Tabel 2.3. Fungsi khusus port D [2] Pin
Fungsi khusus
PD7 OC2 TimerCounter Output Compare Match Output
PD6 ICP TimerCounter1 Input Capture Pin
PD5 OC1A TimerCounter1 Output Compare A Match Output
PD4 OC1B TimerCounter1 Output Compare B Match Output
PD3 INT1 External Interrupt 1 Input
PD2 INT0 External Interrupt 0 Input
PD1 TXD USART Output Pin
PD0 RXD USART Input Pin
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler. 8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin input clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin input tegangan untuk ADC. 10. AREFF merupakan pin input tegangan referensi ADC.
2.1.3 Reset
Chip akan reset jika tegangan catu nol atau pin RST dipaksa 0 [2]. Jika
membutuhkan tombol reset, dapat ditambahkan dengan rangkaian reset seperti gambar 2.2.
Gambar 2.2. Rangkaian reset [2]
2.1.4 Osilator Eksternal
Rangkaian osilator eksternal adalah rangkaian pembangkit frekuensi untuk menentukan besarnya waktu untuk tiap siklus pada mikrokontroler [2]. Waktu yang
dibutuhkan tiap satu siklus dapat dilakukan dengan persamaan berikut: T
cycle
= 2.1
dengan: f
osc
adalah frekuensi clock chip T
cycle
adalah waktu untuk tiap satu siklus mikrokontroler
Komponen XTAL biasanya digunakan untuk membangkitkan clock mikrokontroler. Keuntungan dari penggunaan komponen ini adalah penentuan frekuensi osilator yang
tepat. Nilai XTAL yang digunakan untuk sistem minimum ATmega8535 adalah 12MHz.
Gambar 2.3. Kristal XTAL
2.1.5 TimerCounter1
Timer counter1 adalah sebuah timercounter yang mempunyai kapasitas cacahan 16
bit baik pulsa clock internal maupun eksternal yang dilengkapi prescaler sumber pulsa
clock hingga 10 bit [2]. Timercounter1 dapat digunakan untuk :
a. Timercounter biasa b. Clear Timer on Compare Match auto reload
c. Counter pulsa eksternal. d. Sebagai pembangkit frekuensi
e. Sebagai pembangkit gelombang PWM
2.1.5.1 Register Pengendali Timer1
1. TimerCounter1 Control RegisterA – TCCR
1
A
Tabel 2.4. Register TCCR
1
A [2]
Bit 7
6 5
4 3
2 1
COM1A1 COM1A0
COM1B1 COM1B0
FOC1A FOC1B
WGM11 WGM10
TCCR1A
ReadWrite W
RW RW
RW RW
RW RW
RW Initial Value
Bit 7:6
– COM
1
A
1
:0: Compare Output Mode for channel A Bit
5:4 – COM
1
B
1
:0: Compare Output Mode for channel B
Bit-bit ini bertugas mengendalikan sifat pin OC
1
A atau OC
1
B yang berhubungan dengan mode operasi yang digunakan.
Tabel 2.5. Mode normal dan CTC [2] COM1A1
COM1B1 COM1A0
COM1B0 Keterangan
Tidak dihubungkan dengan pin OC1A OC1B 1
Toggle pin OC1A OC1B saat compare match
1 Clear pin
OC1A OC1B saat compare match 1
1 Set pin
OC1A OC1B saat compare match
Tabel 2.6. Mode fast PWM [2] COM1A1
COM1B1 COM1A0
COM1B0 Keterangan
Tidak dihubungkan dengan pin OC1A OC1B 1
WGM13:0=15; toggle pin OC1A pada saat compare match
, pin OC1B tidak dihubungkan, untuk setting WGM13:0 yang lain pin OC1A OC1B tidak
dihubungkan 1
Clear pin OC1A OC1B saat compare match, set pin
OC1A OC1B pada saat BOTTOM noninverting 1
1 Set pin
OC1A OC1B saat compare match, clear OC1A OC1B pada saat BOTTOM inverting
Tabel 2.7. Mode Phase Correct dan Phase Frekuensi Correct PWM [2] COM1A1
COM1B1 COM1A0
COM1B0 Keterangan
Tidak dihubungkan dengan pin OC1A OC1B 1
WGM13:0=9 atau 14; toggle pin OC1A pada saat compare match
, pin OC1B tidak dihubungkan, untuk setting
WGM13:0 yang lain pin OC1A OC1B tidak dihubungkan
1 Clear
OC1A OC1B saat compare match ketika counting
-up, set pin OC1A OC1B saat compare match
ketika counting-down noninverting 1
1 Set pin
OC1A OC1B saat compare match ketika counting
-up, clear pin OC1A OC1B saat compare match
ketika counting-down inverting Bit
3 – FOC
1
A: Force Output Compare for channel A Bit
2 – FOC
1
B: Force Output Compare for channel B