ISI NOVEL LASKAR PELANGI

BAB IV ISI NOVEL LASKAR PELANGI

Setiap karya sastra tentu mengandung dan menawarkan tema tertentu. Namun apa isi tema tersebut tidak mudah ditunjukkan. Ia harus difahami dan ditafsirkan melalui cerita dan data berupa unsur-unsur pembangun cerita. Kesulitan tersebut sejalan dengan kesulitan yang dihadapi jika kita diminta untuk mendefinisikan tema. Menurut Stanton, tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Namun, ada banyak makna yang dikandung dan ditawarkan oleh sebuah karya sastra. Maka masalahnya kemudian adalah makna khusus yang mana yang dapat dinyatakan sebagai tema atau jika makna tersebut dianggap sebagai bagian - bagian tema, sub tema, atau tema - tema tambahan, makna yang manakah dan bagaimanakah yang dapat dianggap sebagai makna pokok sekaligus tema pokok novel yang bersangkutan. 18 Kriteria utama yang terkandung dalam karya sastra bersifat merasuki keseluruhan cerita, yakni dasar cerita yang menjadi gagasan umum. Pemilihan tema-tema tertentu ke dalam sebuah karya sastra bersifat subjektif. Masalah kehidupan manakah yang paling menarik perhatian penulis sehingga merasa terdorong untuk mengungkapkan ke dalam bentuk karya sastra. 19 Adapun tema utama yang dituangkan dalam Novel Laskar Pelangi adalah perjuangan menempuh prestasi pendidikan yang tak kenal kata menyerah. Dalam Laskar Pelangi terdapat beberapa latar tempat seperti nama kota atau daerah tempat peristiwa tersebut berlangsung yang disebut secara eksplisit 18 Robert Stanton, Sebuah Pengantar Fiksi, terj. An Introduction to Fiction, New York: Holit, 1965, h. 20 19 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 2005, Cet. 5, h. 72 terang, jelas, gamblang dan ada pula yang disebut secara implisit. Secara garis besar, Belitung merupakan latar tempat yang dominan dalam Laskar Pelangi. Sebagian besar cerita di Laskar Pelangi terjadi di Belitung. Namun secara khusus terdapat berapa tempat yang pun disebut secara dominan, yaitu: ; 1 - Sekolah kami adalah salah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan. 21 + + = ; Sekolah-sekolah PN Timah, yaitu TK, SD, dan SMP PN berada dalam kawasan Gedong. Sekolah-sekolah ini berdiri megah di bawah naungan Aghatis berusia ratusan tahun dan di dikelilingi pagar besi tinggi berukir melambangkan kedisiplinan dan mutu tinggi pendidikan. Sekolah PN merupakan center of excellent atau tempat bagi semua hal yang terbaik. Sekolah ini demikian kaya raya karena didukung sepenuhnya oleh PN Timah, sebuah korporasi yang kelebihan duit. Institusi pendidikan yang sangat modern ini lebih tepat disebut percontohan bagaimana seharusnya generasi muda dibina. … Ruangan kelasnya dicat warna-warni dengan tempelan gambar kartun yang edukatif, poster operasi dasar matematika, tabel pemetaan unsur kimia, peta dunia, jam dinding, thermometer, foto para ilmuan dan penjelajah yang member inspirasi, dan ada kapstok topi. Di setiap kelas 20 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Yogyakarta, Pt. Bentang Pustaka, 2006, Cet. 5, h. 14 21 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Yogyakarta, Pt. Bentang Pustaka, 2006, Cet. 5, h. 23 ada patung anatomi tubuh yang lengkap, globe yang besar, white board, dan alat peraga konstelasi planet-planet. 22 : 4 4 1 4 Sedangkan latar waktu yang digunakan dalam Laskar Pelangi ialah pada abad ke -19 dan seterusnya. Hal ini dapat dilihat pada sebuah narasi pada Novel Laskar Pelangi, yaitu: 1 0 1 1 Kemudian latar sosial yang diceritakan dalam Laskar Pelangi adalah tentang status sosial masyarakat Belitong dan kehidupan sosial pada waktu itu, dimana nampak sekali perbandingan jumlah populasi penduduknya. Antara orang Tionghoa dan penduduk asli Belitung. Hal itu dapat dilihat dalam narasi: 22 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005, Cet. 5. h. 57-58 23 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005, Cet. 5. h. 195-196 24 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005, Cet. 5. h. 41 9 4 1 ; 1 9 . Laskar pelangi menampilkan beberapa tokoh cerita, baik yang disebut dengan nama diri ataupun tidak. Tokoh yang disebut dengan nama diri sebanyak 14 tokoh, yaitu Ibu Muslimah, Pak Harfan, Ikal, Mahar, Lintang, A Kiong, Kucai, Bore, Harun, Sahara, Trapani, Bu Frisca, Flo, dan A Ling. Tokoh-tokoh tersebut terlibat intensif dalam peristiwa dan beberapa tokoh yang hanya muncul dalam satu peristiwa. Dan tokoh-tokoh tanpa nama diri antara lain: Ibu dari Ikal, Guru-guru sekolah PN Timah, Staff PN Timah, Orang tua murid sekolah Muhammadiyah, nelayan, buruh tambang, dll. Tokoh-tokoh yang muncul tanpa penyebutan nama tersebut merupakan tokoh yang tidak terlibat secara intensif dalam setiap peristiwa atau hanya berfungsi sebagai pelengkap. 5 Tokoh utama dalam Novel Laskar Pelangi adalah Ibu Muslimah, ia dapat dikatakan sebagai tokoh utama karena terlibat secara intensif dalam berbagai peristiwa yang membangun cerita, berhubungan dengan tokoh-tokoh 25 Andrea Hirata, Laskar Pelangi, Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka, 2005, Cet. 5. h. 35 dalam cerita, dan menjadi pusat sorotan dalam cerita karena waktu yang digunakan untuk mengisahkan pengalaman tokoh tersebut lebih panjang. Tokoh Protagonis adalah Ikal dan Pak Harfan. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab II bahwa tokoh utama dan tambahan dengan tokoh protagonis dan antagonis dapat digabungkan. Tokoh antagonis dalam novel ini adalah Bu Frisca sebagai kepala sekolah PN Timah. Tokoh tritagonis dalam Novel Laskar Pelangi adalah ibu Muslimah. Beliau juga dapat dikatakan tokoh utama-tritagonis. Tokoh pembantu dalam Novel Laskar Pelangi adalah selain yang diatas. Dan beberapa tokoh yang digambarkan berikut adalah tokoh yang mendominasi dan menyebar dalam rangkaian cerita pada Novel Laskar Pelangi. + 4 Seorang wanita muda berjilbab. Staff guru di sekolah SD Muhammadiyah. Ibu Mus adalah guru yang pandai, kharismatik, dan memiliki pandangan jauh ke depan. : : : : + Seorang dengan bakat seni yang terpendam. Sampai pada suatu ketika dia mempunyai kesempatan untuk menunjukan bakatnya dalam tarik suara. Dari situlah kemampuan seni yang dia miliki terus berkembang. Idenya aneh dan unik. Dialah salah satu anggota Laskar Pelangi yang mengharumkan nama SD Muhammadiyah dalam hal seni. Karena tuntutan tanggung jawab keluarga dia hanya berijazah SMA, sehingga dia tidak dapat mengembangkan bakatnya lagi. Dia lahir dari keluarga miskin yang masih ada hubungan darah kebangsaan kerajaan lama. Semangat belajarnya sangat tinggi, untuk sampai di sekolah dia harus menempuh jarah 80 km, lengkap dengan berbagai resiko yang harus dihadapi. Lintang adalah siswa sekolah Muhammadiyah yang berprestasi, cerdas di bidang sains dan pengetahuan umum. Sifatnya yang tidak sombong dengan ilmu yang dimiliki membuat teman-temannya menyukainya. Bahkan tidak jarang dia selalu membantu teman-teman kelasnya. Ia juga salah satu siswa yang mengharumkan nama SD Muhammadiyah dengan prestasi yang dimiliki. Dia tidak dapat meneruskan studinya karena tuntutan tanggungjawab keluarga. Ketika dia dewasa hanya menjadi seorang sopir. Dalam Laskar Pelangi, pengarang, dalam hal ini Andrea Hirata Seman, menggunakan sudut pandang “aku” sebagai pencerita yang serba tahu atau thirth person omniscient. Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari pengarang. + Buku ini merupakan kisah masa kecil pengarangnya, Andrea Hirata Seman. Kisahnya diawali dari sebuah Sekolah Muhammadiyah, salah satu sekolah kampung di pulau Belitung yang gedungnya – menurut sang pengarang – lebih mirip gudang kopra. Dengan segala keterbatasan fasilitasnya sekolah yang terdiri dari SD dan SMP ini memulai tahun ajaran barunya bersama sepuluh orang siswa baru yang salah satu diantaranya menderita keterbelakangan mental Harun. Sepuluh siswa, tepat di ambang batas minimal yang ditetapkan Kantor Diknas setempat. Laskar pelangi adalah nama yang diberikan ibunda guru, Ibu Muslimah, disebabkan kesukaan kesepuluh muridnya yang nantinya di tengah cerita akan bertambah karena kehadiran gadis tomboi bernama Flo nongkrong di atas pohon filicium untuk melihat pelangi. Selanjutnya buku ini bercerita tentang Laskar Pelangi, tentang gairah mereka dalam menuntut ilmu, tentang kecemerlangan intelegensi Lintang, tentang kecerdasan seni Mahar, tentang perseteruan Zahara dan A Kiong, tentang cerita Harun dan kucingnya, tentang cinta pertama Ikal, tentang hari-hari sepanjang sembilan tahun masa SD dan SMP yang mereka lalui di sekolah kampung itu. Sungguh ada keterhenyakkan yang mengharukan ketika menyusuri gelombang semangat mereka sepanjang halaman buku ini. Seperti kisah Lintang yang tidak pernah membolos meski harus mengayuh sepedanya menempuh jarak 80 kilometer pulang - pergi, hingga alas kakinya yang terbuat dari ban bekas mengeluarkan bau terbakar. Belum lagi resiko yang harus dialami Lintang jika bertemu buaya. Juga tentang kisah Ibu Muslimah, guru mereka yang penuh kasih dan begitu berdedikasi mendidik mereka dengan gaji hanya 15 Kilogram beras per bulan. Ada juga kisah pembangkangan Flo, gadis kaya anggota kesebelas Laskar Pelangi yang hanya mau sekolah di sekolah kampung itu sebagai bentuk protes terhadap ayahnya sekaligus karena ketertarikannya terhadap Mahar yang pernah menyelamatkannya. Layaknya oase di tengah gurun pasir, buku ini seolah membawa semangat baru di tengah carut-marut dunia pendidikan di tanah air. Kepiawaian pengarang serta kejenakaannya dalam menceritakan detail keindahan Belitung, penokohan maupun keseluruhan alur cerita dalam buku ini membuat kita tidak sanggup meletakkan buku ini sebelum tuntas membacanya. KERANGKA TEORI NOVEL LASKAR PELANGI Aku Perjuangan menempuh prestasi pendidikan tanpa kenal Sinopsis Substansi Novel Laskar Pelangi Setting atau Latar Cerita Tokoh dan Penokohan N.A. Muslimah Hafsari Penokohan Ikal Bu Sisca Mahar Kucai Sahara Lintang Tokoh Antagonis Tokoh Protagoni s Tokoh Utama Tokoh Pembantu Tokoh Isi Novel Laskar Pelangi Tema Cerita Point of View Belitong Kelenteng Pasar Ikan, Toko Sinar Harapan Belitong timur Sekolah PN SekolahSD Muhammadiyah

BAB V NILAI PENDIDIKAN DAN CIRI-CIRI PRIBADI SUKSES