dimiliki perawat sebagai penyuluh dan konselor berupa wawasan ilmu pengetahuan yang luas, kemampuan berkomunikasi, pemahaman psikologis,
dan kemampuan menjadi modelcontoh dalam perilaku profesional Asmadi, 2008.
d. Peneliti dan pengembang ilmu keperawatan
Perawat sebagai peneliti diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian, serta memanfaatkan
hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan. Riset keperawatan akan menambah dasar
pengetahuan ilmiah keperawatan dan meningkatkan praktik keperawatan bagi klien Momon, 2008.
2.5 Hubungan Supervisi Kepala Ruang dengan Penerapan Keselamatan
Pasien
Indikator mutu pelayanan keperawatan meliputi keselamatan pasien, keterbatasan perawatan diri, kepuasan pasien, kecemasan, kenyamanan, dan
pengetahuan Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, 2008. Nursalam 2014, mengatakan bahwa mengukur atau mengevaluasi kualitas pelayanan keperawatan
salah satunya dengan keselamatan pasien. Menurut data yang telah dijelaskan di atas bahwa penerapan keselamatan pasien belum maksimal, sehingga perlu upaya
membutuhkan pengelolaan yang baik untuk meningkatkan pelayanan
keperawatan. Proses pengelolaan ini dengan fungsi manajemen keperawatan. Menurut
Asmuji 2012,
fungsi manajemen
meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian guna memperoleh hasil pelayanan keperawatan yang berkualitas.
Parmin 2009, menemukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
kepala ruangan dengan motivasi perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP Undala Palu. Keempat fungsi manajemen kepala ruang yang memiliki Odd Ratio
OR paling besar yaitu fungsi pengarahan sebesar 2,93. OR ketiga fungsi lainnya yaitu perencanaan 2,15, pengorganisasian 2,18, dan pengawasan 2,86.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jika fungsi pengarahan dilakukan dengan baik mempunyai peluang paling tinggi untuk meningkatkan motivasi
perawat pelaksana. Astuty 2011, juga menyatakan bahwa fungsi pengarahan kepala ruangan berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksanan di RS
Haji Jakarta. Supervisi merupakan bagian dari fungsi pengarahan yang bertujuan untuk
mempertahankan agar segala kegiatan yang telah terprogram dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan yang salah satu indikatornya keselamatan pasien Arwani, 2005; Suarli dan Bahtiar, 2014; Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, 2008.
Supervisi yang maksimal akan membuat perawat pelaksana melakukan penerapan patient safety dengan baik Rumampuk et al, 2013. Supervisi yang
berkesinambungan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat sehingga dapat berdampak pada peningkatan mutu pelayanan keperawatan
Zakiyah, 2012. Tujuan supervisi merupakan peningkatan pelayanan pada pasien
dengan berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam menjalankan tugasnya. Kepala ruang merupakan first level manager yang
bertanggung jawab untuk melakukan supervisi pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien di ruang perawatan yang dipimpinnya. Kepala ruang
mengawasi perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung Suyanto, 2009.
Permatasari 2012, menjelaskan bahwa supervisi mempunyai hubungan dalam pelaksanan dalam pelaksanaan Nine Life Saving Solutions dari WHO dalam
upaya keselamatan pasien. Rumampuk et al. 2013, menemukan bahwa ada hubungan peran kepala ruangan melakukan supervisi pada perawat pelaksana
dengan penerapan keselamatan pasien yang meliputi prosedur identifikasi pasien baik 95,2, prosedur pemberian injeksi baik 100, dan prosedur mencuci
tangan baik 100.
2.5 Kerangka Teori