Mutasi pada kacang tanah

annuum yang dilakukan oleh Jabeen dan Mirza 2004 yang menggunakan kombinasi antara konsentrasi EMS dan lama perendaman menunjukkan perbedaan morfologi tanaman dibanding kontrol. Beberapa varietas kacang tanah yang telah berhasil dirakit melalui mutasi dengan menggunakan EMS ada pada Tabel 2.5.

2.8 Mutasi pada kacang tanah

Pengamatan-pengamatan mengenai mutasi pada tanaman kacang tanah sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang mutasi pada kacang tanah telah berlangsung sejak tahun 1965, dimana Ashri dan Goldin melaporkan hasil penelitiannya tentang aktifitas mutagenik pada kacang tanah menggunakan DES diethyl sulfate. Ashri menemukan bahwa perendaman benih kacang tanah pada larutan DES menghasilkan mutasi dominan monogenik dengan mematikan resesif pada generasi kesatu M1. Tahun 1972 Ashri dan Herzog mempelajari perlakuan benih kacang tanah dengan menggunakan dua larutan yang berbeda yaitu DES dan EMS Ethyl Methane Sulfonate terhadap perbedaan sensitivitas fisiologis masing-masing varietas kacang tanah. Sivaram pada tahun 1985 dan Zhu tahun 1997 mengembangkan penelitian menggunakan mutagen EMS pada kacang tanah yang menghasilkan galur mutan dengan produksi tinggi Wang et al., 2007. Tahun- tahun berikutnya dilaporkan beberapa mutasi pada kacang tanah dengan menggunakan beberapa teknik mutasi hingga Burghate et al., 2013, melakukan pengamatan mengenai efisiensi penggunaan EMS pada kacang tanah dengan hasil ditampilkan pada Tabel 2.6. Burghate et al., 2013 menggunaan mutagen EMS dengan konsentrasi rendah 0,05, 0,1, dan 0,2 pada kacang tanah berdampak daya kecambah benih. Konsentrasi tertinggi 0,2 memiliki daya kecambah lebih rendah, artinya mutagen selain menimbulkan mutasi juga memiliki kekurangan menghambat perkecambahan baik di laboratorium maupun dilapang. Efek samping lainnya adalah sterilitas polen yang juga berkaitan dengan gagalnya perkawinan bunga kacang tanah walaupun daya hidup mutan lebih baik dibandingkan pada konsentrasi EMS lebih rendah Tabel 2.6. Tabel 2.6 Beberapa konsentrasi EMS sebagai mutagen benih kacang tanah Sumber : Burghate et al., 2013 Edited Tabel 2.7 Pengaruh beberapa konsentrasi EMS sebagai mutagen benih kacang tanah Varietas VRI Treatment Germination Seedling Survival Days to First flower days Plant height cm No. Of Leaved plant 30days No. Of Kernal plant 100 Seed Weight g Kernal Yield Plant g Fresh Weight g Dry Weight g Control 93,00 90,25 35,38 42,58 50,12 29,50 35,30 19,25 95,53 35,28 EMS 0,1 88,13 86,56 35,99 40,10 48,36 25,39 34,12 18,00 90,20 33,55 0,2 81,61 79,24 36,14 38,95 45,25 22,42 33,98 16,25 85,46 31,02 0,3 73,48 71,49 36,50 37,45 43,58 20,13 33,15 14,36 80,08 29,55 0,4 60,58 56,28 37,02 36,25 40,10 16,58 31,57 12,80 71,46 26,54 0,5 51,25 47,10 37,45 32,85 36,26 14,46 31,22 12,14 65,29 24,18 0,6 41,46 35,85 38,50 30,75 33,75 13,52 30,35 10,55 60,40 22,90 Sumber: Gunasekaran dan Pavadai 2015 edited Treatments EMS Germination Seedling growth Pollen sterility Days to 50 flowering Mortality Lab Field Root lenght cm Shoot lenght cm T4 - 0,05 EMS 84,33 72,50 16,83 13,10 14,32 34,20 35,86 T5 - 0,1 EMS 77,00 64,50 16,70 10,70 16,18 34,80 40,31 T6 - 0,2 EMS 74,66 57,50 13,83 9,90 20,30 35,00 48,70 Gunasekaran dan Pavadai 2015 melakukan pengamatan mutasi pada kacang tanah menggunakan mutasi secara fisika dan kimia. Secara kimia konsentrasi maksimal yang dapat diterima dimana Lethal dosage LD 50 Value pada kacang tanah yang digunakan adalah 0,5. Mutasi secara kimia menggunakan EMS sebagai mutagen melengkapi data dari Burghate dengan dosis perlakuan lebih tinggi. Hasil pengamatan dapat dirangkum pada Tabel 2.7. Penggunaan dosis EMS terlalu tinggi 0,6 diketahui memiliki LD 50 lebih dari 50. Pengaruh negatif dari perlakuan mutagen dengan konsentrasi terlalu tinggi dapat dilihat pada parameter-parameter pertumbuhan seperti jumlah daun tinggi tanaman, dan jumlah cabang. Tentunya terhambatnya pertumbuhan berdampak juga pada parameter generatif seperti waktu pembungaan. Akibatnya produksi tanaman terhambat hingga berat segar dan berat kering produk serta berat 100 benih kacang tanah lebih rendah dari konsentrasi bawahnya. Konsentrasi 0,5 EMS juga memilii pertumbuhan lebih rendah, namun dilihat dari daya kecambah tanaman masih mampu bertahan dengan persentase kecambah lebih dari 50 serta berat 100 benih sebagai parameter prosukdi yang tidak terlalu rendah.

2.9 Pengaruh Mutasi pada kandungan asam lemak kacang tanah

Dokumen yang terkait

Analisis Produksi Dan Pendapatan Usahatani Kacang Tanah (Arachis hipogaea L.) Di Kabupaten Tapanuli Utara(Studi Kasus: Desa Banuaji IV, Kec. Adiankoting, Kab. Tapanuli Utara)

22 161 102

Pendugaan Faktor-Faktor Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L) Pada Lahan Sawah di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

0 31 72

Isolasi Dan Penentuan Komponen-Komponen Kimia Minyak Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Secara GC/MS

6 51 37

Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Fungisida Sistemik Pada Pengendalian Bercak Daun (Cercospora sp) di Lapangan.

1 46 86

Respon Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)Terhadap Fungisida Sistemik Pada Pengendalian Bercak Daun (Cercospora sp) di Lapangan.

1 29 84

Respon Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Terhadap Pemberian Kompos Tandan Kosong kelapa Sawit Dan Unsur Hara P

0 31 83

Respon Morfofisiologis Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Terhadap Cekaman Kekeringan

0 27 113

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Tanah (Arachis Hypogaea. L.) Terhadap Waktu Pemangkasan Dan Perebahan

1 19 145

Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis Hypogaeal.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayamdan Pupuk Npk (15: 15: 15)

0 51 115

INDUKSI KETAHANAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP Phytophthora palmivora MENGGUNAKAN MUTAGEN ETHYL METHANE SULFONATE (EMS) Induction of Resistance of Cocoa (Theobroma cacao L.) seeds to Phytophthora palmivora with Ethyl Methane Sulfonat (EMS) as

0 6 17