Rumusan Masalah Struktur Organisasi

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan akan selalu menghadapi permasalahan dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Masalah yang dihadapi oleh perusahaantersebut adalah berbeda-beda satu sama lainnya, sama halnya dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis ialah “Apakah Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menciptakan suatu pengendalian internal kas yang baik dan memadai yang mendukung kelancaran operasional perusahaan?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian adalah: a. Untuk mengetahui apakah Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menciptakan pengawasan internal kas yang baik, dan b. Memadai yang mendukung kelancaran operasional perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis bermanfaat untuk menerapkan ilmu yang didapat selama masa perkuliahan. b. Digunakan penulis lainnya sebagai pembanding untuk melakukan penelitian yang akan datang. Bagi perusahaan itu sendiri dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan dan kebijakan yang tepat untuk masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

Rencana Penulisan terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.

1. Jadwal SurveyObservasi

Tabel 1.1 Jadwal SurveyObservasi No Kegiatan Mei Juni Mingguan I II III IV I II III 1 Pengesahaan Penulisan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset 4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data 6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membagikan dalam 4 bab.

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan

BAB 2 : BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang sejarah singkat, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan.

BAB 3 : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA BALAI WILAYAH

SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil penelitian sesuai dengan tema yang dipilih berdasarkan bidang studi mahasiswa dan penulis akan mencoba menguraikan pengertian dan tujuan pengendalian internal, unsur-unsur pengendalian internal, pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur penerimaan kas, dan prosedur pengeluaran kas.

BAB 4 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bab terakhir dalam tugas akhir ini yang berisikan kesimpulan menyeluruh sesuai dengan topik penelitian dan juga bebera saran yang relevan dengan kesimpulan.

BAB II BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL

SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

A. Sejarah Ringkas 1. Kementerian Pekerjaan Umum

Istilah Pekerjaan Umum adalah terjemahan dari bahasa Belanda “Openbare Werken” yang pada zaman Hindia Belanda disebut “Waterstaat Swarken”. Dilingkungan pusat pemerintahan dibina oleh Dept. Van Verkeer Waterstaat Dept. VW, yang sebelumnya terdiri dari 2 Dept. Van Guovernements Bedri Jven dan Dept. Van Burgewrlijke Openbare Werken.Dept VW dikepalai oleh seorang direktur yang membawahi beberapa afdelingen dan diensten sesuai dengan tugas dan wewenang kementerian ini. yang meliputi dibidang PU Openbare Werken termasuk afdeling Waterstaat dan onder afdelingen: 1. Lands Gebouwen 2. Wagen 3. Irrigatie Assainering 4. Water Kracht 5. Constructie Burreau Disamping yang tersebut diatas, yang meliputi bidang PU Openbare Werken juga afd. Havenwezen pelabuhan, afd. Electriciteitswezen kelistrikan dan afd. Luchtvaart penerbangan sipil. Organisasi PU Openbare Werken didaerah-daerah adalah sebagai berikut : di provinsi Jawa Barat , Jawa Tengah dan Jawa Timur urusan Waterstaatopenbere werken diserahkan kepada pemerintah Provinsi yang disebut “Provinciale Waterstaatdienst “ dan dikepalai oleh seorang Hoofd Provinciale Waterstaatdienst H.P.W, di wilayah Gouv. Yogyakarta dan Gouv. Surakarta urusan-urusan Pekerjaan Umum Waterstaat dijalankan oleh “Sultanas Werken” Yogyakarta, dan “Rijkswerken” Surakarta, Mangkunegaranwerken. Disamping itu di wilayah Vorstenslander terdapat 3organisasi “ Waterschap”, “s” Lands Gbouwendienst, “Regentschap Werken” dan “Gremeente Werken” . Untuk derah luar Jawa Gouv. Sumatera, Borneo Kalimantan dan Grote Oost Indonesia Timur terdapat organisasi “Gewestelijke Inspective vd Waterstaat” dikepalai oleh seorang inspektur. Diwilayah Residentie terdapat “Residentie Water Staatdienst” yang dahulu dikenal dengan nama “Dienst der B.O.W” dan dikepala dinas ini biasa disebut “E.A.Q” Eerst Aanwzend Waterstaatambtenar. Ketentuan yang dikeluarkan pada zaman Hindia Belanda untuk pedoman dalam pelaksanaan tugas dalam linkungan Pekerjaaan Umum dapat dibaca dalam “A.W.R”. 193 B.W.R 1934 dan “W.V.OW.V.V”. Setelah Belanda menyerah dalam perang pasifik pada tahun 194 kepada Jepang, maka daerah Indonesia ini dibagi oleh Jepang dalam 3 wilayah pemerintahan , JawaMadura, Sumatera dan Indonesia Timur dan tidak adapusat pemerintahan tertinggi di Indonesia yang menguasai ke tiga wilayah pemerintahan tersebut. Dibidang Pekerjaan Umun pada tiap-tiap wilayah organisasi pemerintahan militer Jepang tersebut diatas, diperlukan organisasi zaman Hindia Belanda dan disesuaikan dengan ketentuan- ketentuan dari pihak Jepang, kantor pusat ‘V W’. Di Bandung dinamakan “Kotubu Bunsitsu”, setelah saat itu istialah “Pekerjaan Oemoem” P.O, Oeroesan Pekerdjaan Oemoem O.P.O0, “ Pekerjaan Umum” PU, disamping “Doboku’ lazin dipergunakan. Katubu bonsitsu di Bandung hanya mempunyai hubungan denga wilayah pemerintahan di JawaMadura, hubungan dengan luar Jawa tidak ada. Organisasi Pekerjaan Umum di daerah-daerah, di karesidenan- karesidenan pada umumnya berdiri sendiri-sendiri. Sistem pelaksanaan pekerjaan ada yang mempergunakan sistem dan nama jaman Ned.Indie, dismaping menurut sistem Jepang. Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka semenjak itu pemuda-pemuda Indonesia mulai berangsur-angsur merebut kekuasaan pemerintahan dari tangan Jepang baik dipusat pemerintahan JakartaBandung maupun pemerintahan daerah- daerah. Sesudah pemerintahan Indonesia membentuk kabinet yang pertama, maka para menteri mulai menyusun organisasi serta sifatnya. Pekerjaan Umum pada waktu itu 1945 berpusat di Bandung, dengan mengambil tempat bekas VW dikenal dengan nama “Gedung Sate”. Ketika Belanda ingin mengembalikan kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda sebelum perang, datang mengikuti tentara sekutu masuk ke Indonesia. Akibat dari keinginan pemerintahan Belanda ini, terjadilah penentangan fisik dengan pemuda Indonesia yang ingin mempertahankan tanah air berikut gedung-gedung yang telah didudukinya, antara lain “Gedung Sate” yang telah menjadi Gedung Departemen Pekerjaan Umum pada waktu itu peristiwa bersejarah itu dikenal dengan peristiwa “3 Desember 1945”. Pada waktu revolusi fisik dari tahun 1945 sd 1949, Pemerintahan Pusat RI di Jakarta terpaksa mengungsi ke Purworejo untuk selanjutnya ke Yogyakarta begitu juga Kementerian PU. Sesudah Pemerintahan Belanda tahun 1949 mengakui kemerdekaan Republik Indonesia maka pusat pemerintahan RI di Yogyakarta berpindah lagi ke Jakarta. Sejak tahun 1945 itu, Pekerjaan Umum PU telah sering mengalami perubahan pimpinan dan organisasi, sesuai situasi politik pada waktu itu. Sebagai gambaran garis besar organisasi PUT diuraikan sebagai berikut: 1. Sebelum tentara Belanda masuk ke Yoyakarta, susuana kementerian PU . Perhubungan dapat dibagi menjadi 8 Jawatan dan 4 balai. 2. Khusus pada masa Republik India Serikat Kementerian Perhubungan dan POU RIS dibagi dalam beberapa departemen dan beberapa jawatan dan beberapa instansi yang hubungan erat dengan tugas dari Dept.PU.RIS. Kementerian Perhubungan PU.RIS tersebut terdiri atas penggabungan 3 Departemen prae federal yaitu: 1. Departemen Verkeer, Enerrgie dan Mynbouw dulu kecuali Mynbouw yang masuk dalam kementerian kemakmuran 2. Departemen Van Waterstaat di Wederopbouw 3. Departemen Van Scheepvaart Penggabungan dari 3 Departemen dari pemerintahan prae federal dalam satu Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS dianggap perlu, agar hubungan 3 Deprtemen tersebut satu dengan yang lain menjadi sangat erat, terlebih-lebih jika diingat bahwa untuk pembangunan Negara akan diadakan koordianasi dan rasionalisasi yang baik dan adanya tenaga ahli dan pula untuk melancaran semua tugas yang dibebankan kepada Kementerian Perhubungan Tenaga dan PU.RIS. Khusus pada permulaan terbentuknya Negara Kesatuan RI, maka susunan kementerian berbeda. Dalam masa prolog G 30 S PKI terjuadilah dalam sejarah Pemerintahan RI suatu cabinet yang besar disebut dengan nama Kabinet Dwuikora atau Kabinet 100 Menteri, dimana pada masa ini dibentukn koordinator Kementerian. Tidak luput Departemen PUT yang pada masa itu ikut mengalami perubahan organisasi yang menjadi 5 Departemen dibawah Komprartemen PUT Kabinet Dwikor, dipimpin Jenderakl Suprajogi. Adapun Kompartemen PUT ketika membawahi Departemen, antara lain: 1. Departemen Listrik dan Ketenagaan 2. Departemen Bina Marga 3. Departmen Cipta Karya 4. Departemen Pengairan Dasar 5. Departemen Jalan Raya Sumatera Setelah peristiwa G 30S PKI pemerintaha segera menyempurnakan Kabinet Dwikora dengan menunjuk Ir. Soekarni sebagai menteri PUT untuk memimpin Kompartemen PUT. Kabinet yang disempurnakan dipertahankan. Kabinet Ampera sebagai cabinet pertama dalam masa Orde Baru, kembali organisasi PUT dibentuk dengan Ir. Soekarni sebagai menteri. dengan Surat Keputusan Menteri PUT tertanggal 17 juni 1968 No.3PRT1968 dan dirubah dengan Peraturan Menteri tertanggal 1 Juni 1970 No.4PRT1970. Departemen PUT telah memiliki suatu susunan struktur organisasi. Sebagai gambaran lebih jauh pembagian tugas-tugas dalam lingkungan Departemen PUT,maka pada waktu itu azas tugas-tugas PU telah diserahkan pada kewenangan daerah itu sendiri. Selanjutnya, pada awal kemerdekaan tahun 1945, nama Pekerjaan Umum tetap dipergunakan dalam cabinet pertama Republik Indonesia yang diumumkan tanggal 2 September 1945, dibawah Perdana Menteri Moh. Hatta, bernama Kementerian Umum dengan Menterinya Abikusno Tjokrosoejoso seorang arsitek otodidak. Kemudian sejak awal kemerdekaan sampai saat ini, dalam perjalanan sejarahnya Departemen kementerian PU telah berkali-kali berganti nama. Mulai dengan nama Kementerian Pekerjaan Umum, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga, Departemen Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah, Departemen Pemukiman dan Prasarana. Dalam Kabinet Kerja dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo , Kementerian Pekerjaan Umum berubah nama menjadi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 15 Tahun 2015. Meskipun berganti-ganti nama, akan tetapi esensi tugas pokok dan fungsinya tak berubah, yaitu penyediaan pekerjaan umum dan pemukiman.

2. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Penyelenggaraan pembangunan disektor pengairansumber daya air dihadapkan pada berbagai tantangan yang makin kompleks, sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk serta peningkatan aktivitas masyarakat. Sedemikian pentinnya air dalam kehidupan, sehingga UUD 1945 dalam pasal 33 ayat 3 mengamanatkan bahwa air dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Agar amanah tersebut dapat tercapai dengan sebaik- baiknya, perlu dilakukan upaya pengelolaan yang tepat dan terpadu sehingga dapat diwujudkan kemanfaatan sumber daya air secara optimal dan berkelanjutan. Pemerintah pusatmelalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Ditjen SDA melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, lintas berwenang Negara, dan wilayah sungai strategis nasional. Ditjen SDA juga memiliki kewenangan dalam menetapkan pola pengolaan dan rencana pengolaan atas ketiga wilayah sungai tersebut. Ditjen SDA mendasari pengolaan pada sifat alami sumber daya air yang tidak mengenal batas wilayah administrasi serta adanya hubungan sebab akibat antara bagian satu denan yang lain pada siklus hidrologi. Oleh karena itu, pengelolaan SDA haruslah dilakukan secara menyeluruh pada suatu kesatuan sistem hidrologinya dengan memadukan seluruh pihak terkait, baik menjaga kelestariannya konservasi, yang memanfaatkannya pendayagunaan, maupun yang mungkin dapat terkena bencana pengendalian daya rusak.

3. Visi dan Misi.

a. Visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakayat

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Tidak hanya melakukan pembangunan prasarana fisik, pengelolaan sumber daya air yang dilakukan oleh Ditjen SDA juga memperhatikan penanganan nonfisik, seperti gerakan kemitraan dan pemberdayaan para petani pengguna air, dan juga didukung oleh basis dan informasi. Dalam mengelola sumber daya air Dijen SDA mempunyai visi: “ Mewujudkan kemanfaatan sumber daya air secara berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia”.

b. Misi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air. Untuk mewujudkan visi tersebut telah ditetapkan lima misi yang sejalan dengan UU No. 72004, yakni : 1. Konservasi sumber daya air yang berkelanjutan 2. Pendayagunaan sumber daya air secara adil untuk berbagai kebutuhan masyarakat yang memenuhi kualitas dan kuantitas. 3. Pengendalian daya rusak air . 4. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, swasta, dan pemeritah dalam pengelolahan sumber daya air. 5. Peningkatan keterbukaan dan ketersediaan data serta informasi dalam pengelolahan sumber daya air.

4. Balai Besar Wilayah SungaiBalai Wilayah Sungai

Secara konsep, sumber daya air haruslah dikelola secara komprehensif berdasarkan wilayah sungai, tidak berdasarkan wilayah administrasi. Untuk mewujudkan konsep tersebut serta untuk melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang menyeluruh dan berkelanjutan, dibentuk Balai Besar dan Balai Wilayah Sungai BBWS BWS yang bertugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, serta operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air. Pembentukan BBWS BWS merupakan kosekuensi logis dari adanya kewenangan dan tanggung juawab pengelolaan sumber daya air sebagaimana diatur dalam UU No.72004 tentang Sumber Daya Air pasal 14,15, dan 16.Pemeritah Pusat melalui Departemen Kementerian Umum dan perumahan Rakyat mempunyai kewenangan melaksanakan pengelolaan sumber daya air di wilayah yang bersifat lintas Negara, lintas provinsi dan strategi nasional. Penentuan wilayah sungai di Indonesia mengacu pada keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.11APRTM2006, sementara belum ditetapkan oleh Presiden sebagaimana tercantum dalam UU.NO.72004, yang membagi wilayah sungai di Indonesia menjadi 133 wilayah sungai, terdiri dari 4 buah wilayah sungai Lintas Negara, 26 buah wilayah Lintas Provinsi, 38 buah wilayah sungai Strategis Nasional, 49 wilayah sungai Lintas KabupatenKota dalam Provinsi ,dan 16 buah wilayah sungai dalam KabupatenKota. dari 133 wilayah sungai, 69 buah wilayah sungai merupakan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat. Sampai saat ini telah dibentuk 12 BBWS dan 19 BWS yang tersebar diberbagai provinsi. Dengan berbagai pertimbangan, dari 69 wilayah sungai kewenangan pusat hanya 31 BBWS BWS, sehingga satu BBWS BWS umumnya mempunyai wilayah kerja lebih dari satu wilayah sungai. bahkan terdapat satu wilayah sungai Ciujung,Cidanau, Cidurian, Ciliwung, Cisadane, dan Citarum yang dikelola oleh tiga BBWS.

5. Satuan Kerja Balai Wialayah Sungai Sumatera II

Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II BWSS II berada dibawah pembinaan dan tanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air melalui Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I.I. Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sunagi Sumatera II berkedudukan di Jalan Jenderal Besar DR. A.H Nasution No.30 Pkl. Mansyur Medan. Dalam menjalankan kegiatan BWSS II mempunyai tujuan dan tugas pokok yang telah ditetapkan sesuai dengan keputusan Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II tentang “ Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Pejabat int dan Pembantu Pejabat Inti satuan Kerja Balai Wilayah Sunagi Sumatera II” pada tahun anggaran 2013 yang terttulis pada pasal 2 tentang Tujuan dan Tugas Pokok yaitu: 1. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Air serta untuk meningkatkan persediaan air guna memenuhi kebutuhan Sumber Daya Air secara efektif dan efisien. 2. Meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas Sumber Daya Air. 3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Sumber Daya Air.

B. Struktur Organisasi

Adanya struktur organisasi yang menggambarkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing pegawai serta dukungan perlengkapan yang dikelola dengan baik akan menghasilka produktivitas yang akan meningkatkan kinerja pegawai. Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat diterapkan ,sehingga efisiensi dan efektivitas kinerja pegawai dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga apa yang menjadi tujuan BWSS II dapat tercapai. Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera II telah memutuskan serta menetapkan struktur organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II guna untuk melaksanakan tujuan dan tugas pokok yang telah ditetapkan. Bagan struktur organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai sumatera II BWSS II dapat dilihat dalam gambar 2.1. Struktur Organisasi Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II adalah sebagai berikut : a. Kepala Satuan Kerja Kuasa Pengguna AnggaranKuasa pengguna Barang Balai Wilayah Sungai Sumatera II b. Pejabat Inti Satuan kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II terdiri dari: 1. Pejabat Pembuat Komitmen. 2. Pejabat Yang Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran. 3. Bendahara Pengeluaran c. Dalam melaksanakan kegiatan para Pejabat Inti Satuan Kerja Balai Wilayah Sungai Sumatera II dibantu oleh: 1. Perencana Teknik KTTL, Perencanaan dan Program dan OP SDA. 2. Perencana Teknik Bidang Program dan Pelaporan. 3. Pelaksanaan Administrasi 4. Petugas Akuntansi UAKPA 5. Pelaksana Administrasi UAKPB 6. Bendahara Pembantu 7. Pelaksana

C. Job Description

Dokumen yang terkait

Peranan Perencanaan Anggaran Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II

1 64 61

Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

2 57 68

Prosedur Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran Dana di Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Citarum

0 12 41

Cover Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

0 0 10

Chapter I Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

0 0 6

Chapter II Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

0 0 30

Reference Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

0 0 1

Appendix Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

0 1 2

BAB II BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT A. Sejarah Ringkas 1. Kementerian Pekerjaan Umum - Pengendalian Internal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada Balai Wilayah Sungai S

0 0 30

BAB II KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR PADA BALAI WILAYAH SUNGAI SUMATERA II 2.1 Sejarah Singkat Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera II - Peranan Perencanaan Angg

0 2 31