Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi Pendapatan Ibu Dalam Keluarga Di Kota Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KONTRIBUSI PENDAPATAN IBU DALAM KELUARGA DI

KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan oleh :

Dwi Syafrina 070501038 Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2011


(2)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the factors that affect contribution of women income to the total family income. The independent variables that used in this research are Education, Work time, Total of family and Total of worker in family. This research was located in Medan, Sumatera Utara.

Data that used in this research is primary data with 90 respondences as sample. Research method that used in this study is Ordinary Least Squared (OLS), by using Eviews 5.1.

The result of the research shows that the average of contribution of women income is 55,6 % to the total family’s income. As partial, all of the independent variables are significant in influencing the dependent variable at alpha 1 %. And simultaneously, all of the independent variables are significant in influencing the dependent variable at alpha 1 %.


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi pendapatan ibu dalam pendapatan keluarga. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, jam kerja, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah anggota keluarga yang bekerja. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan sampel sebanyak 90 orang. Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah Ordinary Least Squared (OLS), dengan menggunakan Eviews 5.1.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi ibu bekerja dalam pendapatan keluarga adalah sebesar 55,6 % . Secara parsial semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Pendapatan Keluarga pada alpha 1 %. Dan secara bersama-sama, semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Pendapatan Keluarga pada alpha 1 %

Key word : Pendidikan, Jam Kerja, Jumlah tanggungan Keluarga, Jumlah anggota Keluarga yang Bekerja


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmad dan karunia-Nya, kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dengan judul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Keluarga di Kota Medan”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu pelaksanaan akademis untuk memenuhi syarat perkuliahan dijenjang studi strata-1 dalam rangka meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, yang di sebabkan keterbatasan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis memohon maaf serta meminta kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak yang membaca dan membantu serta memotivasi penulis agar lebih baik dimasa yang akan datang.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis baik secara moril maupun materil dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, yaitu:

1. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Syafril dan Ibu Saidah Tanjung, kakak penulis yaitu Lia Syafrida, ST serta adik-adik penulis Syafrizal dan


(5)

Syafriadi, terima kasih atas kasih sayangnya, doa serta dukungan moril, dan materil yang tidak pernah putus diberikan kepada penulis.

2. Bapak Drs.Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembanding penulis yang telah memberikan kritik,saran, dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini, memberikan saran dan masukannya serta petunjuk yang sangat berarti bagi penulis. 8. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku dosen pembanding I

penulis yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.

9. Ibu Inggrita Gusti Sari, SE, M.Si selaku dosen pembanding II penulis yang telah memberikan kritik, saran, dan masukan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(6)

10. Seluruh staf pengajar (dosen) Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan pendidikan yang sangat bermanfaat bagi penulis yang dapat digunakan pada masa yang akan datang serta seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis selama menjalani perkuliahan.

11. Sahabat-sahabat penulis Niken Fidyah Ramadhani, Wenny Nurul Hikmah Harahap, Aliza Basrah Lubis dan Hafadh Abdillah Ritonga atas doa dan motivasi serta bantuannya yang telah diberikan kepada penulis baik dalam penyusunan skripsi ini maupun selama perkuliahan dan atas hari-harinya yang telah menemani penulis.

12. Ibu-Ibu yang telah bersedia menjadi responden dan mengisi kuisioner secara jujur.

13. Kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi seluruh pihak yang membaca dan memerlukan skripsi ini. Wassalammualaikum Wr.Wb

Medan, 1 Maret 2011 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Hipotesis ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tenaga Kerja ... 9

2.1.1 Angkatan Kerja ... 10

2.1.2 Bukan Angkatan Kerja ... 14


(8)

2.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ... 20

2.3 Partisipasi Wanita Dewasa Ini ... 22

2.4 Pendapatan Keluarga ... 23

2.5 Tingkat Pendidikan Ibu ... 25

2.5.1 Kaitan Tingkat Pendidikan Ibu terhadap Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Keluarga ... 26

2.6 Jam Kerja ... 27

2.6.1 Kaitan jam Kerja terhadap Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Keluarga ... 30

2.7 Jumlah Tanggungan Keluarga ... 31

2.7.1 Kaitan jumlah tanggungan keluarga terhadap Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Keluarga ... 32

2.8 Jumlah Anggota Keluarga yang Bekerja ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 35

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.4 Populasi dan Sampel ... 36

3.5 Pengolahan Data ... 37

3.6 Metode Analisis Data ... 37

3.7 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 39

3.7.1 Koefisien Determinasi (R-Squared) ... 39

3.7.2 Uji t-statistik ... 40


(9)

3.8 Uji Penyimpangan asumsi klasik ... 44

3.8.1 Uji Normalitas ... 44

3.8.2 Uji Linieritas ... 45

3.8.3 Heteroskedastisitas ... 45

3.8.4 Multikolnearity ... 46

3.9 Defenisi Operasional ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Medan ... 48

4.1.1 Lokasi dan Letak Geografis Kota Medan ... 48

4.1.2 Kondisi Iklim ... 49

4.2 Komposisi Penduduk Kota Medan ... 49

4.2.1 Keadaan Penduduk Bersarkan Kecamatan dan Jenis Kelamin ... 49

4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .. 52

4.2.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Status Pekerjaan ... 53

4.3 Karakteristik Responden ... 54

4.3.1 Kontribusi Ibu dalam Pendapatan Keluarga ... 55

4.3.2 Tingkat Pendidikan Ibu ... 56

4.3.3 Jam Kerja ... 57

4.3.4 Jumlah Tanggungan Keluarga ... 57

4.3.5 Jumlah Anggota keluarga yang Bekerja ... 58

4.3.6 Motivasi dan Alasan Wanita Bekerja ... 59

4.4 Analisis Hasil dan Pembahasan ... 60


(10)

4.6 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuain) ... 62

4.6.1 Koefisien Determinasi ... 62

4.6.2 Uji Partial test (Uji t-satistik) ... 63

4.6.3 Uji Keseluruhan (Uji F-satistik) ... 68

4.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 69

4.7.1 Uji Normalitas ... 69

4.7.2 Uji Linieritas ... 69

4.7.3 Heterokedastisitas ... 70

4.7.4 Multikolinearity ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Perbedaan Primary dan Secondary Market ... 18

2.2 Perbedaan Pasar Tenag Kerja Terdidik dan Tidak Terdidik ... 20

4.1 Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kota Medan 2008 ... 50

4.2 Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas menurut Tingkat Pendidikan Kota Medan Tahun 2008-2009... 53

4.3 Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Status Pekerjaan Kota Medan 2008 ... 54

4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kontribusi Ibu dalam Pendapatan Keluarga di Kota Medan ... 55

4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 56

4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Jam Kerja ... 57

4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 58

4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga yang Bekerja ... 59

4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Bekerja ... 60

4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Alasan Bekerja ... 60


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja ... 16

3.1 Kurva Uji t-statistik ... 42

3.2 Kurva Uji F-statistik ... 43

4.1 Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kota Medan 2008 ... 51

4.2 Kurva t-statistik variabel Tingkat Pendidikan (X1) ... 63

4.3 Kurva t-statistik variabel Jam Kerja (X2) ... 65

4.4 Kurva t-statistik variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X3) ... 66

4.5 Kurva t-statistik variabel Jumlah Anggota Keluarga yang Bekerja (X4) ... 67


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul 1 Data Responden 2 Hasil Regresi 3 Uji Normalitas 4 Uji Linieritas

5 Heteroskedastisitas ( White Test ) 6 Multikolinearity ( Correlation Matrix )


(14)

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the factors that affect contribution of women income to the total family income. The independent variables that used in this research are Education, Work time, Total of family and Total of worker in family. This research was located in Medan, Sumatera Utara.

Data that used in this research is primary data with 90 respondences as sample. Research method that used in this study is Ordinary Least Squared (OLS), by using Eviews 5.1.

The result of the research shows that the average of contribution of women income is 55,6 % to the total family’s income. As partial, all of the independent variables are significant in influencing the dependent variable at alpha 1 %. And simultaneously, all of the independent variables are significant in influencing the dependent variable at alpha 1 %.


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi pendapatan ibu dalam pendapatan keluarga. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan, jam kerja, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah anggota keluarga yang bekerja. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan sampel sebanyak 90 orang. Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah Ordinary Least Squared (OLS), dengan menggunakan Eviews 5.1.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata kontribusi ibu bekerja dalam pendapatan keluarga adalah sebesar 55,6 % . Secara parsial semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Pendapatan Keluarga pada alpha 1 %. Dan secara bersama-sama, semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Pendapatan Keluarga pada alpha 1 %

Key word : Pendidikan, Jam Kerja, Jumlah tanggungan Keluarga, Jumlah anggota Keluarga yang Bekerja


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada masa pembangunan sekarang ini sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus tujuan pembangunan. Produktivitas sumber daya manusia akan mempengaruhi faktor-faktor produksi yang lain seperti sumber daya alam, pembentukan modal, teknologi dan kewirausahaan. Penggunaan sumber daya alam dalam proses pembangunan suatu saat nanti akan mencapai titik jenuh karena sifatnya yang terbatas ( scarcity ). Dengan peningkatan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia, sumber daya alam yang jumlahnya terbatas dapat diolah oleh manusia dengan berbagai keahlian yang dimiliki untuk memenuhi tuntutan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Peran dan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang dari kelompok manapun sangatlah dibutuhkan demi kelancaran pembangunan. Tidak terkecuali peran wanita. Jumlah penduduk wanita yang besar sekarang ini sebagai Sumber Daya Manusia merupakan salah satu bagian dari modal dasar pembangunan bangsa.

Sejak tahun 1987 di Indonesia sudah membentuk menteri Urusan Peranan Wanita (UPW) yang bertujuan untuk memperbaiki status perempuan Indonesia. Kemudian Pemerintah Indonesia memasukkan kebijakan perempuan


(17)

dalam GBHN yang dikenal dengan kebijakan Peran Ganda Perempuan. Kebijakan ini didasarkan pada asumsi bahwa selama ini kaum perempuan, “ hanya ” berperan sebagai istri dan ibu, dianggap tidak dapat memberikan kontribusi apapun dalam pembangunan. Oleh karenanya perempuan didorong untuk berpartisipasi aktif di sektor publik, sekaligus tetap harus menjalankan fungsinya sebagai istri dan ibu ( Nursyahbani, 1999 ).

Menurut Pujiwati dalam Handayani, M.Th dan Ni Wayan Putu Artini ( 2009 ) mempelajari peranan wanita, pada dasarnya menganalisis dua peranan

wanita. Pertama, peran wanita dalam status atau posisi sebagai ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan yang secara tidak langsung menghasilkan pendapatan, tetapi memungkinkan anggota rumah tangga yang lain melakukan pekerjaan mencari nafkah. Kedua, peranan wanita pada posisi sebagai pencari nafkah (tambahan atau pokok) dalam hal ini wanita melakukan pekerjaan produktif yang langsung menghasilkan pendapatan.

Pada awalnya alasan umum perempuan bekerja adalah untuk membantu perekonomian keluarga. Kondisi ekonomi nasional yang semakin tidak menentu serta naiknya harga-harga kebutuhan pokok sementara pendapatan keluarga yang cenderung tidak meningkat akan berakibat pada terganggunya stabilitas perekonomian keluarga. Keadaan ini yang mendorong ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya mengurusi sektor domestik ( mengurus rumah tangga ), tetapi kemudian ikut berpartisipasi di pasar kerja dengan ikut serta membantu perekonomian keluarga. Sebagai tenaga kerja wanita dalam keluarga, umumnya ibu rumah tangga cenderung lebih memilih bekerja di sektor informal. Hal ini


(18)

dilakukan dengan alasan agar dapat membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus keluarga.

Namun, sejalan dengan kemajuan pembangunan nasional secara keseluruhan serta faktor-faktor sosial di masyarakat terdapat kecenderungan meningkatnya peranan wanita dalam ikut mencari nafkah bagi keluarga. Partisipasi wanita dewasa ini bukan hanya untuk membantu perekonomian keluarga tetapi dalam bentuk menyatakan fungsinya yang juga dapat turut serta berpartisipasi bagi pembangunan dalam masyarakat di Indonesia secara langsung. Wanita tidak hanya ikut bekerja di sektor pertanian, peternakan dan kerajinan melainkan juga memasuki sektor industri, bisnis bahkan sektor pemerintahan dan dunia politik. Wanita tidak hanya ditempatkan sebagai posisi buruh melainkan juga diberi kesempatan menduduki posisi yang membutuhkan kemampuan dan profesionalitas yang tinggi. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan atau pergeseran peranan antara pria dan wanita dalam rumah tangga. Dimana kegiatan wanita dalam rumah tangga tidak hanya terbatas dalam sektor dometik dan reproduksi. Wanita banyak melakukan kegiatan ekonomi bersama-sama dengan pria diluar rumah.

Semakin tinggi tingkat partisipasi angkatan kerja wanita sering dianggap sebagai indikasi adanya proses perubahan struktur perekonomian dari sektor dominan pertanian ke industri. Proses ini cenderung mendorong tenaga kerja untuk keluar dari sektor pertanian. Bersamaan dengan proses industrialisasi dan semakin meningkatnya tingkat pendidikan maka akan semakin terbuka pula kesempatan wanita untuk memasuki dunia publik.


(19)

Partisipasi wanita dalam pembangunan nasional sebagai salah satu potensi yang besar sangatlah dibutuhkan, walaupun tingkat partisipasinya relatif rendah dalam suatu pekerjaan daripada laki-laki namun untuk saat ini Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK ) wanita mengalami peningkatan . Demikian juga hal yang terjadi di kota Medan. Pada tahun 2004 TPAK wanita Kota Medan sebesar 40,89 % dan meningkat menjadi 47,14 % pada Agustus 2008.

Melalui wanita yang bekerja berarti terjadi penambahan pendapatan bagi keluarga. Penambahan pendapatan ini merupakan kontribusi atau sumbangan pendapatan ibu yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga kesejahteraan keluarga dapat dicapai. Selain itu memberikan nilai tambah (added value) bagi kehidupan mereka dalam keluarga maupun dalam masyarakat.

Banyak faktor yang mempengaruhi kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga antara lain yaitu tingkat pendidikan, jam kerja, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah anggota keluarga yang bekerja.

Keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga adalah dimana investasi pendidikan merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan nilai stock manusia. Dimana nilai stock manusia setelah mengikuti pendidikan, dengan berbagai jenis, jenjang dan bentuk pendidikan., dapat meningkatkan berbagai bentuk nilai. Para ekonom mengklasifikasikan bahwa nilai yang diperoleh adalah berupa peningkatan penghasilan individu, peningkatan produktifitas kerja, peningkatan nilai sosial ( social benefit ) individu dibandingkan dengan sebelum memperoleh pendidikan ( Elfindri, 2001a).


(20)

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kontribusi pendapatan ibu bekerja dalam keluarga adalah jam kerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiandarini (2001: 58) terhadap curahan jam kerja wanita dan pria di luar sektor petanian menunjukkan bahwa curahan jam kerja wanita lebih besar ( 877,04 jam setahun ) dibanding pria ( 657,14 jam setahun ). Besarnya curahan jam kerja wanita pada kegiatan di luar sektor pertanian menunjukkan bahwa wanita mempunyai peranan cukup besar sebagai the secondary worker yaitu dalam membantu kepala rumah tangga memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Jumlah anggota keluarga menentukan jumlah kebutuhan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga berarti relatif semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi sehingga cenderung lebih mendorong ibu rumah tangga untuk ikut bekerja guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Namun, berbeda halnya apabila jumlah anggota keluarga yang bekerja mengalami peningkatan. Artinya pendapatan keluarga meningkat karena sumber pendapatan bertambah sehingga kontribusi pendapatan ibu menurun.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Keluarga di Kota Medan”.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berapa besar rata-rata kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan?


(21)

2. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan?

3. Bagaimana pengaruh jam kerja terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan?

4. Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan?

5. Bagaimana pengaruh jumlah anggota keluarga yang bekerja terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan?

1.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah, dimana tingkat kebenarannya masih perlu dibuktikan atau di uji secara empiris. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

1. Tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan, ceteris paribus.

2. Jam kerja memiliki pengaruh positif terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan, ceteris paribus.

3. Jumlah tanggungan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan, ceteris paribus.

4. Jumlah anggota keluarga yang bekerja memiliki pengaruh negatif terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan, ceteris paribus.


(22)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui berapa besar rata-rata kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jam kerja terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan.

4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan.

5. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah anggota keluarga yang bekerja terhadap kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan. 1.5 Manfaat penelitian

1. Memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan, khususnya bagi peneliti sendiri untuk memahami secara mendalam akan kontribusi pendapatan ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga.

2. Memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan.

3. Sebagai bahan studi atau tambahan literatur bagi mahasiswa/i fakultas ekonomi khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan serta sebagai bahan referensi dan informasi bagi masyarakat dan mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.


(23)

4. Sebagai masukan bagi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ( Disnakertrans ) dan Dinas Sosial , dimana hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan gambaran kondisi kontribusi pendapatan ibu dalam keluarga di kota Medan.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tenaga Kerja

Badan Pusat Statistik mendefinisikan bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu ( maksudnya seminggu sebelum pencacahan ).

Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja ( working-age population ). Sedangkan pengertian tenaga kerja yang dimuat

dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan, yaitu setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan / atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut Dumairy (1997) yang tergolong sebagai tenaga kerja adalah penduduk yang mempunyai umur didalam batas usia kerja. Tujuan dari pemilihan batas umur tersebut, supaya definisi yang diberikan sedapat mungkin menggambarkan kenyataan yang sebenarnya. Setiap negara memilih batas umur yang berbeda karena situasi tenaga kerja pada masing-masing negara juga berbeda, sehingga batasan usia kerja antar negara menjadi tidak sama. Di Indonesia, batas umur minimal untuk tenaga kerja yaitu 15 tahun tanpa batas maksimal.

Dengan demikian semua penduduk yang telah berumur 15 tahun keatas dapat digolongkan sebagai tenaga kerja. Hal ini sudah diatur dalam


(25)

Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan. Berlakunya Undang_Undang ini mulai tanggal 1 Oktober 1998.

Pemilihan umur 15 tahun sebagai batas umur minimal adalah berdasarkan kenyataan penduduk umur 15 tahun di Indonesia sudah bekerja atau mencari kerja terutama di desa-desa. Demikian juga Indonesia tidak menetapkan batasan umur maksimal tenaga kerja karena belum adanya jaminan sosial nasional. Hanya sebagian kecil penduduk yang menerima tunjangan hari tua, yaitu pegawai negeri dan sebagian pegawai swata. Bagi golongan ini pun pendapatan yang diterima tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari sehingga mereka yang telah mencapai umur pensiun masih tetap bekerja untuk mencukupi kebutuhannya, sehingga mereka tetap digolongkan sebagai tenaga kerja ( Simanjuntak, 1998 ).

Tenaga kerja ( man power ) terdiri dari angkatan kerja ( labor force ) dan bukan angkatan kerja ( non labor force ).

2.1.1 Angkatan Kerja

Angkatan kerja ( labor force ) adalah bagian penduduk yang mampu dan bersedia melakukan pekerjaan. Arti dari mampu adalah mampu secara fisik dan jasmani, kemampuan mental dan secara yuridis mampu serta tidak kehilangan kebebasan untuk memilih dan melakukan pekerjaan serta bersedia secara aktif maupun pasif melakukan dan mencari pekerjaan ( Sumarsono, 2009 ).

Angkatan kerja dapat dibedakan menjadi dua sub kelompok yaitu : 1. Bekerja terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

a. Bekerja penuh yaitu, orang yang memanfaatkan jam kerja secara penuh dalam pekerjaannya kurang lebih 8-10 jam per hari. Angkatan kerja yang digolongkan bekerja adalah mereka yang selama seminggu melakukan


(26)

pekerjaan dengan maksud untuk memperoleh penghasilan atas keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 2 hari. Dan mereka yang selama seminggu tidak melakukan pekerjaan atau bekerja kurang dari dua hari, tetapi mereka adalah orang-orang yang bekerja dibidang keahliannya seperti dokter serta pegawai pemerintahan atau swasta yang sedang tidak masuk kerja karena sakit, cuti, mogok, dan sebagainya. b. Setengah menganggur , yakni mereka yang kurang dimanfaatkan dalam

bekerja dilihat dari segi jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan. Setengah menganggur dapat digolongkan berdasarkan jumlah jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan dalam 2 kelompok yaitu setengah menganggur kentara yakni mereka yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu dan setengah menganggur tidak kentara yakni mereka yang produktivitas kerja dan pendapatannya rendah.

2. Penggangguran ( unemployment ) adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tetapi tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan ( Sumarsono, 2009 ). Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu

menyerapnya. Atau dengan kata lain terjadinya ketidakseimbangan ( inbalance ) antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Tingkat Pengangguran =

Kerja Angkatan Jumlah

Penganggur Jumlah


(27)

Menurut sebab-sebab terjadinya, pengangguran dapat digolongkan menjadi 6 jenis ( Arfida, 2003 ) yaitu :

a. Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja yang ada. Kesulitan temporer ini dapat berbentuk tenggang waktu yang diperlukan selama proses/prosedur pelamaran dan seleksi , kurangnya informasi dan kurangnya mobilitas pencari kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah atau negara akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Pengangguran friksional adalah sesuatu yang tidak bisa dielakkan walaupun secara teoritis jangka waktu pengangguran tersebut dapat dipersingkat melalui penyediaan informasi pasar kerja yang lebih lengkap.

b. Pengangguran Musiman adalah keadaan menganggur yang terjadi karena pergantian musim. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam. Diluar musim panen dan turun ke sawah banyak orang yang tidak mempunyai kegiatan ekonomis, mereka hanya sekedar menunggu musim yang baru. Selama masa menunggu tersebut mereka digolongkan sebagai penganggur musiman.

c. Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang terjadi akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran tenaga kerja.


(28)

d. Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang terjadi karena perubahan dalam struktur atau komposisi perekonomian. Perubahan struktur yang demikian memerlukan perubahan dalam keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu menyesuaikan diri dengan keterampilan baru tersebut. Misalnya dalam suatu pergeseran dari ekonomi yang dominan agraris menjadi ekonomi yang dominan industri.

e. Pengangguran Teknologi. Dalam perkembangan industri, teknologi yang dipakai dalam proses produksi selalu berubah. Laju perubahan itu semakin hari semakin cepat. Di berbagai industri elektronika perubahan teknologi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Perubahan teknologi produksi membawa dampak kesempatan kerja ke berbagai arah. Kekuatan subtitutif dan kekuatan mengubah spesifikasi jabatan yang ditimbulkan membawa dampak negatif bagi kesempatan kerja berupa pengangguran. Sebagai contoh dapat disebutkan adanya perubahan lokomotif tenaga uap menjadi lokomotif diesel sehingga tidak lagi dibutuhkan tukang api. Bila tukang api tidak cepat menguasai keterampilan yang baru, maka kemungkinan ia tergusur oleh perubahan teknologi.

f. Pengangguran Karena Kurangnya Permintaan Agregat. Permintaan total masyarakat merupakan dasar untuk diadakannya kegiatan investasi. Pengeluaran investasi memberikan peluang untuk tumbuhnya kesempatan kerja. Bila permintaan terhadap barang dan jasa lesu, maka pada gilirannya timbul pula kelesuan pada permintaan tenaga kerja, Kurangnya permintaan


(29)

agregat disini diartikan secara mendasar, bukan sementara bulanan atau tahunan, tetapi merupakan kondisi yang berlaku dalam jangka panjang.

Pengangguran memiliki dampak-dampak negatif baik terhadap perekonomian maupun bagi individu dan masyarakat ( Sumarsono,2009 ), antara lain :

1. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan pendapatan nasional . Karena pendapatan nasional yang dicapai lebih rendah daripada pendapatan nasional potensial.

2. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang. 3. Pertumbuhan tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi.

4. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan.

5. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan. 6. Pengangguran dapat juga menyebabkan ketidakstabilan politik.

7. Pengangguran dapat menyebabkan timbulnya penyakit sosial di masyarakat. 2.1.2 Bukan Angkatan Kerja

Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat di dalam kegiatan produktif yaitu yang memproduksi barang dan jasa. Jadi yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja yaitu bagian dari tenaga kerja yang tidak mampu mencari pekerjaan, yang termasuk dalam golongan ini adalah ( Simanjuntak, 1998 ) :

1. Golongan yang bersekolah ( pelajar dan mahasiswa ), yaitu mereka yang kegiatannya hanya atau terutama sekolah

2. Golongan yang mengurus rumah tangga, yaitu mereka yang hanya mengurus rumah tangga tanpa memperoleh upah


(30)

3. Golongan lain-lain. Yang termasuk golongan lain-lain ini ada 2 macam, yaitu penerima pandapatan, yaitu mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan ekonomi tetapi memperoleh pendapatan seperti tunjangan pensiun, bunga simpanan, atau sewa atas milik. Dan mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, misalnya karena lanjut usia, cacat, dalam penjara, atau sakit kronis.

Pada dasarnya mereka yang termasuk kelompok bukan angkatan kerja ini ( kecuali mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain ) sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja sehingga kelompok ini sering juga dinamakan potesial labor force. Bila kondisi pekerjaan cukup menarik atau bila keluarga tidak mampu membiayai sekolahnya, maka tenaga kerja yang tergolong bersekolah akan meninggalkan sekolahnya untuk sementara dan mencari pekerjaan. Sebaliknya orang tersebut akan kembali lagi ke bangku sekolah bila kondisi pekerjaan berubah menjadi kurang menarik atau keluarga sudah mampu membiayainya. Demikian juga tenaga kerja yang mengurus rumah tangga akan masuk ke pasar kerja bila tingkat upah tinggi atau bila penghasilan keluarga rendah. Mereka akan kembali mengurus rumah tangga apabila keadaan sebaliknya terjadi ( Simanjuntak, 1998 ).


(31)

Gambar 2.1

Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja (Sumber : Payaman S. 1998)

Penduduk

Tenaga Kerja

Bukan Tenaga Kerja

Angkatan Kerja

Bukan Angkatan Kerja

Menganggur Bekerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga

Penerima Pendapatan

Setengah menganggur Bekerja

Penuh

Kentara Tidak Kentara

Produktivitas Rendah

Penghasilan Rendah


(32)

2.1.3 Pasar Kerja

Pasar kerja merupakan keseluruhan aktivitas dari para pelakunya dalam usaha untuk mempertemukan pencari kerja dengan lowongan pekerjaan atau bagaimana mempertemukan penawaran tenaga kerja ( rumah tangga ) dengan permintaan tenaga kerja ( unit usaha ).

Bentuk pasar kerja berbeda dengan pasar barang dan pasar modal. Masalah-masalah yang terjadi di pasar kerja tidak sepenuhnya dapat diselesaikan melalui mekanisme pasar. Hal ini diakibatkan oleh kompleksnya faktor – faktor yang mempengaruhi penyediaan ataupun permintaan tenaga kerja di dalam pasar kerja. Adapun pelaku-pelaku dalam pasar kerja ( Simanjuntak, 1998 ) antara lain : 1. Rumah tangga sebagai pencari kerja yang bertujuan untuk memperoleh

pendapatan guna membiayai kebutuhan hidupnya menurut ukuran yang diinginkannya.

2. Pengusaha di dalam tujuannya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya membutuhkan tenaga kerja. Permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan ( derived demand ) dari permintaan barang dan jasa oleh konsumen. Artinya semakin besar jumlah barang dan jasa yang diminta oleh konsumen maka semakin besar pula permintaan akan tenaga kerja oleh pengusaha.

3. Perantara atau pihak ketiga yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi rumah tangga dan unit usaha, untuk saling berhubungan fungsi perantara ini dapat dilakukan oleh lembaga pemerintah ( Departemen Tenaga Kerja ) atau oleh lembaga-lembaga swasta/konsultan.


(33)

Pasar tenaga kerja dibedakan dalam 2 golongan yaitu : ( 1 ) pasar tenaga kerja utama atau primary labor market ; dan ( 2 ) pasar kerja biasa atau secondary labor market. Perbedaan primary dan secondary labor market dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1

Perbedaan Primary dan Secondary Labor Market

Primary Labor Market Secondary Labor Market

Skala perusahaan besar Skala perusahaan kecil

Manajemen perusahaan baik Manajemen perusahaan kurang baik Tingkat pendidikan dan

keterampilan karyawan umumnya tinggi

Tingkat pendidikan dan keterampilan karyawan umumnya rendah

Produktivitas kerja karyawan tinggi Produktivitas kerja karyawan rendah

Upah tinggi Upah rendah

Jaminan sosial yang baik Jaminan sosial yang kurang baik Lingkungan pekerjaan yang

menyenangkan

Lingkungan pekerjaan yang kurang menyenangkan

Disiplin kerja karyawan tinggi Disiplin kerja karyawan rendah Tingkat absensi rendah Tingkat absensi tinggi

Jumlah perpindahan karyawan biasanya kecil

Karyawan sering berpindah-pindah pekerjaan

Sumber : Sumarsono,2009.

Pada dasarnya tenaga kerja adalah tidak homogen akan tetapi bersifat heterogen, sehingga terdapat beberapa pasar tenaga kerja sesungguhnya terpisah ( segmented labor market ) seperti :


(34)

1. Pasar tenaga kerja terdidik adalah pasar tenaga kerja yang membutuhkan persyaratan dengan kualifikasi khusus yang biasanya diperoleh melalui jenjang pendidikan formal dan membutuhkan waktu yang lama serta biaya pendidikan yang cukup besar. Sehingga dalam pemenuhannya baik pengusaha maupun tenaga kerjanya sendiri membutuhkan waktu yang relatif lama karena masing-masing mencari penyesuaian dengan yang diinginkan. 2. Pasar tenaga kerja tidak terdidik merupakan pasar kerja yang menawarkan

dan meminta tenaga kerja yang tidak membutuhkan kualifikasi khusus dan tingkat pendidikan yang relatif rendah. Hal ini bisa terjadi karena bidang pekerjaan yang akan ditangani tidak memerlukan keterampilan dan pendidikan khusus.


(35)

Tabel 2.2

Perbedaan Pasar Tenaga Kerja Terdidik dan Tidak Terdidik Pasar Tenaga Kerja Terdidik Pasar Tenaga Kerja Tidak

Terdidik

Produktivitas kerja tinggi Produktivitas kerja rendah Penghasilan tinggi Penghasilan rendah Setiap lowongan pekerjaan selalu

dikaitkan dengan persyaratan pendidikan bagi calon yang akan mengisinya

Setiap lowongan pekerjaan tidak perlu dikaitkan dengan persyaratan pendidikan bagi calon yang akan mengisinya

Penyediaan tenaga kerja harus melalui sistem sekolah yang lama sehingga elastisitas tenaga kerja kecil

Penyediaan tenaga kerja tidak harus melalui sistem sekolah dan elastisitas tenaga kerja besar

Tingkat partisipasi kerja lebih tinggi Tingkat partisipasi kerja rendah Tenaga kerja biasanya berasal dari

keluarga relatif mampu

Tenaga kerja biasanya berasal dari keluarga kurang mampu

Proses pengisian lowongan kerja dibutuhkan waktu lebih lama dalam seleksi

Proses pengisian lowongan kerja dapat dilakukan dengan cepat Lamanya pengangguran biasanya lebih

panjang

Lamanya pengangguran biasanya lebih pendek

Sumber : Sumarsono,2009.

2.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ( TPAK )

Jumlah partisipasi angkatan kerja dalam suatu negara atau daerah pada suatu waktu tertentu tergantung dari jumlah penduduk usia kerja. Menurut Payaman Simanjuntak ( 1998 ), perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk usia kerja dalam kelompok yang sama ini disebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja atau Labour Force Participation Rate (LFPR).

TPAK = Kerja usia Penduduk Jumlah Kerja Angkatan Jumlah x 100%


(36)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dapat dinyatakan untuk seluruh penduduk dalam usia kerja dan dapat pula dinyatakan untuk satu kelompok penduduk tertentu seperti kelompok laki-laki, kelompok wanita , di kota, di desa, kelompok tenaga terdidik, kelompok umur 10-14 tahun di desa dan lain-lain. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi TPAK yaitu :

1. Jumlah penduduk yang masih bersekolah. Semakin besar jumlah penduduk yang bersekolah semakin kecil jumlah angkatan kerja dan semakin kecil TPAK. Jumlah penduduk yang bersekolah dipengaruhi oleh tingkatan penyediaan fasilitas pendidikan dan kondisi serta tingkat penghasilan keluarga. 2. Jumlah penduduk yang mengurus rumah tangga. Semakin banyak anggota

dalam tiap-tiap keluarga yang mengurus rumah tangga maka semakin kecil TPAK.

3. Struktur umur. Penduduk berumur muda umumnya tidak memiliki tanggung jawab yang begitu besar sebagai pencari nafkah untuk keluarga, hal ini disebabkan mereka sebagian besar masih sekolah. Penduduk dalam kelompok umur 25-55 tahun terutama laki-laki dituntut untuk lebih banyak ikut mencari nafkah, sehingga TPAKnya relatif besar. Lebih lanjut lagi penduduk diatas 55 tahun sudah mulai menurun kemampuannya untuk bekerja, sehingga TPAK umumnya rendah.

4. Tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah dalam masyarakat, semakin banyak anggota keluarga yang tertarik untuk masuk pasar kerja. Kenaikan tingkat upah mempengaruhi penyediaan tenaga kerja, disatu pihak tingkat upah meningkatkan pendapatan ( income effect ) yang cenderung untuk mengurangi


(37)

TPAK dan dilain pihak peningkatan upah membuat harga waktu menjadi relatif mahal. Pekerjaan menjadi lebih menarik dan menggantikan waktu senggang ( substitution effect ).

5. Tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin banyak waktu yang disediakan untuk bekerja. Terutama bagi para wanita dengan semakin tinggi pendidikan kecenderungan untuk bekerja semakin besar, dengan kata lain TPAK juga akan semakin besar.

6. Kegiatan ekonomi. Program pembangunan, disatu pihak menuntut keterlibatan banyak orang dan dilain pihak dapat menumbuhkan harapan-harapan yang baru. Harapan untuk dapat ikut menikmati hasil pembangunan tersebut dinyatakan dalam peningkatan partisipasi kerja. Jadi semakin bertambah adanya kegiatan ekonomi maka TPAK akan semakin besar. ( Simanjuntak, 1998).

2.3 Partisipasi Wanita Dewasa Ini

Kata partisipasi dalam kamus populer, berasal dari bahasa Belanda yaitu participate yang artinya hal ikut serta atau pengikutsertaan. Jadi partisipasi kerja wanita adalah keikutsertaan wanita dalam menyumbangkan tenaganya di pasar kerja.

Berlainan dengan laki-laki, fungsi pokok dari wanita adalah sebagai istri dan ibu. Tugas pokok mereka adalah melaksanakan tugas rumah tangga, melahirkan dan membesarkan anak. Karena itu, partisipasi wanita dalam angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, sosial dan budaya.


(38)

Pada awalnya alasan umum perempuan bekerja adalah untuk membantu perekonomian keluarga. Kondisi ekonomi nasional yang semakin tidak menentu serta naiknya harga-harga kebutuhan pokok sementara pendapatan keluarga yang cenderung tidak meningkat akan berakibat pada terganggunya stabilitas perekonomian keluarga.

Namun, sejalan dengan kemajuan pembangunan nasional secara keseluruhan terdapat kecenderungan meningkatnya peranan wanita dalam ikut mencari nafkah bagi keluarga. Partisipasi wanita dewasa ini bukan hanya untuk membantu perekonomian keluarga tetapi dalam bentuk menyatakan fungsinya yang juga dapat turut serta berpartisipasi bagi pembangunan dalam masyarakat di Indonesia secara langsung. Wanita tidak hanya ikut bekerja di sektor pertanian, peternakan dan kerajinan melainkan juga memasuki sektor industri, bisnis bahkan sektor pemerintahan dan dunia politik.

Peningkatan peranan wanita dalam pembangunan nasional pada dasarnya adalah upaya peningkatan peranan, kemampuan, kemandirian dan kualitas wanita sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

2.4 Pendapatan Keluarga

Pendapatan keluarga adalah penghasilan keluarga yang berbentuk uang maupun dalam bentuk lain yang dapat diuangkan dari hasil usaha yang dilakukan oleh anggota keluarga. Menurut Sumarsono ( 2009 ) pendapatan yang diperoleh suatu keluarga digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun materil, baik kebutuhan penting maupun tidak sesuai dengan kemampuan


(39)

mereka. Kebutuhan yang harus dipenuhi adalah kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar yaitu kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup, baik yang terdiri dari kebutuhan atau konsumsi individu ( makan, perumahan, pakaian ) maupun keperluan pelayanan sosial tertentu ( air minum, sanitasi, transportasi, kesehatan dan pendidikan ).

Pendapatan suami tidak sepenuhnya mencerminkan pendapatan keluarga. Karena pendapatan keluarga juga dapat berasal dari pendapata istri atau anggota keluarga lainnya yang bekerja, penerimaan dari kekayaan, dan sebagainya. Tinggi rendahnya pendapatan keluarga dapat dipengaruhi oleh pendapatan suami, namun pendapatan istri belum tentu dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan suami ( Elfindri dan Nasri Bachtiar, 2004 ).

Menurut Susanto dalam Sumarsono ( 2009 ) Pekerja wanita dihadapkan pada kenyataan bahwa produktivitas wanita dalam usahanya berpartisipasi di luar rumah dibatasi oleh sektor domestiknya, sehingga mempengaruhi ibu rumah tangga untuk memasuki berbagai jenis pekerjaan yang ada di pasar kerja. Keterlibatan ibu rumah tangga dalam mencari nafkah menentukan besar kecilnya pendapatan keluarga, yang berarti pula menentukan tingkat hidup, status sosial ekonomi serta tingkat hidup dari keluarganya. Peranan wanita dalam rumah tangga diukur atau dilihat dari seberapa besar kontribusi pendapatan keluarga, semakin bernilai sumbangan pendapatan yang diberikan istri, semakin berarti.

Menurut Budiman dalam Sumarsono ( 2009 ) menambahkan konsep tingkat pendapatan pekerja wanita sebagai berikut :


(40)

1. Bahwa peran wanita sebagai penunjang ekonomi menjadi penting dengan bertambah miskinnya keluarga

2. Sumbangan pendapatan pekerja wanita pada anggaran rumah tangga dapat dikatakan semakin miskin keluarga semakin tinggi persentase sumbangannya

Kedua konsep tersebut menjelaskan bahwa aktivitas kerja wanita dalam menghasilkan pendapatan maupun kontribusinya semakin tampak, apabila tingkat ekonomi keluarga rendah.

2.5 Tingkat Pendidikan Ibu Bekerja

Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi perhatian semua pihak dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini. Pendidikan memegang peranan penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia agar dapat menghadapi persaingan bebas.

Investasi pendidikan merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan nilai stock manusia. Dimana nilai stock manusia setelah mengikuti pendidikan, dengan berbagai jenis, jenjang dan bentuk pendidikan., dapat meningkatkan berbagai bentuk nilai. Para ekonom mengklasifikasikan bahwa nilai yang diperoleh adalah berupa peningkatan penghasilan individu, peningkatan produktifitas kerja, peningkatan nilai sosial ( social benefit ) individu dibandingkan dengan sebelum memperoleh pendidikan. Sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dengan proses investasi saat sekarang, maka manfaat yang akan diperoleh oleh individu adalah pada masa yang akan datang. Sedangkan untuk meningkatkan nilai stock manusia, maka seseorang atau rumah tangga juga perlu mengorbankan biaya, baik yang ditanggung oleh individu maupun oleh masyarakat ( Elfindri, 2001a).


(41)

Proses pendidikan yang diterapkan oleh suatu negara tidak jarang berpengaruh terhadap percepatan penawaran angkatan kerja. Seperti halnya penerapan wajib belajar pendidikan dasar jelas-jelas telah menunda penawaran angkatan kerja. Demikian juga dengan semakin terbatasnya fasilitas pendidikan lanjutan, maka secara potensial kelompok yang tidak dapat melanjutkan pendidikan, baik disengaja maupun tidak, akan semakin besar.

Meningkatnya pendidikan wanita dari tahun ke tahun bersamaan dengan semakin menurunnya jumlah anak yang dilahirkan, pada gilirannya waktu efektif untuk kegiatan yang berkaitan dengan home production menjadi berkurang menyebabkan nilai waktu pasar menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya ( Elfindri dan Nasri Bachtiar, 2004 ).

2.5.1 Kaitan Tingkat Pendidikan Ibu Bekerja terhadap Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Keluarga

Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin besar alternatif untuk memperoleh pekerjaan. Menurut Payaman Simanjuntak ( 1998 ) , dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang, nilai waktu semakin bertambah mahal. Orang yang waktunya relatif mahal cenderung menggantikan waktu senggangnya untuk bekerja (substitution effect). Pengaruh ini terutama lebih nyata di kalangan wanita, wanita berpendidikan tinggi umumnya tidak tinggal diam di rumah untuk mengurus rumah tangga, tetapi akan masuk dalam pasar kerja.

2.6 Jam Kerja

Curahan waktu kerja adalah proporsi waktu bekerja ( yang dicurahkan untuk kegiatan-kegiatan tertentu di sektor pertanian dan di luar sektor pertanian )


(42)

terhadap total waktu kerja angkatan kerja. Curahan waktu kerja tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan. Ada jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu yang banyak dan berkelanjutan, tapi sebaliknya ada pula jenis-jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu kerja yang terbatas ( Nurmanaf, 2006 ).

Secara umum wanita mempunyai peran baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai pencari nafkah, dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yang tercermin dalam curahan waktu kerja wanita. Menurut Putri ( 2007 ) curahan waktu kerja wanita secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu: curahan waktu kerja untuk kegiatan ekonomi ( mencari nafkah ) dan kegiatan non ekonomi yaitu kegiatan dasar, kegiatan sosial, dan kegiatan rumah tangga.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiandarini ( 2001 ) terhadap curahan jam kerja wanita dan pria di luar sektor petanian menunjukkan bahwa curahan jam kerja wanita lebih besar ( 877,04 jam setahun ) dibanding pria ( 657,14 jam setahun ). Besarnya curahan jam kerja wanita pada kegiatan di luar sektor pertanian menunjukkan bahwa wanita mempunyai peranan cukup besar dalam rumah tangga, yaitu dalam membantu kepala rumah tangga memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Rumah tangga merupakan satu unit pengambil keputusan kerja memiliki sebuah fungsi sebagai kesatuan utama dalam produksi, konsumsi dan reproduksi serta kesatuan interaksi sosial ekonomi. Umumnya masalah pokok yang dihadapi seorang wanita berkeluarga yang bekerja adalah bagaimana mereka mengalokasikan waktu yang tersedia dalam berbagai macam kegiatan rumah


(43)

tangga seperti mengurus suami, mengurus anak dan mengelola keuangan keluarga serta mencari nafkah ( Arif, 2009 ).

Menurut Arif ( 2009 ) alokasi waktu bagi ibu rumah tangga yang memiliki peran ganda tersebut meliputi berbagai kegiatan yaitu kegiatan mencari nafkah, kegiatan mengelola rumah tangga, kehidupan dalam bermasyarakat ( kelembagaan ) dan kegiatan untuk waktu luang. Maksud dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah :

1. Kegiatan untuk mencari nafkah adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan atau keuntungan.

2. Kegiatan dalam rumah tangga. Menurut Pudjiwati dalam Arif ( 2009 ) , wanita melakukan pekerjaan rumah tangga ( house work ) yang tetap merupakan pekerjaan seorang wanita sesuai dengan masyarakat tempat dimana ia tinggal yaitu : memasak, mencuci, mengasuh anak dan sebagainya. Dan waktu yang dicurahkan untuk pekerjaan rumah tangga oleh wanita di pedesaan adalah intensif dan banyak, khususnya dari golongan ekonomi lemah yang pekerjaannya memerlukan banyak waktu dan energi.

3. Yaitu waktu yang dipakai untuk beristirahat misalnya tidur, mandi, makan, mengunjungi sanak keluarga, rekreasi dan sebagainya. Untuk mandi, makan dan tidur adalah waktu luang karena merupakan kebutuhan pokok setiap individu.

Menurut Payaman J. Simanjuntak ( 1998 ) bahwa : Waktu yang tersedia per hari bagi tiap-tiap keluarga sudah tetap yaitu 24 jam. Dari jumlah waktu tersebut keluarga yang bersangkutan harus menyediakan waktu keperluan tidur,


(44)

makan , mandi dan lain-lain yang bersifat personal. Sisanya dipakai untuk bekerja ( untuk memperoleh barang konsumsi ) dan untuk waktu senggang. Jadi dasarnya setiap penambahan barang konsumsi ( melalui penambahan waktu kerja ) berarti juga mengurangi waktu senggang.

Selanjutnya Ken Suratiyah (1997) membagi waktu kerja wanita ini menjadi : 1. Kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan rumah tangga.

2. Kegiatan mencari nafkah untuk kebutuhan rumah tangga. 3. Kegiatan sosial masyarakat.

4. Kegiatan individual masyarakat.

Sedangkan Neoklasikal teori tentang house hold function menyatakan bahwa terdapat tiga alokasi waktu dari waktu yang tersedia bagi ibu rumah tangga yaitu :

1. Bekerja di rumah.

2. Bekerja di luar rumah ( diantaranya mencari nafkah ). 3. Waktu istirahat.

Ketiga alokasi waktu tersebut dapat menghasilkan tiga macam komoditi antara lain :

1. Hasil kerja dirumah diantaranya adalah memasak, mengurus anak atau membersihkan rumah ( house work ).


(45)

2. Hasil kerja di luar rumah ( market work ) berupa upah yang digunakan untuk membeli keperluan hidup sehari-hari.

3. Utility yang diperoleh dari waktu istirahat.

Banyak faktor yang mempengaruhi alokasi waktu seseorang. Alokasi waktu bagi setiap anggota keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : keadaan sosial ekonomi keluarga, pemilihan aset produktif, tingkat upah, karakteristik yang melekat pada setiap anggota keluarga yang dicirikan dengan faktor umur, tingkat pendidikan atau keahlian yang dimiliki anggota keluarga yang lain.

Pertambahan pendapatan cenderung untuk mengurangi jam kerja (income effect). Dengan meningkatnya status ekonomi (pertambahan pendapatan) seseorang cenderung untuk meningkatkan konsumsinya dan akan lebih banyak menikmati waktu senggangnya. Hal ini berarti mereka telah mengurangi jam kerja untuk keperluan tersebut ( Sumarsono, 2009 ).

2.6.1 Kaitan Jam Kerja terhadap Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Keluarga

Menurut Mubyarto dalam Sumarsono ( 2009 ) tingkat pencurahan jam kerja adalah persentase banyaknya jam kerja yang dicurahkan terhadap jumlah jam kerja yang tersedia. Jam kerja dan pendapatan merupakan variabel yang sulit untuk dipisahkan. Pendapatan/upah diperoleh seseorang dari suatu pekerjaan melalui pencurahan jam kerja untuk bekerja yang menghasilkan barang dan jasa.

Curahan jam kerja adalah jumlah jam kerja yang dilakukan oleh buruh untuk melakukan pekerjaan di pabrik, di rumah dan pekerjaan sambilan. Lama


(46)

bekerja dalam seminggu bagi setiap orang tidak sama. Hal itu tergantung pada keadaan masing-masing buruh, alasan ekonomi adalah yang paling dominan, untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari atau untuk menambah penghasilan keluarga.

Menurut Payaman Simanjuntak ( 1998 ), bahwa waktu yang tersedia dipergunakan untuk mengelola rumah tangga, untuk bekerja dan ada pula waktu untuk senggang. Bagi masyarakat di desa waktu senggang pada umumnya digunakan untuk menambah penghasilan keluarga dengan jalan bekerja sambilan. Misalnya pada hari minggu atau pada hari libur, maka waktunya digunakan untuk mencari tambahan pendapatan misalnya dengan menerima pencucian dan setrika pakaian dari tetangga atau menjual hasil kebunnya di pasar. Hal-hal seperti ini memang tidak berlangsung setiap hari, tetapi bisa menambah pendapatan keluarga sehingga meningkatkan kesejahteraan keluarga.

2.7 Jumlah Tanggungan Keluarga

Menurut Irawati dalam Arif ( 2009 ) jumlah anggota rumah tangga mencerminkan pengeluaran rumah tangga. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak tanggungan anggota rumah tangga, maka semakin banyak jumlah jam kerja yang dicurahkan oleh wanita pedesaan ibu rumah tngga untuk mencari nafkah.

Demikian pula jumlah anak yang tertanggung dalam keluarga akan berdampak pada besar kecilnya pengeluaran suatu keluarga. Demikian juga anggota-anggota keluarga yang cacat maupun lanjut usia. Mereka tidak bisa menanggung biaya hidupnya sendiri sehingga mereka bergantung pada kepala keluarga dan istrinya. Anak-anak yang belum dewasa perlu di bantu biaya


(47)

pendidikan, kesehatan dan biaya hidup lainnya. Jumlah anggota yang ditanggung baik yang tinggal bersama dalam satu rumah maupun tinggal ditempat lain tetapi masih menjadi tanggung jawab rumah tangga tersebut.

2.7.1 Kaitan Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Keluarga

Bila dihubungkan dengan tingkat partisipasi maka total penghasilan keluarga berpengaruh terhadap keputusan anggota keluarga untuk bekerja. Hal ini diterangkan oleh Payaman Simanjuntak ( 1998 ) bahwa, bagaimana suatu keluarga mengatur siapa yang bekerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga pada dasarnya tergantung pada tingkat penghasilan dan jumlah tanggungan dari keluarga yang bersangkutan.

Jumlah anggota keluarga menentukan jumlah kebutuhan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga berarti semakin banyak pula jumlah kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga. Setiap individu mempunyai kebutuhan sendiri. Sehingga dalam keluarga yang jumlah anggotanya banyak, kebutuhan-kebutuhannya akan banyak.

Dalam keluarga dengan penghasilan rendah, jumlah tanggungan keluarga yang banyak akan cenderung lebih mendorong ibu rumah tangga untuk ikut bekerja guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Peran wanita sebagai the secondary worker sangat penting dalam perekonomian keluarga berpendapatan rendah.


(48)

Wanita yang telah menikah, yang suaminya mempunyai pendapatan lebih rendah dari batas garis kemiskinan dan mempunyai jumlah tanggungan keluarga yang banyak cenderung untuk masuk ke dalam pasar kerja. Pada negara berkembang seperti Indonesia persentase rumah tangga yang pendapatannya lebih rendah dari tingkat subsisten, secara relatif cukup banyak. Oleh sebab itu banyak wanita yang masuk ke dalam pasar kerja terutama disebabkan oleh tingkat kemiskinan yang mendasar dan bertujuan untuk mencapai tingkat pendapatan di atas tingkat subsisten ( Elfindri dan Nasri Bachtiar, 2004 ).

2.8 Jumlah Anggota Keluarga yang Bekerja

Keputusan untuk bekerja adalah suatu keputusan yang mendasar tentang bagaimana menghabiskan waktu ( Sumarsono,2009 ). Keputusan untuk bekerja di pasar kerja tidak hanya ditentukan oleh keputusan individu. Dalam suatu rumah tangga keputusan seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh anggota keluarga yang lain. Besar kecilnya upah salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi keputusan anggota keluarga lain untuk masuk ke pasar kerja.

Pendapatan keluarga adalah penghasilan keluarga yang berbentuk uang maupun dalam bentuk lain yang dapat diuangkan dari hasil usaha yang dilakukan oleh anggota keluarga ( Sumarsono, 2009 ). Hal ini berarti semakin banyak anggota keluarga yang berpartisipasi dalam pasar kerja maka semakin tinggi pendapatan keluarga karena sumber-sumber pendapatan keluarga bertambah. Terdistribusinya sumber pendapatan keluarga pada akhirnya mengakibatkan kontribusi anggota keluarga terhadap pendapatan keluarga semakin merata.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis besarnya kontribusi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi pendapatan ibu bekerja dalam keluarga yang terjadi di kota Medan. Pemilihan lokasi di kota Medan diambil dengan alasan bahwa banyak terdapat wanita yang berstatus kawin yang bekerja di luar sektor pertanian baik di sektor formal maupun informal.

3.2 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan secara langsung di lapangan terhadap objek yang diteliti yaitu wanita berstatus kawin yang bekerja ( responden ). Dalam penelitian ini, data primer yang dibutuhkan antara lain identitas responden, kontribusi pendapatan ibu terhadap pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ibu, jumlah tanggungan keluarga, jam kerja ibu dan jumlah anggota keluarga yang bekerja dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan oleh penulis.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari hasil-hasil publikasi Badan Pusat Statistik ( BPS ) dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi ( Depnakertrans ).


(50)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1. Wawancara, yaitu salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara menanyakan masalah yang ingin diteliti kepada ibu yang bekerja ( responden ) secara langsung.

2. Kuisioner adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan cara menyebarkan angket ( daftar pertanyaan ) kepada responden yang dijadikan sampel penelitian.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, atau transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian ( Kuncoro, 2001 ). Dalam penelitian ini populasi terdiri dari wanita berstatus kawin yang bekerja serta memiliki suami dan anak, berusia ≥ 15 tahun dan berdomisili di kota Medan yang bekerja di luar sektor pertanian.

Sampel adalah sebagian / himpunan bagian dari unit populasi yang mewakili keseluruhan objek penelitian. Dari 21 kecamatan yang terdapat di kota Medan diambil 3 kecamatan yang dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi yaitu kecamatan yang berada di pusat kota ( Medan Maimun ), kecamatan yang berada di pinggir kota ( Medan Sunggal ) dan kecamatan yang berada diantara pusat kota dan pinggir kota ( Medan Johor ).


(51)

Jumlah sampel yang diambil sebesar 90 orang dan dikelompokkan berdasarkan pekerjaan yaitu :

1. Karyawan ( Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Swasta ) dan buruh sebanyak 30 orang

2. Pedagang dan wiraswasta sebanyak 30 orang 3. Jasa sebanyak 30 orang

Responden dipilih dengan cara acak ( random ). 3.5 Pengolahan data

Dalam mengolah data, penulis menggunakan program komputer Eviews 5.1 dengan terlebih dahulu melakukan pemindahan data yang diperoleh ke dalam software Microsoft Excel untuk mempermudah penginputan data pada proses selanjutnya.

3.6 Metode Analisis Data

Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel-variabel yang ada dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa ( Ordinary Least Square ). Variabel-variabel tersebut ditransformasikan kedalam bentuk fungsi, yaitu :


(52)

Kemudian fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4 + μ ……….. ( 2 )

Dimana :

Y = Kontribusi ibu dalam pendapatan keluarga selama satu bulan ( persen )

X1 = Tingkat pendidikan ibu ( tahun )

X2 = Jam kerja ( jam / bulan )

X3 = Jumlah tanggungan keluarga ( orang )

X4 = Jumlah anggota keluarga yang bekerja ( orang )

α = Intercept / konstanta β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi

μ = Term of error

Bentuk hipotesis diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:

1 X

Y

∂∂ > 0 Artinya jika terjadi kenaikan pada tingkat pendidikan ibu (X1),

maka Kontribusi ibu dalam pendapatan keluarga (Y) mengalami kenaikan, ceteris paribus.

2 X

Y

∂∂ > 0 Artinya jika terjadi kenaikan pada jam kerja ibu (X2), maka

Kontribusi ibu dalam pendapatan keluarga (Y) mengalami kenaikan, ceteris paribus.


(53)

3 X

Y

∂∂ > 0 Artinya jika terjadi kenaikan pada jumlah tanggungan keluarga (X3), maka Kontribusi ibu dalam pendapatan keluarga (Y)

mengalami kenaikan, ceteris paribus.

4 X

Y

∂∂ < 0 Artinya jika terjadi kenaikan pada Jumlah anggota keluarga yang bekerja (X4), maka Kontribusi ibu dalam pendapatan

keluarga (Y) mengalami penurunan, ceteris paribus.

Untuk menghitung besarnya kontribusi pendapatan ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga digunakan rumus sebagai berikut :

KYa =

T b Y

x 100 %

Dimana :

KYa = Kontribusi pendapatan ibu bekerja ( persen ) Yb = Pendapatan ibu rumah tangga ( rupiah ) T = Total pendapatan keluarga ( rupiah ) ( Sumber : Payaman, S. :1998 )

3.7 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

3.7.1. Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi ( R2 ) dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel bebas secara bersama-sama dapat memberi penjelasan terhadap variabel terikat. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1 ( 0 ≤ R2≤ 1 ). Jika R2


(54)

semakin besar ( mendekati 1 ) maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh yang besar terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin kecil ( mendekati 0 ) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas kecil terhadap variabel terikat. Nilai R2 dapat diperoleh dengan rumus:

R2 =

2 2

. i

i i i

y x

y x

Dimana :

R2 = Koefisien determinasi

y

i = Derivasi nilai dari rata-rata Y

x

i

=

Derivasi nilai dari rata-rata X 3.7.2. Uji t-statistik

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian secara parsial yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel lainnya konstan.

Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 : bi = b ... ………b = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : bi ≠b ... b ≠ 0 (ada pengaruh)

Dimana bi adalah koefisien variabel bebas ke-i nilai parameter hipotesis,

biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel bebas ( independent variable ) terhadap variabel terikat ( dependent variable ). Bila


(55)

nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak ( Ha

diterima ), hal ini berarti bahwa variabel bebas yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel terikat. Sebaliknya, bila nilai t-hitung < t-tabel pada tingkat kepercayaan tertentu H0 diterima (Ha ditolak), hal ini berarti bahwa

variabel bebas yang diuji tidak berpengaruh secara nyata (tidak signifikan) terhadap variabel terikat. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

t-hitung =

(

)

Sbi

b bi

Dimana:

bi = Koefisien variabel bebas ke-i

b = Nilai hipotesis nol

Sbi = Simpangan baku dari variabel bebas ke-i

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 : b = 0 H0 diterima ( t* < t-tabel ) artinya variabel bebas secara

parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Ha : b ≠ 0 Ha diterima ( t* > t-tabel ) artinya variabel bebas secara


(56)

3.7.3. Uji F-statistik

Uji F-statistik ini dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh dari semua variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Disamping menguji berarti tidaknya variabel-variabel bebas secara bersamaan, uji F juga sekaligus menguji koefisien determinasi ( R2 ) yang dihasilkan. Dengan demikian, hasil uji F yang signifikan akan menyebabkan nilai R2 yang diperoleh secara statistik tidak sama dengan nol ( R2≠0 ). Pengujian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 :b1 = b2 = b3= b4... n = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : b1 ≠b2 ≠b3≠b4... n ≠0 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F-statistik dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel bebas

secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:


(57)

F-hitung =

(

( )

)

(

n k

)

R

k R

− 2 −

2

1

1

Dimana :

R2 = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel bebas dan konstanta. n = Jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 : b1 = b2 = b3= b4= 0 H0 diterima ( F* < F-tabel ) artinya variabel

bebas secara keseluruhan atau bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Ha : b1 ≠b2 ≠b3≠b4 ≠0 Ha diterima ( F* > F-tabel ) artinya variabel

bebas secara keseluruhan atau bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.


(58)

3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk memastikan term of error ( μ ) tersebar normal. Dalam asumsi OLS adalah nilai rata-rata dari faktor pengganggu ( μ ) adalah 0. Jika term of error ( μ ) tersebut tersebar normal maka koefisien Ordinary Least Square ( β ) juga tersebar normal. Dengan demikian variabel terikat ( Y ) juga normal, hal ini disebabkan adanya hubungan linier antara μ, β, dan Y. Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Jarque Berra Test ( JB test ).

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Jarque Berra ( JB ) dengan Chi-Square tabel. Dengan kriteria pengambilan keputusan :

1. H0 diterima ( JB > Chi-Square tabel) artinya term of error ( μ ) dan Y

tersebar tidak normal.

2. Ha diterima ( JB ≤ Chi-Square tabel) artinya term of error ( μ ) dan Y

tersebar normal. 3.8.2 Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Dengan menggunakan uji ini dapat mengetahui bentuk model empiris dan menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan ke dalam model empiris. Dengan kata lain, dengan menggunakan uji linieritas, specification error atau mis-spesification error term.


(59)

Salah satu uji yang digunakan untuk menguji linieritas adalah Ramsey’s Regression Spesification Error Test ( RESET ). Uji ini dikembangkan oleh Ramsey pada tahun 1969. Ramsey mengembangkan suatu uji yang disebut dengan general test of specification error.

3.8.3 Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana masing-masing kesalahan penganggu mempunyai varian yang berlainan. Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain adalah tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteoskedastisitas lazim juga disebut sebagai ketimpangan data yang besar antar variabel. Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas maka dilakukan uji White Test. Adapun langkah-langkah White Test, antara lain :

1. Membuat regresi dari model yang ada dan mendapatkan residualnya 2. Hitung nilai Chi-Square nya dengan rumus :

χ

2

= n R

2

Dimana :

n = Jumlah observasi R2 = Koefisien determinasi


(60)

3. Bandingkan nilai Chi-Square hitung dengan Chi-square table nya Kriteria pengambilan keputusan :

χ

2

hitung <

χ

2tabel : Tidak terjadi heteroskedastisitas

χ

2

hitung >

χ

2tabel : Terjadi heteroskedastisitas 3.8.4 Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R2, F-hitung, t-hitung, dan standart error.

Gejala multikolinearity ditandai dengan munculnya : • Standard error tidak terhingga dan R2 yang sangat tinggi.

• Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan baik pada α = 1%, α = 5%, ataupun α = 10%

• Membandingkan R2 regresi pertama dengan R2 regresi variabel-variabel independen

3.9 Definisi Operasional

1. Kontribusi pendapatan ibu bekerja adalah besarnya sumbangan pendapatan ibu yang bekerja terhadap pendapatan keluarga yang dihitung dengan persentase dari pendapatan yang diperolehnya selama satu bulan terhadap pendapatan keluarga ( seluruh anggota keluarga ) selama satu bulan.


(61)

2. Tingkat pendidikan ibu yaitu pendidikan formal yang pernah ditempuh ibu, dihitung dalam tahun (waktu yang digunakan responden dalam menempuh pendidikan formal).

3. Jam kerja adalah lama waktu yang dihabiskan ibu untuk bekerja di luar sektor domestik ( mengurus pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, dll ) dihitung dalam satuan jam selama satu bulan .

4. Jumlah tanggungan keluarga merupakan banyaknya anggota rumah tangga yang tidak produktif maupun yang produktif dan mendapatkan penghasilan maupun yang tidak mendapatkan penghasilan yang secara ekonomis menjadi tanggungan rumah tangga wanita yang bekerja dan tinggal bersama dalam satu rumah maupun tinggal ditempat lain tetapi masih menjadi tanggungan keluarga dan dihitung dalam satuan orang (jiwa).

5. Jumlah anggota keluarga yang bekerja adalah banyaknya anggota rumah tangga yang berumur di atas 15 tahun dan sudah bekerja ( orang ).


(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Medan

4.1.1 Lokasi dan Letak Geografis Kota Medan

Kota Medan merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara, terletak pada garis 2°27' - 2°47' Lintang Utara dan 98°35' - 98°44' Bujur Timur dengan ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan berbatasan wilayah sebelah utara, selatan, barat, dan timur dengan Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.

Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor).


(63)

Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah adalah 265,10 km2 dan terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagian besar wilayah kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli.

4.1.2 Kondisi Iklim

Kota Medan tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Suhu minimum berkisar antara 22,9°C – 23,8°C dan suhu maksimum berkisar antara 30,5°C – 32,8°C. Kelembaban udara di wilayah kota Medan rata-rata 82 - 84%. Dan kecepatan angin rata-rata sebesar 1,38 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 107,98 mm. Hari hujan di kota Medan pada tahun 2008 per bulan mencapai 16 hari dengan curah hujan rata-rata per bulan 176,08 mm 4.2 Komposisi Penduduk Kota Medan

4.2.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Kecamatan dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk menurut kecamatan dan jenis kelamin dapat mencerminkan kondisi penyebaran penduduk yang ada pada suatu Kabupaten/Kota. Dengan menggolongkan penduduk menurut kecamatan maka akan dapat diketahui penyebaran penduduk dominan pada pusat atau pinggir kota. Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2008 terdiri dari laki-laki sejumlah 1.039.707 jiwa dan perempuan sejumlah 1.062.398 jiwa. Berikut tabel jumlah penduduk menurut Kecamatan dan jenis kelamin.


(64)

Tabel. 4.1

Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kota Medan Tahun 2008

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Medan Tuntungan 33.836 35.611 69.447

2 Medan Johor 56.961 58.221 115.182

3 Medan Amplas 56.596 57.531 114.127

4 Medan Denai 69.098 69.591 138.689

5 Medan Area 53.366 54.911 108.277

6 Medan Kota 40.914 42.625 83.539

7 Medan Maimun 27.950 29.392 57.342

8 Medan Polonia 26.144 26.806 52.950

9 Medan Baru 20.629 23.193 43.822

10 Medan Selayang 42.040 42.873 84.913

11 Medan Sunggal 53.946 55.733 109.679

12 Medan Helvetia 71.047 73.030 144.077

13 Medan Petisah 32.490 35.022 67.512

14 Medan Barat 38.155 40.237 78.392

15 Medan Timur 55.679 57.178 112.857

16 Medan Perjuangan 51.271 53.487 104.758

17 Medan Tembung 69.972 70.547 140.519

18 Medan Deli 74.547 74.188 148.735

19 Medan Labuhan 53.025 52.941 105.966

20 Medan Marelan 63.587 61.900 125.487

21 Medan Belawan 48.458 47.381 95.835

Kota Medan 1.039.707 1.062.398 2.102.105 Sumber : Medan Dalam Angka, 2009.

Dengan melihat tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk terbanyak berada pada Kecamatan Medan Deli yaitu sebesar 148.735 orang atau 7,07 % dari jumlah penduduk Kota Medan.


(65)

Gambar 4.1


(66)

4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas sumberdaya manusia yang ada disuatu wilayah tertentu. Dengan tingkat pendidikan yang semakin tinggi maka diharapkan dapat menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi dan memiliki kemampuan untuk menciptakan peluang kerja. Dari tingkat pendidikan yang pernah dicapai oleh penduduk Kota Medan dapat dikelompokkan menjadi tujuh kelompok. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kota Medan sudah mencapai tingkat pendidikan menengah atas pada tahun 2008, yaitu sebesar 36,41 % dan naik pada tahun 2009 menjadi 37,6 %. Hal ini disebabkan, telah sadarnya penduduk Kota Medan akan arti pentingnya pendidikan. Ini juga dapat dilihat dari jumlah penduduk yang telah menempuh pendidikan sampai tamat akademi dan universitas tahun 2008 yaitu sebesar 11,22 % dan tahun 2009 meningkat menjadi 11,74 % . Dengan tingkat pendidikan yang sudah tinggi ini dapat membuka peluang penduduk untuk memperoleh jenis-jenis pekerjaan baru, sehingga tingkat upah yang diterima juga akan lebih baik dan dapat bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan mereka. Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(67)

Tabel. 4.2

Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas menurut Tingkat Pendidikan Kota Medan Tahun 2008-2009

Pendidikan 2008 2009

Tidak Punya Ijazah SD 1,51 1,00 Tidak/Belum Tamat SD 14,11 8,79

Tamat SD 17,98 20,81

Tamat SLTP 18,73 20,05

Tamat SLTA 27,89 27,56

Tamat SLTA Kejuruan 8,58 10,04

Tamat D1/D2 0,82 0,70

Tamat D3 2,48 3,19

Tamat D4/S1 7,92 7,85

Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat , 2009.

4.2.2 Keadaan Penduduk Berdasarkan Status Pekerjaan

Berdasarkan jenis pekerjaannya, penduduk Kota Medan dapat dikelompokkan menjadi 9 kelompok. Dari data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Medan mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(68)

Tabel. 4.3

Penduduk yang Bekerja di Kota Medan berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Pekerjaan Kota Medan Agustus 2008

Status Pekerjaan *)

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

Jumlah 535.018 298.814 833.832

1 139.711 72.497 212.208

2 59.549 26.120 85.669

3 23.903 8.615 32.518

4 286.452 152.970 439.422

5 5.893 0 5.893

6 6.997 4.732 11.729

7 12.513 33.880 46.393

Sumber: Survey Angkatan Kerja Nasional, 2009 . Keterangan :

1. Berusaha sendiri

2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap 3. Berusaha dibantu buruh tetap 4. Buruh/Karyawan/Pegawai 5. Pekerja bebas di Pertanian 6. Pekerja bebas di Non Pertanian 7. Pekerja tidak dibayar

4.3 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah wanita berstatus kawin, bekerja dan berada di usia produktif yaitu >15 tahun. Berdasarkan hasil penelitian


(69)

diketahui bahwa keseluruhan responden tergolong penduduk usia produktif dengan kisaran umur 25 tahun sampai 60 tahun.

4.3.1. Kontribusi Ibu dalam Pendapatan Keluarga

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan dari ibu bekerja terhadap pendapatan keluarga. Sedangkan pendapatan keluarga yang dianalisis adalah pendapatan yang diperoleh dari pendapatan ibu dan pendapatan seluruh anggota keluarga. Dari hasil penelitian diperoleh data kontribusi pendapatan ibu bekerja (responden) terhadap pendapatan keluarga adalah sebagai berikut.

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Kontribusi Ibu dalam Pendapatan Keluarga di Kota Medan

Kontribusi Jumlah Responden Persentase

0% - 24% 5 5,55

25% - 49% 53 58,90

50% - 74% 27 30,00

75% - 100% 5 5,55

Jumlah 90 100,00

Rata-rata 55,6 %

Sumber : Data Primer Diolah, 2010.

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa kontribusi ibu bekerja dalam pendapatan keluarganya relatif besar. Rata-rata para ibu menyumbangkan 55,6 % dari pendapatannya selama satu bulan terhadap total penerimaan keluarga. Sebanyak 30 % wanita memberikan kontribusi 50 % - 74 % bagi keluarganya. Besarnya kontribusi yang diberikan oleh ibu yang bekerja tersebut, ternyata


(1)

HASIL REGRESI

Dependent Variable: KONTRIBUSI Method: Least Squares

Date: 02/17/11 Time: 10:38 Sample: 1 90

Included observations: 90

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -8.948189 1.119158 -7.995463 0.0000 X1 0.290274 0.093637 3.099981 0.0026 X2 2.281895 0.210355 10.84782 0.0000 X3 0.228599 0.086091 2.655316 0.0095 X4 -0.310620 0.076140 -4.079567 0.0001 R-squared 0.760465 Mean dependent var 3.693905 Adjusted R-squared 0.749193 S.D. dependent var 0.350520 S.E. of regression 0.175543 Akaike info criterion -0.587916 Sum squared resid 2.619297 Schwarz criterion -0.449037 Log likelihood 31.45620 F-statistic 67.46360 Durbin-Watson stat 1.984475 Prob(F-statistic) 0.000000


(2)

LAMPIRAN 3

UJI NORMALITAS

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

-0.25 0.00 0.25

Series: Residuals Sample 1 90 Observations 90

Mean 1.49e-15 Median 0.011401 Maximum 0.403106 Minimum -0.444744 Std. Dev. 0.171553 Skewness -0.260827 Kurtosis 2.776792 Jarque-Bera 1.207293 Probability 0.546814


(3)

UJI LINIERITAS

Ramsey RESET Test:

F-statistic 1.889610 Probability 0.120182 Log likelihood ratio 8.029216 Probability 0.090514

Test Equation:

Dependent Variable: KONTRIBUSI Method: Least Squares

Date: 02/17/11 Time: 10:39 Sample: 1 90

Included observations: 90

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -6439.022 28564.22 -0.225423 0.8222 X1 193.9996 854.6759 0.226986 0.8210 X2 1525.250 6718.705 0.227015 0.8210 X3 152.7263 673.0786 0.226907 0.8211 X4 -207.5865 914.5585 -0.226980 0.8210 FITTED^2 -387.2316 1557.848 -0.248568 0.8043 FITTED^3 111.6650 410.6204 0.271942 0.7864 FITTED^4 -15.98753 53.91662 -0.296523 0.7676 FITTED^5 0.908565 2.821308 0.322037 0.7483 R-squared 0.780909 Mean dependent var 3.693905 Adjusted R-squared 0.759271 S.D. dependent var 0.350520 S.E. of regression 0.171980 Akaike info criterion -0.588240 Sum squared resid 2.395741 Schwarz criterion -0.338259 Log likelihood 35.47081 F-statistic 36.08875 Durbin-Watson stat 2.124313 Prob(F-statistic) 0.000000


(4)

LAMPIRAN 5

HETEROSKEDASTISITAS

( WHITE TEST )

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 1.370291 Probability 0.189150 Obs*R-squared 18.33183 Probability 0.192083

Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 02/17/11 Time: 11:02 Sample: 1 90

Included observations: 90

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 23.41984 14.36001 1.630907 0.1071 X1 -2.422540 1.808981 -1.339174 0.1846 X1^2 0.073971 0.088767 0.833310 0.4073 X1*X2 0.411566 0.309675 1.329025 0.1879 X1*X3 -0.112539 0.098677 -1.140480 0.2577 X1*X4 0.154838 0.096078 1.611597 0.1113 X2 -7.899978 5.046444 -1.565454 0.1217 X2^2 0.671936 0.452520 1.484876 0.1418 X2*X3 -0.229407 0.280986 -0.816437 0.4168 X2*X4 0.424507 0.285769 1.485490 0.1416 X3 1.265787 1.451145 0.872268 0.3858 X3^2 0.036218 0.091411 0.396208 0.6931 X3*X4 0.098761 0.093501 1.056252 0.2942 X4 -2.802341 1.539635 -1.820133 0.0727 X4^2 0.050447 0.047875 1.053721 0.2954 R-squared 0.203687 Mean dependent var 0.029103 Adjusted R-squared 0.055042 S.D. dependent var 0.039011 S.E. of regression 0.037922 Akaike info criterion -3.555550 Sum squared resid 0.107857 Schwarz criterion -3.138915 Log likelihood 174.9998 F-statistic 1.370291 Durbin-Watson stat 2.331739 Prob(F-statistic) 0.189150


(5)

LAMPIRAN 6

MULTIKOLINEARITY

( CORRELATION MATRIX )

X1 X2 X3 X4 KONTRIBUSI

X1 1.000000 -0.126677 0.047188 0.020654 0.081672

X2 -0.126677 1.000000 0.449994 -0.294008 0.817803

X3 0.047188 0.449994 1.000000 0.036593 0.475765

X4 0.020654 -0.294008 0.036593 1.000000 -0.427163


(6)

Kuisioner Penelitian

Analisis Kontribusi Pendapatan Ibu dalam Keluarga di Kota Medan

I. Identitas Responden

1. Nama Ibu

:

2. Pekerjaan

:

3. Umur

:

4. Kecamatan

:

5. Pendidikan

:

a. Tidak pernah sekolah

b. SD

= ……….. tahun

c. SMP

= ……….. tahun

d. SMA

= ……….. tahun

e. Diploma

= ……….. tahun

f. Universitas = ……….. tahun

Total lama menempuh pendidikan = ……… tahun

II. Daftar Pertanyaan

6. Berapa jam ibu bekerja ( di luar sektor domestik ) dalam satu hari ?

( ……….. jam ) x 1 bulan = ( ………. jam )

7. Motivasi Bekerja

: a. alasan ekonomi

b. membangun karir

c. mengembangkan minat/keahlian

d. mengisi waktu luang