T. Agus Surya : Gambaran Radiografi Odontogenik Keratokista, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN
Istilah odontogenic keratocyst OKC atau keratokista pertama kali diperkenalkan oleh Philipsen. Odontogenik keratokista adalah jenis kista yang berasal
dari primordial odontogenic epithelium dan memiliki lapisan keratin. Sekitar 60 odontogenik keratokista berasal dari pertumbuhan sisa-sisa dental lamina atau sel-sel
basal epitel rongga mulut dan 40 sisanya berasal dari pertumbuhan reduced enamel dental follicle.
1,2,3,4
Kista ini lebih sering tumbuh di rahang bawah daripada di rahang atas, terutama di posterior mandibula dan cenderung terjadi pada laki-laki daripada wanita.
Odontogenik keratokista dapat tumbuh bersama dengan kista dentigerous kemudian terjadi difusi antara odontogenik keratokista dan kista dentigerous. Kista ini dapat
tumbuh dengan ukuran besar dan mengakibatkan destruksi pada tulang rahang sehingga pada perawatan harus dilakukan reseksi tulang rahang.
1,4,5,6
Pada gambaran radiogarafi, paling sering muncul dalam bentuk lesi unilocular. Tetapi dapat juga muncul dalam bentuk lesi lobulated dan multilocular.
1,5
Kista ini merupakan jenis kista yang paling agresif dan mudah rekuren. Prinsip terapi odontogenik keratokista adalah enukleasi. Dikarenakan tingkat rekuren
yang tinggi, maka setiap tindakan enukleasi harus selalu disertai dengan kuretase.
1,4,5
T. Agus Surya : Gambaran Radiografi Odontogenik Keratokista, 2010.
BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, GAMBARAN HISTOPATOLOGIS
DAN DIAGNOSA BANDING ODONTOGENIK KERATOKISTA
2.1 Definisi Odontogenik Keratokista
Odontogenic keratocyst OKC atau keratokista pertama kali diperkenalkan oleh Philipsen. Istilah keratokista dipergunakan untuk menggambarkan setiap kista di
rongga mulut di mana di dalamnya didapatkan jaringan keratin dalam bentuk yang besar.
1,2,3
Browne, Forssell dan Sainio berpendapat lain, bahwa kista jenis dentigerous, radikuler, dan residual masuk dalam kategori keratokista, akan tetapi dinyatakan bahwa
walaupun dapat terjadi keratinisasi yang metaplastik pada dinding suatu kista radikuler atau residual, dinding kista tersebut sebenarnya tetap berbeda dengan dinding epitelium
suatu keratokista sejati.
1,4,5,7
Odontogenik keratokista berasal dari pertumbuhan sisa-sisa dental lamina atau sel-sel basal epitel rongga mulut sekitar 60 dan 40 sisanya berasal dari pertumbuhan
reduced enamel dental follicle.
1,4,5
Kista ini lebih cenderung terjadi pada pria dibandingkan wanita, sering tumbuh di mandibula terutama di bagian posterior mandibula. Odontogenik keratokista juga
sering tumbuh di sekitar gigi yang tidak erupsi. Kista ini dapat tumbuh dengan ukuran besar dan mengakibatkan destruksi pada tulang rahang. Odontogenik keratokista
T. Agus Surya : Gambaran Radiografi Odontogenik Keratokista, 2010.
mempunyai kecenderungan rekuren yang tinggi, sekitar 30 - 60, hampir sama dengan ameloblastoma.
1,2,4,5
2.2 Etiologi Odontogenik Keratokista
OKC adalah kista odontogenik non inflamasi yang muncul dari dental lamina. Tidak seperti kista lainnya yang diperkirakan tumbuh oleh karena tekanan osmotik,
epitel OKC tampaknya memiliki potensi pertumbuhan bawaan, seperti pada sebuah tumor jinak.
2,8,9
2.3 Gambaran Histopatologis Odontogenik Keratokista
Secara mikroskopis odontogenik keratokista menunjukkan gambaran yang khas yaitu
1,2,5,6
: 1.
Bentuk lapisan epitel skuamosa yang mengalami parakeratinisasi dan mempunyai ketebalan antara 6 sampai 10 lapis sel.
2. Lapisan sel basal yang terdiri atas sel-sel berbentuk kolumner atau
kuboid yang tersusun secara palisade. 3.
Pembesaran mikroskopik yang menunjukkan lumen yang dilapisi oleh lapisan epitel yang mengalami keratinisasi.
4. Lumen yang berisi sejumlah disquamated parakeratin
T. Agus Surya : Gambaran Radiografi Odontogenik Keratokista, 2010.
Gambar 1. Lumen yang dilapisi oleh lapisan epitel yang mengalami keratinisasi
1
Gambar 2. Dinding kista tersusun atas 6-10 sel yang mengalami keratinisasi
1
2.4 Diagnosa Banding Odontogenik Keratokista
Odontogenik keratokista memiliki diagnosa banding dengan beberapa kista rongga mulut lainnya, yaitu Kista Dentigerous, Ameloblastoma dan Kista Odontogenik
Berkalsifikasi.
10
1. Kista Dentigerous
Kista dentigerous tumbuh dari dental follicle pada gigi yang tidak erupsi atau dari gigi yang sedang dalam masa pertumbuhan. Paling sering tumbuh di regio posterior
T. Agus Surya : Gambaran Radiografi Odontogenik Keratokista, 2010.
baik mandibula maupun maksila dan umumnya berkaitan dengan gigi molar ketiga. Kista ini ditemukan pada semua usia dengan angka kejadian terbesar pada usia 20
tahun.
1,7,9,11,12
2. Ameloblastoma
Ameloblastoma di kenal juga dengan nama adamantinoma. Ameloblastoma berkembang dari sel ameloblast yang merupakan epitel odontogenik
yang bertanggung jawab pada pembentukan enamel. Ameloblastoma memiliki tingkat rekuren yang tinggi dan biasanya terjadi di dekat sudut mandibula daerah molar tiga
meskipun sebenarnya ameloblastoma dapat timbul di sepanjang alveolus, baik mandibula80 maupun maksila20. Ameloblastoma berkembang lambat dan
timbul pada usia 30 – 50 tahun.
1,7,9,11,12
3. Kista Odontogenik Berkalsifikasi
Kista odontogenik berkalsifikasi merupakan lesi kistik yang non neoplastik dimana lapisan epitel menunjukkan lapisan sel-sel kolumnar yang tebal dan sejumlah
kumpulan sel-sel ghost yang terdapat pada dinding kista. Sel-sel ghost ini dapat berkalsifikasi. Kista ini dapat tumbuh di segala usia dengan angka kejadian terbesar
pada usia remaja dan sering tumbuh pada wanita dan regio yang sering adalah maksila. Kista ini merupakan kista satu-satunya yang berkalsifikasi sehingga memiliki gambaran
campuran radio lusen dan radio opak.
1,7,9,11,13
T. Agus Surya : Gambaran Radiografi Odontogenik Keratokista, 2010.
BAB 3 GAMBARAN KLINIS ODONTOGENIK KERATOKISTA
Odontogenik keratokista dapat ditemukan pada pasien di dalam rentang usia dari masa kanak-kanak sampai usia tua, tetapi sekitar 60 dari semua kasus yang
didiagnosis dalam masyarakat, odontogenik keratokista ditemukan pada pasien antara 10 dan 40 tahun. Kista ini lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita. Sekitar
60 sampai 80 dari kasus terjadi di rahang bawah dan lebih banyak terjadi pada ramus mandibula.
5,6,7,14
Gambar 3. Distribusi Odontogenik Keratokista pada rahang
2
Odontogenik keratokista kecil biasanya asimptomatis dan hanya ditemukan pada gambaran radiografi saja, tidak tampak secara klinis. Odontogenik keratokista
besar mungkin dapat menyebabkan pembengkakan, dan drainase pada daerah kista. Pada kasus yang ekstrem, bahkan kista yang sangat besar bisa tanpa rasa sakit.
2,5,,6,15
T. Agus Surya : Gambaran Radiografi Odontogenik Keratokista, 2010.
Apabila terjadi di daerah ramus, bisa menyebabkan ketidaknyamanan pergerakan sendi TMJ. Pada saat kista membesar dapat menyebabkan malposisi gigi,
ekspansi tulang rahang dan resorpsi akar gigi serta pada kasus yang cukup ekstrem dapat juga terjadi resorbsi tulang rahang.
1,5,14
Odontogenik keratokista memiliki gambaran klinis yang hampir sama dengan gambaran klinis kista - kista lainnya di rongga mulut, sehingga tidak dapat di
jadikan sebagai petunjuk diagnosis. Walaupun gambaran radiografi dapat memberikan gambaran yang jelas adanya odontogenik keratokista, namun untuk diagnosis pasti
melalui pemeriksaan histopatologis.
1,2
Gambar 4. Gambaran secara ekstra oral menunjukkan adanya pembengkakan pada maksila sebelah kiri pasien.
14
T. Agus Surya : Gambaran Radiografi Odontogenik Keratokista, 2010.
Gambar 5. Gambaran secara intra oral menunjukkan adanya massa pada maksila sehingga menunjukkan pembengkakan.
14
T. Agus Surya : Gambaran Radiografi Odontogenik Keratokista, 2010.
BAB 4 GAMBARAN RADIOGRAFI ODONTOGENIK KERATOKISTA