DAMPAK PENGEMBANGAN NUKLIR INDIA TERHADAP KONFLIK INDIA-PAKISTAN

(1)

SKRIPSI

DAMPAK PENGEMBANGAN NUKLIR INDIA TERHADAP KONFLIK INDIA-PAKISTAN

Disusun dan diajukan untuk memenuhi

syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) strata-1

Penyusun: Hariati 201010360311054

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian skripsi sebagai tugas akhir dengan lancar tanpa gangguan.

Skripsi ini berjudul “ Dampak Pengembangan Nuklir India terhadap Konflik India Pakistan”. Skripsi ini dibuat sebagai syarat kelulusan studi pada Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Rasa syukur dan terima kasih penulis khaturkan kepada :

1. Bpak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Gonda Yumitro, MA Selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang. 4. Bapak Gonda Yumitro, MA Selaku pembimbing I yang telah memberikan

pengarahan, nasehat serta motivasi kepada penulis pada saat penyusunan skripsi.

5. Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberi pengarahan kepada penulis pada saat penyusunan skripsi.

6. Kedua orang tuaku Ahakim dan Fatmah yang sangat saya sayangi dan saya cintai yang selama ini berjuang keras untuk ananda serta bibiku

Faridah yang selalu memberi semangat dan do’a dalam menempuh kuliah

dan pembuatan skripsi ini dari awal sampai akhir.

7. Para informan yang sudah membantu memberikan informasinya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini terutama Bhanu Sharma

8. Teman- teman terbaik saya terutama buat Alya, Laras, Nurnaningsh, Aya, Naya dan Ice yang telah memberikan persahabatan yang sangat indah, teman


(7)

HI A, HI B dan HI C yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu dan juga yang selama ini telah menjadi teman setia selama kuliah ,serta semangat dan

do’anya

9. Terimakasih banyak untuk adik-adikku Aris Ardiansyah, Rindang Tri Ramadhoan, Nurannisa atas doa dan dukungannya dalam memberikan semangat kepada kakak mu ini dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Seluruh penghuni kos 5B ina Jum, Riswati mpena, Erika me’e, Zulmy mone, Risty mpore, Dita gange, Ningrum nae asa, Dayah nae ngaha, Seha nae hari, Desi lebay, Cika nae maru yang sudah memberikan dukungan dan semangatnya kepada saya.

11.Teman-teman KKDSM, saudara ku Ansar, Deden, Irma, Adi, Fadil, Kak Fifi, Ira, Marni, Lina dan Fajrian terimakasih atas motivasinya.

12.Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa karya sederhana ini kiranya masih jauh dari sempurna meski telah berupaya dengan maksimal. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian. Pada akhirnya penulis berharap karya ini nantinya bisa bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca sekalian sebagai referensi bagi karya-karya besar nantinya yang berkaitan dengan topik penelitian ini.

Wassalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Malang, 22 Januari 2015 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

PERSEMBAHAN ... xi

MOTTO ... xii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2 Manfaat Penelitan ... 5

1.4 Kajian Pustaka ... 6

1.4.1 Literature Review ... 6

1.5 Landasan Teori ... 13

1.5.1 Balance Of Power ... 13

1.5.2 Teori Nuklir Deterrence ... 17

1.6 Metodologi Penelitian ... 20

1.6.1 Tingkat Analisa ... 20

1.6.2 Tipe Penelitian ... 21

1.6.3 Teknik Pengumpulan Data ... 21

1.6.4 Metode Analisa Data ... 21

1.6.5 Batasan Waktu ... 22

1.7 Hipotesa ... 23


(9)

BAB II : SEJARAH PERKEMBANGAN KONFLIK DAN

PERBANDINGAN KEKUATAN MILITER INDIA-PAKISTAN 2.1 Sejarah Konflik India-Pakistan ... 26 2.2 Perkembangan Konflik India-Pakistan ... 39 2.3 Gambaran Kekuatan Militer India-Pakistan Pra

Pengembangan Nuklir India ... 41

BAB III : PENINGKATAN POWER INDIA DAN KETERLIBATAN ASING MELALUI PENGEMBANGAN NUKLIR

3.1 Sejarah Pengembangan Nuklir India ... 45 3.1.1 Tujuan Pengembangan Nuklir India ... 53 3.2 Peningkatan Power India Melalui Pengembangan Nuklir

India ... 56 3.3 Hubungan AS-India dan Pengaruhnya terhadap Isu Nuklir

India ... 59 3.2.1 Respon AS terhadap Nuklir India ... 60 3.2.2 Kerjasama India-AS ... 62

BAB IV : INTENSITAS KONFLIK INDIA-PAKISTAN PASCA PENGEMBANGAN NUKLIR INDIA

4.1 Balancing India terhadap Pakistan ... 70 4.2 Hubungan India-Pakistan Pasca Pengembangan Nuklir India 74

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 80 5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Posisi Penelitian ... 11

Tabel 2.1 Data Perbandingan Militer India-Pakistan Tahun 1995 ... 42

Tabel 3.1 Data Militer India ... 50

Tabel 3.2 Data Militer India Tahun 2013 ... 58

Tabel 3.3 Tabel Comparison of Current Legislation on Waivers for U.S.-India Nuclear Cooperation ... 64


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

PERSEMBAHAN

Tidaklah beriman seorang diantaramu hingga mencintai

pada sahabatnya sebagaimana ia mencintai dirinya

sendiri (H.R Muslim)

Karya ini ku persembahkan untuk :

Ayah yang tiada kenal panasnya matahari dan dinginya

hujan mencari rezeki yang halal demi anak-anaknya

Ibu yang selalu membanjiri motivasi dan berlinang air

mata bersujud kepada Yang Kuasa memohon agar

dipermudahkan segala urusan ku

Aris Ardiansyah seorang adik yang luar biasa yang

membantu ayah-ibu dalam biaya pendidikan ku

Rindang Tri Ramadhani sosok adik yang begitu bijaksana

yang mengingatkan ku tuk sholat tepat waktu dan

Nurannisa yang selalu menanyakan kapanku pulang

kerumah tuk berkumpul bersama.


(13)

MOTTO

Manjadda wa jadda (barang siapa

bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil)


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Skripsi

Mas’oed Mohtar, 1990. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta : LP3S.

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Hubungan Intertnasional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman,1992. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Press.

Arahman M Finsa. 2007.Penggunaan Kekuatan Pakistan dan India Dalam mempertahankan Wilayah Kashmir Pasca Perang Dingin. Universitas Airlangga.

Provianto Ferry Dwi.2007.Kepentingan Pakistan dalam kerjasama Militer dengan China. Universitas Muhammadiyah malang.

Easwaran Eknath .2011. Gandi The Man. Yogyakarta : Bentang Pustaka

Jurnal-Jurnal dan Internet

Strategi India dalam mempertahankan Kashmir sebagai Wilayah Integralnya. lihat pada http: // publikasi. umy. ac. Id / files / journals /8 / articles / 1002 / public / 1002-4751-1-PB.pdf diakses tanggal 16 November 2013 pkl 18.40 wib

Rirawan. Teknlogi Nuklir India.lihat pada http://www.alpensteel.com/article/54-111-energi-nuklir-pltn/1022--teknologi-energi-nuklir-di-india diakses pada tanggal 12 November 2013 pkl 18.35 Wib

Republik. India Berhasil Uji Coba Rudal Nuklir.lihat pada http : // www.

republika.co.id/berita/internasional/global/13/09/15/mt5xqo-india-berhasil-uji-coba-rudal-nuklir diakses tanggal 16 November 2013 pkl 19.00 wib

Uji coba Rudal Agni V India yang Berkemampuan Antar Benua Berhasil. Lihat pada http://nkrinews.com/index.php/internasional/asia/1649-uji-coba-rudal-agni-v-india-yang-berkemampuan-antar-benua-berhasil diakses tanggal 16 November 2013 pkl 19.00 wib.

India dan Amerika Serikat Menopang Hubungan Pertananan, Menandatangani Kesepakatan soal nuklir. Lihat pada http : // lakesmil. Com / read / berita


(15)

/6954/india-dan-as-menopang-hubungan-pertahanan-menandatangani-kesepakatan-soal-nuklir/#.U5fIe84raZQ diakses tanggal 9 juni 10.00 Wib James, C. Carolyn, (2005), Religion as a Factor in Ethnic Conflict: Kashmir and Indian Foreign Policy, Terrorism and Political Violence, 17:447–467, 2005, Copyright _ Taylor & Francis Inc. lihat pada

http://ozgur.bilkent.edu.tr/download/05Religion%20as%20a%20Factor% 20in%20Ethnic%20Conflict%20Kashmir.pdf

Ita Mutiara Dewi. Dilema Masalah Kashmir dalam Kerangka Hubungan India-Pakistan. Staff Pengajar Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Lihat pada http : // www. google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&u act=8&ved=0CCYQFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsys tem%2Ffiles%2Fpenelitian%2FIta%2520Mutiara%2520Dewi%2C%252 0SIP%2C%2520MSi.%2FKashmir.pdf&ei=X1omU626BsWNrgfT5IDw Dg&usg=AFQjCNG_ryL4fqFY-CnpaQNamR-1LCumUQ&sig2=oQUpCGG7Si779noesGnqxA&bvm=bv.62922401,d. bmk diakses pada tanggal 7 Juni 2014 pkl 13.00 Wib

Effendi Irmawan. Kashmir dalam Hubungan India-Pakistan : Perspektif Kebijakan Nuklir Pakistan, Latar Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik. Jurnal Siklus Volume I No.3 Tahun 2005 ISSN 0216-5635. Lihat pada http : // www. academia. Edu / 4154759 / Kashmir_Dalam_Hubungan_India-Pakistan diakses pada tanggal 18 November 2013 pkl 22.00 wib

Dr. Christoph Rohde: Introduction: The balance-of-power (BOP) in international relations theory.lihat pada http : // www. politischer-realismus. De / textbopinintbez.pdf diakses pada tanggal 18 Desember pkl 22.00 wiRizwan Naseer, Musarat Amin.

Berkeley Journal of Social Sciences Vol. 1, No. 10, 2011.Balance of Power: A Theoretical explanation and Its Relevance in Contemporary Era. Lihat pada http://www.berkeleyjournalofsocialsciences.com/NovDec3.pdf

diakses pada tanggal 07 Februari pkl 18.00 Wib

Dougherty, James dan Platzgrafr Jr, Robert. 1999.Theories of Deterrence (chapter 9). Contending Theories of International Relations : A Comprehensive Study (4th edn). New York : Longman.

Gray, Collin S. 2007. The Cold War, II: the Nuclear Revolution, dalam War, Peace and International Relations: an Introduction to Strategic History, New York: Routledge.

Balance of Power in International Relations. Lihat pada http : // www. legalserviceindia. com / article/l326-Balance-of-Power-in-International-Relations.html diakses pada tanggal 18 Desember pkl 22.35 Wib


(16)

Balance of Power and Power Shifts :Global Interests at stake. Lihat pada

https://www.press.umich.edu/pdf/0472112872-ch4.pdf diakses pada tanggal 07 Februari pkl 18.45 Wib

Sejarah Asia Selatan. Lihat pada http : // nasibahbintikaab34. wordpress.com/ 2011/12/17/sejarah-asia-selatan/ diakses pada tanggal 4 Juli pkl 13.30 Wib

India and Pakistan Compared :Military.lihat pada http : // www. nationmaster. com/country-info/compare/India/Pakistan/Military diakses pada tanggal 07 Maret pkl 13.36 Wib

Sejarah Negara Pakistan.lihat http://hikmat.web.id/sejarah-dunia/sejarah-negara-pakistan/ diakses pada tanggal 7 Juli pkl 14.20 Wib

Indo Pakistan Wars. lihat http : // www. webcitation.org / query? Id = 1257038004976878. Diakses pada tanggal 9 July pkl 13.45 Wib

Kemerdekaan Bangladesh. lihat http :// www. scribd. com/ doc/ 24840525 /Kemerdekaan-Bangladesh diakses pada tanggal 26 September 2014 pkl 13.38 Wib

Pakistan Serukan Perbaikan Hubungan dengan India.lihat http : // internasional. kompas.com/read/2013/08/13/1900158/Pakistan.Serukan.Perbaikan.Hub ungan.dengan.India diakses pada tanggal 2 Desembar pkl 10.16 Wib Pasukan India serang Pos Militer Pakistan di Kashmir. lihat http : //

internasional.kompas.com/read/2013/01/06/16015570/Pasukan.India.Ser ang.Pos.Militer.Pakistan.di.Kashmir?utm_campaign=related&utm_medi um=bp-kompas&utm_source=news&diakses pada tanggal 2 Desember pkl 10.41 Wib

Tajuk: Masa Depan Suran India-Pakistan.lihat http://www.dw.de/tajuk-masa-depan-suram-india-pakistan/a-17866996 diakses pada tangal 2 Desember pkl 11.02 Wib

Military India and Pakistan compared, Nation Master. Retrieved from

http://www.nationmaster.com/country-info/compare/India/Pakistan/Militarydiakses pada tanggal 30 Oktober 2014 pkl 12.00 Wib

Hans. Dukungan Amerika Serikat Terhadap Perkembangan Program Nuklir India. Lihat pada http s: // www. academia. Edu / 6536003 /DUKUNGAN_AMERIKA_SERIKAT_TERHADAP_PERKEMBANG AN_PROGRAM_NUKLIR_INDIA diakses tanggal 9 juni 11.47 Wib Armadanu Deny..India Sukses Uji coba Rudal Terbaru.lihat pada

http://dunia.news.viva.co.id/news/read/444495-india-sukses-uji-coba-rudal-jarak-jauh diakses pada tanggal 20 September 2014 pkl 13.05 Wib


(17)

Irawati Zubaidah.Jurnal Aplikasi Isotop dan Rasio.Vol 3 No 2 Desember 2007. Pengembangan Teknologi Nuklir untuk Meningkatkan Keamanan dan

Daya Simpan Bahan Pangan. Lihat pada http :// jurnal.

batan.go.id/index.php/jair/article/viewFile/558/487 diakses pada tanggal 20 September 2014 pkl 13.35 Wib

Anggaran Pertahanan India.lihat

http://www.artileri.org/2012/05/angggaran-pertahanan-india-2012-2013.html diakses pada tanggal 12 Oktober pkl 12.04 Wib

Ujicoba Rudal Agni V India yang Berkemampuan Antar Benua Berhasil. Lihat pada http://nkrinews.com/index.php/internasional/asia/1649-uji-coba-rudal-agni-v-india-yang-berkemampuan-antar-benua-berhasil diakses tanggal 16 November 2013 pkl 19.00 wib

Motiv Amerika Serikat Mendukung Program Nuklir India.lihat

http://www.scribd.com/doc/26181342/Motif-Amerika-Serikat-Mendukung-Program-Nuklir-India diakses pada tanggal 3 Desember pkl 16.16 Wib

Gurmet Kanwal. Kerjasama Pertahanan AS-India: Presiden Obama Menyampaikan Janji.lihat pada http : // apdforum. Com / id / article / rmiap/articles/print/departments/voice/2011/10/01/feature-pr-01 diakses pda tanggl 7 juni pkl 13.00 wib

Watt Nicholas. Pakistan Sesumbar Bisa Serang India dengan Nuklir Dalam Delapan Detik.lihat pada http://hizbut-tahrir.or.id/2012/06/18/pakistan-sesumbar-bisa-serang-india-dengan-nuklir-dalam-delapan-detik/diakses pada tanggal 20 September pkl 8.30 Wib

Mashadi. Kekuatan Militer India Membayakan Pakistan.lihat Pada

http://www.eramuslim.com/berita/dunia-islam/kekuatan-militer-india-membahayakan-pakistan.htm#.U5ZuSs4raZS diakses pada tanggal 20 September pkl 8.47 Wib

Sukses Uji Rudal Balistik Pakistan.lihat pada http : // sp. beritasatu. Com / home /sukses-uji-rudal-balistik-pakistan/19495 diakses pada tanggal 8 Oktober pkl 10.45 Wib 2014

Kompetisi Memproduksi Rudal :Bahaya yang Pontesial di Asia Selatan.lihat pada

http://vovworld.vn/id-ID/Ulasan-Berita/Kompetisi-memproduksi-rudal-Bahaya-yang-potensial-di-Asia-Selatan/108419.vov diakses tanggal 10 Oktober pkl 11.19 Wib.

Pakistan Foreign Policy, diakses dari http : // unpan1 .un. org / intradoc /groups/public/documents/apcity/unpan018848.pdf, tanggal 5 September 2014, pukul 7.18 WIB.


(18)

India-Pakistan: Troubled relations, diakses dari http : // news. bbc. co.uk /hi/english/static/in_depth/south_asia/2002/india_pakistan/timeline/2001. stm, tanggal 8 September 2014, pukul 11.51 WIB.

India dan Pakistan ingin Damai dan Kerjasama Dagang.lihat pada

http://apdforum.com/id/article/rmiap/articles/online/features/2013/01/30/i ndia-pakistan-relations diakses tanggal 10 Oktober pkl 12.13 Wib


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

India berhasil mencapai kemerdekaannya pada tahun 1947, akan tetapi setelah kemerdekaannya tidak serta-merta menjadikan India aman dan terhindar dari konflik, sebab hanya selang beberapa waktu India yang terdiri dua etnis besar yaitu etnis Hindu dan etnis muslim berperang, dikarenakan terjadi diskriminasi terhadap kaum muslimim, sebab yang paling dominan yang duduk di kursi pemerintahan merupakan mayoritas Hindu. Penduduk yang mayoritas beragama Islam akhirnya bersepakat untuk memisahkan diri dari India dan mendirikan negara baru yaitu Pakistan.1

Sejak awal berdirinya Pakistan dan India sering berkonflik, baik konflik agama maupun konflik wilayah. Konflik berkepanjangan yang sampai sekarang belum juga dapat diselesaikan yaitu perebutan wilayah Kashmir. Konflik Kashmir terjadi ketika India mengklaim seluruh Kashmir merupakan wilayah teritorialnya sedangkan menurut Pakistan penduduk Kashmir yang mayoritas beragama Islam menjadi wilayahnya karena sekitar 85% dari delapan juta penduduk Kashmir beragama Islam dengan wilayah seluas 222.236 Km² tersebut terletak di wilayah jantung Asia diapit oleh China di sebelah timur, India di selatan, Pakistan dan Afganistan di barat serta CIS ( Commonwealthof Independen State) di utara.2 India tetap bersikukuh mempertahankan Kashmir sebagai wilayah teritorialnya

1

Strategi India dalam mempertahankan Kashmir sebagai Wilayah Integralnya. lihat pada

http://publikasi.umy.ac.id/files/journals/8/articles/1002/public/1002-4751-1-PB.pdfdiakses tanggal 16 November 2013 pkl 18.40 wib

2


(20)

2

sedangkan Pakistan tetap ingin mengambil alih Kashmir dari India sebab Pakistan berpegang pada Two-Nation theory (Teori Dua Bangsa) yakni satu Muslim dan satu Hindu, berarti masuknya Kashmir kedalam wilayah Pakistan merupakan keharusan karena mayoritas penduduk Kashmir beragama Islam.3 Selain karena faktor agama tentu ada alasan lain kenapa Pakistan menginginkan Kashmir yaitu faktor ekonomi sebab Kashmir memiliki tanah yang subur serta keindahan alam yang memungkinkan bisa menjadi obyek wisata dan semua sungai yang ada di daerah tersebut mengalir menuju pusat Pakistan serta pusat kegiatan jaringan kanal Pakistan berlokasi di Kashmir.4 Saling klaim inilah yang menyebabkan konflik terjadi, masing-masing negara pengklaim mengatakan bahwa wilayah Kashmir adalah miliknya. Sampai sekarang belum ada titik temu atau penyelesaian konflik Kashmir yang ada hubungan kedua negara yang terlibat semakin memanas, sebab masing-masing negara saling memperkuat armada senjata militernya dengan menggunakan teknologi nuklir dan ditakutkan lagi akan terjadi konflik nuklir antara India-Pakistan.

India yang sudah merdeka hampir selama 67 tahun mulai menunjukan eksistensi dan kemampuannya dimata dunia internasional khususnya terhadap Pakistan dengan menciptakan teknologi senjata nuklir terbaru. India melakukan riset senjata atom di Bhabha Atomic Research Centre, meskipun secara resmi diumumkan sebagai riset teknologi atom untuk Perdamaian dan tidak adanya tanda-tanda untuk tujuan militer, India berhasil membeli sebuah reaktor riset Cirus 40 MWt dari Kanada, kemudian mengekstrak plutonium sisa pembakaran dari reaktor riset Cirus tersebut, selama 20 tahun India melakukan riset akhirnya

3Ibid.

4


(21)

3

plutonium tersebut dipakai untuk percobaan bom atom India pertama pada 18 Mei 1974 yang berkekuatan ledak 4-6 KT dan Pemerintah India sendiri mengumumkan ledakan tersebut sebagai sebuah “Ledakan Nuklir yang Penuh

Damai”.5

Pada tahun 1998 Pemerintah India melakukan uji coba peledakan bom atom yang tujuannya untuk menanggapi acaman dari Pakistan. Peledakan tersebut merupakan perintah dari Perdana menteri Vajpayee yang dinamakan “Operasi

Shakti”, yakni Shakti 1 (11 Mei 1998) hingga Shakti 5 (13 Mei 1998) gara-gara diprovokasi oleh peluncuran rudal-percobaan Ghauri oleh Pakistan tgl 6 April 1998.6

Pada tahun 2012 baru-baru ini dunia dikejutkan oleh peluncuran rudal India. Pemerintah India mengklaim berhasil melakukan uji coba senjata nuklir yaitu sebuah rudal jelajah bernama Agni-V berhasil diluncurkan dalam uji coba senjata teranyar India, Ahad (15/9) waktu setempat.7 Peluncuran ini menempatkan India sebagai kelompok negara-negara berkemampuan rudal antar benua yang mampu membawa nuklir yang eklusif seperti Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis dan Inggris yang memiliki teknologi untuk mengembangkan rudal balistik antar-benua. Rudal Agni-V merupakan rudal permukaan ke-permukaan dengan teknologi tiga tahap dan energi peluncur propelan padat yang memiliki jangkauan

5

Rirawan. Teknlogi Nuklir India.lihat pada http://www.alpensteel.com/article/54-111-energi-nuklir-pltn/1022--teknologi-energi-nuklir-di-indiadiakses pada tanggal 12 November 2013 pkl 18.35 Wib

6

Ibid.

7

Republika . India Berhasil Uji Coba Rudal Nuklir.lihat pada

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/09/15/mt5xqo-india-berhasil-uji-coba-rudal-nuklirdiakses tanggal 16 November 2013 pkl 19.00 wib


(22)

4

5.000 km dan berat 50 ton, panjang rudal ini 17 meter dan tinggi 2 meter dan dapat membawa muatan1,5 ton.8

Nuklir India mengalami peningkatan sejak awal perkembangan dan peledakan tahun 1998 sampai peluncuran rudal tahun 2012 baik dari segi kemampuan, kekuatan dan jarak jangkau. Dengan nuklir ini secara tidak langsung India mengumumkan pada dunia bahwa India sudah merupakan negara maju secara segi ekonomi, teknologi maupun militer.

Sikap dan prilaku India dalam uji coba rudal miliknya tentu menimbulkan banyak reaksi, tanda tanya dan kecurigaan dari negara-negara lain khususnya Pakistan akan tetapi, Amerika Serikat yang pada mulanya pernah mengecam dan mengenakan sanksi akibat percobaan peluncuran nuklir atom India pada tahun 1998, malah sebaliknya sekarang Amerika Serikat menawarkan kerja sama pertahanan militer dengan India. Dalam kerjasama tersebut, India dan Amerika membahas soal perbaikan hubungan di kawasan Indo-Asia-Pasifik dan Afghanistan, serta menanggapi masalah keamanan di wilayah Lautan Hindia.9

Konflik yang terjadi antara India dan Pakistan baik konflik agama maupun perebutan Kashmir belum jelas titik temunya, dan ditakutkan lagi akan terjadi konflik nuklir dari kedua negara, sebab India-Pakistan sama-sama memiliki senjata berbasis nuklir, walaupun belum pernah menyerang satu sama lain dengan senjata nuklir, akan tetapi dengan saling melakukan uji coba dan peledakan dapat memicu konflik nuklir antara kedua negara tersebut. Inilah permasalahan yang

8

Ujicoba Rudal Agni V India yang Berkemampuan Antar Benua Berhasil. Lihat pada

http://nkrinews.com/index.php/internasional/asia/1649-uji-coba-rudal-agni-v-india-yang-berkemampuan-antar-benua-berhasildiakses tanggal 16 November 2013 pkl 19.00 wib

9

India dan Amerika SErikat Menopang Hubungan Pertananan, Menandatangani Kesepakatan

soal nuklir.Lihat pada

http://lakesmil.com/read/berita/6954/india-dan-as-menopang-hubungan-pertahanan-menandatangani-kesepakatan-soal-nuklir/#.U5fIe84raZQdiakses tanngal 9 juni 10.00 Wib


(23)

5

hendak diteliti oleh penulis, dengan kepemilikan nuklir antara keduanya, akankah menyebabkan perang nuklir atau sebaliknya akan membuat intensitas konflik menurun.

Dari uraian diatas maka penulis mengangkat sebuah permasalan yang

hendak diteliti dengan judul “ Dampak Pengembangan Nuklir India terhadap konflik India-Pakistan

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka adapun permasalahan yang hendak penulis teliti yaitu “Bagaimana dampak pengembangan nuklir India terhadap konflik India-Pakistan?”

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana dampak yang diakibatkan karena pengembangan nuklir India terkait dengan konflik India Pakistan.

1.3.2 Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

 Memberi sumbangan pemikiran dan informasi bagi akademisi Ilmu Hubungan Internasional, yaitu dosen dan mahasiswa dalam mengkaji dan memahami masalah Kashmir yang sampai sekarang belum menemukan titik penyelesaiannya.


(24)

6  Sebagai bahan pertimbangan bagi setiap aktor Hubungan Internasional, baik individu, organisasi, pemerintah, maupun organisasi non-pemerintah baik dalam level nasional, regional, maupun internasional tentang bagaimana menformulasikan kekuatan nasionaluntuk menjamin pertahanan dan keamanan negara dalam mencapai kepentingan nasional.

b. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan pemahaman kepada bangsa Indonesia yang selalu terlibat sengketa dengan negara tetangga yaitu Malaysia, bahwa konflik lebih banyak menciptakan kerusakan baik bagi pihak pemenang maupun lawan.

1.4 Kajian Pustaka 1.4.1 Literature Review

Sebagai dasar untuk melengkapi Kajian Pustaka, dalam penelitian ini penulis menyajikan beberapa penelitian terdahulu yang masih berkaitan dengan tema yang sedang penulis teliti. Selain sebagai referensi, hal itu juga dimaksudkan untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya. Pertama, penelitian yang berjudul “Religion as a Factor in Ethnic Conflict: Kashmir and Indian Foreign Policy “10yang ditulis oleh Carolyn C. James. Dalam tesis ini James menggambarkan bagaimana awalmula dari konflik Kashmir terjadi. Menurut Carolyn penyebab utama konflik Kashmir yaitu agama

10

James, C. Carolyn, (2005), Religion as a Factor in Ethnic Conflict: Kashmir and Indian Foreign Policy, Terrorism and Political Violence, 17:447–467, 2005, Copyright _ Taylor & Francis Inc. lihat pada

http://ozgur.bilkent.edu.tr/download/05Religion%20as%20a%20Factor%20in%20Ethnic%20Confl ict%20Kashmir.pdf


(25)

7

dan politik. Dimana agama memilki kemampuan untuk memperkuat atau melemahkan legitimasi pemerintah. Kedua, agama mengacu pada sumber identitas yang memenuhi kebutuhan manusia untuk mengembangkan identitas yang aman untuk individu atau kelompok. Ketiga, agama merupakan sumber mobilisasi politik atau organisasi politik, sehingga agama yang dapat menyebabkan sebuah pemerintahan itu diterima atau ditolak.

selain hal tersebut James memperlihatkan permasalahan agama dalam perspektif ethno-religios conflik. Ethno-religiost ini kemudian didasarkan pada aspek penting seperti kolaborasi dari psikologi, ekonomi, dan politik. Carolyn juga melihat konflik Kashmir ini dengan pendekatan Foreign Policy, yaitu dengan memperlihatkan bahwasannya konflik Kashmir ini sangat berpengaruh terhadap politik luar negeri India.

Penelitian kedua oleh Ita Mutiara Dewi yang berjudul “Dilema Masalah Kashmir dalam Kerangka Hubungan India-Pakistan”11 adalah dengan menggunakan konsep Foreign Policy dan teori politik domino, dimana India telah memasukan Kashmir dalam kebijakan luar negerinya. India yang saat ini telah menguasai dua pertiga wilayah Kashmir tidak akan menyerahkan Kashmir kepada Pakistan sebab India juga melihat teori politik domino yaitu jika Kashmir lepas maka akan diikuti oleh tuntutan pelepasan wilayah-wilayah lainnya. sedangkan bagi Pakistan Kashmir merupakan lambang, simbol atau identitas,

11

Ita Mutiara Dewi.Dilema Masalah Kashmir dalam Kerangka Hubungan India-Pakistan. Staff Pengajar Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Lihat pada

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0 CCYQFjAA&url=http%3A%2F%2Fstaff.uny.ac.id%2Fsystem%2Ffiles%2Fpenelitian%2FIta%2520Mu tiara%2520Dewi%2C%2520SIP%2C%2520MSi.%2FKashmir.pdf&ei=X1omU626BsWNrgfT5IDwDg&


(26)

8

sebab mayoritas penduduk Kashmir beragama islam. Hal inilah yang menyebabkan naik-turunya intesitas konflik Kashmir, kemudian polemik yang terjadi dalam perebutan wilayah Kashmir sampai akhirnya terjadi perang Indi-Pakistani War I.

Dalam penelitian ini juga melihat adanya gerakan separatisme dalam tubuh Kashmir dimana ada beberapa kelompok seperti JKLF( Jammu-Kashmir Liberation Front) yang ingin mendirikan negara baru tanpa adanya ikut campur India maupun Pakistan yang membuat konflik Kashmir semakin kompleks.

Penelitian ketiga, yang berjudul“Kashmir Dalam Hubungan India-Pakistan:Perspektif Kebijakan Nuklir Pakistan, Latar Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik”, 12 dalam penelitian ini Irmawan lebih banyak menjelaskan bagaimana langkah-langkah yang dilakukan Pakistan untuk mengambil alih wilayah Kashmir dari India dan dampaknya terhadap hubungan bilateral antara kedua negara sehingga menyebabkan kedua negara Pakistan dan India saling berlomba memperkuat militernya dengan mencoba menciptakan teknologi nuklir yang kemudian disusul dengan percobaan peluncuran nuklir masing-masing negara. Pakistan mengembangkan nuklir sebagai deterrence dari ancaman India, khawatir jika sewaktu-waktu India menyerang mereka dengan senjata nuklirnya, maka Pakistan sudah siap untuk menyerang balik. Walaupun masing-masing negara mengembangkan senjata nuklir tetap ada upaya dari kedua negara mencoba mencapai kesepatan untuk menemukan jalan damai yang tetap saja pada ujungnya selalu menemukan jalan

12

Effendi Irmawan. Kashmir dalam Hubungan India-Pakistan:Perspektif Kebijakan Nuklir

Pakistan, Latar Belakang dan Perkembangan Menuju Penyelesaian Konflik. Jurnal Siklus Volume I

No.3 Tahun 2005 ISSN 0216-5635. Lihat pada

http://www.academia.edu/4154759/Kashmir_Dalam_Hubungan_India-Pakistandiakses pada tanggal 18 November 2013 pkl 22.00 wib


(27)

9

buntu. Akan tetapi, India maupun Pakistan tetap mencoba untuk berdamai dengan jalan dimana Vajpaye yang merupakan perdana menteri India membuka jalur

“diplomasi bus”. Dimana jalur bus tersebut dapat melewati perbatasan India-Pakistan dan hal inipun diterima dengan baik oleh pemerintah India-Pakistan sendiri. Selain itu kedua perdana menteri dari dari dua negara tersebut juga telah membuat kesepakatan yaitu, pertama, perjanjian mengenai KTT yang bertajuk “Deklarasi

Lahore” dan kedua, kerjasama peningkatan rasa saling percaya. Setidaknya kesepakatan tersebut dapat meredam konflik tersebut.

Penelitian keempat yang berjudul “Penggunaan Kekuatan Pakistan dan India Dalam Mempertahankan Wilayah Kashmir Pasca Perang Dingin”,13dalam tesis ini juga hampir sama dengan penelitian sebelumnya dimana Finsa melihat situasi ketengangan yang terjadi dalam tubuh Kashmir seperti aksi penculikan maupun pembunuhan. Finsa juga menjelaskan bagaimana kepentingan geopolitik Pakistan di Kashmirdengan menggunakan strategi pembelaan nilai demokrasi dan hak asasi manusia sedangkan pihak India sendiri bertahan untuk tidak melepaskan Kashmir menjadi bagian dari Pakistan dengan menggunakan strategi Counter Terorism di wilayah Kashmir, yaitu India memperkuat polisi lokal dengan sejumlah besar pasukan Central Reserve Police Force (CRPF) yang merupakan pasukan para militer negara yang tujuannya untuk menghentikan aksi teroris yang menurut mereka adalah orang-orang Pakistan.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Ferry Dwi Provianto yang

berjudul “Kepentingan Pakistan Dalam Kerjasama Militer dengan China”,14

13

M.Finsa Arahman. 2007.Penggunaan Kekuatan Pakistan dan India Dalam mempertahankan Wilayah Kashmir Pasca Perang Dingin. Universitas Airlangga.

14 Ferry Dwi Provianto.2007.

Kepentingan Pakistan dalam kerjasama Militer dengan China.


(28)

10

menggambarkan bahwa kerjasama militer Pakistan dengan China menguntungkan bagi Pakistan sendiri baik secara politik maupun ekonomi. Pakistan merasa dengan adanya China dibelakang mereka dapat meminimalisiasi hegemoni India dikawasan Asia Selatan dan sebagai balancing sebab Pakistan yang sampai sekarang terlibat konflik Kashmir dengan India.

Dalam penelitian ini Ferry menggunakan pendekatan teori politik luar negeri dimana melihat upaya Pakistan untuk mendapatkan keuntungan dari lingkungan eksternalnya yaitu dengan menjalin kerjasama militer dengan China. Selain itu Ferry juga menggunakan konsep kepentingan nasional, konsep deterrence dan aliansi. Sedangkan penelitian ini dengan judul “Dampak Pengembangan Nuklir India terhadap Konflik India-Pakistan” melihat dampak yang ditimbulkan akibat pengembangan nuklir India terhadap intesitas konflik India Pakistan. peneliti melihat dengan menggunakan pendekatan Balance of power dan teori nuklir deterrence sebab India mengembangkan nuklir dan melakukan uji coba rudal balistiknya untuk mencegah agresi dari Pakistan. Selain itu karena India maupun Pakistan sama-sama memiliki senjata pemusnah massal, intensitas dari konflik India- Pakistan netral, walaupun tidak menyelesaikan konflik, setidaknya genjatan senjata dapat diminimalisir.


(29)

11

Tabel I.I Posisi Penelitian

No JUDUL DAN

NAMA PENELITI

JENIS PENELITIAN DAN ANALISA

HASIL 1 Buku : Religion as a

Factor in Ethnic Conflict:

Kashmirand Indian Foreign Policy Oleh: Carolyn C. James

Deskriptif

Pendekatan :Etno Religius dan Foreign Policy

 Akar penyebab Konflik Kashmir yaitu agama dan Politik

 Konflik Kashmir sangat berpengaruh terhadap politik luar negeri India 2 Tesis : Dilema

Masalah Kashmir dalam Kerangka Hubungan India Pakistan

Oleh : Ita Mutiara Dewi

Deskriptif

Pendekatan : foreign Policy dan teori politik domino

 India maupun pakistan telah memasukan agenda Kashmir dalam kebijakan luar negerinya

 Adanya gerakan

separatisme dalam tubuh kashmir yang dilakukan oleh kelompok JKLF (Jammu-Kashmir

Liberation front) yang menginginkan negara merdeka tanpa adanya camput tangan India maupun Pakistan

3 Jurnal : Kashmir dalam Hubungan India-Pakistan : Perspektif

Kebijakan Nuklir Pakistan Latar Belakang dan Perkembangann Menuju

Penyelesaian Konflik

Oleh : Irmawan Effendi

Deskriptif

Pendekatan : Nuclear Detterrence

 Pakistan maupun India sama-sama menciptakan senjata nuklir, akan tetapi tetap ada upaya damai yang dilakukan

 Pemerintah India membuka jalur diplomasi bus yang dapat melewati perbatasan India-Pakistan

 Pakistan dan India membuat kesepakatan yaitu mengenai perjanjian KTT yang bertajuk

“Deklarasi Lahore” dan

kerjasama peningkatan rasa saling percaya

4 Tesis : Penggunaan Kekuatan Pakistan dan India dalam Mempertahankan Wilayah Kashmir Pasca Perang

Deskriptif

Pendekatan : Konsep kepentingan geopolitik

 Pakistan menggunakan strategi pembelaan nilai demokrasi dan hak asasi manusia untuk kepentingan geopolitiknya diwilayah kashmir


(30)

12

Dingin

Oleh : M Finsa Arahman

 India menggunakan strategi counter terorism diwilayah Kashmir untuk mencapai kepentingan geopolitiknya

5 Skripsi :

Kepentingan

Pakistan dalam Kerjasama Militer dengan China

Oleh : Ferry Dwi Provianto

Deskriptif

Pendekatan : teori politik luar negeri, kepentingan

nasional, konsep deterrence dan konsep aliansi

 Dalam melakukan

kerjasama dengan China, Pakistan mengalami kemajuan dalam hal modernisasi alusista militer pasca kerjasama militer dengan China

 Pasca kerjasama dengan China, Pakistan mengembangkan sistem persenjataan berbasis nuklir

 Aliansi antara Pakistan dengan China adalah untuk mengurangi hegemoni India di Asia Selatan selain itu, aliansi tersebut merupakan wujud dari bandwagoning yang dilakukan oleh Pakistan 6 Skripsi : Dampak

Pengembangan Nuklir India terhadap Konflik India-Pakistan Oleh : Hariati

Eksplanatif

Pendekatan : Balance Of Power dan teori nuklir deterrence

 Dengan mengembangkan senjata berbasis nuklir, India bisa melakukan deterrence terhadap Pakistan yang terlebih dahulu mengembangkan senjata nuklir

 Tidak akan terjadi perang nuklir antara India dan pakistan karena masing-masing negara mempunyai senjata nuklir yang jika terjadi perang maka dampak yang ditimbulkan akan sangat fatal. India maupun Paksitan juga menggunakan senjata nuklir sebagai balance of power.


(31)

13

1.5Landasan Teori 1.5.1 Balance of Power

Negara yang kuat adalah negara yang maju baik dalam kapasitas militer maupun ekonomi. Ada beberapa hal yang membentuk power suatu negara yaitu potensi sumber daya alam, populasi sebab cukup besar populasi dapat memberikan potensi kekuasaan dan status kekuatan besar untuk suatu negara dan ukuran geografis dan posisi, Alfred Mahan berpendapat bahwa negara yang mengontrol rute laut berarti mengontrol dunia sedangkan Sir Halford Mackinder berpendapat bahwa negara yang memiliki kekuatan yang paling kuat adalah orang yang menguasai jantung tersebut.15

Power terbagi menjadi 2 macam yaitu16 Power tangible meliputi, pembangunan industri dengan kapasitas industri maju, ditandai dengan kuatnya ekonomi suatu negara, populasi dan peningkatan kekuatan militer sedangkan Power intagible meliputi dukungan publik, kekuatan negara diperbesar ketika tampaknya ada dukungan publik belum pernah terjadi sebelumnya misalnya, kekuatan China yang diperbesar di bawah Mao Zedong karena ada dukungan publik belum pernah terjadi sebelumnya untuk kepemimpinan komunis, Kepemimpinan visioner dan pemimpin karismatik seperti Mohandas Gandhi dan Franklin Roosevelt mampu meningkatkan potensi kekuatan negara mereka dengan mengambil inisiatif berani.

15

Essentials Of International Relation lihat pada

http://www.wwnorton.com/college/polisci/essentials-of-international-relations5/ch/05/summary.aspx diakses pada tanggal 10 Februari pkl 13.00 Wib

16


(32)

14

Kekuatan militer dan ekonomi dapat membentuk negara menjadi sebuah negara yang lemah maupun negara yang kuat (super power). Negara-negara super power biasanya selalu ingin mendominasi dan menghegemoni negara-negara kecil untuk mencapai kepentingan nasionalnya sedangkan bagi negara-negara kecil untuk menghindari hegemoni dari negara-negara kuat harus menyeimbangkan kekuatan negaranya (Balance of Power) baik dengan cara meningkatkan ekonomi dan militer maupun membentuk sekutu atau aliansi dengan negara-negara besar.

Pada era kejayaan pemikiran kaum realis, hegemon dianggap sebagai sebuah ancaman bagi negara-negara lainnya. Dapat dikatakan Balance Of Power (Keseimbangan kekuatan) muncul dengan asumsi dasar bahwa ketika sebuah negara atau aliansi negara meningkatkan atau mengunakan kekuatannya secara lebih agresif, negara-negara yang merasa terancam akan merespon dengan meningkatkan kekuatan mereka.17 Negara-negara saling memperkuat powernya supaya tidak mudah dikendalikan atau diintervensi oleh negara-negara lainnya.

Keseimbangan kekuasaan berfungsi secara efektif melalui dua cara. Pertama, beberapa negara dapat membentuk balance of power dengan beraliansi atau bersekutu dengan negara yang lebih kuat, sebab aliansi dengan negara-negara lain dapat memperkuat pertahanan negara yang lebih lemah dan menyeimbangkan terhadap ancaman umum. Para pendukung “Balance of Power” teori mengemukakan bahwa perdamaian umumnya dipertahankan bila keseimbangan kekuasaan ada di antara kekuatan-kekuatan besar.18

17

Dr. Christoph Rohde: Introduction: The balance-of-power (BOP) in international relations theory.lihat padahttp://www.politischer-realismus.de/textbopinintbez.pdf diakses pada tanggal 18 Desember pkl 22.00 wib

18

Rizwan Naseer, Musarat Amin.Berkeley Journal of Social Sciences Vol. 1, No. 10, 2011.Balance of Power: A Theoretical explanation and Its Relevance in Contemporary Era. Lihat pada


(33)

15

India sendiripun beraliansi dan bersekutu dengan Amerika Serikat yaitu dengan melakukan kerjasama pertahanan, tentu saja hal ini meningkatkan posisi India di Asia Selatan. Dengan beraliansi dengan Amerika Serikat India berharap dapat menyeimbangi kekuatan Pakistan yang terlebih dahulu beraliansi dengan China. Kedua, negara-negara saling menyeimbangkan kekuatan militer masing-masing. Dalam Perang Dingin, Uni Soviet dan Amerika Serikat memperluas persenjataan nuklir mereka untuk menyeimbangkan kekuatan militer mereka.19 Hal inipun hampir serupa yang terjadi antara India dan Pakistan, dimana masing-masing negara saling memperbaharui dan meningkatkan armana militer dengan nuklir untuk mencapai posisi balance.

Ernest Haas mengemukakan setidaknya ada 8 hal yang harus dipenuhi dalam Balance of Power itu20:

a. Adanya distribusi power b. Adanya keseimbangan proses c. Hegemoni

d. Kestabilan dan perdamaian sebagai wujud kekongkritan power e. Ketidakstabilan dan perang

f. Kekuatan politik secara umum

g. Hukum universal dari sejarah tertentu

h. Sistem dan panduan yang digunakan oleh pembuat kebijakan.

http://www.berkeleyjournalofsocialsciences.com/NovDec3.pdf diakses pada tanggal 07 Februari pkl 18.00 Wib

19

Balance of Power in International Relations. Lihat pada

http://www.legalserviceindia.com/article/l326-Balance-of-Power-in-International-Relations.html diakses pada tanggal 18 Desember pkl 22.35 Wib

20

Balance of Power and Power Shifts :Global Interests at stake. Lihat pada

https://www.press.umich.edu/pdf/0472112872-ch4.pdfdiakses pada tanggal 07 Februari pkl 18.45 Wib


(34)

16

Dengan adanya distribusi power baik dari segi ekonomi maupun militer merupakan upaya yang dilakukan oleh India untuk menyeimbangkan kekuatan dengan Pakistan dengan cara mengembangkan senjata rudal yang berteknologi nuklir. India memiliki senjata plutonium yang diperkirakan antara 240-395 kg, tergantung pada kecanggihan desain hulu ledak dan dapat digunakan untuk memproduksi 40-90 simple fission weapons.21 Sekiranya dengan kekuatan militer tersebut India dapat menyamai Pakistan.

Balance of power muncul dalam sistem kekuasaan ini untuk menghasilkan tiga kondisi.22 Pertama, keberagaman kedaulatan negara yang muncul haruslah tidak tunduk pada keterpaksaan dari salah satu legitimasi kedaulatan negara lain yang lebih berkuasa. Kedua, kontrol secara terus-menerus dari kompetisi akibat langkanya sumber daya atau nilai-nilai konflik. Ketiga, menyamaratakan distribusi status, kekayaan dan potensi power diantara aktor politik yang masuk dalam suatu sistem. Secara sistemik, balance of power digunakan untuk mencegah terjadinya sistem hegemoni yang didefinisikan sebagai sebuah dominasi suatu negara terhadap negara atau kelompok negara lain. Dengan kata lain, balance of power ini muncul karena adanya suatu pengaruh besar dalam bidang militer dan teknologi oleh negara pemilik power yang besar, yang kemudian disebut sebagai hegemoni. Walaupun pada kenyataannya, hegemoni suatu negara itu tidak dapat dihilangkan dengan menggunakan sistem perimbangan kekuatan (balance of power).23

21

India and Pakistan Compared :Military.lihat pada

http://www.nationmaster.com/country-info/compare/India/Pakistan/Militarydiakses pada tanggal 07 Maret pkl 13.36 Wib

22

Balance of Power and Power Shifts :Global Interests at stake.Opcit

23


(35)

17

Gulick menjelaskan bahwa keseimbangan kekuasaan dibuat untuk mempertahankan eksistensi dari sistem negara. Dia menyebutkan surveillances, aliansi, koalisi, kemampuan untuk beralih aliansi dengan cepat dan tekad untuk menghancurkan musuh baik sepenuhnya, atau membangunnya kembali sebagai upaya dalam menjaga Balance of Power. Namun dalam penafsiran tertentu, balance yang dimaksudkan tidak benar-benar seimbang. Balance of power bisa dikondisikan dengan kekuatan-kekuatan yang tidak begitu seimbang namun di antara kekuatan tersebut terdapat keselarasan. Perubahan kekuatan, baik itu peningkatan maupun penurunan tidak terlalu signifikan sehingga dampak dari perubahan tersebut tidak terlalu mempengaruhi kekuatan lawan.24

India berupaya keras untuk dapat menyamai Pakistan untuk mencapai posisi balance, walaupun tidak benar-benar seimbang, akan tetapi dengan sama-sama memiliki nuklir sebagai power maka balance dapat dicapai.

1.5.2 Teori Nuklir Deterrence

Teori deterrence dikemukakan pertama kali oleh Bernard Brodie yang menganggap bahwa pengakisan atau pencegahan yang terjadi secara umum digunakan dalam term meyakinkan lawan bahwa aksi tertentu akan menimbulkan kerusakan yang fatal, yang tidak akan memberi keuntungan. Dengan alasan-alasan ekonomis, Brodie menjelaskan teori deterrence kedalam kaijan strategis, yang mengutamakan efisiensi dan efektivitas.25 Deterrence diusulkan sebagai teori oleh karena adanya kerugian besar setelah perang, seperti: biaya yang begitu mahal (kalkulasi), korban banyak berjatuhan. Dinamika proses deterrence yang terjadi

24

Ibid.

25

Dougherty, James dan Platzgrafr Jr, Robert. Theories of Deterrence (chapter 9). Contending Theories of International Relations : A Comprehensive Study (4th edn).1999. New York : Longman.pp 368-401


(36)

18

saat perang dingin patut diperhatikan dengan melihat bagaimana keputusan pencegahan perang dilakukan dan sejauh mana peran penangkisan ini berpengaruh bagi perdamaian dunia.26 Oleh karena itu dengan munculnya teori deterrence, setidaknya dapat menggurangi konflik senjata yang dapat menyebabkan korban jiwa sebab dengan kepemilikan senjata pemusnah massal dapat menyadarkan negara-negara yang berkonflik untuk tidak menyerang satu sama, akan tetapi teori ini hanya berguna bagi negara-negara yang mempunyai nuklir.

Revolusi nuklir melahirkan strategi militer baru dari agresi ke bentuk defense, Pergeseran sifat peperangan klasik yang agresif ke defensif sejak adanya revolusi nuklir memunculkan tesis bahwa nuklir bukanlah senjata yang sebenarnya.27 Sebagai senjata seharusnya nuklir membuat negara tahu siapa yang harus dilawan dan bagaimana menangkal serangan, namun no-first-use policy menunjukkan bahwa keberadaan nuklir masih terus diterka-terka oleh negara sebab nuklir dengan tingkat menghancurkan secara total menyebabkan prediksi-prediksi akan kerugian dan kalkulasi amunisi menjadi begitu sulit.28

Setiap negara yang memiliki nuklir hanya berani mendeklarasikan mengenai hal-hal yang bersifat politis akan nuklir mereka karena jika sampai terkuak ke hadapan publik mengenai seberapa banyak dan besar kekuatan nuklir yang dimiliki maka saat itulah nuklir tidak memiliki fungsinya sebagai deterrence. Siapapun tidak dapat terjamin keamanannya dalam menghadapi senjata nuklir meskipun pihak yang diserang juga memilikinya.29 Hal inilah

26

Ibid.

27Gray, Colli “. 2007.

The Cold War, II: the Nuclear Revolution , dala War, Peace a d International Relations: an Introduction to Strategic History, New York: Routledge, pp. 205-218.

28Ibid. 29


(37)

19

dalam perang nuklir tidak ada pemenang atau kemenangan yang ada hanyalah kehancuran karena nuklir menghancurkan secara total kedua belah pihak.

Dengan adanya nuklir dalam sistem internasional telah jauh mengurangi kemungkinan perang antar negara. Kesadaran akan bahaya nuklir ini apabila sungguh-sungguh digunakan dalam suatu peperangan, membuat negara agresor sangat sulit untuk menentukan suatu kemenangan yang pasti bagi dirinya sebab tidak ada perbedaan antara pemenang maupun yang kalah karena nuklir menghancurkan semuanya. Menurut Dahlan Nasution dalam bukunya ”Politik Internasional Konsep dan Teori” nuklir tidaklah melulu dipertimbangkan dari segi militer saja, akan tetapi juga konteks politik bangsa-bangsa yang bersangkutan. Pertimbangan politik disini maksudnya bahwa persenjataan itu bukan hanya ditujukan untuk menghancurkan kekuatan lawan, akan tetapi juga dipergunakan

sebagai alat untuk menunjang “bargaining position” dalam usaha mencapai

kepentingan nasional.30

Hal inilah yang coba India lakukan dengan meningkatkan kekuatannya

untuk dapat mencapai “bargaining position” dalam kepentingan nasionalnya terkait dengan wilayah Kashmir, selain itu India mengembangkan nuklir untuk menangkal ancaman dan agresi dari negara lain terutama Pakistan. India merasa terancam dengan Pakistan yang terlebih dahulu mengembangkan nuklir dan takut jika sewaktu-waktu Pakistan menyerang mereka dengan senjata nuklir, mengingat bahwa hubungan kedua negara yang panas-dingin yang disebabkan oleh berbagai macam konflik. India berharap bahwa dengan kepemilikikan nuklir maka Pakistan

30


(38)

20

tidak akan berani bertindak ceroboh dengan menyerang mereka dengan senjata nuklir pula.

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Tingkat Analisa

Untuk mempermudahpenelitian ini, peneliti menetapkan tingkat analisa. Seperti yang dikatakan oleh J. David Singer dalam ilmu apapun ada keharusan

untuk memilih sasaran analisa tertentu :” dalam setiap bidang kegiatan keilmuan, selalu terdapat berbagai cara memilah-milah dan mengatur fenomena yang dipelajari demi analisis yang sistematisbaik dalam ilmu fisik maupun ilmu sosia, pengmat harus memilih pusat perhatian,pada bagian-bagiannya atau pada keseluruhan fenomena itu, pada komponenya atau pada sistemnya. Misalnya ia bisa memilih mau memperlihatkan bunga atau kebunnya, pohon atau hutannya, rumah atau kampungnnya, remaja nakal atau kelompok gangnya, anggota DPR atau parlemennya dan sebagainya.31 Oleh sebab itu penulis menyederhanakan menentukan unit analisa yaitu perilaku yang hendak didiskripsikan jelaskan dan ramalkan (variabel dependen) dan unit eksplanasi yaitu dampaknya terhadap terhadap unit analisa yang hendak diamati (variabel independen).32 Dalam penelitian ini unit analisanya adalah konflik India-Pakistan sedangkan unit eksplanasinya adalah pengembangan nuklir India, menurut Mohtar Mas’oed, jika sebuah penelitian memiliki unit eksplanasi yang sama dengan dengan unit analisanya, maka penelitian tersebut memakai model pendekatan kolerasionis.33

31Mas’oed,Mohtar,(1990),

Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, LP3S, Jakarta, hal;36

32Ibid.hal 35


(39)

21

1.6.2 Tipe Penelitian

Setelah terlebih dahulu peneliti memaparkan permasalahan dan membuat pertanyaan penelitian, serta memilih perangkat teori yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan maka penelitian ini menggunakan logika penelitian deduktif, langkah selanjutnya adalah peneliti menentukan hipotesa. Melihat pada tujuan penelitian ini maka penelitian ini dapat digolongkan kedalam penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena.

1.6.3 Tehnik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian kualitatif, dalam menjelaskan permasalahan yang diteliti tergantung pada validitas data yang memberikan informasi dalam penelitian. Untuk itu, di dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dalam bentuk kajian pustaka (library research) dalam bentuk jurnal, artikel maupun media lainnya yang berhubungan dengan fokus kajian penelitian. Setelah mengumpulkan data-data peneliti menganalisis untuk kemudian dapat menggambarkan fenomena yang terjadi.

1.6.4 Metode Analisa Data

Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif untuk menganalisis data yang diperoleh. Inti dari model analisis interaktif ini adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data

b. Reduksi data, yaitu proses penyeleksian atau pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang ada dalam catatan-catatan yang


(40)

22

diperoleh dari berbagai literatur. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik hasil akhir dan diverifikasi.

c. Sajian data, yaitu suatu rangkaian argumentasi informasi yang memungkinkan dapat dilakukan penarikan kesimpulan.

d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu suatu usaha menarik kesimpulan berdasarkan hal-hal yang ditemui dalam reduksi data maupun penyajian data. Proses perumusan kesimpulan dapat dilakukan sejak mulai melakukan penelitian melalui telaah pustaka dan selama penelitian berlangsung, tidak ada kesimpulan akhir sebelum proses pengumpulan data berakhir sebab bila kesimpulan dirasa kurang mantap karena terdapat kekurangan data dalam reduksi dan sajian data, maka peneliti akan menggalinya dalam fieldnote. Bila dalam fieldnote tidak diperoleh data yang dimaksud, maka peneliti akan melakukan pengumpulan data kembali bagi pendalaman atau pemantapan data yang diperlukan.34

1.6.5 Batasan waktu

Untuk dapat lebih fokus pada kajian permasalahan, maka peneliti menetapkan batasan waktu yaitu pada tahun 1998 sampai tahun 2014 pada tahun tersebut India berhasil melakukan serangkaian percobaan peledakan rudal Agninya dan penulis juga melihat bagaimana perkembangan konflik India-Pakistan pasca peluncuran rudal tersebut.

34

Mattew B. Miles& A. Michael Huberman,1992, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Press, hlm. 23


(41)

23

1.7Hipotesa

Upaya India untuk mengembangkan nuklirnya bertujuan untuk menyeimbangkan kekuatannya dengan Pakistan yang notabenenya lebih dahulu mengembangkan nuklirnya. Dengan kepemilikan nuklir oleh India menambah (military capacity building) kapasitas dan kapabilitas milter India, apalagi efek deterernce yang dimiliki nuklir menambah kepercayaan diri India, hal ini kemudian membawa India pada posisi yang seimbang (balance) antara India dan Pakistan. Keseimbangan posisi ini membuat kedua negara saling menahan untuk agresif, maka ketika dua negara sama-sama menahan diri untuk agresif maka akan ada yang disebut the absense of war (kekosongan konflik) karena posisi balance berhasil diciptakan.

1.8 Struktur Penulisan BABI PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah 1.2Rumusan Masalah

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1.3.2 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis b. Manfaat Praktis 1.4Kajian Pustaka


(42)

24

1.5Landasan Konsep dan Teori 1.5.1 Balance of Power 1.5.2 Teori Nuklir Deterrence 1.6Metodologi Penelitian

1.6.1 Tingkat Analisa 1.6.2 Tipe Penelitian

1.6.3 Tehnik Pengumpula Data 1.6.4 Metode Analisa Data 1.6.5 Batasan Waktu 1.7Hipotesa

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN KONFLIK DAN PERBANDINGAN KEKUATAN MILITER INDIA-PAKISTAN

2.1 Sejarah Konflik India-Pakistan

2.2 Perkembangan Konflik India-Pakistan

2.3 Gambaran Kekuatan Militer India-Pakistan Pra Pengembangan Nuklir India 2.1.1 Kekuatan Militer India

2.1.2 Kekuatan Militer Pakistan

BAB III PENINGKATAN POWER INDIA DAN KETERLIBATAN ASING MELALUI PENGEMBANGAN NUKLIR

3.1 Sejarah Pengembangan Nuklir India

3.1.1 Tujuan Pengembangan Nuklir India

3.2 Peningkatan Power India Melalui Pengembangan Nuklir India 3.3Hubungan AS-India dan Pengaruhnya terhadap Isu Nuklir India


(43)

25

3.2.2 Kerjasama India-AS

BAB IV INTENSITAS KONFLIK INDIA-PAKISTAN PASCA PENGEMBANGAN NUKLIR INDIA

4.1 Balancing India terhadap Pakistan

4.2 Hubungan India-Pakistan Pasca Pengembangan Nuklir India BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan


(1)

20 tidak akan berani bertindak ceroboh dengan menyerang mereka dengan senjata nuklir pula.

1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Tingkat Analisa

Untuk mempermudahpenelitian ini, peneliti menetapkan tingkat analisa. Seperti yang dikatakan oleh J. David Singer dalam ilmu apapun ada keharusan

untuk memilih sasaran analisa tertentu :” dalam setiap bidang kegiatan keilmuan,

selalu terdapat berbagai cara memilah-milah dan mengatur fenomena yang dipelajari demi analisis yang sistematisbaik dalam ilmu fisik maupun ilmu sosia, pengmat harus memilih pusat perhatian,pada bagian-bagiannya atau pada keseluruhan fenomena itu, pada komponenya atau pada sistemnya. Misalnya ia bisa memilih mau memperlihatkan bunga atau kebunnya, pohon atau hutannya, rumah atau kampungnnya, remaja nakal atau kelompok gangnya, anggota DPR atau parlemennya dan sebagainya.31 Oleh sebab itu penulis menyederhanakan menentukan unit analisa yaitu perilaku yang hendak didiskripsikan jelaskan dan ramalkan (variabel dependen) dan unit eksplanasi yaitu dampaknya terhadap terhadap unit analisa yang hendak diamati (variabel independen).32 Dalam penelitian ini unit analisanya adalah konflik India-Pakistan sedangkan unit eksplanasinya adalah pengembangan nuklir India, menurut Mohtar Mas’oed, jika sebuah penelitian memiliki unit eksplanasi yang sama dengan dengan unit analisanya, maka penelitian tersebut memakai model pendekatan kolerasionis.33

31Mas’oed,Mohtar,(1990),

Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, LP3S, Jakarta, hal;36

32Ibid.hal 35 33Ibid.hal.39


(2)

21 1.6.2 Tipe Penelitian

Setelah terlebih dahulu peneliti memaparkan permasalahan dan membuat pertanyaan penelitian, serta memilih perangkat teori yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan maka penelitian ini menggunakan logika penelitian deduktif, langkah selanjutnya adalah peneliti menentukan hipotesa. Melihat pada tujuan penelitian ini maka penelitian ini dapat digolongkan kedalam penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena.

1.6.3 Tehnik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian kualitatif, dalam menjelaskan permasalahan yang diteliti tergantung pada validitas data yang memberikan informasi dalam penelitian. Untuk itu, di dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dalam bentuk kajian pustaka (library research) dalam bentuk jurnal, artikel maupun media lainnya yang berhubungan dengan fokus kajian penelitian. Setelah mengumpulkan data-data peneliti menganalisis untuk kemudian dapat menggambarkan fenomena yang terjadi.

1.6.4 Metode Analisa Data

Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif untuk menganalisis data yang diperoleh. Inti dari model analisis interaktif ini adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data

b. Reduksi data, yaitu proses penyeleksian atau pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang ada dalam catatan-catatan yang


(3)

22 diperoleh dari berbagai literatur. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengatur data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik hasil akhir dan diverifikasi.

c. Sajian data, yaitu suatu rangkaian argumentasi informasi yang memungkinkan dapat dilakukan penarikan kesimpulan.

d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu suatu usaha menarik kesimpulan berdasarkan hal-hal yang ditemui dalam reduksi data maupun penyajian data. Proses perumusan kesimpulan dapat dilakukan sejak mulai melakukan penelitian melalui telaah pustaka dan selama penelitian berlangsung, tidak ada kesimpulan akhir sebelum proses pengumpulan data berakhir sebab bila kesimpulan dirasa kurang mantap karena terdapat kekurangan data dalam reduksi dan sajian data, maka peneliti akan menggalinya dalam fieldnote. Bila dalam fieldnote tidak diperoleh data yang dimaksud, maka peneliti akan melakukan pengumpulan data kembali bagi pendalaman atau pemantapan data yang diperlukan.34

1.6.5 Batasan waktu

Untuk dapat lebih fokus pada kajian permasalahan, maka peneliti menetapkan batasan waktu yaitu pada tahun 1998 sampai tahun 2014 pada tahun tersebut India berhasil melakukan serangkaian percobaan peledakan rudal Agninya dan penulis juga melihat bagaimana perkembangan konflik India-Pakistan pasca peluncuran rudal tersebut.

34

Mattew B. Miles& A. Michael Huberman,1992, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Press, hlm. 23


(4)

23 1.7Hipotesa

Upaya India untuk mengembangkan nuklirnya bertujuan untuk menyeimbangkan kekuatannya dengan Pakistan yang notabenenya lebih dahulu mengembangkan nuklirnya. Dengan kepemilikan nuklir oleh India menambah (military capacity building) kapasitas dan kapabilitas milter India, apalagi efek deterernce yang dimiliki nuklir menambah kepercayaan diri India, hal ini kemudian membawa India pada posisi yang seimbang (balance) antara India dan Pakistan. Keseimbangan posisi ini membuat kedua negara saling menahan untuk agresif, maka ketika dua negara sama-sama menahan diri untuk agresif maka akan ada yang disebut the absense of war (kekosongan konflik) karena posisi balance berhasil diciptakan.

1.8 Struktur Penulisan BABI PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah 1.2Rumusan Masalah

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1.3.2 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis b. Manfaat Praktis 1.4Kajian Pustaka


(5)

24 1.5Landasan Konsep dan Teori

1.5.1 Balance of Power 1.5.2 Teori Nuklir Deterrence 1.6Metodologi Penelitian

1.6.1 Tingkat Analisa 1.6.2 Tipe Penelitian

1.6.3 Tehnik Pengumpula Data 1.6.4 Metode Analisa Data 1.6.5 Batasan Waktu 1.7Hipotesa

BAB II SEJARAH PERKEMBANGAN KONFLIK DAN PERBANDINGAN KEKUATAN MILITER INDIA-PAKISTAN

2.1 Sejarah Konflik India-Pakistan

2.2 Perkembangan Konflik India-Pakistan

2.3 Gambaran Kekuatan Militer India-Pakistan Pra Pengembangan Nuklir India 2.1.1 Kekuatan Militer India

2.1.2 Kekuatan Militer Pakistan

BAB III PENINGKATAN POWER INDIA DAN KETERLIBATAN ASING MELALUI PENGEMBANGAN NUKLIR

3.1 Sejarah Pengembangan Nuklir India

3.1.1 Tujuan Pengembangan Nuklir India

3.2 Peningkatan Power India Melalui Pengembangan Nuklir India 3.3Hubungan AS-India dan Pengaruhnya terhadap Isu Nuklir India


(6)

25 3.2.2 Kerjasama India-AS

BAB IV INTENSITAS KONFLIK INDIA-PAKISTAN PASCA PENGEMBANGAN NUKLIR INDIA

4.1 Balancing India terhadap Pakistan

4.2 Hubungan India-Pakistan Pasca Pengembangan Nuklir India BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan