14 3.
Mempunyai genetik yang stabil tidak mudah mengalami mutasi. 4.
Toleran terhadap alkohol yang tinggi antara 14 – 15 . 5.
Mempunyai sifat regenerasi yang cepat B. Kartika, 1992.
Minuman beralkohol yang dihasilkan tanpa distilasi hasil fermentasi biasanya mempunyai kadar alkohol antara 3
– 18 . Untuk mempertinggi kadar alkohol dalam produk sering kali hasil fermentasi di distilasi dan kadar alkohol yang dihasilkan antara 29
– 50 . Prinsipnya reaksi proses pembentukan ethanol dengan fermentasi sebagai berikut :
Pada hasil fermentasi biasanya terbentuk larutan alkohol yang encer, karena sel-sel khamir akan mati bila kadar ethanol melebihi 12
– 15 Gumbira Sa’id, 1989.
II.1.9 Saccharomyces Cereviceae
Jenis khamir yang paling banyak digunakan adalah Saccharomyces Cereviseae. Secara komersial khamir roti telah diproduksi pada tahun 1846 dengan ditemukan proses
“wina” oleh Mautner menggunakan bahan dasar malt dan jagung. Biakan Saccharomyces Cereviceae
secara khusus digunakan dalam pembuatan khamir roti dan fermentasi alkohol. Saccharomyces Cereviseae
ini bersifat fermentatif kuat. Tetapi dengan adanya oksigen, Saccharomyces Cereviseae
ini juga melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi karbondioksida dan air. 70 dari glukosa di dalam substrat akan diubah menjadi
karbondioksida dan air, sedang sisanya tanpa ada nitrogen akan diubah menjadi produk penyimpanan cadangan. Selain alkohol dan karbondioksida, Saccharomyces Cereviceae juga
memproduksi gliserol, asam suksinat, alkohol rantai panjang, 2,3 – butadiol, asetaldehida,
asam acetat, dan asam laktat dalam jumlah kecil. Srikandi Fardiaz, 1992 Adapun sifat-sifat dari Saccharomyces Cereviseae antara lain adalah :
C
6
H
12
O
6
2 C
2
H
5
OH + 2CO
2
Khamir
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15 1.
Berbentuk bulat, ellips bulat telur. 2.
Tidak berflagella. 3.
Tidak mempunyai klorofil. 4.
Dapat membentuk spora. Ragi ini memerlukan bahan makanan dan keadaan lingkungan tertentu untuk
pertumbuhannya dan perkembang biakkannya. Unsur-unsur yang diperlukan, seperti : karbon, hidrogen, oksigen, fosfor, kalium, nitrogen, belerang, kalsium, besi, dan magnesium.
Selain itu juga diperlukan vitamin-vitamin D.Syamsul Bachri, 1987.
II.1.10 Distilasi Batch
Distilasi diferensial biasanya dilakukan secara batch dalam bejana distilasi, uap yang terbentuk Vm segera diembunkan dan distilat D yang terjadi dipisahkan dari liquida yang
tertinggal dalam bejana W. Karena uap akan lebih banyak mengandung komponen yang lebih volatile maka kadar residu yang lebih volatile makin lama makin kecil, dapat persamaan
sebagai berikut: V
m
= - ddt W . x
W
V
m
= - W . dx
W
dt - x
W
. dWdt V
m
= D . y
D
Pengurangan kecepatan aliran dalam still-pot = kecepatan aliran keluar W . dx
W
dt + x
W
. dWdt = - D . y
D
dt W
dW x
- y
dt dx
w D
w
Dalam pemisahan sistem multikomponen, diasumsikan bahwa liquida bercampur sempurna
dimana x
w
= x
i
dan y
D
= y
i
, maka Henley dan Seader, 1998 :
dt W
dW x
- y
dt dx
i i
i
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
W dW
i -x
i y
dx
i
Dimana: komposisi liquida di bottom x
w
, komposisi liquida komponen i x
i
, komposisi uap di distilat y
D
dan komposisi uap komponen i y
i
. Dengan kondisi awal : x = x
dan W = W , kemudian diintegralkan menjadi:
o i
i i
o
W W
ln W
dW w
w -x
y dx
x x
i i
i
W W
ln d
-x y
dx
Didefinisikan dimensionless waktu adalah sebagai berikut:
W W
ln ξ
o
Dimana, = bilangan tak berdimensi yang tergantung pada waktu, disubstitusi sehingga
diperoleh Persamaan: ξ
d -x
y dx
i i
i
Persamaan diatas merupakan model Differential-Algebraic-Equations DAEs untuk distilasi batch sederhana sistem multi komponen, dengan asumsi tidak membentuk dua phase liquida.
Persamaan diatas dengan forward-finite-difference, akan diperoleh komposisi liquida di bottom
x
i,j+1
sebagai fungsi , sehingga didapat sebagai berikut :
x
i,j+1
= x
i,j
+ y
i,j
– x
i,j
Dimana komposisi liquida mula-mula di bottom x
i,j
dan ditentukan, sedangkan
komposisi uap y
i,j
dihitung menggunakan Persamaan BUBL T Henley dan Seader, 1998.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
II.2 Landasan Teori