88
2. Makna Konotasi
Sedangkan makna konotatif dari adegan ini adalah bahwa terdapat kesadaran dan keyakinan serta cara yang baru untuk melawan aturan-
aturan yang diberlakukan yakni dengan cara tanpa kekerasan. Mahatma Gandhi sekaligus menolak perilaku diskriminasi yang jauh dari nilai-
nilai kemanusiaan dan agar tetap meneguhkan perikemanusiaan. Kesadaran yang disampaikan nampak bahwa pernyataan Mahatma
Gandhi tentang keadilan berangkat dari satu kesadaran spiritual melalui pandangan bahwa manusia berasal dari Tuhan.
Persoalan ini kemudian mengantarkan Mahatma Gandhi kegerbang politik dimana dalam bukunya ia menyatakan bahwa saya
tidak akan dapat menjalani suatu kehidupan beragama, kecuali jika saya dapat mengidentifikasi diri dengan seluruh umat manusia, dan ini tidak
dapat saya lakukan jika saya tidak ikut ambil bagian dalam dunia politik Gandhi, 2009: 86.
3. Mitos
Pandangan bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan memiliki potensi yang sama salah satunya karena ia berasal dari satu
pencipta di mana kehadirannya merupakan perwujudan dari mahakuasanya Tuhan sehingga sering kali para pemikir, sufi dan ahli
tasawuf menyatakan bahwa manusia merupakan manifestasi Tuhan. Seperti terjelaskan dalam salah satu literatur yang mengulas dialog
Kristen dan Islam karangan Oddbjorn Leirvik. Di mana ia menjelaskan
89 pandangan sufi terhadap Yesus dan Maria. Para sufi menganggap Yesus
sebagai manifestasi Tuhan Pencipta dan Pembangkit serta Maria sebagai manifestasi Tuhan Pelindung. Yesus dan Maria adalah manusia
yang disempurnakan namun tetap bukan sumber tetapi hanya cermin memantulkan sifat-sifat Tuhan. Pengangkatan Yesus direlatifkan
dengan menyifatkan kemampuan teofani kepada umat manusia secara umum; mahluk manusia pada dasarnya adalah teofani
madzhar dan objek didikan Allah, Nama yang Maha Mengetahui Jiwa Rasional tak
terintangi oleh jebakan-jebakan jasmani dan karenannya memiliki sifat ilahi dan murni Leirvik, 2004: 158.
Kesadaran kepunyaan sifat Ilahi oleh manusia yang bersifat universal salah satunya adalah sifat adil. Sebagai salah satu sifat Ilahi,
sifat ini terpatri dalam jiwa dan niscaya selalu menyembul ke permukaan melalui pikiran dan tindakan.
Selain cerita tentang Mahatma Gandhi, dalam kisah perjuangan Nelson Mandela juga dengan posisi yang tegas menolak sistem yang
membedakan orang berkasta berdasarkan ras pada saat itu. Di mana negara penjajah membedakan kedudukan masyarakat berdasarkan
warna kulit. Dengan kegigihannya menolak sistem apartheid pada
tanggal 26 Januari 1955 telah disetujui adanya piagam kemerdekaan, yang isinya menghapus sistem
apartheid. Ia menulis piagam kemerdekaan ini bagiku dan bagi kami lebih dari sekedar tuntutan
perubahan yang demokratis. Piagam ini adalah dokumen revolusioner,