Jaringan Syaraf Tiruan ModelArsitektur Jaringan Syaraf Tiruan

b. Setelah didapatkan nilai minimum dan maksimumnya, maka normalisasi ini diterapkan pada data hasil ekstraksi ciri dengan menggunakan persamaan 2.11. Berikut hasil data yang telah dinormalisasi. Dalam penelitian ini, kedua metode normalisasi dilakukan. Dari hasil kedua metode normalisasi tersebut akan dibandingkan metode mana yang akan menghasilkan tingkat akurasi yang lebih tinggi.

3.2.1.5 Jaringan Syaraf Tiruan

Dari hasil ekstraksi ciri yang telah dinormalisasi, untuk proses selanjutnya, jaringan syaraf tiruan dipilih sebagai metode pengenalan pola yang mampu menghasilkan akurasi yang tinggi dari pengujian sampel diluar data sampel yang digunakan dalam proses pembelajarannya. Pada subbab selanjutnya, akan dibahas tentang arsitektur jaringan syaraf yang akan digunakan.

3.2.1.6 ModelArsitektur Jaringan Syaraf Tiruan

Arsitekur jaringan yang digunakan dalam proses pelatihan dan pengujian antara lain arsitektur backpropagation dengan 1 hidden layer dan 2 hidden layer . Untuk tiap arsitektur jaringannya, akan dilakukan percobaan dengan beberapa kombinasi seperti variasi jumlah neuron input yang disesuaikan dengan hasil vektor ekstraki ciri modified Gambar 3.9 Hasil setelah dinormalisasi min-max direction feature dan principal component analysis , jumlah neuron pada hidden layer dan modifikasi fungsi aktivasinya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui akurasi dari sistem yang telah dibangun. 1. Arsitektur jaringan dengan 1 hidden layer Pada gambar 3.10 adalah gambar model jaringan dengan 1 hidden layer yang akan digunakan dalam proses pengujian jaringan dengan nilai ekstraksi ciri yang telah dinormalisasi. Berikut penjelasan mengenai gambar di atas : 1. Input x 1, x 2 , x 3 , …, x j merupakan lapian input dalam jaringan syaraf tiruan yang dipilih berdasarkan nilai feature sesuai nilai yang didapat dari reduksi dimensi ciri, misalnya didapat nilai feature sejumlah 20, maka pada lapisan input ini indeks x j menjadi x 20 , yang artinya aka nada 20 masukan ke dalam jaringannya. 2. Hidden layer y 1 ,y 2 ,y 3 ,…,y j merupakan lapisan tersembunyi yang digunakan untuk mentransformasikan nilai input menjadi nilai yang bisa Gambar 3.10 Arsitektur jaringan 1 hidden layer diolah sehingga didapat nilai output -nya. Dalam hal jumlah neuron, jumlahnya bisa divariasi baik itu 10, 20, 30 dan seterusnya, sehingga dapat dibandingkan akurasi yang terbaik yang didapat membutuhkan berapa banyak jumlah neuron pada hidden layer . 3. Output z 1 ,z 2 ,z 3 ,…,z 20 merupakan lapisan luaran yang memiliki 20 neuron, sesuai dengan jumlah aksara Lampung yang digunakan. Nilai luaran pada lapisan output ini direpresentasikan 0 dan 1, sehingga taget luaran untuk masing-masing aksara berbeda yang dikenali adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Target luaran masing-masing aksara Nilai target luaran Aksara 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 A 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ba 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ca 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Da 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ga 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Gha 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ha 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ja 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 La 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Ma 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 Na Nilai target luaran Aksara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 Nga 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 Nya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 Pa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 Ra 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 Sa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 Ta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 Wa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Ya 2. Arsitektur jaringan dengan 2 hidden layer Pada gambar 3.11 adalah gambar model jaringan syaraf tiruan dengan 2 hidden layer yang digunakan untuk optimalisasi model jaringan yang sebelumnya yang hanya Gambar 3.3 Arsitektur jaringan dengan 2 hidden layer menggunakan 2 hidden layer . Sama halnya dengan model jaringan dengan 1 hidden layer, berikut penjelasan mengenai jaringan dengan 2 hidden layer : 1. Input x 1, x 2 , x 3 , …, x j merupakan lapian input dalam jaringan syaraf tiruan yang dipilih berdasarkan nilai feature sesuai nilai yang didapat dari reduksi dimensi ciri, misalnya didapat nilai feature sejumlah 25, maka pada lapisan input ini indeks x j menjadi x 20 , yang artinya aka nada 25 masukan ke dalam jaringannya. 2. Hidden layer 1y 1 ,y 2 ,y 3 ,…,y j merupakan lapisan tersembunyi yang digunakan untuk mentransformasikan nilai input menjadi nilai yang kemudian diteruskan ke hidden layer selanjutnya. Dalam hal jumlah neuron, jumlahnya bisa divariasi baik itu 10, 20, 30 dan seterusnya, sehingga dapat dibandingkan akurasi terbaik yang didapat tersebut membutuhkan berapa banyak jumlah neuron pada hidden layer 1. 3. Hidden layer 1y 1 ,y 2 ,y 3 ,…,y j merupakan lapisan tersembunyi yang digunakan untuk mentransformasikan nilai dari hidden layer sebelumnya sehingga menjadi nilai keluarannya. Dalam hal jumlah neuron, jumlahnya bisa divariasi baik itu 10, 20, 30 dan seterusnya, sehingga dapat dibandingkan akurasi terbaik yang didapat tersebut membutuhkan berapa banyak jumlah neuron pada hidden layer 2. Tujuan ditambahkannya hidden layer ini adalah untuk mengetahui apakah nilai akurasi yang didapat lebih baik dibanding dengan akurasi yang didapat dari hanya menggunakan 1 hidden layer . 4. Output z 1 ,z 2 ,z 3 ,…,z 20 merupakan lapisan luaran yang memiliki 20 neuron, sesuai dengan jumlah aksara Lampung yang digunakan. Nilai luaran pada lapisan output ini direpresentasikan 0 dan 1, sehingga taget luaran untuk masing-masing aksara berbeda yang dikenali, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.1. 3.2.1.6 Pengujian Pengujian dilakukan dengan membagi keseluruhan data menjadi 2 bagian, 23 bagian menjadi data untuk proses pelatihan dan 13 bagian lainnya menjadi data testing. Sedangkan untuk mengetahui akurasi dari dari sistem yang telah dibangun, dapat digunakan suatu confusion matrix yang dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.2 Contoh confusion matrix Aksara 1 Aksara 2 … Aksara 20 Aksara 1 x y … Z Aksara 2 a b … C … … … … … Aksara 20 d e … f Confusion matrix diatas berisi jumlah data masukan yang teridentifikasi ke dalam suatu kelas atau target. Untuk menentukan nilai akurasinya, ditentukan dengan menjumlahkan nilai diagonal pada confusion matrix nya kemudian dibagi dengan keseluruhan jumlah data atau dapat direpresentasikan dengan rumus berikut : � = � ℎ ℎ ℎ 3.2 3.3 Desain Alat Uji 3.3.1 Form Menu Utama Form menu utama berisikan tombol Training Data yang mengarahkan ke form yang nantinya digunakan untuk melakukan pelatihan data serta proses ekstraksi cirinya. Tombol Identifikasi Aksara digunakan untuk mengarahkan ke form yang digunakan untuk melakukan pengenalan aksara Lampung.

3.3.2 Form Menu Data Training dan Ekstraksi Ciri