Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI PERJANJIAN
NONPROLIFERASI NUKLIR
A. Terbentuk dan Berkembangnya Perjanjian Proliferasi Nuklir
NonProliferation Treaty
Permasalahan mengenai nuklir membuat negara-negara hingga komunitas internasional menciptakan suatu aturan yang berbentuk traktat, hukum, dan
perjanjian, hingga terbentuklah perjanjian Nonproliferasi nuklir yang bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir secara lebih lanjut.
Sebelum NPT terbentuk, International Atomic and Energy Agency IAEA yang merupakan organisasi internasional di bawah naungan PBB yang
menetapkan aturan perlindungan teknis mengenai pengaturan penggunaan material nuklir secara damai dan kesepakatan pengadaan inspeksi secara berkala
terhadap negara-negara anggota perjanjian nonproliferasi nuklir yang dikenal dengan IAEA Safeguards
82
. IAEA pertama kali dicetuskan pada tahun 1957 di Vienna yang diikuti oleh 126 negara. Fungsinya tidak hanya melakukan
pengawasan monitoring maupun inspeksi kepada negara-negara anggota, namun juga ke negara-negara bukan anggota yang memiliki material nuklir seperti India,
Israel, dan Pakistan, dengan adanya ijin atau permintaan dari negara yang bersangkutan, tujuannya adalah untuk memastikan bahwa negara-negara yang
memiliki material nuklir tidak akan mengembangkannya menjadi senjata. Selain itu IAEA memiliki kuasa terhadap negara-negara anggotanya berupa inspeksi
82
Merupakan teknis mengenai pengaturan penggunaan material nuklir secara damai dan kesepakatan pengadaan inspeksi secara berkala terhadap negara-negara anggotanya
Universitas Sumatera Utara spesial yang dapat dilakukan bahkan di situs atau tempat yang tidak menggunakan
material nuklir. IAEA juga berhak atas adanya keterbukaan informasi mengenai instalasi-instalasi nuklir, dan juga data lengkap atas ekspor, impor, maupun
produksi material nuklir. Selain itu, jumlah material nuklir, kegunaan, dan juga proyek penelitian yang melibatkan adanya proses pengayaan uraniaum atau pun
plutonium harus dilaporkan secara berkala kepada IAEA. Sistem inspeksi atau IAEA Safeguards ini lalu digunakan sebagai salah satu elemen penting dalam
rangka melengkapi perjanjian nonproliferasi nuklir
83
. Seiring dengan berjalannya waktu dimana makin banyak negara yang
menguasai teknologi nuklir, keprihatinan muncul karena disadari bahwa cepat atau lambat banyak negara akan memiliki senjata nuklir. Di sisi lain, ketentuan
pengawasan yang terdapat dalam Statuta IAEA dirancang sangat ringkas, yang hanya meliputi reaktor nuklir individual dan suplai bahan bakar nuklir, jelas tidak
cukup untuk mencegah terjadinya proliferasi senjata nuklir. Oleh karena itu, muncul suatu keinginan akan adanya suatu komitmen internasional yang sifatnya
mengikat secara hukum sehingga dapat mencegah meluasnya penyebaran penggunaan senjata nuklir di samping usaha-usaha kerjasama untuk
pemusnahannya. Hal ini terwujud pada tahun 1968 dengan disetujuinya Traktat NPT Non Proliferation Treaty.
Perjanjian nonproliferasi nuklir ini dibuat dengan tiga pilar utama, yaitu : 1.
Non-Proliferasi; 2.
Perlucutan; 3.
Hak untuk menggunakan teknologi nuklir untuk tujuan damai
83
Rizqi Diana. “Studi Kasus: Rezim Non-Proliferasi Nuklir Internasional”diakses
melalui Rizki-diana-fisip13.web.unair.ac.idartikel_detail-108379_rezim_nonpoliferasi.html diakses pada tanggal 14 agustus 2015
Universitas Sumatera Utara Tujuan utama dari NPT adalah untuk mencegah penyebaran senjata nuklir
melalui keberadaan tiga pokok utama yang menjadi pembahasan dalam NPT. NPT dianggap sebagai alat untuk menahan penyebaran senjata nuklir. Ini adalah
perannya dalam kebijakan non-proliferasi dari banyak negara, terutama terhadap negara anggota dewan keamanan PBB yang diperbolehkan untuk memiliki senjata
Nuklir. Dalam perkembangannya, sejak NPT diperpanjang secara tidak terbatas
indefinite extension pada tahun 1995, terdapat konsesi yang diberikan oleh negara-negara NWS kepada negara-negara NNWS yang dikenal sebagai
mekanisme strengthened review process SRP. Mekanisme ini tertuang dalam Decision 1 dari Sidang NPT Review and Extension Conference NPTREC tahun
1995 dan kemudian diperkuat dengan kesepakatan berjudul Improving the Effectiveness of the Strengthened Review Process for the NPT yang merupakan
hasil Sidang Revcon NPT tahun 2000
84
. Sesuai ketentuan di dalam Traktat, seluruh negara pihak melakukan
pertemuan Review Conference setiap 5 tahun dengan tujuan untuk mengkaji implementasi berbagai ketentuan yang terdapat di dalam NPT sekaligus
menyepakati hal-hal yang perlu dilakukan di masa mendatang untuk memperkuat NPT. Memasuki tahun 2009, seiring dengan perubahan administrasi di AS, telah
terdapat atmosfir yang lebih mendukung pada kemajuan pembahasan isu perlucutan senjata nuklir. Perkembangan positif terlihat pada PrepCom Ketiga
NPT Review Conference 2010 yang dilaksanakan bulan Mei 2009 di New York yang berhasil menyepakati agenda untuk NPT Review Conference 2010.
84
―Isu-isu Khusus Traktat Non-Proliferasi Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam http:www.kemlu.go.idPagesIIssueDisplay.aspx diakses pada tanggal 24 agustus 2015
Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, dalam sidang UNDC pada tahun 2009 walaupun belum dihasilkan
laporan substantif, namun dirasakan adanya perubahan mood dalam pembahasan yang antara lain dipengaruhi oleh joint statement Presiden Obama dan Dmitry
Medvedev
85
to achieving a nuclear free world
86
pada awal April 2009. Dibandingkan tahun sebelumnya, pembahasan di dalam sidang mengalami
kemajuan karena setiap delegasi mulai tergerak untuk membahas substansi, khususnya dalam isu nuclear disarmament
87
. Pada tahun 2010, berbagai perubahan yang terjadi sejak tahun 2009 telah
memberikan pengaruh positif pada diplomasi multilateral di bidang perlucutan senjata
88
. Nuclear Non-Proliferation Treaty NPT merupakan salah satu bentuk dari perjanjian tentang pelarangan nuklir untuk kepentingan militer paling awal
yang menindak lanjuti traktat yang dibuat pada tahun 1963 mengenai pelarangan adanya uji coba senjata nuklir di udara, angkasa, maupun di bawah laut. NPT
kemudian menetapkan aturan mengenai kepemilikan senjata nuklir, baik bagi negara yang memiliki senjata nuklir, juga bagi negara yang tidak memiliki senjata
nuklir. Negara yang memiliki senjata nuklir dilarang mendistribusikan senjata nuklir tersebut kepada negara-negara yang tidak memiliki senjata nuklir. Selain
itu, dalam NPT ini juga terdapat kesepakatan antar negara-negara yang memiliki nuklir seperti Amerika, Inggris, Rusia, Cina, serta Prancis untuk menghentikan
85
Perdana Menteri kesepuluh Rusia saat ini, menjabat sejak 2012. Sebelumnya menjabat sebagai Presiden ketiga Rusia, dari tahun 2008 sampai 2012 Ketika dia menjabat pada usia 42, ia
adalah yang termuda dari tiga Presiden Rusia yang sebelumnya pernah menjabat.
86
Merupakan pernyataan yang dikeluarkan oleh presiden Amerika serikat Barrack Obama dengan mantan presiden rusia Dmitry Medvedev tentang nuklir untuk tujuan damai
87
http:www.kemlu.go.idPagesIIssueDisplay.aspx. Loc.cit
88
keberhasilan Sidang 2010 NPT Review Conference yang telah berlangsung pada pada tanggal 3-28 Mei 2010 di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, di mana seluruh
Delegasi telah berhasil menyepakati Final Document terkait dengan upaya-upaya yang akan dilakukan dalam memperkuat rezim non-proliferasi dan perlucutan senjata nuklir di bawah NPT.
Hal ini sangat berbeda dengan situasi yang terjadi pada Review Conference NPT tahun 2005, di mana para Delegasi tidak berhasil mencapai kesepakatan substantif apapun.
Universitas Sumatera Utara pengembangan senjata nuklirnya, sedangkan bagi negara yang tidak memiliki
senjata nuklir dilarang untuk mengembangkan senjata nuklir. Negara-negara yang memiliki energi nuklir yang kemudian dimanfaatkan sebagai industri, teknologi,
tenaga pembangkit atau untuk peaceful nuclear energy diperbolehkan untuk mengembangkannya, dengan syarat segala material yang digunakan untuk proyek
pengembangan nuklir harus mendapat persetujuan dari Badan Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency dan juga harus bersedia untuk membuka
negaranya akan adanya inspeksi-inspeksi dari International Atomic Energy Agency IAEA, serta menaati aturan perlindungannya yaitu IAEA Safeguards.
Peraturan-peraturan tersebut berlaku bagi seluruh negara yang telah setuju menandatangani NPT sampai saat ini negara yang bergabung dalam NPT
berjumlah 180 negara non-nuklir, serta 5 negara awal pemilik nuklir yaitu Amerika, Inggris, Rusia, Cina, dan Prancis
89
. Di samping Traktat NPT, pada Juni 1996 Konferensi Perlucutan Senjata di
Jenewa, telah berhasil menyelesaikan Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji Coba Nuklir atau Comprehensive Test Ban Treaty selanjutnya disebut CTBT dan pada
10 September 1996 diterima oleh Majelis Umum PBB dan terbuka untuk ditandatangani pada 24 September 1996. Saat ini perjanjian ini telah
ditandatangani oleh 176 negara dan sudah diratifikasi oleh 135 negara.7 Dalam ketentuannya dinyatakan bahwa Traktat ini akan berlaku jika telah ditanda tangani
dan diratifikasi oleh 44 negara pemilik reaktor nuklir yang tercantum pada Annex II Traktat dimana Indonesia termasuk didalamnya. Indonesia sudah
menandatangani tetapi belum meratifikasi Perjanjian ini, sedangkan Korea Utara,
89
http:www.kemlu.go.idPagesIIssueDisplay.aspx. Loc.cit
Universitas Sumatera Utara India, dan Pakistan yang ditenggarai mempunyai senjata nuklir belum melakukan
tanda tangan maupun ratifikasi Perjanjian tersebut.
B. Pengaturan Mengenai Nuklir Sesuai Dengan Perjanjian NonProliferasi