Representasi Feminisme dalam Film (Analisis Semiotika Roland Barthes Mengenai Feminisme Dalam Film Maleficent )
DAFTAR REFERENSI
Ardianto, E dan Bambang Q-Aness. (2007). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ardianto, E dan Lukiadi Komala Erdinaya. (2004). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah upaya mendukung penggunaan penelitian kualitatif dalam berbaga disiplin ilmu. Depok: PT Rajagrafindo Persada.
Astuti , Tri Marhaeni Pudji. (2012). EKOFEMINISME DAN PERAN
PEREMPUAN DALAM LINGKUNGAN. Indonesian Journal of Conservation. Volume 1, No.1.
Ahmadi, Rulam. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogayakarta: AR-RUZZ Media.
Arivia, Gadis. (2006). Feminisme: Sebuah Kata hati. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Baran, Stanley J. (2012). Pengantar Komunikasi Massa Jilid 1 Edisi 5: Melek Media dan Budaya. Jakarta: Erlangga.
Barthes, Roland. (2012). Petualangan Semiologi. Yogyakarta: Jalasutra.
Bungin, H.M Burhan. (2007). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi di Masyarakat. Jakarta: Kencana
. (2008). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
. (2008). Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengruh Media Massa, Iklan Televisi dan Keputusan Konsumen Serta Kritik Terhadap Peter L Berger & Thomas Luckmann. Jakarta: Kencana.
Chornelia, Yolanda Hana. (2013). Representasi Feminisme dalam Film “Snow White and The Huntsman”. Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya. Volume 1, No. 3.
Danesi, Marcel. (2010). Pesan Tanda dan Makna; Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.
Darmaprawira, Sulasmi. (2002). Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya Edisi Ke-2. Bandung: Penerbit ITB.
Deddy, Mulyana. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Dewi, Machya Astuti. (20090. Media Massa dan Penyebaran Isu Perempuan. FISIP Unversitas Pembangunan Nasional Veteran. Volume 7, No.3.
(2)
Eriyanto. (2004). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Isi Media. Yogyakarta: LkiS.
Fachruddin, Andi. (2012). Dasar-dasar Produksi Televisi. Jakarta: Kencana Fakih, Mansour. (2004). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Fromm, Erich. (2002). Cinta, Seksualitas, Matriarki, Genderi. Yogyakarta: Jalasutra.
Gandhi, Mahatma. (2002). Kaum Perempuan dan Ketidakadilan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Go, Fanny Puspitasari. (2013). Representasi Stereotipe Perempuan dalam Film Brave. Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya. Volume 1, No.2.
Hallows, Joanne. (2010). Feminisme, Femininitas & Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra.
Harahap, Rika Komala Sari. (2011). Representasi Feminisme dalam film sex and the city. Medan: Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Sumatera Utara.
Karolus, Meike Lusye. (2013). Feminisme dalam Dongeng. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Listiani. (2002). Gender dan Komunitas Perempuan Pedesaan. Medan: Bitra
Indonesia.
Mcqual, Denis. (1996). Teori Komunikasi massa suatu pengantar ed.2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
. (2011). Teori Komunikasi massa ed.2. Jakarta: Salemba Humanika. Moleong, Lexy J. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Morissan, Andy dan Wardhany. (2009). Teori Komunikasi tentang Komunikator, Pesan, Percakapan, dan Hubungan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Murniati, A. Nunuk P. (2004). Getar gender : perempuan Indonesia dalam perspektif agama, budaya, dan keluarga. Magelang : Indonesia Tera.
Noor, Juliansyah. (2012). Metodologi Penelitian skripsi, tesis, disertasi dan karya ilmiah. Jakarta: Kencana Putra Utama.
Nurudin. (2003). Komunikasi Massa. Malang: Pustaka Pelajar.
(3)
Ollenburger, Jane dan Helen Moore. (2002). Sosiologi Wanita. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rakhmat, Jalalluddin. (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
. (2002). Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rivers, William, Jay Jensen dan Theodore Peterson. (2008). Media Massa & Masyarakat Modern. Jakarta: Kencana.
Sobur, Alex. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. . (2004). Analisis Teks Media: Sebuah Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing.Bandung: PT Rajagrafindo Persada.
Sugihastuti. (2000). Wanita di Mata Wanita. Bandung: Penerbit Nuansa.
Sugihastuti dan Hadi Saptiawan Itsna. (2007). Gender dan Inferior Perempuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susilo, Budi. (2014). Membaca Kejujuran dan Kebohongan Dari Raut Wajah. Yogyakarata: Flashbooks.
Thwaites, Tony, Lloyd Davis dan Warwick Mules. (2009). Introducing Cultural And Media Studies : Sebuah Pendekatan Semiotik. Yogyakarta: Jalasutra. Tong, Rosemarie Putnam. (1998). Feminist Thought: Pengantar paling
Komprehensif kepada Arus Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta: Jalasutra. Uhlin, Anders. (1998). Wanita dan Media: Konstruksi Ideologi Gender dalam
Ruang Publik Orde Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Husaini & Akbar Purnomo Setiady. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Vardiansyah, Dani. (2008), Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks
Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa Edisi Kedelapan (cetakan pertama). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Vera, Nawiroh. (2014). Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. (2013). Semiotika Komunikasi: Aplikasi praktis bagi penelitian dan skripsi komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Winarsono, Heru Puju. (2005). Sosiologi Komunikasi Massa.Jakarta: Prestasi Pustaka.
(4)
Yunizar, Cahya Haniva. (2014). Wacana Perempuan Dalam Film Animasi Disney Princess “BRAVE”. Universitas Airlangga. Volume 3, No.3.
Zamroni, Mohammad. (2009). Filsafat Komunikasi: Pengantar Ontologis, Epistemologis, Aksiologis. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumber Internet :
pukul 17.00 WIB)
pukul 17.00 WIB)
(diakses tanggal 29 Maret 2016 pukul 20.00 WIB)
20.00 WIB)
(5)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1Defenisi Konseptual
Dalam penelitian yang berjudul “Representasi Feminisme” dalam Film “Maleficent”, maka definisi konseptual yang dipaparkan dan dijelaskan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Representasi
Dalam (Danesi,2010:20), Representasi adalah penggunaan tanda (gambar, bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret atau memreproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan atau dirasakan dalam bentuk fisik tertentu.
2. Feminisme
Feminisme merupakan sebuah gerakan yang muncul diawali karena persepsi bahwa posisi perempuan dan laki-laki memiliki ketimpangan dalam masyarakat. Posisi perempuan dianggap lebih rendah daripada posisi laki-laki. Feminisme disampaikan dengan bermacam-macam cara oleh para feminis demi tercapainya tujuan feminisme yaitu memperjuangkan nasib kaum perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki dan demi mencapai tujuan yang sama bagi keadilan umat manusia.
3. Film
Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang memberikan hiburan untuk masyarakat. Selain memberikan hiburan, sebuah film juga dapat menjadi media yang menyebarkan nilai-nilai tertentu dalam masyarakat.
4. Semiotika
Semiotika merupakan studi yang mempelajari tentang tanda-tanda, dimana tanda-tanda tersebut memiliki sistem yang terstruktur dan mengahasilkan sebuah makna.
(6)
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu.
Kualitatif menurut Denzin dan Lincoln (Rulam, 2014:14) adalah penekanan pada proses dan makna yang tidak diuji dengan setepat-tepatnya dalam istilah kuantitas, jumlah, intentitas atau frekuensi. Penelitian Kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang dikonstruk secara sosial dan hubungan intim antara peneliti dengan apa yang distudi. Penelitian kualitatif merupakan riset yang bersifat deskriptif.
Dalam penelitian kualitatif peneliti memanfaatkan teori yang ada sebagai penjelas dan berakhir dengan suatu teori. Peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganilisis dan mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi jelas. Penelitian kualitatif digunakan untuk mengetahui makna yang tersembunyi, mengembangkan teori dan memastikan kebenaran data. Metode penelitian kualitatif sebagai prosedurnya akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari objek yang dia amatinya.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi saat sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan situasi atau peristiwa. Dalam metode peneltian ini, penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan dan tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Metode deskriptif amat berguna untuk melahirkan teori-teori tentatif dan mencari teori-teori bukan untuk menguji teori-teori. Ciri lain dari metode deskriptif adalah peneliti bertindak sebagai pengamat.
Kemudian penelitian ini menggunakan penelitian semiotika dengan model semiologi Roland Barthes. Dalam semiologi Roland Barthes menggunakan signifikasi dua tahap (two order of signification). Tahap pertama adalah denotasi
(7)
yang merupakan makna paling nyata dari tanda dan tahap kedua adalah konotasi yang merupakan makna yang bersifat subjektif dan kehadirannya tidak disadari.
3.3 Sasaran Penelitian
Sasaran dalam penelitian ini mencakup subjek dan objek penelitian. Dalam penelitian mengenai representasi feminisme dalam film “Maleficent” ini, subjek penelitiannya mengarah pada gambar dan suara yang memuat representasi feminisme. Sedangkan, objek penelitiannya adalah film “Maleficent”.
3.4 Unit Analisis
Penelitian ini mengambil unit analisis berupa visual maupun suara dari film Maleficent. Cerita yang disajikan dalam film Maleficent berdurasi 97 menit yang mencoba menceritakan dan menggambarkan tentang feminisme. Untuk mempermudah peneliti dalam hal memaknai potongan gambar maupun suara dalam film ini, maka peneliti akan memaknai gambar maupun visual yang memiliki makna feminisme secara baik dan teliti sehingga penelitian ini lebih tepat sasaran.
Hal yang dilakukan selanjutnya dengan meneliti film Maleficent dengan menggunakan pendekatan semiologi Roland Barthes. Peneliti akan mengambil unit-unit analisis berdasarkan level tanda, denotasi, konotasi dan mitos. Peneliti tidak akan membatasi level tanda, denotasi, konotasi dan mitos yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti akan hendak mencari level tanda, denotasi, konotasi dan mitos yang mampu merepresentasikan feminisme dalam film “Maleficent” sehingga peneliti akan dapat menunjukkan makna pesan yang ingin disampaikan melalui anda-tanda yang dikonstruksikan.
Tabel 3.1 Unit dan level Analisis
Unit Analisis Level Analisis
Petanda Denotasi
Penanda Kontasi
(8)
3.5 Jenis Sumber Data
Dalam (Moleong, 2005;157) Lofland dan Lofland menyatakan bahwa sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Jenis sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Data Primer
Jenis sumber data primer yang digunakan oleh peneliti adalah berupa DVD Film “Maleficent” yang berdurasi sekitar 97 menit merupakan karya sutradara Robert Stromberg dan diproduksi oleh Walt Disney Pictures.
2. Data Sekunder
Jenis sumber data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah berupa dokumen tertulis yaitu kepustakaan atau buku, literatur-literatur seperti resensi yang berkaitan dengan film “Maleficent”, artikel-artikel yang berasal dari internet serta sumber-sumber berita lain yang mendukung data dan relevan terhadap penelitian ini.
3.6 Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Analisis Teks Media
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mendalami langsung tiap adegan dalam film “Maleficent”. Adegan-adegan dalam film tersebut ditangkap (capture) kemudian dianalisa berdasarkan semiotika Roland Barthes. Potongan-potongan adegan tersebut dianalisa oleh peneliti mana saja yang menjadi signifier-signified sesuai dengan teori semiotika Roland Barthes untuk melihat makna dibalik tanda-tanda tersebut
3.6.2 Dokumentasi
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data sekunder mengenai obyek dan lahan penelitian yang didapatkan dari sumber tertulis, seperti arsip, dokumen resmi, tulisan – tulisan yang ada di situs internet dan sejenisnya yang dapat
(9)
mendukung analisa penelitian tentang simbol – simbol dan pesan yang terdapat dalam sebuah penelitian.
3.6.3 Studi Pustaka
Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan mencari maupun menelusuri literatur-literatur dan referensi yang dibutuhkan untuk mencari data-data mengenai teori yang berhubungan dengan penelitian ini seperti semiotika, film maupun feminisme dan dapat mendukung penelitian ini.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam kualitatif menurut Bogdan & Biklen adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan jalan kerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yan penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain (Moleong,2005:248)
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian dengan memilih aata berupa potongan scene dalam film Maleficent yang akan dianalisis menggunakan metode semiotika signifikasi Roland Barthes dengan tahapan-tahapan analisis sebagai berikut:
1. Mendefinisikan objek analisis penelitian yaitu aliran-aliran feminisme dalam Film Maleficent yang digambarkan melalui tanda-tanda yang terbentuk dalam teks film. Tanda-tanda yang dimaksudkan adalah baik yang berupa visual maupun suara (audio) yang terdapat dalam film.
2. Mengumpulkan teks, peneliti meng-capture kumpulan shot tertentu dalam scene tertentu yang menggambarkan feminisme dalam film Maleficent 3. Menafsirkan makna denotasi, konotasi, dan mitos pada teks film Maleficent 4. Menjelaskan pemaknaan berkenaan dengan teks film yang dikaji.
(10)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Film “ Maleficent” 4.1.1 Film “Maleficent”
Gambar 4.1. Poster “Maleficent”
(11)
Tabel 4.1. Profil “ Maleficent”
Sutradara Robert Stromberg
Producer Joe Roth
Skenario Linda Woolverton
Pemain • Angelina Jolie berperan sebagai Maleficent
• Ella Punerll dan Isabelle Moloy berperan sebagai Maleficent Kecil
•
•
kecil
•
•
sebagai Puteri Aurora kecil
•
•
•
•
•
•
•
Musik James Newton Howard
Sinematografi Dean Semler
Editor Chris Lebenzon Richard Pearson
Distributor Walt Disney Studio Motion Pictures
Tanggal Rilis 28 Mei 2014 di Britania Raya 30 Mei 2014 di Amerika Serikat
(12)
Negara Britania Raya Amerika Serikat
Bahasa Inggris
Anggaran $180 juta
Pendapatan $44,348,000
Sumber
4.1.2 Sinopsis Film “ Maleficent”
Kisah ini dimulai dengan cerita seorang wanita tua. Seorang peri muda yang kuat bernama Maleficent hidup di Moors, alam gaib yang berbatasan dengan kerajaan manusia. Sebagai orang gadis muda, ia jatuh cinta dengan seorang anak manusia, seorang anak petani, bernama Stefan yang tergila-gila pada Maleficent dan berambisi besar menjadi raja. Mereka bertemu saat Stefan masuk ke dunia Moors untuk mencuri. Akhirnya, mereka menjadi sahabat, Stefan mencium Maleficent (Isabelle Molloy) dan menyebutnya sebagai ciuman cinta sejati. Ia dan Stefan tumbuh besar bersama sampai suatu hari Stefan tak lagi datang untuk menemuinya. Stefan yang telah dewasa (Sharlto Coopley) ingin menggapai impiannya tinggal di istana. Sementara, Maleficent menjadi peri dewasa yang terkuat, sayapnya tumbuh lebar dibandingkan dengan peri lainnya sehingga ia disegani di dunia Moors.
Maleficent berhasil mengalahkan pasukan Raja Henry (Kenneth Cranham) dalam pertempuran dimana kerajaan manusia menyerang Moors. Raja sakit dan menawarkan mahkotanya kepada siapapun yang bisa membunuh Maleficent. Stefan pun datang di malam hari dan membawa obat tapi tidak sanggup membunuhnya. Akhirnya, Stefan membakar sayap Maleficent dengan menggunakan besi (zat yang membunuh peri) dan membawanya kepada raja sebagai bukti pembunuhan tersebut.
Maleficent patah hati atas pengkhianatan dan kehilangan sayap. Ia mulai membangun kerajaan kegelapan di alam peri. Ia menyelamatkan Diaval (Sam Riley) yang bersumpah untuk melayaninya seumur hidup. Diaval menjadi teman dan kepercayaannya. Diaval bisa mengubah bentuk dari burung gagak menjadi
(13)
manusia untuk menjalankan tugas-tugas kejahatan yang diberikan oleh Maleficent.
Pada suatu hari, Diaval memberitahukan bahwa Stefan yang sekarang menjadi raja akan membaptis putrinya yang baru lahir, Aurora. Sebagai balasan atas pengkhianatan Stefan, Maleficent datang tanpa diundang dan mengutuk bayi tersebut dengan kutukan tidur. Aurora akan tidur selamanya pada hari ulang tahunnya yang ke 16 setelah jarinya tertusuk alat pemintal. Stefan memohon belas kasihan. Maleficent mengabulkan dengan memberikan kutukan penangkal dalam ciuman cinta sejati yang dimaksudkan untuk mengejek “ciuman cinta sejati” tak mungkin ada.
Stefan membakar alat pemintal dan menyembunyikannya di ruangan terkunci. Ia mengirimkan Aurora hidup di tengah hutan bersama tiga peri (Juno Temple, Imelda Staunton, Lesley Manville) sampai di hari ulang tahunnya yang ke 16. Raja Stefan dihantui rasa bersalah, semakin paranoid, jahat dan dendam terhadap dirinya.
Meskipun Maleficent membenci Aurora (Elle Fanning), namun ia merawatnya dari jauh ketika para peri lalai atau gagal dalam melakukan tugasnya. Saat usia 15 tahun, Aurora bertemu Maleficent dan percaya bahwa Maleficent adalah ibu peri yang menjaganya selama ini. Aurora menghabiskan banyak waktu di alam gaib hingga Maleficent sadar bahwa ia mulai menyukai sang putri. Ia mencoba menghapus kutukan tidur, tapi sia-sia.
Ketika Aurora bertemu Pangeran Phillip (Brenton Thwaites), mereka saling tertarik satu sama lain. Phillip sedang dalam perjalanan ke istana Raja Stefan, tapi berjanji akan segera kembali melihatnya. Pada hari sebelum ulang tahun yang ke-16, Aurora mengungkapkan keinginannya untuk tinggal bersama Maleficent di kerajaannya. Namun, para peri keceplosan memberitahu Aurora tentang kutukan jahat dari Maleficent. Merasa sedih, Aurora pergi ke kerajaan ayahnya.
Stefan mengunci Aurora di dalam kamar yang aman sampai dengan matahari terbenam pada hari ulang tahun Aurora. Namun, Aurora lolos dari kamarnya yang terkunci dan mengembara ke dalam penjara yang menampung semua alat pemintal yang telah dibakar. Sebuah alat pemintal muncul secara ajaib
(14)
dan Aurora menusukkan jari pada jarumnya. Maleficent yang merasa gagal melindungi Aurora, menyelinap ke dalam benteng istana. Ia berharap Phillip yang bisa mematahkan kutukan tersebut. Ciuman Phillip gagal dan Maleficent meminta maaf kepada putri. Maleficent mencium keningnya dan Aurora terbangun karena “cinta sejati” Maleficent untuk Aurora seperti cinta seorang ibu kepada anak perempuannya. Aurora menegaskan kembali keinginannya untuk tinggal bersama Maleficent di alam gaib.
Ketika mencoba melarikan diri, Maleficent ditangkap oleh jaring besi. Maleficent tidak dapat mengalahkan penjaga dan Stefan yang menggunakan baju dan senjata besi. Dengan sihir terakhirnya, Maleficent mengubah Diaval menjadi naga. Ia hampir saja dibunuh, tapi Aurora membebaskan sayap Maleficent yang dulu dicuri oleh ayahnya. Dengan sayapnya, Maleficent berhasil mengalahkan Stefan yang kemudian mati.
Aurora menjadi ratu yang berhasil menyatukan dua kerajaan, yakni kerajaan manusia dan peri dimana Phillip juga ikut bergabung bersama Aurora. Narator kemudian mengungkap wanita tua yang menceritakan kisah ini, yakni Aurora. Di akhir cerita, Aurora berkata bahwa kerajaan dapat bersatu bukan oleh pahlawan atau orang jahat, tapi oleh seseorang yang menjadi pahlawan sekaligus orang jahat.
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Film Maleficent. Film ini merupakan sebuah film Hollywood yang diproduksi oleh Walt Disney Studio dan Motion Pictures yng ditayangkan pertama kali tanggal 28 Mei 2014 di Britania Raya. Film ini berdurasi 97 Menit yang didalamnya terdapat beberapa unsur Feminisme dan berpotensi menjadi objek penelitian. Dari film tersebut akan dibagi ke dalam beberapa sequence yang terdiri dari beberapa scene yang berhubungan dengan representasi feminisme.
(15)
Gambar 4 Sequence Pertama
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Ilustrasi Sequence Pertama
Seorang peri kecil yang bernama Maleficent mendengar suara patahan sebuah kayu kemudian bergegas menuju ke tempat asal suara patahan tersebut. Setelah melihat ranting pohon yang patah tersebut, Maleficent menggenggam
(16)
patahan tersebut dengan kedua tangannya dan menutup matanya serta mengeluarkan kekuatannya dan mencoba untuk mengobati ataupun mengembalikan ranting pohon yang patah pada bentuk semula. Maleficent sebagai peri pelindung Moors mempunyai kekuatan untuk mengobati luka pada seluruh makhluk hidup yang ada dalam kerajaan Moors dan dia merasa senang ketika ranting pohon tersebut kembali menjadi ke bentuk semula.
Latar dalam sequence ini adalah di sebuah pohon yang tinggi. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama yang diguankan adalah eye level-angle dan long shot. Pada gambar kedua teknik pengambilan gambar yang digunakan yaitu eye level-angle dan medium shot. Pada gambar ketiga adalah eye level-angle dan close up.
Ikon Sequence Pertama 1. Visual ( Tanda)
Gambar 1
Dialog/Teks/Suara
Suara instrumen musik perkusi yang di dominasi suara biola dan dibantu dengan alat perkusi lainnya dengan irama musik yang tidak cepat dan suara kicauan burung yang menunjukkan kedamaian dan ketenangan hati serta keceriaan di pagi hari serta patahan sebuah kayu.
Penanda
Seorang perempuan yang kedua telapak tangannya menyentuh sebuah batang pohon yang besar dan salah satu kakinya menekuk serta juga menyentuh batang pohon besar tersebut. Dia memiliki sepasang sayap yang besar berwarna
(17)
coklat serta mengembang dan tanduk yang besar di kepalanya. Dia memakai pakaian yang panjang berwarna coklat.
Petanda
Maleficent mendengar sebuah patahan ranting pohon. Kemudian dia bergegas menuju ke asal suara patahan yang didengarnya. Dia pun merangkak untuk mencapai tujuannya menemukan asal suara tersebut.
2. Visual (Tanda)
Gambar 2
Dialog/Teks/Suara
Suara instrumen musik perkusi yang di dominasi suara biola dan dibantu dengan alat perkusi lainnya dengan irama musik yang tidak cepat dan suara kicauan burung yang menunjukkan kedamaian dan ketenangan hati serta keceriaan di pagi hari
Penanda
Seorang perempuan dengan rambut panjang yang berwarna coklat dan terurai. Dia memiliki sepasang sayap besar berwarna agak gelap. Kedua tangannya menggenggam sebuah ranting dan matanya tertutup. Kulitnya berwarna putih dan bibirnya berwarna merah.
Petanda
Peri Maleficent mengeluarkan kekuatannya untuk mencoba mengobati luka ranting pohon yang patah. Dengan kekuataanya itu akhirnya ranting pohon tersebut kembali seperti semula.
(18)
Gambar 3
Dialog/Teks/Suara
Maleficent : Kau Sudah Sembuh
Penanda
Seorang perempuan terlihat kedua ujung bibirnya kanan dan kiri naik ke atas. Terlihat kedua tulang pipinya menonjol. Kulitnya berwarna putih. Rambutnya tergerai berwarna coklat. Bibirnya berwarna merah dan sedikit terbuka dan sedikit terlihat giginnya.
Petanda
Setelah menyembuhkan dan mengembalikan ranting tersebut ke bentuk semula. Maleficent tersenyum dan bahagia melihat ranting tersebut telah sembuh dan kembali ke bentuk yang semula.
Tataran Tingkat Pertama (Denotasi)
Pada gambar pertama, tampak seorang perempuan yang kedua telapak tangannya menyentuh sebuah batang pohon yang besar dan salah satu kakiny jugaa menekuk serta menyentuh batang pohon besar tersebut. Dia memiliki sepasang sayap yang besar berwarna coklat serta mengembang dan tanduk yang besar di kepalanya. Dia memakai pakaian yang panjang berwarna coklat. Pada gambar Seorang perempuan dengan rambut panjang yang berwarna coklat dan terurai. Dia memiliki sepasang sayap besar berwarna agak gelap. Kedua tangannya menggenggam sebuah ranting dan matanya tertutup. Kulitnya berwarna putih dan bibirnya berwarna merah dari kedua tangannya terdapat cahaya berwarna kuning berada di sekitar genggamannya. Terlihat daun-daun berada di
(19)
belakang perempuan tersebut dan cahaya menyinari bagian belakang sayap perempuan tersebut. Gambar ketiga, seorang perempuan terlihat ekor kedua ujung bibirnya kanan dan kiri naik ke atas. Terlihat kedua tulang pipinya menonjol. Kulitnya berwarna putih. Rambutnya tergerai berwarna coklat. Bibirnya berwarna merah dan sedikit terbuka dan sedikit terlihat giginnya. Matanya tampak melihat ranting yang berada di depannya. Latar belakang nya adalah beberapa daun dan cahaya yang berada disekitarnya terang.
Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama teknik pengambilan gambar yang digunakan yaitu long shot yang menunjukkan adanya seluruh bagian gambar. Pada gambar ke-2 adalah medium shot penggunaan teknik ini ingin menunjukkan hubungan personal. Gambar ketiga menggunakan teknik pengambilan gambar close up yang menunjukkan ekspresi wajah
Tataran Tingkat Kedua (Konotasi)
Pada sequence ini memperlihatkan seorang perempuan remaja yang mempunyai sepasang tanduk, sepasang sayap yang besar dengan rambut yang di gerai dinamakan Maleficent. Identitasnya sebagai seorang perempuan terlihat dia memakai pakaian yang panjang yang berjenis long dress. Maleficent mendengar sebuah patahan kayu sehingga membuatnya terusik dan segera merangkak seperti memanjat melalui batang pohon besar menuju suatu tempat patahan kayu tersebut yang menunjukkan bahwa dia mempunyai keingintahuan yang besar dan sangat peka serta mempunyai kepedulian terhadap alam sekitarnya.
Maleficent mendapati ranting pohon yang patah tersebut, ranting pohon adalah bagian cabang yang kecil-kecil; cabang dari cabang sebuah pohon (http://kbbi.web.id/ranting). Pohon adalah tumbuhan yang berbatang keras dan
besar
dia berusaha menemukan ranting pohon tersebut dan berusaha menyembuhkan ranting tersebut. Hal tersebut ditunjukkan melalui gambar kedua dimana dia menutup matanya dengan wajah yang serius dan menggengam sebuah ranting. Tindakan menutup mata yang dilakukan oleh Maleficent tersebut menunjukkan bahwa Maleficent menjaga alam dengan sepenuh hatinya dan memberikan hatinya untuk selalu peduli kepada alam dan keseriusannya untuk tetap merawat alam tergambar melalui wajah Maleficent yang serius ketika mencoba menyembuhkan
(20)
ranting yang patah tersebut. Sikap genggaman yang Maleficent berikan terhadap ranting tersebut mengandung arti penjagaan yang penuh kehangatan dan cinta. Dari genggaman tersebut keluar sebuah cahaya berwarna kuning dan itu adalah kekuatan dari Maleficent. Maleficent merupakan peri dan peri identik dengan kekuatan. Dalam sequence ini, Maleficent menggunakan kekuatannya untuk menjaga dan melindungi alam dari kerusakan. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan Maleficent merupakan harapan bagi alam. Cahaya yang berwarna kuning menggambarkan rasa cinta yang mulia ketika menyembuhkan ranting pohon tersebut. Warna kuning memberikan arti sebuah cinta dan kemuliaan. Karakter hangat dan bersahabat memang merupakan karakter Maleficent ditunjukkan melalui warna coklat yang ditunjukkan melalui warna long dress yang dipakainya. Warna coklat mengandung arti bersahabat dan kehangatan. Pada gambar ketiga, Maleficent mengatakan Kau sudah Sembuh kepada ranting tersebut. Makna kata dari sembuh adalah menjadi sehat; pulih (http://kbbi.web.id/sembuh) yang menunjukkan bahwa ranting pohon tersebut awalnya terluka dan Maleficent telah merawat pohon tersebut dan akhirnya kembali seperti semula dengan kekuatannya. Tampak ekspresi tersenyum dari Maleficent yang terlihat jelas dari pengambilan gambar Close up yang menunjukkan kebahagiaan dan rasa puas setelah merawat pohon yang sedang terluka tersebut. Maleficent merupakan peri yang kuat yang ditunjukkan melalui sepasang tanduk yang besar dan sepasang sayap yang besar dan memiliki kekuatan sehingga dia menjadi seorang peri penjaga alam yang merupakan tempat tinggal. Hal ini ditunjukkan melalui latarbelakang dalam sequence ini adalah pohon dan beberapa tumbuhan.
Aktivitas Maleficent pada sequence ini menunjukkan sebuah hubungan kedekatan yang erat antara perempuan dan alam. Perempuan dalam hal ini memiliki karakteristik yang sama dengan alam. Ekofeminis alam atau kultural menyadari keterkaitan antara perempuan dengan alam. Terdapat adanya model relasi dominasi di dalam wacana lingkungan hidup yang sama persis dengan wacana perempuan. Ekofeminis Alam menyadari bahwa perempuan mempunyai karakteristik yang sama dengan alam. Walaupun karakteristik tersebut sama tetapi hal tersebut melemahkan. Ekofeminisme mencoba untuk menarik kesimpulan
(21)
bahwa perempuan karena secara karakteristik sama dengan alam, maka, ia bersifat sebagai perawat, penjaga dan pelestari alam. Sebagai perempuan, Maleficent menunjukkan kesadaran dan kepeduliannya untuk menyembuhkan alam yang terluka. Di sini lah terlihat bahwa kekuatan yang dimiliki perempuan dapat memberikan kehidupan pada alam.
4.2.2 Analisis Sequence Kedua Film Maleficent
Gambar 5 Sequence Kedua
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6
(22)
Raja Henry datang bersama pasukan pengawalnya. Dia mendengar bahwa tidak ada satupun manusia yang berani untuk masuk karena makhluk ajaib yang menjadi penghuni Moors. Dia memerintahkan agar seluruh pengawalnya menghancurkan Moors. Akan tetapi sesaat setelah itu, Maleficent sebagai pelindung Moors datang menghadang mereka.
Maleficent terbang dan menemui raja henry dan seluruh pengawalnya. Dia memerintahkan mereka untuk tidak maju dan melangkah lagi untuk memasuki wilayah Moors. Dengan sombongnya raja henry mengatakan bahwa raja tidak menerima perintah dari seorang peri bersayap. Maleficent membalas perkataan raja henry dengan mengatakan jikalau raja henry bukanlah raja baginya.
Selanjutnya raja henry dengan keras kepalanya tidak mendengarkan perkataan Maleficent untuk tidak maju selangkah pun sehingga akhirnya Maleficent sebagai pelindung dari Moors memanggil para makhluk hidup untuk membantunya. Maleficent dan para makhluk hidup yang terdapat di moos bangkit dan berperang serta bersama berjuang melawan raja henry dan pengawalnya. Kemudian peperangan terseut dimenangkan oleh Maleficent beserta pasukan para Makhluk hidup dan Maleficent mengatakan kepada raja henry bahwa dia tidak akan pernah bisa menguasai Moors.
Latar dalam sequence ini adalah di sebuah tempat seperti lapangan terbuka, perbatasan antara kerajaan Raja Henry dan wilayah Moors terdapat pasukan yang sedang menunggu perintah Raja Henry. Teknik pengambilan gambar pada sequence ini terlihat pada gambar pertama menggunakan low level-angle dan long shot. Pada gambar kedua menggunakan eye level-angle dan long shot. Pada gambar ketiga menggunakan eye level-angle dan long shot. Pada gambar keempat menggunakan low level-angle dan middle close up. Pada gambar keempat menggunakan eye level-angle dan middle close up. Pada gambar keenam menggunakan low level-angle dan long shot
Ikon Sequence Kedua 1. Visual (Tanda)
(23)
Gambar 1
Dialog/Teks/Suara
Suara ringkihan kuda dan ketukan tapak kaki kuda yang terdengar sangar cepat seperti berlari yang memberikan kesan menuju ke suatu tempat
Penanda
Seorang pria yang memiliki rambut berwarna putih yang berada dibawah dagu serta memakai pakaian dan penutup kepala yang terbuat dari besi dan memakai jubuh yang berada dibelakang badannya. Terdapat bulu yang berwarna putih di pundaknya. Dia sedang duduk diatas seekor kuda.
Petanda
Raja Henry dan pasukannya datang ke wilayah Maleficent yang mempunyai niat untuk menghancurkan tempat tinggal Maleficent yaitu Moors.
2. Visual (Tanda)
Gambar 2
Dialog/Teks/Suara
Suara instrumental musik perkusi yang terdiri dari terompet, drum serta musik perkusi lainnya yang irama nya sangat cepat yang memberi kesan suasana
(24)
menegangkan. Terdengar juga suara kepakan sayap yang sangat keras yang menunjukkan bahwa sayap tersebut sangat besar dan kuat.
Penanda
Seorang perempuan yang berdiri dengan kedua kakinya yang sejajar antara kanan dan kiri serta kedua tangannya juga sejajar dengan pahanya antara kanan dan kiri. Dia memiliki sayapnya besar dan mengembang berwarna gelap serta memiliki tanduk dan memakai pakaian yang panjang juga berwarna gelap.
Petanda
Maleficent terlihat berdiri dengan tegak menghadang dan memberikan peringatan kepada raja Henry dan pasukannya untuk tidak masuk lebih dalam ke tempat tinggalnya tersebut.
3. Visual (Tanda)
Gambar 3
Dialog/Teks/Suara
Raja Henry : Raja tidak menerima perintah dari peri yang bersayap
Penanda
Seorang pria memiliki rambut berwarna putih di daerah dagu dan diatas bibirnya. Dia memakai baju besi dan terdapat rantai bberwarna emas dan terdapt bulu berwarna putih di punggungnya. Dia memakai penutup kepala yang terbuat dari besi. Mulut nya sedikit terbuka
(25)
Petanda
Raja Henry datang beserta pasukan pengawalnya datang untuk menghancurkan Moors. Raja Henry bertemu dengan Maleficent. Raja henry sangat sombong mengatakan bahwa dia tidak menerima perintah dari peri bersayap.
4. Visual (Tanda)
Gambar 4
Dialog/Teks/Suara
Maleficent : Kau bukan raja bagiku !
Penanda
Seorang perempuan dengan mulut sedikit terbuka, bibirnya berwarna merah. Tulang pipi menonjol serta memiliki sayap yang besar berwarna gelap serta tanduk yang besar berwarna gelap.
Petanda
Kesombongan yang ditunjukkan oleh raja Henry disambut dengan ketegasan oleh Maleficent yang menganggap bahwa raja Henry bukanlah seorang raja bagi Maleficent.
(26)
Gambar 5
Dialog/Teks/Suara
Maleficent : Bangun dan berjuanglah bersamaku !
Penanda
Seorang perempuan dengan mulut yang terbuka lebar sehingga menampakkan gigi atas dan bawah berwarna putih, bibirnya berwarna merah. Rambutnya tergerai serta dia memiliki sepasang sayap yang besar berwarna gelap dan sepasang tanduk di kepalanya berwarna gelap.
Petanda
Maleficent sebagai peri terkuat di Moors selalu menjadi pelindung dan pemimpin dari peperangan ini mengajak makhluk hidup di Moors berjuang bersamanya melawan raja Henry.
6. Visual (Tanda)
Gambar 6
Dialog/Teks/Suara
(27)
Penanda
Seorang perempuan yang bediri, kakinya seberlah kiri sedikit ke depan. Tangannya sebelah kanan dan kiri sejajar dengan pahanya. Dia memiliki sepasang sayap besar dan mengembang dan sepasang tanduk yang berwarna gelap.
Petanda
Maleficent melawan raja henry sehingga raja henry jatuh dan kalah. Maleficent mengatakan kepada raja henry kalau dia tidak bisa menguasai moors. Seketika itu raja henry dan pasukannya mundur dan kembali ke kerajaan mereka
Tataran Tingkat Pertama (Denotasi)
Pada gambar pertama, seorang pria yang memiliki rambut berwarna putih yang berada dibawah dagu serta memakai pakaian dan penutup kepala yang terbuat dari besi dan memakai jubuh yang berada dibelakang badannya. Terdapat bulu yang berwarna putih di pundaknya. Dia sedang duduk diatas seekor kuda. Kudanya terlihat di pakaikan sebuah lempengan berwarna perak di punggung dan di kepalanya, langit terlihat memiliki cahaya tapi agak redup.
Pada gambar kedua, tampak seorang perempuan yang berdiri dimana dengan kedua kakinya yang sejajar antara kanan dan kiri serta kedua tangannya kanan dan kiri sejajar dengan pahanya. Dia memiliki sayapnya besar dan mengembang berwarna gelap serta memiliki tanduk dan memakai pakaian yang panjang sampai ke kaki dan juga berwarna gelap. Latar belakang perempuan tersebut adalah deretan pohon. Cahaya yang ditunjukkan dalam gambar ini sangat minim dan redup.
Gambar selanjutnya menggambarkan seorang pria memiliki rambut berwarna putih di daerah dagu dan diatas bibirnya memakai sebuah topi dan baju yang terbuat seperti dari besi dan terdapat sebuah rantai yang berwarna emas menghiasi baju yang terbuat dari besi tersebut. Tampak seperti sebuah bendera yang berwarna merah berada di belakang pria yang memiliki rambut berwarna putih di daerah dagu dan diatas bibirnya. Latar belakang pria tersebut adalah deretan laki-laki sedang berdiri dan berbaris. Mereka memakai baju berwarna kuning jingga dan mempunyai sebuah benda yang berbentuk lingkaran di leher mereka, memakai topi yang terbuat dari besi dan memegang sebuah tongkat yang
(28)
ujung atas tongkat tersebut runcing. Cahaya yang ditunjukkan dalam gambar ini sangat minim dan redup.
Pada gambar keempat, terlihat seorang perempuan dengan mulut sedikit terbuka, bibirnya berwarna merah. Tulang pipi menonjol serta memiliki sayap yang besar berwarna gelap serta tanduk yang besar berwarna gelap. Ekspresi wajahnya terlihat serius. Latar nya seperti tumbuh-tumbuhan yang tampak bagian dari pohon. Cahaya yang ditunjukkan dalam gambar ini sangat minim dan redup.
Gambar kelima menggambarkan seorang perempuan dengan mulut yang terbuka lebar sehingga menampakkan gigi atas dan bawah berwarna putih, bibirnya berwarna merah. Rambutnya tergerai serta dia memiliki sepasang sayap yang besar berwarna gelap dan sepasang tanduk di kepalanya berwarna gelap. Terlihat wajah seperti sedang marah. Tampak sedikit sinar menyinari wajahnya. Cahaya yang ditunjukkan dalam gambar ini sangat minim dan redup.
Pada gambar terakhir, tampak seorang perempuan yang bediri, kakinya sebelah kiri sedikit ke depan. Tangannya sebelah kanan dan kiri sejajar dengan pahanya. Dia memiliki sepasang sayap besar dan mengembang dan sepasang tanduk yang berwarna gelap. Dia memakai pakaian yang panjang dan berwarna gelap. Tampak juga seseorang yang memakai baju besi sedang terlentang di bawah perempuan tersebut. Latar belakang mereka adalah suasana yang menunjukkan terjadinya perkelahian. Cahaya yang ditunjukkan dalam gambar ini sangat minim dan redup.
Teknik pengambilan gambar pada sequence ini adalah long shot yang menampilkan keseluruhan adegan dalam gambar dan middle close up yang ingin menampilkan ekspresi wajah.
Tataran Tingkat Kedua (Konotasi)
Pada sequence ini terlihat seorang pria. Perawakan pria tersebut kelihatan tua tampak melalui janggut nya yang berwarna putih yang dan dia bernama Henry. Henry merupakan seorang raja. Hal ini terlihat dari penggunaan kostum yang dipakainya terdiri dari seperangkat baju berbahan besi dengan ornamen kerajaan, kalung emas berbentuk rantai dan jubah berwarna merah dengan bulu-bulu putih di pundaknya. Kostum perang dan ornamen aksesoris emas menunjukkan Henry memiliki kedudukan tertinggi dalam sebuah kerajaan
(29)
ditunjukkan juga melalui perbedaan baju perang yang dipakainya sangat mewah berbeda dengan prajurit.. Raja Henry terlihat pergi ke suatu tempat yang ditunjukkan dia sedang menunggangi kuda. Dia menuju suatu tempt yang tampak seperti hutan yang merupakan tempat tinggal Maleficent dengan seluruh makhluk aneh dengan semua kekuatan aneh di dalamnya yang dinamakan Moors.
Raja Henry terlihat membawa pasukannya untuk melakukan peperangan untuk membantunya melawan makhluk yang ada dalam Moors sehingga dia dapat menaklukkan Moors yang ditampilkan melalui pakaian yang dipakai oleh pasukannya yaitu pakaian yang dilengkapi dengan topi dan tongkat besi yang terlihat seperti baju perang. Pasukannya merupakan simbol tenaga dan kekuatan dari Raja Henry dalam melakukan peperangan. Hal ini terlihat dari baju yang dipakai pasukan tersebut merupakan baju perang dan berwarna kuning jingga yang memberikan arti sebuah kekuatan dan tenaga. Walaupun dia tahu bahwa Moors adalah hutan yang ditakuti orang tetapi Raja Henry menunjukkan bahwa dia mempunyai kekuatan dan mempunyai sifat jantan yang menunjukkan keberanian. Alasannya untuk menghancurkan Moors dan membawa pasukannya menunjukkan bahwa dia sangat agresif untuk menguasai hutan tersebut. Karakter tersebut juga terlihat dari jubah merah yang di pakainya. Warna merah mengartikan kekuatan, agresif dan kejantanan.
Terlihat dalam sequence ini juga seorang perempuan yang memiliki sepasang tanduk di kepalanya yang menyerupai tanduk yang besar dan sepasang sayap besar di punggungnya yang berwarna hitam serta memakai pakaian long dress berwarna hitam dinamakan Maleficent. Maleficent terlihat seperti sedang menghadang dan menghadapi sesuatu di hadapannya dengan sigapnya. Hal ini terlihat dia berdiri tegak tetapi sayapnya masih terbuka lebar. Sayap yang terbuka menunjukkan dia baru selesai terbang serta mendarat dan kemudian langsung menunjukkan posisi sikap tegak berdiri.
Tampak raja Henry sedang berbicara ditunjukkan dimana digambarkan raja Henry membuka sedikit mulutnya. Dia mengatakan raja tidak menerima perintah dari peri bersayap. Perkataan yang di katakan oleh raja Henry menunjukkan bahwa Maleficent tidak mempunyai hak untuk memerintah dia. Raja Henry menganggap rendah Maleficent. Seakan-akan Maleficent tidak
(30)
mempunyai derajat ataupun kelas yang sama dengan dia. Maleficent membalas perkataan raja Henry dengan mengatakan Kau bukan raja bagiku !. Anggapan bahwa raja Henry bukanlah raja baginya menunjukkan bahwa Maleficent merasa tidak adanya kelas dan derajat diantara mereka dan menganggap mereka berdua di derajat yang sama. Tidak ada raja maupun bawahan.
Pada gambar kelima, terlihat Maleficent membuka mulutnya lebar yang menandakan dia sedang berteriak. Dia mengatakan bangun dan berjuanglah bersamaku. Hal ini menunjukkan dia adalah pemimpin dan memerintahkan memanggil teman-temannya untuk berjuang bersamanya melawan orang-orang yang mengusik tempat tinggal mereka. Karekter kepemimpinan Maleficent terlihat melalui bentuk wajah Maleficent yang menonjolkan tulang pipinya. Menurut susilo (2014:47) perempuan yang memiliki bentuk wajah dengan tonjolan tulang pipi mempunyai watak kuat, tekun, energi mental dan kemampuan bangkit dari kejatuhan dan mereka sering menjadi seorang pemimpin
Terjadi peperangan diantara kedua kubu yaitu kubu raja Henry dan Maleficent terlihat pada latar belakang gambar ketujuh dan ditampilkan dengan suasana gelap yang menandakan kehancuran dimana peperangan biasanya berdampak pada kehancuran. Maleficent terlihat berdiri dan raja Henry tidur di bawah Maleficent. Hal ini menunjukkan dimana bahwa Maleficent menang terhadap raja Henry. Adegan kemenangan ini juga menunjukkan bahwa Maleficent adalah peri terkuat. Hal ini juga di dukung melalui bentuk wajah yang ditampilkan pada Maleficent yang sangat menonjolkan tulang pipinya menandakan bentuk wajah tersebut mempunyai watak yang kuat. Karakter kuat Maleficent juga ditampilkan melalui warna long dress yang berwarna hitam dimana warna hitam tersebut mempertegas sifat karakter dari Maleficent yaitu sikap tegas dan kuat. Biasanya warna hitam menunjukkan sifat negatif tetapi menurut Darmaprawira (2002:49) bahwa warna hitam juga dapat menunjukkan sifat-sifat positif. Sayap yang besar dan berwarna hitam menandakan kekuatan fisik Maleficent dan warna hitam di sayap maleficent mempertegas kekuatan dari sayapnya.
Maleficent juga selalu melindungi moors dari manusia yang akan melukai wilayah moors. Peran Maleficent sebagai pelindung bagi wilayah Moors juga
(31)
menunjukkan bahwa kekuatan perempuan adalah harapan bagi alam. Hal ini ditunjukkan bagaimana dalam melakukan perannya sebagai peri pelindung Moors, Maleficent mengandalkan kekuatan yang dimilikinya berupa kekuatan fisik dan kekuatan magis. Kekuatan fisik Maleficent berasal dari sayapnya yang besar dan lebar sedangkan kekuatan magis dimilikinya karena ia adalah seorang peri di mana peri identik dengan sihir. Maleficent menunjukkan sikap bertanggung jawab atas keamanan dan keberlangsungan hidup Moors beserta para penghuninya dengan kekuatan fisik yang dimilikinya,. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan akan berjuang untuk mencapai integritas pribadi dengan memprioritaskan kebutuhan dari keseleruhan jaringan relasinya.
4.2.3 Analisis Sequence Keempat Film Maleficent
Gambar 6 Sequence Ketiga
Gambar 1
Gambar 2
Ilustrasi Sequence Ketiga
Maleficent mengamati perbuatan seorang pria tua yang sedang menangkap seekor burung gagak hitam yang mengurungnya di sebuah jaring. Melihat hal itu Maleficent kemudia mengubah gagak hitam tersebut menjadi seorang laki-laki
(32)
bernama Diaval. Diaval sempat marah karena Maleficent mengubah dirinya menjadi seorang laki-laki. Pada akhirnya dia mengerti bahwa Maleficent melakukan hal itu untuk menyelamatkan nyawa Diaval dan akhirnya dia menyerahkan dirinya menjadi pelayan Maleficent.
Latar tempat pada gambar diatas adalah sebuah ladang yang sudah menjadi semak-semak. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama yaitu eye level-angle dan medium close up dan pada gambar kedua adalah high level-angle dan extreme long shot
Ikon Sequence Ketiga 1. Visual (Tanda)
Gambar 1
Suara/Dialog/Teks
Diaval : Sebagai imbalan atas nyawaku, aku sekarang pelayanmu.
Penanda
Seorang laki-laki memiliki rambut yang agak panjang melewati kuping terlihat acak-acakan. Dia terlihat tidak memakai baju dan wajah serta tubuhnya bernoba hitam. Didepannya terlihat seseorang yang memiliki rambut panjang dan tergerai serta memiliki sepasang tanduk berwarna gelap.
Petanda
Diaval memberikan dirinya kepada Maleficent menjadi pelayannya untuk menjadi seorang pelayan karena Maleficent telah menyelamatkan hidupnya ketika akan dibunuh.
(33)
2. Visual (Tanda)
Gambar 2
Suara/Dialog/Teks
Suara instrumen musik perkusi yang didominasi suara biola dan dibantu dengan alat perkusi lainnya dengan irama musik yang lambat menunjukkan suasana ketenangan hati serta kesedihan.
Penanda
Dua orang yang sedang berjalan. Tampak satu orang memiliki rambut panjang dan sepasang tanduk dan memakai baju panjang dan satu orang lagi memakai baju yang berwarna hitam.
Petanda
Maleficent menerima Diaval menjadi pelayannya dan akhirnya Diaval menjadi pelayannya Maleficent dan sebagai sayap bagi Maleficent dan mereka pergi bersama
Tataran Tingkat Pertama (Denotasi)
Pada gambar pertama, tampak seorang laki-laki yang tidak memakai baju. Terlihat dia sedikit membuka mulutnya dan terdapat noda-noda hitam pada wajah dan tubuh laki-laki tersebut serta rambutnya yang agak panjang melewati kuping serta hitam terlihat acak-acakan sedang berhadapan dengan seseorang di depannya yang memiliki sepasang tanduk dan memiliki rambut panjang tergerai berwarna gelap dan memakai pakaian berwarna kecoklatan. Terlihat latar mereka di sebuah semak-semak yang sudah menguning. Cahaya pada gambar ini sangat minim dan redup
(34)
Pada gambar kedua, terlihat dua orang yang sedang berjalan. Tampak seseorang yang berambut panjang dan memiliki tanduk dan memakai pakaian yang panjang dan berwarna coklat dan seseorang yang memakai pakaian berwarna hitam berjalan di belakang yang seseorang yang berambut panjang dan memiliki tanduk dan memakai pakaian panjang yang berwarna coklat tersebut. Terlihat di sekitar mereka tampak sebuah bentukan manusia yang terbuat dari jerami dan semak-semak yang tampak tidak terurus dan telah menguning dan gunung. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama yaitu medium close up digunakan untuk menunjukkan ekspresi objekdan pada gambar kedua adalah extreme long shot digunakan untuk menampilkan sebuah pemandangan.
Tataran Tingkat Kedua (Konotasi)
Tampak seorang laki-laki yang tidak memakai baju terdapat noda-noda hitam hampir menodai wajah dan tubuh laki-laki tersebut serta rambutnya yang pendek serta hitam terlihat acak-acakan bernama Diaval sedang berhadapan dengan seseorang di depannya yang memiliki sepasang tanduk dan memiliki rambut panjang berwarna gelap dan memakai pakaian berwarna kecoklatan yang bernama Maleficent. Keadaan Diaval seperti dijelaskan diatas menunjukkan bahwa dia adalah orang yang tidak memiliki apa-apa, bukan seorang yang kaya didukung dengan latar yang menunjukkan semak-semak yang sudah tidak digunakan lagi dimana Maleficent bertemu dengan Diaval. Terlihat Diaval mengatakan sesuatu yang sangat serius kepada Maleficent yang berada di hadapannya, terlihat dari mulutnya yang sedang terbuka dan wajahnya terlihat serius memandang Maleficent. Diaval mengatakan Sebagai imbalan atas nyawaku, aku sekarang pelayanmu. Perkataan Sebagai imbalan atas nyawaku. Imbalan merupakan upah sebagai pembalas jasa ini menunjukkan bahwa Maleficent telah menyelamatkan hidupnya Diaval dank arena hal tersebutlah Diaval mencoba membalasa jasa Maleficent dengan memberikan upah yaitu dirinya. Hal tersebut di gambarkan melalui perkataan aku sekarang pelayan. Pelayan merupakan orang yang melayani; pembantu; pesuruh mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Maleficent dengan membayarkan upah atas jasa Maleficent yang telah menyelamatkan dirinya dengan menyerahkan diri
(35)
sebagai pembantu atau pelayan Maleficent untuk melayani apapun sesuai dengan keinginan Maleficent. Keadaan tersebut didukung pada gambar kedua, dimana mereka berjalan bersama tetapi tidak sejajar. Tampak sebuah jarak diantara mereka layaknya seorang majikan dengan pelayannya terlihat Diaval berjalan di belakang dan Maleficent berjalan di depan sehinggan Diaval dapat mengikuti Maleficent kemana dia pergi. Maleficent menerima Diaval menjadi pengikutnya karena Maleficent kehilangan sayapnya. Diaval merupakan sosok manusia yang dapat berubah menjadi seekor burung gagak. Kehadiran burung gagak tersebut menunjukkan bahwa perubahan Maleficent dari peri yang baik menjadi peri yang jahat. Karena peri jahat biasanya identik dengan burung gagak yang selalu berada di sampingnya. Burung gagak merupakan burung yang tidak pernah lepas dengan kaitan tentang misteri dan kegelapan dan hal ini juga menunjukkan bahwa Maleficent telah kehilangan kemurnian hatinya dan sedang merasakan dendam yang amat sangat terhadap Stefan yang mencuri sayapnya. Hal tersebut juga digambarkan dengan latar cahaya pada sequence ketiga ini yang menampilkan cahaya yang minim yang menuju cahaya gelap berbeda dengan sequence sebelumnya. Maleficent menerima Diaval sebagai pelayannya, karena dia membutuhkan sayap. Sayap bagi peri merupakan hal yang penting dan merupakan kekuatan fisik bagi Maleficent. Karena sayap Maleficent telah dicuri oleh Stefan, maka Diaval yang merupakan sosok manusia yang dapat menjadi burung digunakan Maeficent untuk selalu terbang mencari tahu tentang infomasi apa yang sedang terjadi pada kerajaan manusia. Kekuatan tersebut ditunjukkan melalui baju yang dipakai Diaval berwarna hitam yang mana hitam merupakan simbol kuat.
Tampak bahwa dalam sequence menunjukkan bahwa Maleficent sebagai perempuan juga dapat menjadi seorang majikan dimana hal ini didukung dengan pernyataan dari feminisme radikal, yaitu Daly dalam (Tong, 1998:85) yang berpendapat, “Melalui menolak menjadi Liyan, dengan menjadi Diri dengan kebutuhan, keinginan dan minat sendiri, perempuan akan mengakhiri permainan, yang menempatkan laki-laki sebagai tuan dan perempuan sebagai budak”. Liyan yang dimaksud adalah “anggapan laki-laki yang secara kolektif memandang perempuan menjadi it (benda)“ (Tong, 1998:84). Ada nya juga sebuah pemutarbalikan sebuah peran atau posisi dalam sequence ini di mana perempuan
(36)
yang digambarkan melalui Maleficent menjadi seorang juragan dan laki-laki yang ditunjukkan melalui Diaval menjadi seorang pelayan sehingga dalam hal ini menunjukkan adanya sebuah pertentangan dari nilai feminisme yang selalu menjunjung kesetaraan dan derajat yang sama antara laki-laki dan perempuan seperti tujuan politik modern yang sangat dekat dengan feminisme liberal (Tong,1998). Maleficent juga sebagai perempuan tidak dapat terlepas dari seorang pria. Hal ini mengartikan bahwa perempuan akan selalu didampingi dan tidak akan terlepas dari sosok laki-laki. Hal ini didukung melalui pernyataan “Bersama-sama dengan laki-laki, menurut Friendan, perempuan mungkin dapat mengembangkan jenis nilai-nilai sosial, gaya kepemimpinan, dan struktur institusionalis yang akan memungkinkan kedua gender untuk mencapai pemenuhannya, baik di dunia publik maupun privat” (Tong, 1998:42). Maleficent dan Diaval saling melengkapi satu sama lain dimana maleficent membutuhkan sayapnya diaval dan diaval melakukan hal tersebut karena rasa terimakasih akan pertolongan maleficent dan sequence ini mendukung pernyataan friendan diatas dimana adanya pencapaian pemenuhan antara dua gender baik di duani publik maupun privat. Dengan meminta pertolongan diaval yang ditunjukkan melalui sosok laki-laki, adegan ini menunjukkan bahwa sebenarnya perempuan tidak mempunyai kekuatan, karena kekuatan merupakan eksklusif laki-laki.
4.2.4 Analisis Sequence Keempat Film Maleficent
Gambar 7 Sequence Keempat
(37)
Gambar 2
Gambar 3
Ilustrasi Sequence Keempat
Pada gambar pertama terlihat Moors yang tadinya terang menjadi mendung ketika Maleficent datang ke sebuah taman di Moors. Masih terdapat banyak cahaya yang menyinari Moors. Akan tetapi Maleficent datang dengan rasa dendam dan sakit hati sehingga membuat kemurnian hati nya mulai berkurang dan berdampak pada suasana Moors yang awal nya cerah dan terang berubah menjadi gelap tanpa ada sedikit pun cahaya terlihat pada gambar kedua dan ketiga dan suara petir menghiasi kegelapan pada suasana gelap di Moors dan para makhluk hidup penghuni Moors menjad takut dan tidak ada lagi keceriaan menghiasai mereka semenjak Maleficent kehilangan sayapnya dan merasakan dendam yang dalam pada raja Stefan.
Latar dalam sequence ini adalah sebuah taman yang berada di tengan sebuah hutan yang menjadi tempat tinggal Maleficent yang bernama Moors. Teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah pada gambar pertama yaitu high level-angle dan extreme long shot. Pada gambar kedua adalah eye level-angle dan long shot serta pada gambar ketiga high level-angle dan extreme long shot.
(38)
Ikon Sequence Keempat 1. Visual (Tanda)
Gambar 1
Dialog/Suara/Teks
Instrumental musik perkusi yang berupa biola dan dibantu alat perkusi lainnya. Irama musik ini memiliki intonasi yang sangat cepat yang menampilkan suasana ketakutan dan kehancuran.
Penanda
Sebuah daratan yang dikelilingi oleh kolam yang besar. Terdapat beberapa batu di daratan tersebut dan tanaman yang berwarna hijau yang menutupi daratan tersebut. Tampak beberapa batu yang besar dan berdiri di tengah daratan tersebut. Cahaya terang menyinari daratan yang terdapat di tengah kolam tersebut.
Petanda
Tampak Moors yang masih disinari cahaya yang cerah dan terang dan para makhluk aneh yang menjadi penghuni Moors masih memiliki hidup yang bahagia satu sama lain
(39)
2. Visual (Tanda)
Gambar 2
Dialog/Suara/Teks
Instrumental musik perkusi yang berupa didominasi biola dan dibantu alat perkusi lainnya. Irama musik memiliki intonasi yang sangat cepat yang menampilkan suasana ketakutan dan kehancuran.
Penanda
Seorang perempuan yang memiliki rambut terurai. Dia memiliki sepasang tanduk di kepalanya. Dia memakai baju yang panjang dan dia memegang tongkat yang panjang. Cahaya sangat gelap dalam gambar tersebut.
Petanda
Maleficent datang ke Moors dan suasana yang tadinya terang telah berubah menjadi gelap ketika Maleficent datang dan menuju daratan yang terdapat di tengah kolam tersebut
3. Visual (Tanda)
(40)
Dialog/Suara/Teks
Instrumental musik perkusi yang berupa didominasi biola dan dibantu alat perkusi lainnya. Irama musik memiliki intonasi yang sangat cepat yang menampilkan suasana ketakutan dan kehancuran.
Penanda
Sebuah daratan yang sekelilingnya terdapat kolam. Terdapat batu yang berada di atas daratan tersebut. Terlihat makhluk-makhluk aneh berada di atas daratan tersebut dan seseorang yang duduk di sebuah akar pohon yang berbentuk kursi. Cahaya dalam gambar ini gelap tanpa ada sedikit cahaya apapun.
Petanda
Moors terlihat sangat gelap tanpa adanya sinar yang menyinarinya ketika Maleficent datang. Seluruh penghuni Moors ketakutan dan sedih melihat Maleficent kehilangan sayapnya.
Tataran Tingkat Pertama (Denotasi)
Pada gambar pertama menggambarkan sebuah daratan yang dikelilingi oleh kolam yang besar. Terdapat beberapa batu di daratan tersebut dan tanaman yang berwarna hijau yang menutupi daratan tersebut. Tampak beberapa batu yang besar dan berdiri di tengah daratan tersebut. Terlihat banyak tumbuhan berada di sekeliling kolam tersebut. Cahaya terang menyinari daratan yang terdapat di tengah kolam tersebut dan sebagian lagi terlihat gelap.
Pada gambar kedua terlihat seorang perempuan yang memiliki rambut terurai. Dia memiliki sepasang tanduk di kepalanya. Dia memakai baju yang panjang dan dia memegang tongkat yang panjang. Cahaya sangat gelap dalam gambar tersebut. Tampak makhluk hidup aneh dan kolam berada di sekelilingnya. Suasana tampak gelap hanya dihiasi binatang tampak seperti kunang-kunang bersinar berwarna ungu.
Pada gambar ketika, terlihat sebuah daratan yang sekelilingnya terdapat kolam. Terdapat batu yang berada di atas daratan tersebut. Terlihat makhluk-makhluk aneh berada di atas daratan tersebut dan seseorang yang duduk di sebuah akar pohon yang berbentuk kursi. Cahaya dalam gambar ini gelap tanpa ada sedikit cahaya apapun.
(41)
Teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah pada gambar pertama yaitu extreme long shot yang menunjukkan pemandangan dan panorama. Pada gambar kedua adalah long shot yang menandakan seluruh adegan dalam scene serta pada gambar ketiga extreme long shot yang menunjukkan pemandangan dan panorama.
Tataran Tingkat Kedua (Konotasi)
Tampak seorang perempuan yang bertanduk dan rambutnya digerai memakai pakaian yang panjang berwarna coklat seperti long dress. Dia memegang sebuah tongkat di tangan kirinya bernama Maleficent. Maleficent sedang berjalan dan dia memegang sebuah tongkat. Tongkat merupakan alat bantu yang dipakai membantu atau menyokong seseorang dalam berjalan menyokong atau membantunya dalam berjalan karena dia sedang mengalami atau mempunyai luka pada fisik walaupun hal tersebut bukan kakinya, tetapi Maleficent kehilangan sayapnya yang membuat luka pada punggungnya. Sayap tersebut merupakan kekuatan fisik dari dirinya. Kedukaan dan kehancuran yang dirasakan oleh Maleficent ditunjukkan oleh warna baju yang dipakai oleh Maleficent yang berwarna gelap dimana gelap menandakan kehancuran dan dukacita dan sinar warna ungu yang berada di sekitarnya yang mengartikan dukacita.
Suasana pada gambar pertama terlihat terang di Moors yang merupakan hutan yang menjadi tempat tinggal Maleficent yang menandakan bahwa kehidupan di hutan tersebut masih suci dan penuh kehangatan akan tetapi pada saat Maleficent datang dengan rasa dendam karena sayapnya dicuri oleh Stefan, suasana yang tadinya terang berangsur-angsur menjadi gelap. Hal ini menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara Maleficent dengan Moors dimana ketika kemurnian hati Maleficent dipenuhi dengan rasa dendam dan benci serta amarah maka hal tersebut berdampak pada suasana gelap yang menyelimuti Moors. Warna gelap diidentikkan dengan warna hitam yang menandakan kehancuran dan dukacita sehingga dapat diartikan bahwa Moors yaitu hutan yang menjadi tempat tinggal Maleficent merasakan dukacita serta kehancuran yang dialami oleh Maleficent kehilangan kekuatan fisiknya yaitu sayapnya.
(42)
Pada sequence ini menunjukkan bahwa sejak awal perempuan dan alam memang memiliki ikatan yang amat sangat kuat dan tidak dapat terpisahkan. Walaupun budaya patriarki yang telah berkembang di masyarakat dan selalu berusaha merusak dan menyakiti wanita. Hal ini ditunjukkan oleh Stefan yang ambisius dan serakah menindas dan menyakiti Maleficent dengan mencuri sayap maleficent yang merupakan kebanggannya. Menurut Warren (2002) dalam (Jurnal Ekofeminisme dan Peran Perempuan Dalam Lingkungan), tingkah laku yang memakai kerangka kerja patriarkhi, dimana ada justifikasi hubungan dominasi dan subordinasi, penindasan terhadap perempuan oleh laki-laki dan juga menurut nya menindas adalah cara berpikir maskulin yang telah mengancam keselamatan perempuan dan alam. Dalam sequence ini juga menunjukkan bahwa ketika perempuan disakiti maka alam pun merasa tersakiti karena memang perempuan dan alam sangat mempunyai hubungan yang amat kuat. Hal ini dapat dijelaskan dalam teori ekofeminisme, dimana ekofeminis berpendapat ada hubungan konseptual, simbolik dan linguistik antara feminis dan isu ekologi karena perempuan secara kultural dikaitkan dengan alam (Tong, 1998: 359).
4.2.5 Analisis Sequence Kelima Film Maleficent
Gambar 8 Sequence Kelima
(43)
Gambar 2
Ilustrasi Sequence Kelima
Kutukan yang diberikan oleh Maleficent akhirnya terjadi. Jari putri Aurora akhirnya tertusuk oleh jarum sehingga akhirnya putri Aurora tertidur dikarenakan kutukan Maleficent telah terjadi. Penawar dari kutukan tersebut merupakan sebuah ciuman cinta sejati. Maleficent sangat menyayangi putri Aurora. Dia sangat sedih dan menyesal dengan apa yang dialami oleh Aurora. Kemudian dia mencium kening Maleficent. Setelah Maleficent mencium kening Aurora, dia terlihat berbalik dan bersedih serta menangis melihat apa yang terjadi dengan Aurora. Tetapi karena ciuman yang dilakukan Maleficent akhirnya kutukan yang diberikan kepada Aurora hilang dan Aurora pun bangun dari tidurnya.
Latar pada gambar diatas adalah sebuah kamar yang mewah di kerajaan raja Stefan. Teknik pengambilan gambar yang digunakan pada gambar pertama adalah eye level-angle dan long shot dan pada gambar kedua teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah High level-angle dan close up.
Ikon Sequence Kelima 1. Visual (Tanda)
(44)
Suara/Dialog/Teks
Suara instrumen musik perkusi yang didominasi suara biola dan dibantu dengan alat perkusi lainnya. Irama musiknya dengan intonasi lambat yang menampilkan suasana kesedihan.
Penanda
Seorang perempuan yang terbaring, memiliki rambut yang tergerai berwarna putih keemasan. Tangannya disatukan di atas perutnya serta dia memakai baju yang panjang. Tampak juga seseorang yang memiliki sepasang tanduk yang hitam dan besar di kepala nya. Dia juga memakai pakaian berwarna hitam.
Petanda
Kutukan Maleficent akhirnya terjadi dan membuat Putri Aurora tertidur dan tidak bisa bangun kalau dia tidak mendapatkan ciuman cinta sejati. Maleficent kemudian mencium kening Putri Aurora karena rasa bersalah dan penyesalan.
2. Visual (Tanda)
Gambar 2
Suara/Dialog/Teks
Suara instrumen musik perkusi yang didominasi suara biola dan dibantu dengan alat perkusi lainnya. Irama musiknya dengan intonasi lambat yang menampilkan suasana kesedihan.
Penanda
Seorang perempuan yang memiliki tanduk berwarna hitam yang besar di kepalanya. Terlihat wajahnya sedih dan tampak air mata membasahi pipinya. Tulang pipinya menonjol dan bibirnya berwarna merah. Dia memakai pakaian
(45)
yang berwarna hitam. Latar belakangnya tampak seorang perempuan yang rambutnya tergerai dan memakai pakaian berwarna biru sedang terbaring.
Petanda
Maleficent terlihat bersedih melihat keadaan yang terjadi pada Putri Aurora. Dia juga menyesali perbuatannya memberikan kutukan terhadap Aurora dan dia tidak berharap bahwa Aurora dapat bangun kembali.
Tataran Tingkat Pertama (Denotasi)
Pada gambar pertama menggambarkan, seorang perempuan yang terbaring, memiliki rambut yang tergerai berwarna putih keemasan. Tangannya disatukan di atas perutnya serta dia memakai baju yang panjang. Tempat tidur tersebut memiliki tirai di keempat sisi tempat tidur tersebut. Terlihat ukiran di salah satu sisi tiang tempat tidur tersebut berwarna keemasan. Tampak juga seseorang yang memiliki sepasang tanduk yang hitam dan besar di kepala nya. Dia juga memakai pakaian berwarna hitam. mencium kening perempuan yang berbaring tersebut. Tampak juga jendela yang terdiri dari empat yang terdapat banyak lubang di tengah jendela tersebut. Dari lubang jendela tersebut terlihat cahaya masuk menyinari sebagian tubuh perempuan yang tidur tersebut.
Pada gambar kedua, tampak seorang perempuan yang memiliki tanduk berwarna hitam yang besar di kepalanya. Terlihat wajahnya sedih dan tampak air mata membasahi pipinya. Tulang pipinya menonjol dan bibirnya berwarna merah. Dia memakai pakaian yang berwarna hitam. Latar belakangnya tampak seorang perempuan yang rambutnya tergerai dan memakai pakaian berwarna biru sedang terbaring. Terlihat sisi tempat tidur bagian kepala memiliki ukiran-ukiran yang berwarna emas dan coklat dan terdiri atas dua bantal yang berbentuk persegi dan memiliki corak emas.
Terlihat latar adegan mereka di sebuah kamar yang mewah yang terlihat dari tempat tidur yang mewah dalam sebuah kerajaan. Cahaya sangat minim pada adegan ini hanya sedikit cahaya menyinari sebagian tubuh Aurora. Teknik pengambilan gambar pada gambar pertama long shot yang menggambarkan keseluruhan gambar pada adegan. Kemudian pada gambar kedua teknik
(46)
pengambilan gambar yang digunakan close up untuk menunjukkan ekspresi pada wajah objek
Tataran Tingkat Kedua (Konotasi)
Pada gambar pertama terlihat seorang perempuan yang berbaring, kedua matanya tertutup dan tangannya disatukan diatas perutnya dan dia bernama Aurora. Pose yang dilakukan oleh Aurora menampilkan sikap seorang yang sedang tidur terlihat melalui tangan yang disatukan diatas perutnya dan mataya tertutup dan hal ini menunjukkan bahwa kutukan Maleficent yang diberikan kepada Aurora telah terjadi. Terlihat seseorang yang bertanduk dan memakai pakaian berwarna hitam berdiri di sampingnya dan mencium kening Aurora yang menunjukkan kasih sayang Maleficent terhadap Aurora. Ciuman kening dapat mengandung pengertian sebuah ciuman kasih sayang. Rasa kasih sayang Maleficent ditunjukkan melalui keberanian Maleficent datang ke kerajaan raja Stefan untuk menemui Aurora. Hal ini ditunjukkan melalui tempat tidur Aurora yang mewah penuh ukiran dan berwarna emas yang menampilkan sebuah kamar tidur seorang putri kerajaan dan putrid Aurora merupakan anak dari Raja Stefan.
Setelah mencium kening Aurora, terlihat Maleficent berbalik badan yang menunjukkan bahwa dia tidak mampu melihat keadaan Putri Aurora yang tertidur selamanya karena kutukan yang diberikan Maleficent sendiri. Kemudian tampak Maleficent menangis dan wajah nya murung serta sedih. Hal ini menunjukkan kesedihan dan penyesalan atas perbuatan yang dilakukannya dengan mengutuk Aurora. Kesedihan dan penyeselan yang dirasakan oleh Maleficent tergambar juga melalui cahaya minim yang memberikan kesan dukacita dan kesedihan serta penyesalan atas kutukan yang telah dia berikan. Walaupun begitu, tampak sedikit cahaya terang yang menyinari sebagian tubuh Aurora yang memberikan kesan adanya sedikit harapan. Sedikit harapan yang masih ada tersebut ditunjukkan ketika Aurora terbangun dari tidurnya yang menunjukkan bahwa kutukan tersebut telah hilang. Aurora terbangun dari tidurnya ketika Maleficent mencium kening Aurora. Hal tersebut menggambarkan bahwa ciuman cinta sejati yang merupakan penawar bagi kutukan Aurora ditampilkan melalui ciuman kasih saying antara Maleficent dan Aurora. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa ciuman kening
(47)
merupakan ciuman kasih sayang yang menandakan cinta dan kasih sayang Maleficent terhadap Aurora sangat kuat.
Peneliti beranggapan bahwa hubungan yang mereka tunjukkan dan mereka jalani dalam adegan-adegan kedekatan mereka seperti hubungan antara ibu dan anak. Walaupun Maleficent bukan ibu kandung yang melahirkan aurora tetapi kedekatan mereka dan sikap Maleficent terhadap aurora menunjukkan sikap layaknya seorang ibu terhadap anaknya. Menurut Alisan Jaggar, hal ini dinamakan mothering yang mengacu kepada hubungan apapun yang didalamnya satu individu merawat dan menyayangi yang lain, maka seseorang tidak perlu menjadi ibu biologis untuk menjadi ibu sosial (Tong, 1998:119). Seorang perempuan tidak perlu menjadi ibu biologis untuk menjadi ibu sosial karena menjadi ibu adalah pilihan setiap perempuan. Firestone juga mengatakan bahwa jika perempuan tidak merasa punya kewajiban untuk mempunyai anak, mereka mungkin akan menemukan di dalam diri mereka suatu hasrat autentik, untuk hidup dalam hubungan yang dekat dengan anak. Menurutnya, manusia tidak perlu menjadi orangtua biologis untuk mempunyai hidup yang berpusat pada anak.
4.2.6 Analisis Sequence Keenam Film Maleficent
Gambar 9 Sequence Keenam
(48)
Gambar 2
Ilustrasi Sequence Keenam
Moors menjadi negeri yang indah kembali kepada masa yang dahulu kala. Pada akhirnya kerajaan Moors dan kerajaan putri aurora menjadi satu dan penuh damai dan cintai. Pada sequence ini, tampak Maleficent menyematkan mahkota ke kepala Putri Aurora dan Putri Aurora dinobatkan menjadi seorang ratu untuk menjadi pemimpin untuk memimpin kerajaan Moors dan kerajaan nya sendiri. Rakyat kedua kerajaan itu menjadi senang dan penuh kebahagiaan dikarenkan negeri mereka kembali damai dan penuh cinta sekaligus mereka mempunyai pemimpin mereka yang baik hati.
Latar dari sequence ini adalah taman bagian dari wilayah Moors yang sangat indah yang terdapat air terjun yang membentuk sebuah kolam dan dikelilingi penghuni kerajaan Moors beserta Maleficent dan Diaval. Dengan teknik pengambilan gambar middle close up, dan eye level-angle pada gambar pertama dan teknik pengambilan gambar medium shot, dan eye level-angle pada gambar kedua serta pada gambar ketiga teknik pengambilan gambar yang digunakan adalah very long shot dan eye-level angle.
Ikon Sequence Ketujuh 1. Visual (Tanda)
(49)
Gambar 1
Dialog/teks/suara
Maleficent : Kerajaan Kita Telah Bersatu.
Penanda
Seorang perempuan yang memiliki rambut tergerai berwarna putih keemasan. Dia memakai sebuah mahkota didepannya tampak seorang yang rambutnya tergerai dan memiliki sayap dan tangannya sebelah kanan terangkat dan sedikit menekuk dekat ke arah wajah perempuan yang di depannya.
Petanda
Maleficent menyematkan sebuah mahkota ke kepala putri aurora dan mengatakan bahwa kerajaan mereka telah menjadi satu.
2. Visual (Tanda)
Gambar 2
Dialog/suara/teks
Maleficent : Kalian Punya Ratu !
(50)
Tiga orang yang berdiri bersama. Terlihat seorang laki-laki yang memiliki rambut yang agak panjang melewati kuping memakai baju berwarna hitam. Tampak juga seorang permpuan sedang menekuk tangannya dan bersatu di tengah perutnya dan memakai pakaian panajng berwarna hitam dan memiliki tanduk serta sayap yang besar berwarna hitam. Terlihat juga seorang perempuan yang memiliki rambut berwarna putih keemasan. Dia memakai pakaian berwarna
keemasan berdiri di depan dua orang tersebut.
Petanda
Setelah menyematkan mahkota di kepala putri Aurora, Maleficent mengumumkan kepada rakyat negeri Moors bahwa mereka telah memiliki seorang Ratu.
Tataran Tingkat Pertama (Denotasi)
Pada gambar pertama menggambarkan seorang perempuan yang memiliki rambut tergerai berwarna putih keemasan. Dia memakai sebuah mahkota di depannya tampak seorang yang rambutnya tergerai dan memiliki sayap dan tangannya sebelah kanan terangkat dan sedikit menekuk dekat ke arah wajah perempuan yang di depannya. Tampak lokasi mereka berada seperti di sebuah taman yang dikelilingi tumbuhan-tumbuhan hijau dan terlihat seperti air terjun dan sebuah kolam. Cahaya terang menyinari lokasi mereka..
Gambar kedua terlihat tiga orang yang berdiri bersama. Terlihat seorang laki-laki yang memiliki rambut yang agak panjang melewati kuping memakai baju berwarna hitam. Tampak juga seorang permpuan sedang menekuk tangannya dan bersatu di tengah perutnya dan memakai pakaian panajng berwarna hitam dan memiliki tanduk serta sayap yang besar berwarna hitam. Terlihat juga seorang perempuan yang memiliki rambut berwarna putih keemasan. Dia memakai pakaian berwarna keemasan berdiri di depan dua orang tersebut. Terlihat lokasi mereka bertiga berada diantara bunga-bunga dan tumbuhan tumbuhan.
Pada gambar pertama menggunakan teknik middle close up untuk menampilkan ekspresi wajah. Pada gambar kedua menggunakan terknik medium shot untuk menunjukkan kedekatan secara personal.
(51)
Tataran Tingkat Kedua (Konotasi)
Pada sequence ini, terlihat gambar pertama, seorang perempuan yang mempunyai tanduk dan sepasang sayap di punggungnya yang bernama Maleficent. Terlihat dia menyematkan sebuah mahkota kepada seorang perempuan yang memiliki rambut keemasan dan memakai baju berwarna keemasan yang berada di depan Maleficent dan dia bernama aurora. Dimana Mahkota merupakan simbol tradisional dalam bentuk tutup kepala yang dikenakan oleh kekuasaan, legitimasi, keabadian, kejayaan, kemakmuran, kejayaan, dan kehidupa dilakukan oleh Maleficent kepada putri Aurora untuk mengukuhkan purti Aurora menjadi seorang ratu setelah kerajaan mereka berdua bersatu. Pengukuhan Aurora menjadi ratu terlihat Maleficent memberikan pengumuman kepada rakyat Moors yang terlihat pada gambar kedua dimana Maleficent mengucapkan Kalian punya Ratu !. Penyematan mahkota yang diberikan oleh maleficent, menunjukkan bahwa putri Aurora telah menjadi seorang pemimpin dan mempunyai kekuasaan atas wilayah kerajaannya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai perempuan, putri aurora layak menjadi pemimpin dan menjadi penguasa atas kedua kerajaan dan seluruh rakyat kedua kerajaan tersebut.
Dari awal tampak bahwa kerajaan putri aurora telah di pimpin oleh dua orang laki-laki yaitu raja Henry dan raja Stefan yang ambisius dan mempunyai rasa kebencian serta serakah. Tidak dengan Putri aurora, dia juga memiliki hati seperti Maleficent. Hati yang tulus, murni dan bijaksana serta menjadi harapan bagi Moors terlihat pada penggambaran Putri Aurora melalui warna gaun yang dipakai dapat dilihat pada gambar ketiga yaitu kuning keemasan yang menampilkan kebijaksanaan dan harapan.
Dalam scene ini ditunjukkan bahwa tidak hanya laki-laki, perempuan juga layak menjadi seorang pemimpin. Tidak ditunjukkan dalam scene ini bahwa pemimpin haruslah garis keturunan seorang ayah yang sering disebut dengan patriarki. Yang mengartikan bahwa, perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin dan kesamaan serta derajat yang sama. Hal tersebut juga ditunjukkan dengan adanya kesejajaran antara laki-laki dan
(52)
perempuan dimana terlihat Diaval, Maleficent dan Putri Aurora berdiri sejajar di tempat yang sama.
Putri aurora dan Maleficent memiliki hati dan sifat yang sama. Kebijaksanaan, ketulusan dan kemurnian hati mereka membawa mereka menjadi pemimpin yang bijaksana dan disenangi oleh rakyatnya. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan merupakan harapan baru bagi alam. Kemurnian hari mereka berdua memiliki keterkaitan dengan alam. Terlihat dari latar dari kedua gambar tersebut, dimana alam yang berada di sekitar mereka sangat cerah dan terang. Tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan baik dan mekar.
4.3 Mitos dan Pembahasan
Dalam Film Maleficent, kekuatan perempuan menjadi hal paling kuat yang melatar belakangi terbentuknya ideologi feminisme dalam film ini sehingga banyak representasi feminisme dalam setiap adegan atau scene didalamnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Setiap representasi dari feminisme tersebut terdapat makna atau pesan yang disampaikan termasuk mitos.
Menurut Barthes pada saat media membagi pesan, maka pesan-pesan yang berdimensi konotatif itulah yang menciptakan mitos. Pengertian mitos disini tidak senantiasa menunjuk pada mitologi dalam pengertian sehari-hari, seperti halnya cerita-cerita tradisional, legenda dan sebagainya. Bagi barthes, Mitos adalah operasi ideologi yang identik dengan konotasi. Dimana Ideologi adalah sekumpulan gagasan yang menjadi panduan atau pedoman bagi sekelompok manusia dalam bertingkah laku mencapai tujuannya. Melalui film ini peneliti akan menjabarkan mitos yang menjadi petunjuk atau panduan bagi sekelompok orang terutama perempuan. Hal ini dikarenakan film Maleficent merupakan film yang menggunakan sudut pandang perempuan dan ideologi yang berhubungan dengan kekuatan perempuan adalah ideologi feminisme.
Feminisme sudah tidak asing lagi bagi masyarakat pada saat ini. Aliran feminisme sebagian lahir akibat perlawanan terhadap sistem budaya patriarki. Ahli feminis melihat bahwa budaya patriarki adalah budaya dimana laki-laki menaklukkan perempuan. Dalam beberapa adegan dalam film Maleficent, sosok laki-laki selalu berusaha menaklukkan perempuan dengan melakukan kekerasan secara fisik yang menimbulkan kesengsaraan bagi perempuan. Budaya Patriarki
(53)
secara umum adalah suatu ciri yang bercirikan laki-laki (ayah). Dalam hal ini, laki-laki yang berkuasa untuk menentukan. Millet menyatakan bahwa ideologi patriarki membesar-bersarkan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan dan memastikan bahwa laki-laki selalu mempunyai peran maskulin dan dominan sedangkan perempuan selalu mempunyai peran subordinat atau feminin (Tong, 1998: 73). Akan tetapi Daily mencoba menanggapi bahwa sebelum patriarki berkembang dan berdiri tegak, sesungguhnya matriarki mempunyai tatanan yang lebih awal. Hal ini dibuktikan oleh Bachefon dengan sejarah perkembangan evolusi dari budaya matriaki ke patriaki. Analisisnya terhadap mitos-mitos yang berkembang pada bangsa Romawi, Yunani dan Mesir yang membuat kesimpulan bahwa struktur patriarkal yang berkembang dalam masyarakat yang dikenal melalui sejarah peradaban dunia, sebelumnya didahului oleh status kultural yang menempatkan posisi sosok ibu dalam peran penting (Fromm, 2002:22). Seperti halnya “ibu”, alam merupakan pusat dari kebudayaan matriarki (Fromm, 2002:33). Bachefon mempunyai pandangan bahwa ibu sebagai representasi kekuatan primer dari alam, dari realitas dan cinta serta pengakuan dari kehidupan.
Pada dasarnya, sebelum patriaki berkembang di masyarakat. Alam dan perempuan bersama-sama menjadi pusat kebudayaan matriarki sehingga hal ini menunjukkan bahwa dari awal perempuan dan alam mempunyai ikatan yang tidak dapat terpisahkan dari manusia walaupun budaya patriarki telah berkembang di masyarakat tetapi ikatan antara alam dan juga perempuan tidak berubah. Melalui teori ekofeminisme di jelaskan bahwa adanya hubungan konseptual, simbolik dan linguistik antara perempuan dan isu ekologis karena perempuan secara struktural telah dikaitkan dengan alam.
Hubungan perempuan dengan alam dalam film Maleficent sangat tampak antara Maleficent dan Moors. Ikatan antara Maleficent dan Moors tidak dapat terpisahkan. Ikatan antara Maleficent dan Moors, terlihat ketika Maleficent memiliki hati yang murni, maka keindahan Moors sangat terlihat jelas dan penuh dengan warna. Sedangkan ketika Maleficent kehilangan kemurnian dan menyimpan dendam karena Stefan menghancurkan kepercayaannya mencuri sayapnya, maka Moors juga merasakannya, Moors menjadi gelap dan menakutkan sesuai kondisi hati Maleficent. Bila perempuan disakiti oleh laki-laki maka hal ini
(54)
akan berdampak pada alam sehingga adanya adegan ini menunjukkan bahwa perempuan adalah harapan bagi alam.
Maleficent juga hadir sebagai pelindung dan juga yang merawat Moors. Hal ini juga menunjukkan peran kekuatan perempuan juga sebagai harapan bagi alam. Hal ini ditunjukkan ketika ketika Maleficent melawan raja Henry. Adegan ini menunjukkan bahwa perempuan ketika mempunyai tanggung jawab atas semua orang yang berada disekitarnya dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya maka kekuatan yang terdapat dalam dirinya akan tumbuh. Perempuan akan berjuang untuk mencapai integritas pribadinya dengan memprioritaskan kebutuhan dan keseluruhan jaringan relasinya. Tidak hanya melindungi, Maleficent juga merawat dan menyembuhkan sebuah batang pohon yang patah. Sebagai perempuan, Maleficent memiliki kesadaran dan kepeduliannya menyembuhkan dan melindungi alam yang terluka. Tampak bahwa kekuatan yang dimiliki perempuan merupakan harapan bagi alam.
Perempuan sebagai pemimpin juga jelas terlihat dalam film ini. Ketika Moors diserang oleh raja Henry, Maleficent hadir sebagai pemimpin pasukannya untuk menghadapi pasukan raja Henry. Tidak hanya itu, Maleficent menjadi tuan dari Diaval. Karena Maleficent membutuhkan sebuah sayap. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun perempuan dapat menjadi seorang pemimpin, tetapi perempuan juga membutuhkan laki-laki untuk dapat mendukung kepemimpinan. Maleficent membutuhkan bantuan sekelompok laki-laki yang di tampilkan dalam sosok pohon yang berwujud seperti laki-laki untuk melawan Raja Henry dan membutuhkan Diaval sebagai sayap untuk melihat kejadian yang terjadi disekitarnya dan membantunya melawan raja Stefan. Dalam kebudayaan cina, dikenal konsep yin dan yang. Kekuatan laki-laki dan perempuan berjalan bersama-sama, seimbang secara alamiah, memelihara hidup manusia dan alam lingkungannya. Konsep ini mencakup andro dan gyne yang dalam bahasa Yunani mencakup akar kata laki-laki dan perempuan dimana prinsip feminin dan maskulinitas saling mendorong dan melengkapi. Menurut CG Yung, pribadi yang utuh mempunyai logos dan eros. Logos adalah prinsip maskulin yang bercirikan merasa berwenang, berpikir dan menggunakan logika, kuasa dan prestasinya selalu terukur sedangkan eros adalah prinsip feminin yang cirinya selalu mencari
(1)
REPRESENTASI FEMINISME DALAM FILM
(ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES MENGENAI FEMINISME DALAM FILM MALEFICENT )
Abstrak
Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat berdasarkan isi pesan di baliknya. Pesan-pesan atau nilai-nilai yang terkandung dalam film dapat mempengaruhi penonton. Film Maleficent merupakan film adaptasi dongeng
Sleeping Beauty yang menceritakan kehidupan seorang peri bernama Maleficent. Melalui film ini, karakter perempuan digambarkan sebagai subjek narasi yang aktif dan membawa pesan feminisme. Topik feminisme menarik perhatian peneliti karena selama ini perempuan sering digambarkan hanya sebagai objek narasi yang pasif bahkan objek erotis utama dalam film. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimanakah representasi feminisme dalam film Maleficent. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivisme dan menggunakan pendekatan semiotika khususnya semiotika Roland Barthes. Terdapat tiga tahap untuk menganalisis objek menurut Barthes, yaitu tahap denotasi, tahap konotasi dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa film Maleficent merupakan film yang merepresentasikan feminisme dengan menampilkan kekuatan perempuan. Subtema yang digunakan untuk menganalisa film tersebut adalah hubungan perempuan dengan alam, perempuan sebagai pemimpin dan hubungan perempuan dengan anak.
(2)
REPRESENTASION OF FEMINISME IN THE FILM
(SEMIOTIC ANALYSIS OF ROLAND BARTHES ABOUT FEMINISM IN MALEFICENT FILM)
Abstract
Film always influencing and forming society based on the content of message behind it. Messages or values that contained in the film can influence the audience. Maleficent film is adaptation of fairy tale Sleeping Beauty that tells the life of a fairy named Maleficent. Through this film, the women character are portrayed as active narrative subject and bring feminism message. Feminism topic interests the researcher because during this time women are portrayed as passive narrative objects even as erotic objects in the film. Based on this movie, the researcher is willing to know how the representation of feminism in the movie Maleficent. This study is a qualitative research, with constructivism and applied the particular semiotic approach specifically in Roland Barthes semiotic. There are three stages to analyze the object according to Barthes, the stage of denotation, connotation and myth stage. The result show that Maleficent is a movie that represents feminism by showing the power of women. Subtheme used to analyze the film is the relationship of women with nature , women as leaders and the relationship of women with children
(3)
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRAK CT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ... 1
1.2 Fokus Masalah ... 6
1.3 Batasan Masalah ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peneltian Terdahulu ... 8
2.2 Paradigma ... 10
2.3 Kerangka Teori ... 12
2.3.1 Komunikasi Massa ... 12
2.3.2 Film Sebagai Media Massa ... 22
2.3.3 Teknik Pengambilan Gambar ... 27
2.3.4 Konstruksi Realitas Sosial ... 29
2.3.5 Semiotika ... 34
2.3.6 Semiotika Roland Barthes ... 39
2.3.7 Representasi ... 44
2.3.8 Feminisme ... 47
2.3.9 Perempuan ... 55
2.4 Kerangka Pemikiran ... 55
BAB II METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Defenisi Konseptual ... 56
3.2 Metode Penelitian ... 57
3.3 Sasaran Penelitian ... 58
3.4 Unit Analisis ... 58
(4)
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 59
3.6.1 Analisis Teks Media ... 59
3.6.2 Dokumentasi ... 59
3.6.3 Studi Pustaka ... 60
3.7 Teknik Analisis Data ... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Film Maleficent ... 61
4.1.1 Film Maleficent ... 61
4.1.2 Sinopsis Film Maleficent ... 63
4.2 Penyajian Data dan Analisis Data ... 65
4.2.1 Analisis Sequence Pertama ... 66
4.2.2 Analisis Sequence Kedua ... 72
4.2.3 Analisis Sequence Ketiga ... 83
4.2.4 Analisis Sequence Keempat ... 89
4.2.5 Analisis Sequence Kelima ... 95
4.2.6 Analisis Sequence Keenam ... 100
4.3 Mitos dan Analisis Data ... 105
4.4 Realitas Sosial Dalam Film Maleficent ... 109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 113
5.2 Saran ... 114
DAFTAR REFERENSI
(5)
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Penelitian terdahulu ... 8
Tabel 2 Tabel Proses Representasi Fiske ... 50
Tabel 3 Unit dan Level Analisis ... 63
(6)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Unsur Makna Saussure ... 42
Gambar 2 Peta Tanda Roland Barthes ... 45
Gambar 3 Poster Film Maleficent ... 66
Gambar 4 Sequence Pertama ... 71
Gambar 5 Sequence Kedua ... 77
Gambar 6 Sequence Ketiga ... 88
Gambar 7 Sequence Keempat ... 94
Gambar 8 Sequence Kelima ... 100