Teori Nuklir Deterrence Landasan Teori

18 saat perang dingin patut diperhatikan dengan melihat bagaimana keputusan pencegahan perang dilakukan dan sejauh mana peran penangkisan ini berpengaruh bagi perdamaian dunia. 26 Oleh karena itu dengan munculnya teori deterrence, setidaknya dapat menggurangi konflik senjata yang dapat menyebabkan korban jiwa sebab dengan kepemilikan senjata pemusnah massal dapat menyadarkan negara-negara yang berkonflik untuk tidak menyerang satu sama, akan tetapi teori ini hanya berguna bagi negara-negara yang mempunyai nuklir. Revolusi nuklir melahirkan strategi militer baru dari agresi ke bentuk defense, Pergeseran sifat peperangan klasik yang agresif ke defensif sejak adanya revolusi nuklir memunculkan tesis bahwa nuklir bukanlah senjata yang sebenarnya. 27 Sebagai senjata seharusnya nuklir membuat negara tahu siapa yang harus dilawan dan bagaimana menangkal serangan, namun no-first-use policy menunjukkan bahwa keberadaan nuklir masih terus diterka-terka oleh negara sebab nuklir dengan tingkat menghancurkan secara total menyebabkan prediksi- prediksi akan kerugian dan kalkulasi amunisi menjadi begitu sulit. 28 Setiap negara yang memiliki nuklir hanya berani mendeklarasikan mengenai hal-hal yang bersifat politis akan nuklir mereka karena jika sampai terkuak ke hadapan publik mengenai seberapa banyak dan besar kekuatan nuklir yang dimiliki maka saat itulah nuklir tidak memiliki fungsinya sebagai deterrence. Siapapun tidak dapat terjamin keamanannya dalam menghadapi senjata nuklir meskipun pihak yang diserang juga memilikinya. 29 Hal inilah 26 Ibid. 27 Gray, Colli “. 2007. The Cold War, II: the Nuclear Revolution , dala War, Peace a d International Relations: an Introduction to Strategic History, New York: Routledge, pp. 205-218. 28 Ibid. 29 Ibid. 19 dalam perang nuklir tidak ada pemenang atau kemenangan yang ada hanyalah kehancuran karena nuklir menghancurkan secara total kedua belah pihak. Dengan adanya nuklir dalam sistem internasional telah jauh mengurangi kemungkinan perang antar negara. Kesadaran akan bahaya nuklir ini apabila sungguh-sungguh digunakan dalam suatu peperangan, membuat negara agresor sangat sulit untuk menentukan suatu kemenangan yang pasti bagi dirinya sebab tidak ada perbedaan antara pemenang maupun yang kalah karena nuklir menghancurkan semuanya . Menurut Dahlan Nasution dalam bukunya ”Politik Inter nasional Konsep dan Teori” nuklir tidaklah melulu dipertimbangkan dari segi militer saja, akan tetapi juga konteks politik bangsa-bangsa yang bersangkutan. Pertimbangan politik disini maksudnya bahwa persenjataan itu bukan hanya ditujukan untuk menghancurkan kekuatan lawan, akan tetapi juga dipergunakan sebagai alat untuk menunjang “bargaining position” dalam usaha mencapai kepentingan nasional. 30 Hal inilah yang coba India lakukan dengan meningkatkan kekuatannya untuk dapat mencapai “bargaining position” dalam kepentingan nasionalnya terkait dengan wilayah Kashmir, selain itu India mengembangkan nuklir untuk menangkal ancaman dan agresi dari negara lain terutama Pakistan. India merasa terancam dengan Pakistan yang terlebih dahulu mengembangkan nuklir dan takut jika sewaktu-waktu Pakistan menyerang mereka dengan senjata nuklir, mengingat bahwa hubungan kedua negara yang panas-dingin yang disebabkan oleh berbagai macam konflik. India berharap bahwa dengan kepemilikikan nuklir maka Pakistan 30 Dahlan Nasution. Politik Internasional Konsep dan teori. Hal 99 20 tidak akan berani bertindak ceroboh dengan menyerang mereka dengan senjata nuklir pula. 1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Tingkat Analisa Untuk mempermudahpenelitian ini, peneliti menetapkan tingkat analisa. Seperti yang dikatakan oleh J. David Singer dalam ilmu apapun ada keharusan untuk memilih sasaran analisa tertentu :” dalam setiap bidang kegiatan keilmuan, selalu terdapat berbagai cara memilah-milah dan mengatur fenomena yang dipelajari demi analisis yang sistematisbaik dalam ilmu fisik maupun ilmu sosia, pengmat harus memilih pusat perhatian,pada bagian-bagiannya atau pada keseluruhan fenomena itu, pada komponenya atau pada sistemnya. Misalnya ia bisa memilih mau memperlihatkan bunga atau kebunnya, pohon atau hutannya, rumah atau kampungnnya, remaja nakal atau kelompok gangnya, anggota DPR atau parlemennya dan sebagainya. 31 Oleh sebab itu penulis menyederhanakan menentukan unit analisa yaitu perilaku yang hendak didiskripsikan jelaskan dan ramalkan variabel dependen dan unit eksplanasi yaitu dampaknya terhadap terhadap unit analisa yang hendak diamati variabel independen. 32 Dalam penelitian ini unit analisanya adalah konflik India-Pakistan sedangkan unit eksplanasinya adalah pengembangan nuklir India, m enurut Mohtar Mas’oed, jika sebuah penelitian memiliki unit eksplanasi yang sama dengan dengan unit analisanya, maka penelitian tersebut memakai model pendekatan kolerasionis. 33 31 Mas’oed,Mohtar,1990, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, LP3S, Jakarta, hal;36 32 Ibid.hal 35 33 Ibid.hal.39 21

1.6.2 Tipe Penelitian

Setelah terlebih dahulu peneliti memaparkan permasalahan dan membuat pertanyaan penelitian, serta memilih perangkat teori yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan maka penelitian ini menggunakan logika penelitian deduktif, langkah selanjutnya adalah peneliti menentukan hipotesa. Melihat pada tujuan penelitian ini maka penelitian ini dapat digolongkan kedalam penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena.

1.6.3 Tehnik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian kualitatif, dalam menjelaskan permasalahan yang diteliti tergantung pada validitas data yang memberikan informasi dalam penelitian. Untuk itu, di dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dalam bentuk kajian pustaka library research dalam bentuk jurnal, artikel maupun media lainnya yang berhubungan dengan fokus kajian penelitian. Setelah mengumpulkan data-data peneliti menganalisis untuk kemudian dapat menggambarkan fenomena yang terjadi.

1.6.4 Metode Analisa Data

Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif untuk menganalisis data yang diperoleh. Inti dari model analisis interaktif ini adalah sebagai berikut : a. Pengumpulan data b. Reduksi data, yaitu proses penyeleksian atau pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang ada dalam catatan-catatan yang