Gambaran Umum Objek Penelitian Pembahasan

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berwilayah di Jakarta dengan kriteria yang mempunyai jabatan dari junior auditor sampai manajer. Pada dasarnya peneliti melakukan pemilihan beberapa Kantor Akuntan Publik untuk menjadi sasaran penyebaran kuesioner. Dalam hal ini peneliti mendatangi langsung Kantor Akuntan Publik yang terdapat di wilayah Jakarta Daftar nama KAP dan wilayah penyebaran kuesioner dapat ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Wilayah dan Nama KAP No Nama Kantor Akuntan Publik Wilayah 1 Tjahjadi, Pradhono Teramihardja Jakarta Selatan 2 Rasin, Ichwan dan Rekan Jakarta Selatan 3 Tasnim Ali Widjanarko Rekan Jakarta Selatan 4 Hasnil, M. Yasin Rekan Jakarta Pusat 5 Usman Rekan Jakarta Selatan 6 Herman, Dody, Tanuwijaya Rekan Jakarta Selatan Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010 41 42 Penyebaran kuesioner dilakukan dari awal bulan Juni 2010, sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan data dilakukan sampai akhir Juni 2010. Kuesioner yang disebar sebanyak 70 buah dan dari jumlah tersebut yang kembali sebanyak 50 buah kuesioner dan dapat diolah seluruhnya. Hal ini dapat ditunjukan dalam table berikut: Tabel. 4.2 Sample dan Tingkat Pengembalian Kuesioner Keterangan Jumlah Penyebaran Kuesioner 70 Kuesioner yang kembali 50 Kuesioner yang tidak kembali 20 Kuesioner yang bisa diolah 50 Tingkat pengembalian Response rate 71 Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010 Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari 70 kuesioner yang disebarkan yang dapat terkumpul sebanyak 50 buah kuesioner. Tingkat pengembalian yang diperoleh adalah sebesar 71 dari total kuesioner. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 20 kuesioner atau sebesar 29. Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian kuesioner yang cukup tinggi karena peneliti mendatangi langsung Kantor Akuntan Publik dalam melakukan penyebaran kuesioner. 43

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Deskriptif Demografi Responden

Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase dengan pembulatan tanpa koma jabatan, jenis kelamin, pendidikan, dan lamanya bekerja pada perusahaan. Tabel 4.3. Jabatan Responden Jabatan Absolut Persentase Manager 4 8 Senior Auditor 11 22 Junior Auditor 35 70 Jumlah 50 100 Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010 Pada tabel 4.3. dapat dilihat bahwa jabatan yang dimiliki oleh responden pada data yang telah diolah. Responden yang menjabat sebagai Manager sebanyak 4 orang atau sebesar 8 dari 50 responden. Sebanyak 11 orang jabatannya sebagai Senior Auditor dengan persentase 22, sebanyak 35 orang sebagai Junior Auditor dengan persentase 70. 44 Tabel 4.4. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Absolut Persentase Laki-laki 33 66 Perempuan 17 34 Jumlah 50 100 Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010 Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 33 atau sebesar 66, sedangkan sisanya sebanyak 17 orang atau sebesar 34 dipenuhi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya, sebagian besar responden yang mengisi kuisioner adalah laki-laki. Tabel 4.5. Pendidikan Responden Pendidikan Absolut Persentase S1 46 92 S2 4 8 S3 0 Jumlah 50 100 Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010 Pada tabel 4.5. dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir tersebar pada responden yang berpendidikan terakhir dengan kategori Sarjana Strata Satu S1 sebanyak 46 orang atau sebesar 92, dan Strata Dua S2 sebanyak 4 orang atau sebesar 8 serta tidak ada satu orang responden pun yang berpendidikan selain S1, dan S2. 45 Tabel 4.6. Lama Berprofesi Sebagai Auditor Lama Bekerja Absolut Persentase ≤ 5 tahun 36 72 5 tahun 14 28 Jumlah 50 100 Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010 Pada tabel 4.6. dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan lama berprofesi sebagai auditor adalah diatas 5 tahun yaitu sebanyak 14 orang atau sebesar 28 sedangkan sisanya sebanyak 36 orang atau sebesar 72 telah berprofesi sebagai auditor tidak lebih dari 5 tahun.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden melalui pertanyaan yang diberikan. Hasil dari pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliable atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar 0,6 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,6 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran 46 instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang memadai. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih kecil dari 0,6 maka butir pertanyaan tersebut tidak realible. Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2001:42. Tabel 4.7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Jumlah butir pertanyaan Cronbach alpha Profesionalisme Auditor 9 butir 0,899 Etika Profesi 10 butir 0,840 Tingkat Materialitas 13 butir 0,892 Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010 Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa instrumen untuk setiap variabel penelitian adalah reliabel, karena α hitung 0,6. pada variabel Profesionalisme Auditor memiliki α 0,899 0,6. Variabel Etika Profesi memiliki α hitung 0,840 0,6. Dan variabel Tingkat Materialitas memiliki α hitung 0,892 0,6. b. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item yang ada di dalam kuesioner mampu mengukur peubah yang didapatkan dalam penelitian ini Ghozali, 2001. Maksudnya untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan 47 dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Setelah itu tentukan hipotesis H : skor butir pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Setelah menentukan hipotesis H dan Ha, kemudian uji dengan membandingkan r hitung tabel corrected item-total correlation dengan r tabel tabel Product Moment dengan signifikansi 0,05 untuk degree of freedom df = n-2, dimana “n” adalah jumlah sampel penelitian sebanyak 50 responden sehingga diperoleh nilai df = 50-2 atau nilai df dari 48 adalah 0,235. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung r tabel Ghozali, 2001:45. Hasil pengujian validitas ditunjukkan dalam table berikut: Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme Auditor Pertanyaan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan Butir 1 Profesionalisme 0,416 0,235 Valid Butir 2 Profesionalisme 0,687 0,235 Valid Butir 3 Profesionalisme 0,755 0,235 Valid Butir 4 Profesionalisme 0,801 0,235 Valid 48 Butir 5 Profesionalisme 0,710 0,235 Valid Butir 6 Profesionalisme 0,865 0,235 Valid Butir 7 Profesionalisme 0,826 0,235 Valid Butir 8 Profesionalisme 0,407 0,235 Valid Butir 9 Profesionalisme 0,697 0,235 Valid Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010 Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Variabel Etika Profesi Auditor Pertanyaan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan Butir 1 Etika Profesi 0,546 0,235 Valid Butir 2 Etika Profesi 0,597 0,235 Valid Butir 3 Etika Profesi 0,444 0,235 Valid Butir 4 Etika Profesi 0,490 0,235 Valid Butir 5 Etika Profesi 0,468 0,235 Valid Butir 6 Etika Profesi 0,666 0,235 Valid Butir 7 Etika Profesi 0,759 0,235 Valid Butir 8 Etika Profesi 0,538 0,235 Valid Butir 9 Etika Profesi 0,344 0,235 Valid Butir 10 Etika Profesi 0,534 0,235 Valid Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010 49 Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Materialitas Pertanyaan Variabel r hitung r tabel Kesimpulan Butir 1 Tingkat Materialitas 0,416 0,235 Valid Butir 2 Tingkat Materialitas 0,648 0,235 Valid Butir 3 Tingkat Materialitas 0,676 0,235 Valid Butir 4 Tingkat Materialitas 0,602 0,235 Valid Butir 5 Tingkat Materialitas 0,336 0,235 Valid Butir 6 Tingkat Materialitas 0,628 0,235 Valid Butir 7 Tingkat Materialitas 0,569 0,235 Valid Butir 8 Tingkat Materialitas 0,757 0,235 Valid Butir 9 Tingkat Materialitas 0,709 0,235 Valid Butir 10 Tingkat Materialitas 0,703 0,235 Valid Butir 11 Tingkat Materialitas 0,645 0,235 Valid Butir 12 Tingkat Materialitas 0,674 0,235 Valid Butir 13 Tingkat Materialitas 0,396 0,235 Valid Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010 Variabel profesionalisme auditor terdiri atas 9 butir pertanyaan, dari 9 butir pertanyaan tersebut semua butir pertanyaan adalah valid r hitung r table. Variabel etika profesi auditor terdiri dari 10 butir pertanyaan, dari 10 butir pertanyaan tersebut semua butir pertanyaan adalah valid r hitung r table. Begitupun juga pada variabel tingkat Materialitas terdiri dari 13 butir 50 pertanyaan, dari 13 butir pertanyaan tersebut semua butir pertanyaan adalah valid r hitung r table.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan atau korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas menyatakan hubungan antar sesama variabel independen. Dalam penelitian ini uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi atau hubungan diantara variabel profesionalisme auditor, dan etika profesi auditor. Pedoman suatu model regresi yang ideal adalah tidak terjadi korelasi diantara variabel independen nilai VIF dan tolerance disekitar angka 1 serta koefisien korelasi antar variabel independen haruslah dibawah 0,5 atau tidak terjadi multikolinearitas. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal yakni variabel orthogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol Ghozali, 2001: 91. Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Profesionalisme ,485 2,061 Etika Profesi ,485 2,061 a Dependent Variable: Materialitas Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010 51 Pada tabel 4.11 terlihat nilai tolerance untuk tiap variabel sebesar 0,485 sedangkan nilai VIF untuk masing-masing variabel sebesar 2,061. Berdasarkan pedoman terhadap uji multikolinieritas nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10 maka terlihat bahwa tidak terjadi korelasi diantara variabel profesionalisme auditor, dan etika profesi auditor atau tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi ini. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah Y telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi - Y sesungguhnya yang telah di- studentized . Jika plot membentuk pola tertentu bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika plot tidak membentuk pola tertentu, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka mengindikasikan telah terjadi homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah plot yang mengindikasikan homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali, 2001 Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 -3 Regr essi on S tandar d ized R esi dual 2 1 -1 -2 -3 Scatterplot Dependent Variable: Materialitas Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2009 Pada gambar 4.1. menunjukkan tidak terjadi pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar, dll. Sesuai dengan pedoman uji heteroskedastisitas, maka dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas atau disebut homokedastisitas. Hal ini dibuktikan dengan grafik plot diatas yang tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga penelitian ini layak dilakukan pengujian lebih lanjut. a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati 52 53 normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data titik menyebar menjauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Ghozali, 2001:110. Pada gambar 4.2. menunjukkan adanya persebaran data titik pada sumbu diagonal yang mendekati garis diagonal. Berdasarkan pedoman uji normalitas mengatakan bahwa jika persebaran data titk mengikuti atau mendekati garis normal maka suatu penelitian dapat dikatakan normal. Pada gambar histogram juga menunjukkan adanya normalitas dalam penelitian ini. Melihat hal tersebut maka dapat disimpulkan penelitian ini memenuhi uji normalitas. Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas 54 S u m b e r : Hasil penelitian yang diolah, 2010 Regression Standardized Residual 2 1 -1 -2 -3 F requency 12 10 8 6 4 2 Histogram Dependent Variable: Materialitas Mean =-2.43E-16 Std. Dev. =0.979 N =50 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas P-Plot Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex pecte d Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Materialitas Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010

4. Uji Hipotesis

a. Hasil Uji Koefisien Determinasi Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel independen, yaitu profesionalisme auditor dan etika profesi dalam menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu Tingkat Materialitas. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom adjusted R square, yang ditampilkan pada tabel berikut : 55 56 Tabel 4.12. Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .834a .695 .682 3.04222 a Predictors: Constant, Etika, Profesionalisme b Dependent Variable: Materialitas Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien Adjusted R Square yang dihasilkan oleh variabel-variabel independen sebesar 0,682 yang artinya adalah 68,2 variabel dependen Tingkat Materialitas dijelaskan oleh variabel independen profesionalisme auditor dan etika profesi. Dan sisanya sebesar 31,8 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel independen yang digunakan. Misalkan variabel pengalaman auditor Taufik, 2008 dan lingkungan kerja audit Ramaraya, 2008. Angka koefisien kolerasi R pada tabel 4.12 sebesar 0,834 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai koefisien kolerasi diatas 0,5. Standar Error of Estimate SEE sebesar 3,042. Makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. b. Hasil Uji Regresi Secara Parsial Uji t Pengujian regresi secara parsial uji t berguna untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-masing 57 variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas p-value dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial uji t dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13. Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 6.002 4.587 1.308 .197 Profesionalisme .321 .134 .276 2.389 .021 Etika .844 .159 .613 5.296 .000 a Dependent Variable: Materialitas Dalam tabel Coefficients di atas ditunjukkan bahwa variable independen yang dimasukkan dalam model yaitu Profesionalisme auditor adalah signifikan. Hal ini dapat dilihat probabilitas signifikannya sebesar 0,021 lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha 1 diterima. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh singnifikan terhadap tingkat materialitas. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi 2006 Variabel etika profesi auditor memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar 0,000 jauh di bawah 0,05 yang berarti Ha 2 diterima. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa etika profesi auditor berpengaruh signifikan 58 terhadap tingkat materialitas. Dari hasil uji regresi yang dilakukan, juga ditemukan bahwa variabel etika profesional auditor merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap tingkat materialitas. Hal ini menunjukkan bahwa etika profesi sangat diperlukan oleh seorang auditor dalam melaksanakan tugas audit. c. Hasil Uji Regresi Secara Simultan Uji F Pengujian signifikansi simultan uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model regresi mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14. Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 990.230 2 495.115 53.496 .000a Residual 434.990 47 9.255 1 Total 1425.220 49 a Predictors: Constant, Etika, Profesionalisme b Dependent Variable: Materialitas Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010 Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari nilai probabilitas p-value 0,05 0,000 0,5. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa profesionalisme dan etika profesi auditor secara bersama-sama simultan 59 mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas Ha 3 diterima.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Profesionalisme Terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa profesionalisme berpengaruh secara signifikan sebesar 0,021 0,05 sehingga H 0 di tolak dan H a diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki sikap profesionalisme mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hubungan profesionalisme dan pertimbangan tingkat materialitas bersifat positif. Semakin tinggi profesionalisme semakin baik pertimbangan tingkat materialitas. Profesionalisme dilihat dari lima dimensi yang dikemukakan oleh Hall 1968 dalam Hastuti et al 2003, yaitu: pengabdian terhadap profesi, kewajiban social, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan sesama profesi. Profesionalisme diartikan sebagai tanggung jawab untuk berperilaku lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan masyarakat. Tanggung jawab auditor secara umum adalah untuk meningkatkan pelayanan jasa dan meningkatkan kepercayaan. Dalam standar audit, yaitu standar umum yang ketiga disebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor harus menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama IAI, 2001. 60 Penelitian ini konsisten dengan penelitian Hastuti et al 2003 dan Wahyudi et al 2006, dalam penelitiannya menyatakan bahwa profesionalisme berpengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. 2. Pengaruh Etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa etika profesi berpengaruh secara signifikan sebesar 0,000 0,05 sehingga H 0 di tolak dan H a diterima. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa etika profesi berpengaruh secara signifikan positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat etika profesi yang dimiliki oleh auditor maka akan semakin baik dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas. Setiap akuntan public dituntut untuk memiliki komitmen moral yang tinggi dalam menjalankan profesinya sesuai aturan kode etik yang telah ditetapkan, sehingga auditor yang taat terhadap kode etik profesi maka akan semakin baik dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas dan auditor yang memiliki tingkat etika profesi yang rendah maka semakin kurang baik pula dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitasnya. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Agoes 1996, Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto 2006. 61 3. Pengaruh profesionalisme dan etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa profesionalisme dan etika profesi secara simultan berpengaruh signifikan sebesar 0,000 0,05 sehingga H 0 di tolak dan H a diterima. Dengan demikian maka semakin tinggi tingkat profesionalisme maka semakin tinggi pula ketaatan auditor terhadap kode etik profesi sehingga pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukan akan semakin baik karena dalam menentukan judgement atau penilaian auditor bebas dari segala konflik kepentingan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto 2006, Winda Fridati 2005. 62

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

1. Profesionalisme auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. 2. Etika profesi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Etika profesi merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hal ini menunjukkan bahwa kepatuhan akan etika yang baik berbanding lurus dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh agoes 1996, Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto 2006 3. Profesionalisme auditor dan etika profesi auditor berpengaruh secara simultan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto 2006, Hastuti dkk 2003.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

0 2 64

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Auditor Kap Di Yogyakarta Dan

0 3 18

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Kasus Pada Auditor Kap Di Yogyakarta Dan

0 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Auditor KAP Di Surakarta Dan Yogyakarta).

0 2 12

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di Jawa Tengah

0 6 15

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di Jawa Tengah

0 3 15

ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN : STUDI EMPIRIS PADA KAP DI MEDAN.

0 0 18

PENGARUH DIMENSI PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGARUH DIMENSI PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Auditor di

0 7 13

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN : STUDI EMPIRIS DI KAP SEMARANG - Unika Repository

0 0 11

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, PENGETAHUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KEKELIRUAN, DAN ETIKA PROFESI TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN : STUDI EMPIRIS DI KAP SEMARANG - Unika Repository

0 0 29