Patogenesis Koagulopati pada DBD DIC

plasma ke ruang vaskuler yang akan mengakibatkan turunnya volume darah yang akan berakibat terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, efusi pleura, efusi perikard, asites dan syok. 20,21,23-30

2.2.2.4. Teori Enhancing Antibody

Teori ini berdasarkan peran sel fagosit mononuclear merangsang terbentuknya antibody non netralisasi,yaitu antibody yang tidak dapat menetralisir virus dengue bahkan dapat memacu replikasi virus dengue tersebut. 20,21 Menurut penelitian, antigen dengue lebih banyak didapat pada sel makrofag yang beredar di banding dengan sel makrofag yang tinggal menetap di jaringan. Antibodi non netralisir tersebut melingkupi sel makrofag yang beredar dan tidak melingkupi sel makrofag yang menetap di jaringan. Pada makrofag yang dilingkupi oleh antibody non netralisir, antibody tersebut akan bersifat opsonisasi, internalisasi dan akhirnya sel mudah terinfeksi. Lebih banyak sel makrofag terinfeksi lebih berat penyakitnya. Diduga makrofag yang terinfeksi akan menjadi aktif dan mengeluarkan pelbagai substansi inflamasi, sitokin dan tromboplastin yang mempengaruhi permeabilitas kapiler dan akan mengaktivasi factor koagulasi. 18,21,23

2.2.3. Patogenesis Koagulopati pada DBD

Dasar patogenesis perdarahan pada DBD belum semuanya jelas. Selain angiopati, trombositopenia dan trombopati, faktor yang berperan adalah koagulopati. Termasuk sebagai lanjutan proses koagulasi proses Ramona Chaterine Pangaribuan: Troemolastografi Pada Penderita Dengue Hemorrhagic Fever, 2008. USU e-Repository © 2008 fibrinolisis. Secara sederhana proses koagulasi terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap pembentukan trombin, pembentukan fibrin, dan proses fibrinolisis. Tahap-tahap koagulasi sampai fibrinolisis merupakan tahap berkesinambungan yang dinamis, dalam arti setiap tahap ada unsur keseimbangan harmonis antara prokoagulan dan antikoagulan. Gangguan koagulasi dapat diamati pada ketiga tahap tersebut. 23,24 Koagulopati konsumtif terjadi karena kompleks virus-antibodi dan berbagai mediator yang dilepaskan oleh fagosit terinfeksi virus merangsang aktivasi sistem koagulasi. Sistem koagulasi juga teraktivasi oleh PF3 Platelet Factor 3 yang dilepaskan dengan adanya agregasi trombosit. Terdapat penurunan faktor koagulasi, terutama fibrinogen, dengan derajat penurunan berkorelasi dengan berat penyakit. Peningkatan konsumsi faktor koagulasi ditandai dengan peningakatan tPA tissue type Plasmin Activator dan pemanjangan masa tromboplastin parsial teraktivasi aPTT. 22,24,32 Hiperfibrinolisis pada stadium akut infeksi dengue disebabkan oleh aktivasi faktor XIIa dan peningkatan produksi tPA dipicu oleh kerusakan endotel dan bersifat dependen terhadap interleukin-6. Koagulopati konsumtif yang diikuti hiperfibrinolisis dapat mencetuskan DIC. 12,23,24,32,36,37 Ramona Chaterine Pangaribuan: Troemolastografi Pada Penderita Dengue Hemorrhagic Fever, 2008. USU e-Repository © 2008

2.2.4. DIC

DIC atau pembekuan intravaskular menyeluruh adalah suatu sindrom di mana terjadi pembentukan fibrin yang menyebar di pembuluh darah kecil yang terjadi sebagai akibat pembentukan trombin. Proses ini diawali dengan munculnya aktivitas prokoagulan dalam sirkulasi yang akhirnya diikuti dengan fibrinolisis sekunder. Mekanisme pencetus DIC pada infeksi dengue adalah melalui aktivasi jalur intrinsik koagulasi oleh kompleks antigen-antibodi. Kerusakan endotel vaskular akan mengaktivasi secara langsung jalur intrinsik, di samping juga merupakan stimulus adhesi trombosit yang kemudian diikuti agregasi dan pelepasan PF3. Faktor XIIa akan mengubah prekalikrein menjadi kalikrein yang akan mengamplifikasi aktivasi jalur intrinsik hingga menghasilkan banyak trombin. Faktor XIIa juga akan mengaktivkan jalur fibrinolisis melalui perubahan plasminogen menjadi plasmin serta sistem kinin dan komplemen. Reaksi-reaksi ini menyebabkan pembentukan fibrin intravaskular yang diikuti pembersihannya oleh mekanisme fibrinolisis menghasilkan produk pemecahan fibrin FDP. FDP akan dibersihkan dari sirkulasi oleh fagositosis sistem retikuloendotelial. Apabila kemampuan sistem retikuloendotelial telah dilampaui, maka akan terjadi kelebihan FDP yang beredar di dalam pembuluh darah. FDP selaiin bersifat antitrombin juga menghambat fungsi trombosit. Pembentukan mikrotrombin yang terus-menerus akan menyebabkan konsumsi faktor koagulasi dan trombosit meningkat. Pada DIC akut, peningkatan konsumsi trombosit dan faktor koagulasi tidak mampu diimbangi oleh kecepatan produksinya sehingga menyebabkan Ramona Chaterine Pangaribuan: Troemolastografi Pada Penderita Dengue Hemorrhagic Fever, 2008. USU e-Repository © 2008 perdarahan. Syok dapat juga mencetuskan DIC meskipun mekanismenya belum diketahui secara jelas. Syok disertai asidosis dan hipoksemia dapat mencetuskan agregasi trombosit intravaskular. Keadaan hipoperfusi menimbulkan gangguan mekanisme pembersihan oleh sistem retikuloendotelial. 24,25

2.2.4. Manifestasi Klinis