa


(38)

g. Membantu pelaksanaan tugas – tugas di bidang keagrariaan sesuaai dengan Peraturan Perundang – undangan yang berlaku.

4. Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian dan pembangunan di wilayah Kecamatan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja

b. Mengumpulkan, mengolah, dan mengevaluasi data di bidang perekonomian dan pembangunan

c. Melaksanakan kegiatan pembinaan terhadap perkoperasian, pengusaha ekonomi lemah, dan kegiatan perekonomian lainnya dalam rangka meningkatkan kehidupan perekonomian masyarakat

d. Memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang perekonomian dan pembangunan

e. Melaksanakan kegiatan dalam rangka meningkatkan swadaya dan partisipasi untuk meningkatkan perekonomian dan pelaksanaan pembangunan

f. Membantu pembinaan koordinasi pelaksanaan pembangunan serta menjaga dan memelihara sarana dan prasarana fisik di lingkungan kecamatan

g. Melaksanakan administrasi perekonomian dan pembangunan di kecamatan

h. Membantu, membina, dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka musyawarah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)


(39)

j. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang perekonomian dan pembangunan

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat

5. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

Seksi ketentraman dan ketertiban dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok Camat lingkup ketentraman dan ketertiban umum.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Seksi Ketentraman dan Ketertiban menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Ketentraman dan Ketertiban b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup ketentraman dan ketertiban umum

c. Penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum d. Penyiapan bahan pembinaan perlindungan masyarakat

e. Penyiapan bahan pembinaan kegiatan siskamling f. Penyelengaraan kegiatan administrassi pertahanan sipil

g. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait dalam penyelengaraan ketentraman dan ketertiban umum, pengamanan dan penertiban terhadap pelangaran peraturan daerah dan peraturan perundang – undangan lainnya h. Pelaksanaan proses pelayanan kepada masyarakat lingkup ketentraman dan ketertiban

umum

i. Membantu pelaksanaan tugas – tugas pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya


(40)

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Seksi Kesejahteraan Sosial

Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai tugas melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud, maka Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kegiatan

b. Memberikan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesejahteraan masyarakat

c. Melaksanakan pembinaan dalam bidang keagamaan, kesehatan, keluarga berencana, dan pendidikan masyarakat

d. Membantu pelaksanaan pembinaan kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, Pramuka, dan organisasi kemasyarakatan lainnya e. Melakukan pembinaan dalam bidang kegiatan olah raga dan sosial budaya

f. Membantu mengumpulkan dan menyalurkan dana/bantuan terhadap korban bencana alam dan bencana lainnya

g. Membantu kegiatan mengumpulkan zakat, infaq, dan shadaqah

h. Membantu pelaksanaan pemungutan dana Palang Merah Indonesia (PMI) i. Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang kesejahteraan rakyat

7. Seksi Umum

Seksi Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan di bidang pelayanan umum yang meliputi inventarisasi, kebersihan, serta sarana dan prasarana umum. Untuk melaksanakan tugas tersebut maka Seksi Umum mempunyai fungsi antara lain:

a. Menyusun rencana kegiatan kerja


(41)

c. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan pelayanan kebersihan, keindahan, pertamanan, dan sanitasi lingkungan

d. Menyusun program dan menyelenggarakan pembinaan sarana dan prasarana fisik pelayanan umum

e. Menyiapkan sarana dan prasarana pelayanan umum

f. Memberikan pelayanan administrasi kepada masyarakat yang memerlukan legalisasi Camat

g. Melakukan pembinaan kepada lingkungan tentang peningkatan pelayanan umum h. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang prosedur tetap pelayanan umum i. Mensosialisasikan peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah serta

kebijaksanaan Pemerintah kepada seluruh perangkat Kecamatan maupun masyarakat j. Melakukan evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan bidang

tugas

k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Camat

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok kantor sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang – undangan. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana yang dimaksud dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang ditunjuk. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundang – undangan.


(42)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan deskripsi dari data yang diperoleh melalui penelitian dilapangan melalui metode-metode pengumpulan data yang telah disebutkan pada bab terdahulu. Demikian juga halnya permasalahan yang hendak dijawab dalam bab ini adalah Bagaimanakah Peranan Kepemimpinan Camat terhadap Kinerja Birokrasi di Kantor Camat Pancur Batu Kab. Deli Serdang

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen Kantor Camat Pancur Batu seperti Susunan Organisasi dan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Kecamatan dan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin dijawab. Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara dengan pegawai pada Kantor Camat Pancur Batu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun yang menjadi informannya adalah informan kunci yaitu Camat Pancur Batu dan informan biasa yaitu kepala-kepala seksi yang ada di kecamatan Pancur Batu.

Penulis menyelesaikan wawancara kepada informan setelah hasil wawancara menemukan titik jenuh. Titik jenuh ditemukan penulis setelah mewawancarai 10 orang pegawai pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang.

Data-data tersebut berupa pernyataan dari para informan mengenai permasalahan penelitian skripsi ini. Sedangkan data-data sekunder didapatkan dari studi kepustakaan dan karya-karya ilmiah yang ada serta dokumen-dokumen yang didapat dari lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih satu bulan di lokasi penelitian, tepatnya di Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang .


(43)

Berikut ini akan disajikan hasil pengumpulan data yang dilakukan di Kantor Camat Pancur Batu

Untuk mengetahui pemahaman para pegawai tentang pengertian kepemimpinan, maka penulis mengajukan pertanyaan kepada informan dalam penelitian ini. Adapun pertanyaannya yaitu mengenai pengertian kepemimpinan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Sekretaris Camat, Amos Karo-Karo S.Sos, beliau mengatakan :

“Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain (anggotanya) dan bisa mengayomi serta mendidik para anggota sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.”

Kemudian hal yang sama juga disampaikan oleh Kasi Kesejahteraan Sosial (Kesos), Marthaty Br. Sebayang, beliau mengatakan bahwa:

“Kepemimpinan adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain agar dapat mengikuti apa yang di inginkan oleh seorang pemimpin tersebut dalam memajukan organisasi/perusahaan.”

Kasi Pemberdayaan Masyarakat, Ernawaty Debora S.Sos juga memberikan pengertian mengenai kepemimpinan, beliau mengatakan bahwa:

“Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain tanpa memaksakan kehendak pribadi serta memberikan pelayanan yang prima, bisa mempunyai SDM yang memiliki standar SDM dan memahami dan mengerti akan bawahannya.”

Kemudian Camat Pancur Batu, Drs. Suryadi Aritonang M.Si, juga mengatakan bahwa:

“Kepemimpinan adalah bagaimana cara seseorang mengendalikan orang yang dipimpin untuk mencapai suatu tujuan organisasi dengan bijaksana dan tidak menekan bawahannya serta bersifat mengayomi.”

Dari jawaban para informan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kepemimpinan tersebut adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi orang lain (dalam hal ini bawahan) tanpa memaksakan kehendak dan kepentingan pribadi, bersifat mengayomi dan mengerti akan bawahannya sehingga orang


(44)

yang dipimpin mau mengikuti apa yang diperintahkan seorang pemimipin sehingga tercapai tujuan organisasi serta memberikan pelayanan yang prima. Sedangkan gaya kepemimpinan yang diterapkan yaitu bersifat demokrasi dan terkadang otoriter (tergantung kondisi).

Untuk mengetahui bagaimana suasana kerja di lingkungan Kantor Camat Pancur Batu, maka penulis menanyakan kepada informan tentang suasana kerja yang dirasakan para pegawai.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Sekretaris Camat, Amos Karo-Karo S.Sos, beliau mengatakan :

“Kalau suasana kerja di lingkungan kantor ini sudah sangat kondusif dan tidak ada masalah karena semua sudah sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi)”

Hal yang senada juga disampaikan oleh Kasi Pemberdayaan Masyarakat, Ernawaty Debora S.Sos, beliau mengatakan :

“Disini suasana kerjanya sangat kondusif dan para pegawai bekerja tanpa ada tekanan dan beban tapi tetap bertanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing sehingga hasil pekerjaan jg maksimal. Selama ini belum ada masalah yang terlalu besar yang dihadapi.”

Dra.Seniati Anitha Susila, selaku Kasubbag Program, juga mengatakan bahwa : “Saya dan para pegawai lainnya sangat merasa nyaman bekerja di kantor ini karena suasana kerja yang begitu kondusif dan penuh kekeluargaan.”

Dari pernyataan para informan diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa suasana kerja di Kantor Camat Pancur Batu sudah sangat kondusif dan penuh kekeluargaan. Dengan suasana kerja yang seperti ini para pegawai merasa nyaman dan tanpa ada beban (keterpaksaan) dan tekanan tapi tetap bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka masing-masing sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sehingga hasil pekerjaan akan maksimal. Hal ini juga dibenarkan oleh Camat Pancur Batu, Drs.Suryadi Aritonang, M.Si, beliau mengatakan :


(45)

“Suasana kerja di kantor ini sudah optimal (kondusif) tapi belum sempurna. Disini kita harus menyatukan persepsi / pemahaman kepada para pegawai tentang apa yang menjadi tujuan organisasi dan melaksanakan tupoksi masing-masing serta kita kasih tanggung jawab penuh kepada para pegawai tapi tetap diawasi.”

Untuk mengetahui bagaimana pola hubungan hierarki antara bawahan dengan atasan, maka peneliti menanyakan kepada informan tentang pola hubungan hierarki yang terjadi.

Hasil wawancara peneliti dengan Sekretaris Camat, Amos Karo-Karo,S.Sos, beliau mengatakan bahwa :

“Selama ini tidak pernah ada masalah saya dengan atasan (Camat) karena beliau sangat welcome dan legowo. Setiap ada permasalahan saya selalu sharing dengan beliau dan dengan bijak beliau selalu kasih masukan kepada saya.”

Hal senada juga diungkapkan Kasi Pemberdayaan Masyarakat, Ernawaty Debora, S.Sos, beliau juga mengatakan :

“Bapak Camat sangat legowo dan bersifat mengayomi ketika setiap pegawai memiliki masalah. Beliau selalu mengarahkan dan memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi. Tapi beliau juga memiliki ketegasan ketika pekerjaan telat diselesaikan atau kurang maksimal.”

Dengan demikian, dengan pernyataan dari para informan diatas dapat dikatakan bahwa hubungan hierarki antara para pegawai (bawahan) kepada camat (atasan) terjalin dengan baik. Gaya kepemimpinan demokratis benar-benar diterapkan Camat selaku pimpinan di kantor tersebut. Sehingga para pegawai merasa memiliki sosok pemimpin yang mengerti setiap keadaan pegawai, bersifat mengayomi dan sangat bijaksana dalam memberi solusi dan mengambil keputusan. Sedangkan dalam membangun komunikasi Camat selalu melakukan pertemuan dengan para pegawai dan memberi arahan, bimbingan serta rajin untuk mendatangi saat bekerja di ruangan kerja dan menanyakan tentang keluhan para pegawai.

Untuk melihat bagaimana menilai kinerja para pegawai dan kiat apa yang dilakukan dalam meningkatkan kinerja para pegawai, maka peneliti menanyakan langsung kepada para informan.


(46)

Hasil wawancara dengan Sekretaris Camat, Amos Karo-Karo, S.Sos, beliau mengatakan bahwa:

“Selama ini kinerja para pegawai masih butuh perhatian lebih dan pembinaan serta pelatihan lagi sehingga para pegawai memiliki kualitas SDM yang bermutu. Tapi selama ini yang saya lihat kinerja para pegawai sudah bisa dikatakan baik (memuaskan) karena selalu tepat waktu dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing. Untuk lebih meningkatkan lagi kinerja para pegawai selalu ada reward yang saya berikan minimal ucapan terima kasih agar para pegawai merasa dihargai hasil pekerjaan nya dan lebih termotivasi lagi.”

Hal senada juga disampaikan Camat Pancur Batu, Drs. Suryadi Aritonang. M.Si, yang mengatakan :

“Kinerja para pegawai selama ini sudah cukup memuaskan tapi tetap masih butuh pembinaan dan pengawasan yang lebih agar kinerja para pegawai tidak menurun dan diharapkan meningkat terus. Selama ini apa yang saya sampaikan selalu bisa diterima dan nyambung sehingga pekerjaan selesai tepat waktu dan memuaskan. Saya selalu menghargai setiap pegawai yang berprestasi dengan memberi reward kepada mereka dan terus membangun komunikasi dengan baik. Setiap sebulan saya melakukan evaluasi dan 3 bulan sekali saya lihat perkembangannya.”

Dari pernyataan kedua informan diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja para pegawai selama ini memuaskan walau masih butuh pembinaan. Camat selaku pimpinan sudah sangat peduli atas pekerjaan para pegawai karena sering langsung mengawasi dan menilai langsung kinerja pegawai serta memberikan motivasi kepada para pegawai untuk lebih meningkatkan lagi kinerja nya dengan pemberian reward kepada pegawai yang berprestasi. Dengan adanya reward ini maka para pegawai akan lebih bersemangat dalam bekerja karena mereka merasa dihargai langsung setiap hasil pekerjaan yang telah mereka lakukan.

Untuk mengetahui tentang kedisiplinan para pegawai di Kantor Camat Pancur Batu, maka penulis menanyakan langsung kepada informan tentang bagaimana disiplin kerja para pegawai dan apa sanksi yang diberikan jika pegawai melanggar aturan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Camat Pancur Batu, Drs. Suryadi Aritonang, M.Si, beliau mengatakan :


(47)

“Sejauh ini tingkat kedisiplinan pegawai sudah sangat baik karena saya selalu berusaha tegas kepada mereka yang melanggar nya. Untuk jam masuk kerja misalnya saya membuat peraturan jam 07.45 WIB harus sudah tiba dikantor dan jam pulang kerja pukul 15.35 WIB dan ini sudah ada diperaturan tertulis yang saya buat. Jika ada yang melanggar maka saya akan langsung menegur nya dan jika di ulangi kembali akan mendapat Surat Peringatan I ( SP I). Seminggu sekali saya membuat latihan beladiri yang berguna untuk menjalin kerjasama dan membangun komunikasi yang baik dengan para pegawai sehingga diharapkan tingkat kedisiplinan para pegawai tetap bertahan baik.”

Dari pernyataan diatas maka tingkat kedisiplinan pegawai pada kantor Camat Pancur Batu sudah sangat baik. Mereka selalu masuk kerja tepat waktu dan tetap berada diruang kerja saat jam kerja sehingga para pegawai tetap menjalankan kewajiban nya melayani public (masyarakat). Dengan tingkat kedisiplinan seperti ini maka akan berpengaruh juga terhadap kinerja para pegawai. Para pegawai pun jarang mendapat teguran akibat melanggar peraturan yang telah ditetapkan.

Kemudian penulis juga menanyakan apakah ada keluhan yang disampaikan masyarakat terhadap kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan publik dan jika ada kepada siapa disampaikan keluhan tersebut. Dari hasil wawancara yang dilakukan, masyarakat pernah mengeluh soal pembuatan KTP dan KK dan masyarakat langsung menyampaikan nya ke kantor dan langsung mendapat tanggapan dari pegawai. Biasa nya keluhan masyarakat karena lamanya dalam pembuatan KTP. Sesuai Perda no 5 tahun 2006 untuk pembuatan KTP dikenakan biaya Rp 10.000 dan KK sebesar Rp 6.000 dan jika memakan waktu yang lama dikarenakan semua berkas pembuatan KTP dikirim ke Kabupaten atau karena tidak ada nya blangko. Jika semua berjalan lancar maka 2 hari siap dalam pembuatan KTP.

Penulis juga menanyakan tentang bagaimana sistem pengawasan terhadap kerja para pegawai. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Camat, Drs.Suryadi Aritonang.M.Si, beliau mengatakan :

“Sistem pengawasan yang saya lakukan dengan turun langsung untuk memantau kerja para pegawai dengan mendatangi ruang kerja mereka masing-masing dan menanyakan apakah ada masalah dalam menyelesaikan pekerjaan nya dan tiap sebulan sekali saya


(48)

melakukan evaluasi kerja. Saya juga meminta laporan secara berkala dari tiap Seksi dan Kasubbag sehingga saya dapat melihat langsung hasil kerja para pegawai.”

Sekretaris Camat, Amos Karo-Karo.S.Sos juga menyampaikan hal yang senada yaitu : “Biasa nya sistem pengawasan yang dilakukan disini Camat langsung memantau dan mengecek ke ruang kerja masing-masing pegawai dan meminta laporan secara rutin untuk dilaporkan kepada beliau dan tiap bulan diadakan evaluasi.”

Dapat diketahui bahwa sistem pengawasan yang dilakukan Camat (pimpinan) terhadap kerja pegawai sudah sangat baik karena langsung memantau nya dengan mendatangi ruang kerja para pegawai dan menanyakan kepada para pegawai tentang masalah yang mereka hadapi dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga Camat selaku pimpinan dapat mengetahui dan mengevaluasi hasil kerja para pegawainya, apakah sudah memenuhi standar atau belum.

Untuk mengetahui hal paling utama yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam meningkatkan etos kerja pegawai maka penulis menanyakan nya langsung kepada Camat selaku pimpinan di Kantor Camat Pancur Batu dan kesimpulannya adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kerja pegawai serta menciptakan suasana kerja yang nyaman sehingga pegawai dapat merasa nyaman dalam bekerja sehingga hasil pekerjaan nya juga efektif dan efisien.

Kemudian penulis juga menanyakan tentang bagaimana hubungan kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pegawai dan efektivitas kerja pegawai

Maka hasil wawancara dengan Kasubbag Program, Dra.Seniati Anitha Susila, mengatakan bahwa :

“Peran seorang pemimpin sangatlah berpengaruh dalam meningkatkan kinerja pegawai dan efektivitas kerja pegawai karena dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan Pak Camat yaitu sistem demokratis maka seluruh pegawai dilibatkan dalam pembuatan dan pengambilan kebijakan dan para pegawai juga bekerja sesuai tupoksi nya masing-masing.”

Sedangkan menurut Camat, Drs.Suryadi Aritonang.M.Si, beliau mengatakan bahwa : “Seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja dan efektivitas kerja pegawai. Seorang pemimpin harus tegas tapi tidak memaksakan kehendak nya dan menjalin


(49)

hubungan baik dengan bawahan serta terus melakukan pembinaan dan arahan kepada pegawai dan selalu mengevalusi hasil kerjanya sehingga pemimpin dapat mengetahui apakah hasil kerja pegawai sudah memenuhi standar atau belum. Pemimpin juga harus bisa menghargai hasil kerja bawahannya sehingga bawahan akan semakin termotivasi dalam bekerja.”

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan kinerja pegawai dan efektivitas kerja pegawai. Pemimpin harus bisa mengayomi dan memberi tanggung jawab penuh kepada bawahannya sehingga bawahan tidak merasa tertekan dan merasa nyaman dalam bekerja. Pemimpin juga harus menjalin hubungan baik dengan bawahan dan memberi apresiasi terhadap hasil kerja mereka sehingga bawahan akan merasa dihargai dan semakin termotivasi di dalam bekerja dan sering melakukan evaluasi agar mengetahui hasil kerja para bawahannya. Dengan demikian kinerja pegawai akan meningkat dan semakin efektif dan efisien.


(50)

BAB V ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan dianalisa semua data yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang sudah disajikan dalam bab terdahulu. Adapun analisa yang dilakukan adalah dengan analisa deskriptif kualitatif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informan data tersebut sesuai dengan fokus kegiatan penelitian.

Dari seluruh data dan informasi yang telah dikumpulkan, baik melalui studi pustaka, wawancara mendalam (depth interview) dengan informan, studi dokumentasi maupun catatan-catatan penulis sewaktu melakukan penelitian selama di lapangan, maka dapat diberikan suatu analisa tentang Peranan Kepemimpinan Terhadap Peningkatan Kinerja Birokrasi Pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan serta memajukan suatu organisasi. Sebuah organisasi tidak akan mampu berkembang dengan baik jika pemimpinnya tidak mampu menciptakan kepemimpinan yang efektif yaitu kepemimpinan yang mampu mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki, salah satunya adalah SDM yang dalam hal ini adalah pegawai yang ada pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Pemimpin harus mampu menjadi orang yang bisa memberikan arahan, dorongan, serta bisa menciptakan optimisme kepada para bawahannya untuk bersama-sama memenuhi tujuan organisasi secara maksimal, karena untuk bisa mencapai suatu tujuan organisasi secara maksimal maka dibutuhkan kerjasama dari semua pihak dalam organisasi.

Keberhasilan suatu organisasi sangat mungkin disebabkan oleh adanya kontribusi kepemimpinan yang efektif dalam mengelola agar bawahan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dalam hal ini pimpinan harus mampu mempengaruhi bawahannya agar dapat


(51)

melakukan tugasnya secara efektif dengan hasil yang baik tanpa ada unsur tekanan dan paksaan. Kepemimpinan dalam hal ini yaitu kepemimpinan camat yang merupakan kepala wilayah yang merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat dalam melaksanakan urusan pemerintahan diwilayahnya (kecamatan).

Dari hasil yang diperoleh ketika ditanyakan tentang bagaimana sebenarnya suasana kerja di Kantor Camat Pancur Batu maka para informan menjawab bahwa suasana kerja sudah sangat kondusif. Dengan suasana kerja yang seperti ini para pegawai merasa nyaman dan tanpa ada beban (keterpaksaan) dan tekanan tapi tetap bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka masing-masing sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sehingga hasil pekerjaan akan maksimal. Hubungan hierarki antara bawahan kepada atasan juga masih dalam satu garis komando dimana jika terdapat masalah maka bawahan akan terlebih dahulu sharing kepada Kepala Seksi dan jika belum bisa diatasi maka akan di sharing ke Camat. Dapat dikatakan bahwa hubungan hierarki antara para pegawai (bawahan) kepada camat (atasan) terjalin dengan baik. Gaya kepemimpinan demokratis benar-benar diterapkan Camat selaku pimpinan di kantor tersebut. Sehingga para pegawai merasa memiliki sosok pemimpin yang mengerti setiap keadaan pegawai, bersifat mengayomi dan sangat bijaksana dalam memberi solusi dan mengambil keputusan. Sedangkan dalam membangun komunikasi Camat selalu melakukan pertemuan dengan para pegawai dan memberi arahan, bimbingan serta rajin untuk mendatangi saat bekerja di ruangan kerja dan menanyakan tentang keluhan para pegawai.

Kinerja para pegawai kinerja selama ini sudah memuaskan walau masih butuh pembinaan. Camat selaku pimpinan sudah sangat peduli atas pekerjaan para pegawai karena sering langsung mengawasi dan menilai langsung kinerja pegawai serta memberikan motivasi kepada para pegawai untuk lebih meningkatkan lagi kinerja nya dengan pemberian reward kepada pegawai yang berprestasi. Dengan adanya reward ini maka para pegawai akan lebih


(1)

hanya sedikit masyarakat yang mengeluh akan kinerja pegawai. Masyarakat hanya mengeluhkan dalam hal pengurusan KTP dan KK dan itu juga bukan akibat kelalaian atau ketidakseriusan pegawai dalam melayani masyarakat tetapi lebih kepada masalah teknis saja.

Pengawasan yang rutin dapat menunjang keefektivan kerja para bawahan. Dengan adanya pengawasan yang rutin maka atasan akan mengetahui apakah kinerja para pegawai sudah baik dan sesuai standar atau belum dan dapat dikontrol dengan baik (evaluasi). Sistem pengawasan yang dilakukan Camat (pimpinan) terhadap kerja pegawai sudah sangat baik karena langsung memantau nya dengan mendatangi ruang kerja para pegawai dan menanyakan kepada para pegawai tentang masalah yang mereka hadapi dalam menyelesaikan pekerjaan. Dengan demikian bawahan akan merasa diperhatikan langsung oleh atasannya sehingga akan memacu semangat kerja mereka untuk dapat menyelesaikan pekerjaan nya dengan hasil yang maksimal.

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis melihat bahwa peran seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai dan efektivitas kerja pegawai. Pemimpin harus bisa mengayomi dan memberi tanggung jawab penuh kepada bawahannya sehingga bawahan tidak merasa tertekan dan merasa nyaman dalam bekerja. Pemimpin juga harus menjalin hubungan baik dengan bawahan dan memberi apresiasi terhadap hasil kerja mereka sehingga bawahan akan merasa dihargai dan semakin termotivasi di dalam bekerja dan sering melakukan evaluasi agar mengetahui hasil kerja para bawahannya. Dengan demikian kinerja pegawai akan meningkat dan semakin efektif dan efisien.

Hal ini juga dibenarkan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Camat Pancur Batu, Drs.Suryadi Aritonang M.Si, yang mengatakan bahwa :

“Seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja dan efektivitas kerja pegawai. Seorang pemimpin harus tegas tapi tidak memaksakan kehendak nya dan menjalin hubungan baik dengan bawahan serta terus melakukan pembinaan dan arahan kepada pegawai dan selalu mengevalusi hasil kerjanya sehingga pemimpin dapat mengetahui


(2)

menghargai hasil kerja bawahannya sehingga bawahan akan semakin termotivasi dalam bekerja.”

Hal yang senada juga disampaikan oleh Kasubbag Program, Dra Seniaty Anitha Susila, yang mengatakan bahwa:

“Peran seorang pemimpin sangatlah berpengaruh dalam meningkatkan kinerja pegawai dan efektivitas kerja pegawai karena dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan Pak Camat yaitu sistem demokratis maka seluruh pegawai dilibatkan dalam pembuatan dan pengambilan kebijakan dan para pegawai juga bekerja sesuai tupoksi nya masing-masing.”

Dari kedua pernyataan diatas semakin terlihat jelas bahwa seorang pemimpin sangat berpengaruh besar terhadap peningkatan kinerja pegawai dan efektivitas kerja pegawai dan dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan serta memajukan suatu organisasi. Sebuah organisasi tidak akan mampu berkembang dengan baik jika pemimpinnya tidak mampu menciptakan kepemimpinan yang efektif yaitu kepemimpinan yang mampu mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki, salah satunya adalah SDM yang dalam hal ini adalah pegawai yang ada pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Pemimpin harus mampu menjadi orang yang bisa memberikan arahan, dorongan, serta bisa menciptakan optimisme kepada para bawahannya untuk bersama-sama memenuhi tujuan organisasi secara maksimal, karena untuk bisa mencapai suatu tujuan organisasi secara maksimal maka dibutuhkan kerjasama dari semua pihak dalam organisasi.

Keberhasilan suatu organisasi sangat mungkin disebabkan oleh adanya kontribusi kepemimpinan yang efektif dalam mengelola agar bawahan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dalam hal ini pimpinan harus mampu mempengaruhi bawahannya agar dapat melakukan tugasnya secara efektif dengan hasil yang baik tanpa ada unsur tekanan dan paksaan.


(3)

BAB VI PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan mengambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian lapangan yang penulis lakukan selama ini serta memberikan saran sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian ini.

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang saat ini sudah terlaksana dengan baik. Artinya hal-hal yang berhubungan dengan antara atasan dengan bawahan, baik dari segi komunikasi, motivasi, penentuan kerja dan pemberian tanggung jawab, penilaian kinerja dan pengawasan yang dilakukan sudah terlaksana dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan para informan.

2. Kinerja dan Efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang juga sudah cukup baik. Terlihat jelas dengan penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu, hasil kerja yang memuaskan, pemberian pelayanan kepada masyarakat juga cepat tanggap. Fasilitas-fasilitas yang diberikan benar-benar sangat membantu dan memudahkan para pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya serta adanya motivasi dari atasan yang semakin membuat para pegawai semakin bersemangat dalam bekerja dengan didorong suasana kerja yang kondusif dan nyaman.


(4)

3. Peranan Camat sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Ini terbukti dengan pernyataan yang disampaikan oleh Camat itu sendiri maupun para pegawai itu sendiri. Camat merupakan orang yang bertanggung jawab penuh terhadap segala pekerjaan dan keputusan yang diambil. Berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan di Kantor Camat Pancur Batu bergantung kepada kinerja para pegawai dan keefektivitan kerja pegawai yang tidak jauh dari pengaruh seorang kepemimpinan Camat.

6.2. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan mutu dan manfaat penelitian ini, khususnya bagi Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang sebagai objek penelitian adalah sebagai berikut :

1. Kepemimpinan Camat Pancur Batu saat ini sudah sangat baik dan sebaiknya agar tetap dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi

2. Kinerja pegawai dan tingkat efektivitas kerja pegawai sejauh ini juga cukup baik dan memuaskan dan agar dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi

3. Lebih meningkatkan fasilitas ataupun sarana dan prasarana agar dapat mendukung peningkatan kinerja para pegawai sehingga hasil kerja para pegawai akan lebih efektif dan efisien

4. Meningkatkan kualitas dan sumber daya aparatur yang profesional melalui pendidikan ataupun pelatihan untuk ditempatkan sesuai dengan kompetensinya sehingga mendukung terciptanya program kerja dan rencana kegiatan yang jelas.


(5)

5. Perlunya memperhatikan aspek kuantitas kerja dalam membangun efektivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang, dimana fasilitas-fasilitas pendukung yang kurang memadai, baik itu pengadaan peralatan kantor dan biaya patut dibenahi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Kartasasmita, Ginanjar. 1997. Administrasi Pembangunan, LP3ES: Jakarta

Mustopadidjaja, AR & Bintoro, Tjokroamodjojo. 1999 Administrasi Negara, Demokrasi dan Masyarakat Madani. LAN. Jakarta.

M., M, Tahir. 1997 Suatu Analisis tentang Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Pegawai pada Kantor Kopertis Wilayah IX,Tesis S2 Unhas. Ujung Pandang.

Nawawi, Hadari. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Osborne, David, Ted, Gaebler. 1992. Mewirausahakan Birokrasi: Mentransformasikan Semangat Wirausaha ke Dalam Sektor Publik. PT. Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta.

Siagian, Sondang P. 1994. Teori dan Praktek Kepemimpinan. PT Rineka Cipta: Jakarta. Sigit, Suhardi. 2003. Perilaku Organisasional. BPFE UST: Yogyakarta.

Singarimbun, Masri. 1995. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Sutarto. 1991. Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.

Thoha, Miftah. 1993. Perspektif Perilaku Birokrasi (Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara). jilid II, Rajawali Press: Jakarta

Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial (Edisi Kedua). Jakarta: Bumi Aksara Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. PT Rineka Cipta: Jakarta.

Zuriah, Nurul. 2006. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.