perdarahan. Syok dapat juga mencetuskan DIC meskipun mekanismenya belum diketahui secara jelas. Syok disertai asidosis dan hipoksemia dapat
mencetuskan agregasi trombosit intravaskular. Keadaan hipoperfusi menimbulkan gangguan mekanisme pembersihan oleh sistem retikuloendotelial.
24,25
2.2.4. Manifestasi Klinis
Infeksi oleh virus dengue dapat bersifat asimptomatis atau simptomatis yang meliputi panas tidak jelas penyebabnya, demam dengue dan demam
berdarah dengue DBD. Gambaran klinis DBD sering kali tergantung pada umur penderita. Pada bayi dan anak biasanya didapatkan demam dengan ruam
makulopapular saja. Pada anak besar dan dewasa mungkin hanya didapatkan demam ringan, atau gambaran klinis lengkap dengan panas tinggi mendadak,
sakit kepala hebat, nyeri otot dan sendi serta ruam. Tidak jarang ditemukan perdarahan kulit, biasanya didapatkan lekopeni dan kadang-kadang
trombositopeni. Melihat spektrum klinis infeksi dengue sangat bervariasi, maka
menemukan dan membedakan kasus Demam dengue dengan DBD secara dini bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, WHO telah memberikan panduan
kriteria untuk menegakkan diagnosis DBD berdasarkan gejala klinis dan laboratorium, serta dikonfirmasi pemeriksaan serologi aglutinasi inhibisi.
20,29,31,33,34,35
Ramona Chaterine Pangaribuan: Troemolastografi Pada Penderita Dengue Hemorrhagic Fever, 2008. USU e-Repository © 2008
2.2.5. Kriteria Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis klinis DBD, WHO 1999 menentukan beberapa patokan gejala klinis dan laboratorium.
Gejala klinis : 1. Demam tinggi mendadak yang berlangsung selama 2 – 7 hari
2. Manifestasi perdarahan : 1.
Uji torniquet positif 2. Perdarahan spontan berbentuk pteki, purpura, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, ehematemesis, melena. 3. Hepatomegali
4. Renjatan, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun 20mmHg atau nadi tak teraba, kulit dingin dan anak gelisah
Kriteria laboratorium : 1. Trombositopeni 100.000 selmm
3
2. Hemokonsentrasi kenaikan Ht 20 dibandingkan fase konvalesen Bila patokan hemokonsentrasi dan trombositopeni menurut kriteria WHO 1999
dipakai secara murni, maka banyak penderita DBD tidak terjaring dan luput dari pengawasan. Untuk mengantisipasinya Kelompok Kerja DBD sepakat jumlah
trombosit 150000 selmm
3
sebagai batas trombositopeni. Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi
cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD.
20,29,31
. Secara klinis DBD dibagi menjadi empat derajat :
20,29,31
Ramona Chaterine Pangaribuan: Troemolastografi Pada Penderita Dengue Hemorrhagic Fever, 2008. USU e-Repository © 2008
1. Derajat I : Demam disertai gejala-gejala umum yang tidak khas dan manifestasi perdarahan spontan satu-satunya adalah uji torniquet
positif 2. Derajat II : Perdarahan spontan atau manifestasi perdarahan yang lebih
berat, disertai gejala-gejala derajat I 3. Derajat III : Dijumpai kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,
tekanan nadi meyempit ≤20mmHg
4. Derajat IV : syok berat profound shock, nadi tak teraba dan tekanan tak terukur
Ramona Chaterine Pangaribuan: Troemolastografi Pada Penderita Dengue Hemorrhagic Fever, 2008. USU e-Repository © 2008
BAB 3 METODE PENELITIAN