Perumusan Kebijakan Publik Manfaat Partisipasi dalam Kebijakan Publik di Daerah

36 Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk Kelas IX dilaksanakan dalam kehidupan masyarakat. Tujuan dilak sanakannya kebijakan tersebut tidak hanya akan menjadi aturan, tetapi menjadi sesuatu yang terealisasi dalam kehidupan ber masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai contoh, adanya kebijakan Menteri Pendidikan Nasional Mendiknas tentang wajib belajar pendidikan nasional Wajardikas 9 tahun. Sumber: Koran Tempo, 18 Agustus 2006 Gambar 2.6 Guru Mengajar di Kelas Wajib Belajar 9 tahun adalah contoh kebijakan yang berlaku untuk seluruh warga negara, baik di kota maupun di desa.

2. Perumusan Kebijakan Publik

Kebijakan publik di Indonesia dalam arti luas terbagi dua, yaitu kebijakan dalam bentuk peraturan-peraturan tertulis dan peraturan tidak tertulis yang disepakati umum konvensi. Kebijakan publik dibuat bermacam-macam bentuknya, antara lain sebagai berikut. a. Peraturan Perundang-Undangan 1 UUD 1945 2 Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang 3 Peraturan Pemerintah 4 Peraturan Presiden 5 Peraturan Daerah b. Pidato Pejabat Tinggi 1 Pidato presiden setiap tanggal 16 Agustus 2 Pidato presiden atau menteri pada waktu hari besar nasional c. Program-Program Pemerintah 1 APBN dan APBD 2 Arah kebijakan Kebijakan publik dapat berupa peraturan tertulis atau tidak tertulis. Coba kamu perhatikan dan amati peraturan tertulis dan tidak tertulis yang ada di sekitar tempat tinggalmu. Kemudian, hasilnya dikumpulkan kepada gurumu. Telaah Di unduh dari : Bukupaket.com Otonomi Daerah 37 d. Tindakan yang Dilakukan Pemerintah 1 Perjanjian yang dilakukan presiden dengan negara lain 2 Kehadiran presiden ke daerah, kongres partai, munas ormas, dan sebagainya Peraturan-peraturan tersebut merupakan bentuk kebijakan publik yang dibuat oleh lembaga berwenang dan seluruh peraturan tersebut mengikat kita semua sebagai warga negara. Peraturan selalu diikuti dengan kewajiban kita untuk melaksanakannya. Namun, apakah kita boleh menyampaikan saran atau ikut serta menyusun kebijakan publik. Tentunya sebagai warga negara yang baik kita sepatutnya turut serta menyusun dan merumuskan kebijakan publik. Salah satu caranya adalah secara aktif menyampaikan pendapat atau aspirasi kepada lembaga yang menjadi wakil rakyat seperti DPR. Masyarakat dituntut untuk aktif karena sebenarnya yang mengetahui dan meng- alami permasalahan adalah masyarakat itu sendiri. Jika masyarakat aktif dalam menyusun, melaksanakan, dan menilai kebijakan publik maka kebijakan publik tersebut nantinya akan sesuai dengan keinginan masyarakat.

3. Manfaat Partisipasi dalam Kebijakan Publik di Daerah

Partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik, tidak hanya sebatas dalam pelaksanaan tetapi mulai dari proses perencanaan, penyusunan, dan evaluasi. Jika masyarakat aktif berpartisipasi dalam seluruh proses tersebut, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan bersama, di antaranya sebagai berikut.

a. Terbentuknya Masyarakat Hukum

Masyarakat hukum adalah masyarakat yang sadar dan patuh pada hukum yang berlaku. Masyarakat hukum adalah masyarakat yang selalu mengedepankan hukum dalam berbagai hal.

b. Terbentuknya Masyarakat yang Sadar Politik

Masyarakat sadar politik adalah masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan dilaksanakan dalam kehidupan nyata. Diskusikan dalam kelompok belajarmu mengenai keikutsertaan masyarakat dalam menyusun kebijakan- kebijakan publik di daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah. Kemudian, hasilnya dikumpulkan kepada gurumu. Diskusi Di unduh dari : Bukupaket.com 38 Pendidikan Kewarganegaraan: Menumbuhkan Nasionalisme dan Patriotisme untuk Kelas IX Sumber: Panji, 10 November 1997 Gambar 2.7 Sosialisasi Kesadaran Hukum pada Masyarakat Peran serta penegak hukum dalam menyosialisasikan hukum kepada masyarakat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesadaran hukum.

d. Suksesnya Pembangunan Nasional

Masyarakat yang aktif mendukung kebijakan publik akan menciptakan nilai persatuan dan kesatuan dalam masyarakat. Selanjutnya akan membentuk stabilitas nasional dan lancarnya proses pembangunan nasional menuju terciptanya tujuan nasional, seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat, sebagai berikut: 1 melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, 2 memajukan kesejahteraan umum, 3 mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 4 ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kan kemer dekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam bentuk ke- patuhan melaksanakan kebijakan publik, masyarakat juga dapat tidak mematuhi kebijakan publik. Ketidak patuhan ini antara lain disebabkan oleh hal berikut.

c. Terbentuknya Masyarakat yang Bermoral dan Berakhlak Mulia

Masyarakat yang sadar hukum dan sadar politik akan menge depankan nilai moralitas dalam kehi dupannya. Masyarakat tersebut tidak akan saling menginjak dan saling menghinakan satu sama lainnya. Akan tetapi, saling mengayomi, menghormati, dan menghargai hak dan kewajiban sebagai sesama manusia. Di unduh dari : Bukupaket.com Otonomi Daerah 39 1 Bertentangan dengan sistem nilai masyarakat, seperti ber tentangan dengan ajaran agama yang dianut. 2 Memilah dan memilih terhadap suatu peraturan, seperti seseorang ingin melaksanakan satu hukum, tetapi tidak untuk peraturan yang lainnya. 3 Masyarakat tidak mengetahui prosedur ber partisipasi. 4 Rendahnya kesadaran hukum dalam masyarakat. 5 Tidak adanya kepastian hukum bagi orang yang melanggar hukum.

4. Dampak Ketidakaktifan Masyarakat dalam Kebijakan Publik di Daerah