Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Nuklir

Universitas Sumatera Utara penyebaran senjata nuklir justru telah dirrasakan oleh masyarakat internasional. Buktinya, resolusi pertama yang dihasilkan oleh SMU PBB pada tanggal 24 januari 1946, Resolusi No. 1 I “Establishment of a commission to deal with the pr oblems raised by the discovery of atomic energy” memberi mandate kepada komisi yang dibentuk untuk memberikan rekomendasi mengenai cara-cara penghapusan senjata-senjata nuklir dari system persenjataan dunia 47 Penemuan Bom nuklir dianggap sebagai penyimpangan dari penguasaan teknologi nuklir oleh umat manusia. Sehingga tidak jarang yang menolak teknologi nuklir dalam bentuk apa pun tanpa mau melihat lebih jauh untuk apa teknologi nuklir tersebut. Meskipun, pada kenyataannya, teknologi nuklir bukan hanya untuk pembuatan bom nuklir. Banyak manfaat nuklir yang sangat berguna apabila nuklir tersebut digunakan secara baik dan benar 48 .

B. Pengaturan Hukum Internasional Mengenai Nuklir

Hukum internasional memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat internasional. Melalui hukum internasional negara-negara merumuskan prinsip-prinsip hubungan dan kerjasama di berbagai bidang kegiatan internasional untuk mencapai tujuan bersama. Melalui ketentuan-ketentuan hukum internasional, negara-negara dituntut untuk tunduk terhadap setiap peraturan-peraturan hukum internasional guna mencegah terjadinya sengketa yang mungkin terjadi dan menyelesaikan sengketa yang terjadi. Melalui hukum internasional yang dirumuskan dalam berbagai bentuk perjanjian internasional, negara-negara menggabungkan upaya mereka untuk menangani isu keamanan, 47 Dian Wirengjurut Op.cit Hal 10 48 Mukhlis Akhadi. Op.Cit hal 14 Universitas Sumatera Utara perlucutan senjata, hak asasi manusia HAM, lingkungan hidup sampai pada terorisme. Tanpa adanya ketentuan-ketentuan hukum internasional, dunia tidak mungkin mencapai kemajuan dan kehidupan yang harmonis, tanpa adanya kehidupan yang harmonis antar negara tidak mungkin pula tercapai perdamaian dan keamanan yang dibutuhkan bagi kesejahteraan umat manusia 49 . Kekhawatiran mengenai nuklir mulai terwujud semenjak mulai terjadinya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni soviet dalam rangka perbedaan ideology dan persaingan untuk merebut dominasi di dunia. Sejak saat itu pula kontroversi mengenai senjata nuklir ini mulai menjadi salah satu topic utama dalam hubungan internasional, khususnya dalam kerangka perang dingin antara AS dan Uni Soviet beserta sekutu-sekutu mereka dalam North Atlantic Treaty Organization NATO 50 dan Pakta Warsawa Warsaw Pact 51 , yang notabene adalah sesame pemenang dalam perang dunia II 52 Masa perang dingin ditandai dengan perlombaan senjata nuklir secara besar-besaran antara kedua negara adidaya beserta kedua blok militer NATO dan Pakta Warsawa untuk mewujudkan ambisi mereka menjadi negara adi daya Super Power. Bersamaan dengan itu, kesadaran masyarakat internasional akan bahaya dan ancaman perang nuklir juga semakin meningkat. Karena itu, selama 49 Boer Mauna, ―Hukum Internasional: Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global”, Bandung: P.T. ALUMNI, 2005, hlm. 716. 50 Pakta Pertahanan Atlantik Utara North Atlantic Treaty Organization NATO adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didirikan pada tahun 1949, sebagai bentuk dukungan terhadap Persetujuan Atlantik Utara yang ditanda tangani di Washington, DC pada 4 April 1949. 51 Pakta Warsawa adalah sebuah aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa Timur, yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO yang dibentuk pada 1949. Pembentukan Pakta Warsawa dipicu oleh integrasi Jerman Barat ke dalam NATO melalui ratifikasi Persetujuan Paris. Pakta Warsawa dirancang oleh Nikita Khrushchev pada tahun 1955 dan ditanda tangani di Warsawa pada 14 Mei 1955. 52 Dian Wirengjurut. Op.cit Hlm 11 Universitas Sumatera Utara masa perang dingin itu terlihat dua kenyataan yang saling bertolak belakang, yaitu meningkatnya upaya untuk membatasi proliferasi senjata nuklir tersebut, tidak saja oleh negara-negara nuklir, juga terutama oleh negara-negara non nuklir yang tidak ingin terlibat dalam kerangka persaingan kedua negara adi daya itu. 53 Mengenai masalah isu keamanan internasional merupakan hal yang paling diperhatikan oleh negara-negara di dunia. Berbagai usaha dan cara dilakukan oleh masyarakat internasional guna mencapai kehidupan yang aman dan harmonis, diantaranya dengan adanya berbagai macam perjanjian internasional untuk berbagai permasalahan yang mungkin timbul. Hal yang diperhatikan oleh dunia internasional dalam isu keamanan internasional salah satu diantaranya adalah mengenai tenaga nuklir 54 . Dalam kerangka global, semua konferensi internasional menyangkut energy nuklir yang diadakan sejak akhir perang dunia pada dasarnya diarahkan atau ditujukan pada dua hal, yaitu : 1. Mengawasi dan menghapuskan “atoms for war”; 2. Mempromosikan dan mengupayakan konsep “atoms for peace” Masalah kedua hal tersebut kerapkali menimbulkan dilema karena pada dasarnya pengembangan energy nuklir untuk tujuan apapun akan meningkatkan atau mengembangkan potensi yang lainnya atau dengan kata lain “as countries 53 Ibid 54 Jelly Leviza, ―Pengenalan KonvensiPeraturan Internasional ketenaganukliran‖. Makalah disampaikan dalam seminar tentang nuklir tanggal 27 November 2007, hlm. 2. Universitas Sumatera Utara acquired nuclear facilities, material and know-how from their peaceful power programs, they would also acquire the know-how for making nuclear weapons ‖ 55 Penggunaan teknologi nuklir juga menuntut keselamatan dan keamanan yang tinggi, mengingat banyak dampak negative yang ditimbulkan oleh penggunaan teknologi nuklir, oleh karena itu perlu dibentuk aturan-aturan mengenai pemanfaatan dan pengembangan teknologi tersebut.

1. Nuclear Non-Proliferation Treaty Perjanjian Nonproliferasi Nuklir

Perjanjian Nonproliferasi Nuklir adalah suatu perjanjian yang ditandatangi pada 1 Juli 1968 yang membatasi kepemilikan senjata nuklir. 187 negara berdaulat mengikuti perjanjian ini, walaupun dua di antara tujuh negara yang memiliki senjata nuklir dan satu negara yang mungkin memiliki senjata nuklir belum meratifikasi perjanjian ini. Perjanjian ini diusulkan oleh Irlandia dan pertama kali ditandatangani oleh Finlandia. Pada tanggal 11 Mei 1995, di New York, lebih dari 170 negara sepakat untuk melanjutkan perjanjian ini tanpa batas waktu dan tanpa syarat. Perjanjian ini memiliki tiga pokok utama, yaitu nonproliferasi, perlucutan, dan hak untuk menggunakan teknologi nuklir untuk kepentingan damai. a. Pokok Pertama : Non-Proliferasi Dalam pokok pertama perjanjina Non-Proliferasi Nuklir, hanya 5 negara sajalah yang diperbolehkan oleh NPT untuk memiliki senjata nuklir, Negara tersebut ialah : 1. Perancis, bergabung pada tahun 1992 2. Republik Rakyat Tiongkok, bergabung pada tahun 1992 55 Dian Wirengjurut Op.cit Hlm 12 Universitas Sumatera Utara 3. Uni Soviet , bergabung pada tahun 1968, kewajiban dan haknya diteruskan oleh Rusia 4. Britania Raya, bergabung pada tahun 1968 5. Amerika Serikat, bergabung pada tahun 1968 Hanya lima negara ini yang memiliki senjata nuklir saat perjanjian ini mulai dibuka, dan juga termasuk lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Lima negara pemilik senjata nuklir Nuclear Weapon States 56 ini setuju untuk tidak mentransfer teknologi senjata nuklir maupun hulu ledak nuklir ke negara lain, dan negara-negara non-NWS setuju untuk tidak meneliti atau mengembangkan senjata nuklir. Kelima negara NWS telah menyetujui untuk tidak menggunakan senjata nuklir terhadap negara-negara non-NWS, kecuali untuk merespon serangan nuklir atau serangan konvensional yang bersekutu dengan negara NWS 57 . Persetujuan ini belum secara formal dimasukkan dalam perjanjian, dan kepastian-kepastian mengenainya berubah-ubah sepanjang waktu. Amerika Serikat telah mengindikasikan bahwa mereka akan dapat menggunakan senjata nuklir untuk membalas penyerangan non-konvensional yang dilakukan oleh negara-negara yang mereka anggap berbahaya. Mantan Menteri Pertahanan Inggris, Geoff Hoon, juga telah menyatakan secara eksplisit mengenai kemungkinan digunakannya senjata nuklir untuk membalas serangan seperti itu. Pada Januari 2006, Presiden Perancis, Jacques Chirac menerangkan bahwa sebuah 56 lima negara ini yang memiliki senjata nuklir saat perjanjian nonproliferasi nuklir mulai dibuka, dan juga termasuk lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Lima negara pemilik senjata nuklir Nuclear Weapon States NWS ini setuju untuk tidak mentransfer teknologi senjata nuklir maupun hulu ledak nuklir ke negara lain, dan negara-negara non-NWS setuju untuk tidak meneliti atau mengembangkan senjata nuklir. 57 ―Perjanjian NonProliferasi Nuklir” sebagaimana dimuat dalam https:id.wikipedia.orgwikiPerjanjian_Nonproliferasi_NuklirIsi_Perjanjian terakhir diakses pada tanggal 17 agustus 2015 pukul 3.25 AM Universitas Sumatera Utara serangan teroris ke Perancis, jika didalangi oleh sebuah negara, akan memicu pembalasan nuklir yang diarahkan ke pusat kekuatan negara-negara berbahaya tersebut. b. Pokok Kedua : Perlucutan Pasal VI dan Pembukaan perjanjian menerangkan bahwa negara-negara NWS berusaha mencapai rencana untuk mengurangi dan membekukan simpanan mereka. Pasal VI juga menyatakan ―Perjanjian dalam perlucutan umum dan lengkap di bawah kendali internasional yang tegas dan efektif.‖ Dalam Pasal I, negara-negara pemilik senjata nuklir NWS menyatakan untuk tidak membujuk negara non- Nuklir manapun untuk…mendapatkan senjata nuklir. Doktrin serangan pre-emptive dan bentuk ancaman lainnya bisa dianggap sebagai bujukan dan godaan oleh negara-negara non-NWS. Pasal 10 menyatakan bahwa negara manapun dapat mundur dari perjanjian jika mereka merasakan adanya hal-hal aneh, contohnya ancaman, yang memaksa mereka keluar 58 . c. Pokok Ketiga : Hak untuk menggunakan teknologi nuklir untuk kepentingan damai. Karena sangat sedikit dari negara-negara NWS dan negara-negara pengguna energi nuklir yang mau benar-benar membuang kepemilikan bahan bakar nuklir, pokok ketiga dari perjanjian ini memberikan negara-negara lainnya kemungkinan untuk melakukan hal yang sama, namun dalam kondisi-kondisi tertentu yang membuatnya tidak mungkin mengembangkan senjata nuklir. Bagi beberapa negara, pokok ketiga perjanjian ini, yang memperbolehkan penambangan uranium dengan alasan bahan bakar, merupakan sebuah 58 Perjanjian NonProliferasi Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam https:id.wikipedia.orgwikiPerjanjian_Nonproliferasi_NuklirIsi_Perjanjian terakhir diakses pada tanggal 17 agustus 2015 pukul 3.25 AM Universitas Sumatera Utara keuntungan. Namun perjanjian ini juga memberikan hak pada setiap negara untuk menggunakan tenaga nuklir untuk kepentingan damai, dan karena populernya pembangkit tenaga nuklir yang menggunakan bahan bakar uranium, maka perjanjian ini juga menyatakan bahwa pengembangan uranium maupun perdagangannya di pasar internasional diperbolehkan. Pengembangan uranium secara damai dapat dianggap sebagai awal pengembangan hulu ledak nuklir, dan ini dapat dilakukan dengan cara keluar dari NPT. Tidak ada negara yang diketahui telah berhasil mengembangkan senjata nuklir secara rahasia, jika dalam pengawasan NPT. Negara-negara yang telah menandatangani perjanjian ini sebagai negara non-senjata nuklir dan mempertahankan status tersebut memiliki catatan baik untuk tidak mengembangkan senjata nuklir. Di beberapa wilayah, fakta bahwa negara-negara tetangga bebas dari senjata nuklir mengurangi tekanan bagi negara tersebut untuk mengembangkan senjata nuklir sendiri, biarpun negara tetangga tersebut diketahui memiliki program tenaga nuklir damai yang bisa memicu kecurigaan.

2. Comprehensive Test Ban Treaty CTBT

Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji-coba Nuklir Comprehensive Test Ban Treaty adalah sebuah perjanjian internasional yang melarang semua kegiatan peledakan nuklir dalam semua lingkungan baik untuk tujuan militer maupun sipil. Perjanjian ini berhasil dirampungkan pada bulan Juni 1996 di Konferensi Perlucutan Senjata di Jenewa, namun baru dapat diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada 10 September 1996, dan terbuka untuk ditandatangani pada 24 September 1996 di Markas Besar PBB yang pada waktu itu ditandatangani oleh Universitas Sumatera Utara 71 negara termasuk didalamnya 5 dari 8 negara berkemampuan nuklir. Per 10 September 2006, perjanjian ini telah ditandatangani oleh 176 negara dan sudah diratifikasi oleh 135 negara 59 . Di bawah pasal XIV, traktat belum dapat berlaku jika tidak ditandatangani dan diratifikasi oleh 44 negara pemilik reaktor nuklir yang tercantum dalam Annex 2. Daftar Annex 2 terdiri dari negara-negara yang secara resmi berpartisipasi dalam sidang Konferensi Perlucutan Senjata 1996, Sesuai Pasal XIV , jika traktat belum juga berlaku tiga tahun setelah tanggal dibukanya penandatanganan, suatu konferensi khusus negara-negara yang telah meratifikasinya dapat diselenggarakan untuk memutuskan langkah-langkah apa yang akan diambil guna mempercepat proses ratifikasi dan guna memfasilitasi berlakunya traktat. Traktat ini dapat berlaku apabila Negara-negara yang mempunyai teknologi nuklir agar menandatangani traktat ini, Ke-44 negara yang harus menandatangani dan meratifikasi traktat ini agar dapat berlaku secara resmi adalah Aljazair, Argentina, Australia, Austria, Bangladesh, Belgia, Brasil, Bulgaria, Kanada, Chili, Republik Rakyat Tiongkok, Kolombia, Korea Utara, Republik Demokrasi Kongo, Mesir, Finlandia, Perancis, Jerman, Hongaria, India, Indonesia, Iran, Israel, Italia, Jepang, Meksiko, Belanda, Norwegia, Pakistan, Peru, Polandia, Korea Selatan, Romania, Rusia, Slowakia, Afrika Selatan, Spanyol, Swedia, Swiss, Turki, Ukraina, Kerajaan Bersatu, Amerika Serikat dan Vietnam. Republik Rakyat Tiongkok, Kolombia, Mesir, Indonesia, Iran, Israel dan Amerika Serikat belum meratifikasinya sedangkan Korea Utara, India dan 59 ―Traktat pelarangan menyeluruh uji-coba nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam https:id.wikipedia.orgwikiTraktat_Pelarangan_Menyeluruh_Uji-coba_Nuklir terakhir diakses pada tanggal 17 agustus 2015 pukul 3.32 AM Universitas Sumatera Utara Pakistan yang notabene merupakan negara berkemampuan nuklir seperti India dan Pakistan tidak termasuk dalam negara-negara pemilik senjata nuklir versi Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir atau NPT belum menandatangani ataupun meratifikasinya 60 .

3. Ketetapan International Atomic Energy Agency IAEA Badan Tenaga

Atom Internasional Badan Tenaga Atom Internasional International Atomic Energy Agency, IAEA adalah sebuah organisasi independen yang didirikan pada tanggal 29 Juli 1957 dengan tujuan mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. Markas IAEA terletak di Wina, Austria, dan beranggotakan 137 negara 61 . Pembentukan IAEA ini adalah untuk mengawasi dan mengembangkan penggunaan energi nuklir dengan menekankan pada kerjasama internasional yang secara bersama-sama mengembangkan penggunaan nuklir secara damai. Menyusul berakhirnya Konferensi Jenewa tentang Penggunaan Tenaga Atom untuk Tujuan Damai pada tahun 1954, banyak negara yang kemudian memulai program-program riset nuklirnya, yang ditandai dengan banyaknya reaktor dan fasilitas untuk pengolahan dan pengayaan uranium dan ekstraksi plutonium serta pengembangan berbagai desain reaktor dan pembangkit dayanya. Konsep Atoms for Peace telah memberikan kontribusi dalam pembentukan Statuta IAEA. Pada 60 ―Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji-coba Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam https:id.wikipedia.orgwikiTraktat_Pelarangan_Menyeluruh_Uji-coba_Nuklir terakhir diakses pada tanggal 19 juli 2015 pukul 23.00 61 ―Badan Tenaga Atom Internasional ‖ sebagaimana dimuat dalam https:id.wikipedia.orgwikiBadan_Tenaga_Atom_Internasional terakhir diakses pada tanggal 19 juli 2015 pukul 23.15 Universitas Sumatera Utara Oktober 1956 terdapat 81 negara termasuk Indonesia yang dengan suara bulat setuju pada Statuta IAEA 62 Sebagai badan energi atom dunia yang mempunyai dua misi yaitu committed to containing the spread of nuclear weapons dan support the elimination of the nuclear arsenals, maka pembentukan IAEA adalah bertujuan untuk: 1. Untuk meningkatkan dan memperbesar kontribusi energi atom bagi perdamaian, kesehatan, kemakmuran di seluruh dunia 2. Untuk memastikan, sepanjang badan ini mampu melakukannya, bahwa setiap reaktor nuklir, kegiatan atau informasi yang berkaitan dengannya akan dipergunakan hanya untuk tujuan damai 3. Memastikan bahwa segala bantuan baik yang diberikan maupun yang diminta atau dibawah pengawasannya tidak disalahgunakan sedemikan rupa untuk tujuan militer. IAEA harus memastikan bahwa seluruh bahan material nuklir dalam keadaan aman terhadap cuaca, pemindahan yang tidak bertanggung jawab, kerusakan, sabotase, dan perampasan. Dalam hal pendistribusian bahan nuklir, IAEA harus memastikan bahwa tidak ada alokasi material nuklir yang terlalu besar pada satu negara atau suatu kawasan, dalam menjalankan fungsinya IAEA berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan demi menjaga stabilitas penggunaan atom untuk kepentingan damai : a. Wewenang IAEA 63 : 62 Merupakan aturan-aturan mengenai fungsi dan peran IAEA secara menyeluruh termasuk negara anggotanya. Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mendorong dan membantu penelitian tentang, dan pengembangan dan penerapan praktis, energi atom untuk keperluan damai di seluruh dunia; dan, jika diminta untuk melakukannya, untuk bertindak sebagai perantara untuk tujuan mengamankan kinerja pelayanan atau penyediaan bahan, peralatan, atau fasilitas oleh salah satu anggota Badan lain; dan untuk melakukan operasi atau layanan yang berguna dalam penelitian tentang, atau pengembangan atau aplikasi praktis, energi atom untuk tujuan damai; 2. Untuk membuat ketentuan, sesuai dengan Statuta ini, untuk bahan, jasa, peralatan, dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan penelitian tentang, dan pengembangan dan penerapan praktis, energi atom untuk tujuan damai, termasuk produksi tenaga listrik, dengan pertimbangan untuk kebutuhan daerah yang belum berkembang dari dunia; 3. Untuk mendorong pertukaran informasi ilmiah dan teknis tentang penggunaan damai energi atom; 4. Untuk mendorong pertukaran pelatihan ilmuwan dan ahli di bidang penggunaan damai energi atom; 5. Untuk membangun dan mengelola perlindungan dirancang untuk memastikan bahwa fisi khusus dan bahan lainnya, layanan, peralatan, fasilitas, dan informasi yang disediakan oleh Badan atau atas permintaannya atau di bawah pengawasan atau kontrol yang tidak digunakan dalam sedemikian rupa untuk lebih Tujuan militer apapun; dan untuk menerapkan pengamanan, atas permintaan para pihak, 63 Pasal 3 Statuta IAEA dikutip dari ―The Statute of the IAEA‖ sebagaimana dimuat dalam https:www.iaea.orgaboutstatute terakhir diakses pada tanggal 1 september 2015 pukul 13:38 Universitas Sumatera Utara untuk setiap pengaturan bilateral atau multilateral, atau atas permintaan dari Negara, untuk setiap kegiatan Negara yang di bidang energi atom; 6. Untuk membangun atau mengadopsi, dalam konsultasi dan, dimana tepat, bekerja sama dengan organ yang kompeten dari PBB dan dengan badan-badan khusus yang bersangkutan, standar keselamatan untuk perlindungan kesehatan dan meminimalkan bahaya untuk kehidupan dan properti termasuk standar seperti untuk kondisi tenaga kerja, dan untuk menyediakan penerapan standar ini untuk operasi sendiri serta operasi membuat penggunaan bahan, jasa, peralatan, fasilitas, dan informasi yang disediakan oleh Badan atau atas permintaannya atau di bawah kendalinya atau pengawasan; dan untuk menyediakan penerapan standar tersebut, atas permintaan pihak, untuk operasi di bawah setiap pengaturan bilateral atau multilateral, atau, atas permintaan Negara, untuk setiap kegiatan Negara yang di bidang energi atom; 7. Untuk memperoleh atau membangun fasilitas apapun, tetap berguna dalam menjalankan fungsinya resmi, kapan fasilitas, pabrik, dan peralatan lain yang tersedia untuk itu di daerah yang bersangkutan tidak memadai atau hanya tersedia pada istilah yang dianggap tidak memuaskan. Dalam menjalankan fungsinya, IAEA harus menjalankannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan dan prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mempromosikan perdamaian dan kerjasama internasional, dan sesuai dengan kebijakan dari PBB memajukan pembentukan pelucutan senjata di seluruh dunia dijaga dan sesuai dengan perjanjian internasional mengadakan sesuai dengan kebijakan tersebut; 2. Menetapkan kontrol atas penggunaan bahan fisi khusus yang diterima oleh Badan, untuk memastikan bahwa bahan-bahan ini digunakan hanya untuk tujuan damai; 3. Mengalokasikan sumber daya sedemikian rupa untuk mengamankan pemanfaatan efisien dan mungkin manfaat umum terbesar di seluruh daerah di dunia, mengingat kebutuhan khusus daerah dikembangkan memahami dunia; 4. Menyerahkan laporan kegiatannya setiap tahun kepada Majelis Umum PBB dan, bila perlu, kepada Dewan Keamanan: jika sehubungan dengan kegiatan Badan ada harus muncul pertanyaan yang berada dalam kompetensi Dewan Keamanan, yang Badan harus memberitahu Dewan Keamanan, sebagai organ bantalan tanggung jawab utama untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, dan juga dapat mengambil langkah-langkah terbuka untuk itu di bawah Statuta ini, termasuk yang disediakan dalam ayat C Pasal XII; 5. Menyerahkan laporan kepada Dewan Ekonomi dan Sosial dan organ lain dari PBB mengenai hal-hal dalam kompetensi organ-organ ini. Universitas Sumatera Utara Dalam menjalankan fungsinya, IAEA tidak akan memberikan bantuan kepada anggota yang keadaan politik, ekonomi, militer, atau kondisi lain negaranya yang tidak sesuai dengan ketentuan Statuta ini dan berdasarkan ketentuan dari Statuta ini dan dengan persyaratan perjanjian antara Negara atau kelompok Negara dan IAEA yang harus sesuai dengan ketentuan Statuta, kegiatan IAEA harus dilakukan karena ketaatan terhadap hak berdaulat Negara. Departement of Nuclear Safety and Security IAEA meluncurkan suatu program yang dinamakan dengan Integrated Regulatory Review Service IRRS yaitu suatu instrumen yang komprehensif yang memberikan penilaian atas tindakan pengamanan nuklir suatu negara yang berkaitan dengan instalasi, radiasi, limbah nuklir, transportasi, persiapan tindakan darurat, dan keamanan nuklir 64 . Atas permintaan negara anggota, IAEA menunjuk tim ahli dan pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian menyeluruh atas ketentuan nuklirnya. Peninjauan diselenggarakan melalui suatu diskusi, interview, pemeriksaan, dan observasi yang intensif, dan kemudian sebagai hasil final tim ahli akan menerbitkan suatu laporan akhir yang berisikan temuan-temuan mereka dan suatu rekomendasi 65 . Dengan adanya program ini, negara anggota memperoleh penjelasan mengenai energi nuklir dengan standard dan panduan internasional. Meskipun program ini diberikan oleh IAEA, namun mekanismenya didasarkan pada peer review dan pertukaran informasi diantara anggota tim yang dilakukan dengan cara berbagi pengalaman dan praktek. Poin penting dari program IRRS 64 ―Globalized Peer Evaluation Exercise Lauded by Member States: IAEA Regulatory Review Service Gains Traction ” sebagaimana dimuat dalam http:www.iaea.orgNewsCenterNews2008peerevaluation.html terakhir diakses pada tanggal 27 juli 2015 pukul 19.30 65 Koesrianti. Op.cit Hlm 10 Universitas Sumatera Utara terletak pada kesediaan negara anggota untuk direview oleh tim ahli internasional dengan menggunakan standard keselamatan IAEA. Program ini telah dilaksanakan di beberapa negara, antara lain, Romania, Inggris, Perancis, Australia, Jepang, Mexico, dan Spanyol.. Negara-negara sepakat bahwa program IRRS ini perlu dilakukan oleh semua negara karena dengan program ini maka akan terbentuk suatu komunitas nuklir global the global nuclear community yang memberikan validasi bagi negara anggota IAEA, dan yang paling penting dapat membentuk suatu jaringan internasional ahli nuklir dan meningkatkan keselamatan pemanfaatan nuklir internasional dengan cara mencegah terjadinya kecelakaan-kecelakaan fatal 66 . Berkaitan dengan hal tersebut statuta IAEA menetapkan pilar dasar dari pembentukan IAEA yaitu mengenai : 1. Keselamatan dan keamanan safety and security 2. Ilmu dan Teknologi Science and Technology 3. Pengamanan dan Verifikasi Safeguards and Verification Untuk mencapai tiga pilar dari pembentukan tersebut, IAEA mempunyai fungsi pokok yaitu : 1. Pemeriksaan Inspection fasilitas energy nuklir negara anggota yang secara nyata digunakan untuk tujuan damai; 2. Menetapkan ketentuan dan standar tertentu untuk menjamin fasilitas energy nuklir seluruh negara anggota dalam keadaan stabil 3. Berperan sebagai pusat jaringan hub bagi para ilmuwan dalam mencari dan menerapkan teknologi nuklir untuk tujuan damai 66 Koesrianti Op.cit hlm 5 Universitas Sumatera Utara Peran IAEA dalam upaya keamanan global sebagai tindak lanjut dari Traktat NPT didasarkan pada perangkat hukum yaitu perjanjian keselamatan comprehensive Comprehensive Safeguard Agreement dan protocol tambahan Additional Protocols dan cara-cara lainnya seperti Small Quantities Protocol. Sedangkan system pengamanan IAEA berupa tindakan-tindakan independen IAEA dengan membuat sebuah Verifikasi yang didasarkan pada pernyataan yang dibuat oleh negara-negara anggota tentang bahan-bahan nuklir yang dimiliki negaranya dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengannya 67 . IAEA dalam melaksanakan fungsinya sebagai badan pengawas atom internasional, juga mengawasi terhadap perjanjian-perjanjian atau konvensi- konvensi mengenai nuklir yang ada di dunia, beberapa perjanjian yang ada dibawah pengawasan IAEA antara lain adalah 68 : a. TraktatKonvensi Internasional Tentang Keselamatan Nuklir safety: 1. Konvensi Keselamatan Nuklir Nuclear Safety Convention 2. Convention on Early Notification of a Nuclear Accident 3. Convention on Assistance in the Case of a Nuclear Accident or Radiological Emergency 4. Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material 5. Code of Conduct on the Safety and Security of Radioactive Sources 67 Ibid; hlm 8 68 Berbagai konvensi internasional mengenai nuklir ‖ sebagaimana dimuat dalam http:www.infonuklir.comPemasyarakatanSosialisasisosialisasi.html terakhir diakses pada tanggal 19 agustus 2015 pukul 14.00 Universitas Sumatera Utara 6. Code of Conduct on the Safety of Research Reactors b. TraktatKonvensi Internasional Tentang Keamanan Nuklir security: 1. Convention on the Physical Protection of Nuclear Material 2. Amendment to the Convention on the Physical Protection of Nuclear Material 3. Code of Conduct on the Safety and Security of Radioactive Sources 4. International Convention for the Suppression of Acts of Nuclear Terrorism. Adopted 13 April 2005 5. Joint Convention on the Safety of Spent Fuel Management and on the Safety of Radioactive Waste Management the Joint Convention 6. Treaty for the Prohibition of Nuclear Weapons in Latin America Tlateloco Treaty 7. Convention on Assistance in the Case of a Nuclear Accident or Radiological Emergency c. TraktatKonvensi Internasional Tentang Pengawasan Nuklir safeguards: 1. Treaty on the Non-proliferation of Nuclear Weapons NPT 2. Treaty on the Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone Treaty of Bangkok 3. The Structure and Content of Agreements Between the Agency and States Required in Connection with the Treaty on the Non- proliferation of Nuclear Weapons Universitas Sumatera Utara 4. Model Protocol Additional to the Agreement Between States and the International Atomic Energy AgencyIAEA for the Application of Safeguards 5. The African Nuclear Weapon Free Zone Treaty Pelindaba Treaty including Annexes and Protocols; and Cairo Declaration 6. South Pasific Nuclear Free Zone Treaty Rarotonga Treaty; dan protokol-protokolnya 7. Convention on the Prevention of the Marine Pollution by Dumping of Wastes and other Matter London Dumping Convention Depositary: International Maritime Organization, London 8. Third Agreement to Extend the 1987 Regional Co-operative Agreement for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and Technology RCA 9. African Regional Co-operative Agreement for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and Technology AFRA – Third Extension 10. Co-operative Agreement for Arab States in Asia for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and Technology in ARASIA 11. Co-operative Agreement for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and Technology in Latin America and the Caribbean ARCAL Universitas Sumatera Utara d. TraktatKonvensi Internasional Tentang Pertanggungjawaban Kerugian Nuklir liability: 1. Paris Convention 1960 2. Brussels Supplementary Convention 1963 3. Vienna Convention on Civil Liability for Nuclear Damage 1963 4. Joint Protocol Relating to the Application of the Vienna Convention and the Paris Convention, 1988 5. Convention on Supplementary Compensation for Nuclear Damage 1997 6. Protocol Revising 2004 the Paris and Brussels Convention 7. Protocol to Amend the Vienna Convention on Civil Liability for Nuclear Damage Convention on Supplementary Compensation for Nuclear Damage Perangkat-perangkat internasional mengenai tenaga nuklir baik itu yang berupa konvnesi ataupun traktat, harus dipatuhi oleh para negara anggotanya, penjatuhan sanksi dapat dikenakan jika suatu negara terbukti melakukan pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati tersebut, seperti penyalahgunaan pemanfaatan tenaga nuklir. Penjatuhan sanksi terhadap negara yang melanggar ketentuan dalam perjanjian tersebut dapat berupa Resolusi Dewan keamanan PBB 69 yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh dewan keamanan 69 Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa United Nations Security Council resolution adalah resolusi PBB yang ditetapkan lewat pemungutan suara oleh lima anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap dari Dewan Keamanan PBB dengan tanggung jawab utama bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Piagam PBB menetapkan dalam Pasal 27 bahwa konsep resolusi pada non-prosedural jika hal itu diadopsi sembilan atau lebih dari lima belas anggota Dewan Keamanan untuk memilih resolusi serta jika tidak dipergunakannya hak tolak oleh salah satu dari lima anggota tetap Universitas Sumatera Utara PBB sebagai badan yang bertugas untuk mengawasi dan memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Indonesia sebagai negara yang setuju terhadap Nonproliferasi nuklir ikut bergabung dalam beberapa konvensi internasional tentang nuklir sebagai bentuk sikap setuju terhadap pelarangan penggunaan senjata nuklir, dan beberapa diantara konvensi yang telah diratifikasi oleh Indonesia antara lain adalah : 1. Non-Proliferation Treaty NPT diratifikasi melalui UU Nomor 8 Tahun 1978; 2. Joint Convention on the Safety of Spent Fuel Management and the Safety of Radioactive Waste Management, Protocol to Amend the Vienna Convention, dan Supplementary Compensation for Nuclear Damage, Bilateral cooperation and supply agreement, belum diratifikasi namun telah ditandatangani pada tahun 1997 3. Treaty on the Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone diratifikasi melalui UU Nomor 9 Tahun 1997; 4. Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty CTBT diratifikasi melalui UU Nomor 1 Tahun 2012; Pada dasarnya semua konferensi internasional mengenai nuklir adalah untuk mengupayakan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai serta mencegah dan membatasi suatu negara untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk kepentingan militer. Konvensi internasional mengenai nuklir juga bukan semata menjadi pengawasan terhadap senjata nuklir, tetapi juga untuk mencegah senjata nuklir tersebut menyebar baik itu ke negara-negara yang dikategorikan Universitas Sumatera Utara sebagai Nuclear Weapon State NWS, maupun juga negara yang dikategorikan sebagai Nuclear Non Weapon State NNWS. Semua negosiasi mengenai perlucutan dan pengawasan senjata nuklir sebenarnya bukan hanya dimaksudkan untuk mengadakan pengawasan terhadap senjata nuklir, tetapi juga untuk mencegah penyebarannya ke negara lain. Dengan demikian tujuan utama yang paling mendesak adalah mencegah proliferasi senjata nuklir, baik secara vertical maupun horizontal, dengan tujuan jangka panjang untuk menghapuskan senjata-senjata maut tersebut sama sekali dari muka bumi 70 . C. Pengaruh Penemuan Nuklir Terhadap Negara Anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir Penemuan teknologi Nuklir memang sangat berguna bagi manusia, namun disamping itu, nuklir juga mempunyai efek samping yang sangat luar biasa jika tidak digunakan dengan baik. Mengingat kecelakaan reaktor nuklir di Chernobyl dan mengigat kota Hiroshima dan Nagasaki yang hancur karena diledakkan oleh bom nuklir, maka nuklir sering dipandang sebagai teknologi yang membahayakan bagi umat manusia, padahal jika dilihat dari sisi positifnya, nuklir sangat bermanfaat dalam kehidupan manusia, selain sebagai pembangkit listrik, uranium yang sebagai bahan dasar dalam nuklir juga berguna dalam bidang medis. Nuklir dianggap berbahaya, oleh karena hal inilah lahir perjanjian- perjanjian yang membatasi penggunaan nuklir, agar tidak disalahgunakan dan juga agar tidak terulang kembali kejadian-kejadian yang terjadi pada saat perang dunia II, diantara perjanjian-perjanjian tersebut ada yang disebut dengan 70 Dian Wirengjurut Loc.cit Universitas Sumatera Utara Perjanjian Nonproliferasi Nuklir, yaitu suatu perjanjian yang membatasi penggunaan dan pengembangan teknologi nuklir bagi Negara-negara anggota nya, dan dianggap untuk menjaga stabilitas keamanan dunia dari hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa muncul akibat teknologi nuklir. Nuklir sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, hal ini lah juga menjadi dasar dari isi perjanjian Nonproliferasi Nuklir yang dimana dalam pokok pembahasannya, dibahas mengenai penggunaan nuklir untuk tujuan damai dan manfaat-manfaat yang ada pada nuklir dan berguna bagi kehidupan manusia antara lain adalah 71 :

1. Dalam Bidang Kesehatan

Dalam dunia kesehatan nuklir bagaikan dua buah sisi mata uang, dapat berefek positif maupun negatif. Nuklir digunakan dalam dunia kesehatan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit sekaligus dapat pula memberikan terapi, seperti terapi three dimensional conformal radiotherapy 3D-CRT, yang dapat mengembangkan metode pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya. Dengan teknik ini, kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi, bahkan tanpa merusak jaringan lainnya. Saat ini aplikasi klinis kedokteran nuklir mencakup : a. Mendiagnosa penyakit seperti kanker, neurologis gangguan misalnya, Alzheimer dan penyakit Parkinson, dan kardiovaskular penyakit pada tahap awal mereka melalui penggunaan perangkat 71 Teknologi Nuklir sebagaimana dimuat dalam https:id.wikipedia.orgwikiTeknologi nuklir diakses pada tanggal 18 agustus 2015 pukul 20.00 Universitas Sumatera Utara pencitraan termasuk PET CT positron emission tomography computed tomography dan SPECT CT emisi photon tunggal dihitung tomography computed tomography b. Memberikan pengobatan molekuler kepada target kanker, dan beberapa gangguan endokrin termasuk tiroid penyakit dan tumor neuroendokrin; c. Menentukan kandungan mineral tubuh dengan teknik pengaktifan neutron terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn, dsb sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional. d. Mengukur kerapatan tulang dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma atau sinar-X, maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang.

2. Bidang Teknologi: Mendirikan PLTN

Hal yang paling penting dalam teknologi nuklir dan dianggap sebagai solusi dari kelangkaan energi, mengigat energy yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir sangat besar a. Pemakaian PLTN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir tidak memakan banyak ruang, tidak mencemari lingkungan. b. Energi nuklir adalah jauh bentuk paling terkonsentrasi energi, sehingga dapat diproduksi dalam jumlah besar selama jangka waktu yang singkat. Universitas Sumatera Utara c. Sebagai pengganti bahan bakar yang cenderung lama dalam proses pembentukan, cadangan minyak dan jenis bahan bakar fosil lainnya cenderung kehabisan di beberapa titik. d. Salah satu manfaat paling signifikan dari energi nuklir adalah bahwa tanaman nuklir akan menghasilkan energi bahkan setelah batubara dan minyak menjadi langka. Dengan demikian, tanaman nuklir memainkan peran utama dalam produksi energi. e. Energi yang dihasilkan lebih banyak. Bahkan setelah membakar beberapa juta ton batubara atau beberapa juta barel minyak, satu ton uranium menghasilkan lebih banyak energi. f. Produksi energi nuklir juga ramah lingkungan, tidak mengotori lingkungan dan karenanya, menurunkan ketergantungan pada penyebab polusi bahan bakar fosil. g. Tanaman Nuklir membutuhkan ruang lebih sedikit, karena itu dapat ditanam di ruang terbatas. h. Bila dibandingkan dengan batubara dan minyak, energi nuklir adalah jauh terkonsentrasi sebagian besar bentuk energi.

3. Bidang Pertanian

Peran nuklir di bidang pertanian dalam pemanfaatan sinar radioaktif sangat besar, yaitu sebagai berikut: a. Mutasi tanaman untuk menemukan varietas unggul. Sinar radioaktif yang biasanya digunakan untuk mutasi adalah sinar gamma yang dipancarkan dari radioaktif Cobalt-60. Contohnya adalah padi atomita dan kedelai muria. Universitas Sumatera Utara b. Pemberantasan hama tanaman. Penggunaan sinar radioaktif untuk pemberantasan hama tidak untuk mematikan hama tetapi untuk memandulkan hama. Dengan penggunaan teknik ini, maka populasi hama akan menurun secara lambat dan bertahap tanpa mengganggu ekosistem. c. Pengawetan makanan. Dilakukan agar bahan makanan yang disimpan tidak mudah rusak. Pengawetan makanan secara tradisional seperti pengeringan, pemanasan, dan pengasapan masih memiliki kekurangan karena pada jenis makanan tertentu sifat makanan dapat berubah, ditumbuhi jamur, dan dapat diserang serangga. Penemuan cara pengawetan dengan teknik radiasi dapat meminimalkan kerusakan yang terjadi pada makanan. Bagi Negara yang menandatangani perjanjian nonproliferasi nuklir, pengembangan teknologi nuklir bukan lah sesuatu yang dilarang, dalam perjanjian nonproliferasi nuklir dinyatakan bahwa negara yang tidak mempunyai teknologi nuklir diperbolehkan untuk mengembangkan teknologi nuklir baik itu mengeksplor bahan uranium dan mengeksploitasinya selama untuk kepentingan damai dan tidak ada indikasi akan menggunakannya untuk senjata nuklir. Kebanyakan negara maju menggunakan teknologi nuklir sebagai pembangkit listrik dikarenakan sumber energy yang dihasilkan oleh nuklir sangat besar, dan didalam perjanjian nonproliferasi nuklir dijelaskan bahwa negara maju harus membantu negara berkembang untuk pengembangan teknologi nuklir bagi kepentingan damai. Universitas Sumatera Utara Negara yang sudah memiliki teknologi nuklir dilarang untuk mengalihkan teknologi nuklir yang digunakan untuk kepentingan damai menjadi teknologi nuklir untuk kepentingan militer 72 , sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 1 Nonproliferation Treaty “Each nuclear-weapon State Party to the Treaty undertakes not to transfer to any recipient whatsoever nuclear weapons or other nuclear explosive devices or control over such weapons or explosive devices directly, or indirectly; and not in any way to assist, encourage, or induce any non- nuclear-weapon State to manufacture or otherwise acquire nuclear weapons or other nuclear explosive devices, or control over such weapons or explosive devices 73 ”. Negara-negara yang menandatangani perjanjian nonproliferasi nuklir harus setuju mengenai setiap hal yang diatur dalam perjanjian tersebut. Semenjak perjanjian tersebut dibuat pada tahun 1968 di finlandia, lebih dari 180 negara ikut menandatangani dan menyetujui perjanjian ini, bahkan 170 diantaranya setuju untuk melanjutkan tanpa batas waktu dan syarat. Saat Menandatangani perjanjian ini, disaat itu juga suatu negara tersebut harus mematuhi yang dilarang dalam perjanjian ini, seperti pelarangan pengembangan nuklir untuk kepentingan militer dan juga hal-hal lain mengenai nuklir yang dianggap dapat membahayakan stabilitas keamanan dunia. 72 Perjanjian NonProliferasi Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam https:id.wikipedia.orgwikiPerjanjian_Nonproliferasi_NuklirIsi_Perjanjian terakhir diakses pada tanggal 17 agustus 2015 pukul 3.34 AM 73 ―2005 review conference of the parties to the treaty on the Nonproliferation of nuclear weapon NPT” sebagaimana dimuat dalam http:www.un.orgenconfnpt2005npttreaty.html terakhir diakses pada tanggal 17 agustus 2015 pukul 3.38 AM Universitas Sumatera Utara Sebelum diadakannya perjanjian ini, sudah ada beberapa negara yang dianggap telah berhasil mengembangkan teknologi nuklirnya untuk kepentingan militer dan jika ingin menjadi anggota dari perjanjian ini, maka negara tersebut harus menghentikan proyeknya atau mengalihfungsikan proyek tersebut untuk kepentingan damai, kecuali bagi kelima negara anggota tetap dewan keamanan PBB yang mendapat hak khusus sebagai negara yang diperbolehkan untuk memiliki senjata nuklir sebagaimana yang diatur dalam perjanjian nonproliferasi nuklir. Beberapa negara yang terkenal dengan teknologi nuklirnya menghentikan proyek nuklir untuk kepentingan militer dan mengalihfungsikannya kepada teknologi nuklir untuk kepentingan damai, begitu juga dengan negara seperti Korea Utara 74 yang terkenal dengan rezim militernya pernah menjadi anggota perjanjian nonproliferasi nuklir tetapi kemudian menarik diri pada 10 Januari 2003. Pada Februari 2005 Korea Utara mengklaim telah memiliki sejumlah senjata nuklir aktif. Walaupun diragukan sejumlah ahli, karena Korea Utara kurang dalam melakukan uji coba. Pada Oktober 2006, Korea Utara mengatakan seiring dengan tekanan oleh Amerika Serikat, akan mengadakan sejumlah uji coba nuklir sebagai konfirmasi atas status nuklirnya. Korea Utara melaporkan sebuah uji coba nuklir yang sukses pada 9 Oktober 2006. Kebanyakan pejabat intelejensi AS mempercayai bahwa sebuah uji coba nuklir telah dilangsungkan seiring dengan dideteksinya isotop radioaktif oleh angkatan udara AS, akan tetapi kebanyakan pejabat setuju bahwa uji coba tersebut kemungkinan 74 Korea Utara, secara resmi disebut Republik Demokratik Rakyat Korea adalah sebuah negara di Asia Timur, yang meliputi sebagian utara Semenanjung Korea. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Pyongyang Universitas Sumatera Utara hanya mengalami sedikit keberhasilan, dikarenakan daya ledaknya yang hanya berkisar kurang dari 1 kiloton 75 . Indonesia menandatangani NPT pada 2 Maret 1970 dan pada 18 Desember 1978, Indonesia meratifikasi NPT dengan Undang-Undang No 8 Tahun 1978. Dalam rangka pelaksanaan safeguards sesuai NPT, Indonesia telah menandatangani Agreement Between the Republic of Indonesia and the International Atomic Energy Agency for the Application of Safeguards in Connection with the Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons pada 14 Juli 1980. Dengan demikian Indonesia mempunyai kewajiban hukum untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ada di NPT sekaligus mengijinkan IAEA untuk melakukan verifikasi terhadap pemanfaatan nuklir di Indonesia. Penemuan teknologi nuklir sangat berguna bagi kehidupan manusia apabila dipergunakan secara tepat, dan dianggap sebagai hal yang mendatangkan bencana apabila tidak dipergunakan secara bijaksana, hal ini yang membuat khawatir terhadap penggunaan teknologi nuklir, sehingga dalam perjanjian Nonproliferasi Nuklir ditegaskan tentang pelucutan senjata nuklir dan hanya Negara yang diperbolehkan untuk memiliki senjata nuklir lah yang boleh untuk memiliki senjata nuklir, atau disebut juga dengan Nuclear Weapon State. Dalam pembukaan perjanjian nonproliferasi nuklir pasal 6, menerangkan bahwa negara- negara NWS Nuclear Weapon State berusaha mencapai rencana untuk mengurangi dan membekukan simpanan mereka. Pasal 6 juga menyatakan 75 Satuan jumlah energi yang dilepaskan ketika sebuah senjata nuklir diledakkan yang dirumuskan setara dengan massa trinitrotoluene TNT dalam kiloton ribuan ton TNT atau megaton jutaan ton TNT, tetapi kadang-kadang ditulis juga dalam terajoule atau TJ 1 kiloton TNT = 4,184 TJ Universitas Sumatera Utara Perjanjian dalam perlucutan umum dan lengkap di bawah kendali internasional yang tegas dan efektif, sebagaimana dinyatakan dalam pasal 6 NPT 76 “Each of the Parties to the Treaty undertakes to pursue negotiations in good faith on effective measures relating to cessation of the nuclear arms race at an early date and to nuclear disarmament, and on a treaty on general and complete disarmament under strict and effective international control ” 77 . Untuk menghindari timbulnya Negara dengan kekuatan senjata nuklir, dalam perjanjian Nonproliferasi Nuklir dijelaskan juga mengenai pelarangan penyerahan teknologi atau pembujukan bagi Negara yang memiliki senjata nuklir atau Nuclear Weapon State dan hal ini merupakan hal yang dilarang, sesuai Dalam Pasal I Perjanjian Nonproliferasi Nuklir yaitu negara-negara pemilik senjata nuklir NWS menyatakan untuk tidak ―membujuk negara non-Nuklir manapun untuk mendapatkan senjata nuklir. Doktrin serangan pre-emptive dan bentuk ancaman lainnya bisa dianggap sebagai bujukan godaan oleh negara- negara non-NWS 78 . Yang mana sesuai dengan pasal 1 NPT “Each nuclear-weapon State Party to the Treaty undertakes not to transfer to any recipient whatsoever nuclear weapons or other nuclear explosive devices or control over such weapons or explosive devices directly, or 76 Perjanjian NonProliferasi Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam https:id.wikipedia.orgwikiPerjanjian_Nonproliferasi_NuklirIsi_Perjanjian terakhir diakses pada tanggal 17 agustus 2015 pukul 3.34 AM 77 ―2005 review conference of the parties to the treaty on the Nonproliferation of nuclear weapon NPT‖ sebagaimana dimuat dalam http:www.un.orgenconfnpt2005npttreaty.html terakhir diakses pada tanggal 17 agustus 2015 pukul 3.38 AM 78 Status negara dalam perjanjian nonproliferasi yang tidak dibenarkan untuk memiliki senjata nuklir Universitas Sumatera Utara indirectly; and not in any way to assist, encourage, or induce any non- nuclear-weapon State to manufacture or otherwise acquire nuclear weapons or other nuclear explosive devices, or control over such weapons or explosive devices ” 79 . Pasal 10 menyatakan bahwa negara manapun dapat mundur dari perjanjian jika diputuskan bahwa peristiwa luar biasa, yang berkaitan dengan subyek Perjanjian ini, telah membahayakan kepentingan tertinggi negaranya. Ini akan memberikan pemberitahuan penarikan tersebut kepada semua Pihak lainnya pada Perjanjian dan ke Dewan Keamanan PBB tiga bulan di muka. Pemberitahuan tersebut harus mencakup pernyataan dari peristiwa luar biasa itu menganggap sebagai memiliki membahayakan kepentingan tertingginya 80 . Yang mana sesuai dengan pasal 10 NPT ayat 1 : “Each Party shall in exercising its national sovereignty have the right to withdraw from the Treaty if it decides that extraordinary events, related to the subject matter of this Treaty, have jeopardized the supreme interests of its country. It shall give notice of such withdrawal to all other Parties to the Treaty and to the United Nations Security Council three months in advance. Such notice shall include a statement of the extraordinary events it regards as having jeopardized its supreme interests ” 81 . 79 ―2005 review conference of the parties to the treaty on the Nonproliferation of nuclear weapon NPT‖ sebagaimana dimuat dalam http:www.un.orgenconfnpt2005npttreaty.html terakhir diakses pada tanggal 17 agustus 2015 pukul 3.44 AM 80 ― Perjanjian Nonproliferasi Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam http: id.wikipedia.orgwikiperjanjian_non_proliferasi_Nuklir terakhir diakses pada tanggal 18 agustus pukul 22.00 81 ―The treaty on the non-proliferation of nuclear weapons‖ sebagaimana dimuat dalam http:www.un.orgenconfnpt2005npttreaty.html terakhir diakses pada tanggal 18 agustus pukul 22.00 Universitas Sumatera Utara Mengingat kembali mengenai sejarah kelam tentang bahaya nuklir, banyak tekanan dari berbagai pihak dalam suatu negara untuk tidak menggunakan teknologi nuklir dalam mengatasi masalah energy, namun jika digunakan dengan baik dan benar, nuklir merupakan suatu jalan keluar dari krisis energy yang dihadapi oleh beberapa negara, karena pentingnya nuklir sebagai alternative energy, maka penggunaan teknologi nuklir bukan lah sesuatu yang dilarang jika digunakan untuk tujuan damai. Perjanjian Nonproliferasi nuklir menyatakan bahwa negara-negara maju yang tergolong sebagai pemilik teknologi nuklir dapat membantu negara-negara yang belum memiliki teknologi nuklir dalam mengembangkan teknologinya, ini merupakan suatu keuntungan yang didapat jika bergabung dalam perjanjian Nonproliferasi nuklir bagi negara yang belum memiliki teknologi nuklir. Negara maju yang membantu negara lain untuk mengembangkan teknologi nuklir juga mendapat keuntungan dengan berinvestasi terhadap proyek pengembangan nuklir. Universitas Sumatera Utara BAB III TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI PERJANJIAN NONPROLIFERASI NUKLIR

A. Terbentuk dan Berkembangnya Perjanjian Proliferasi Nuklir