Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar Menulis.

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Implementasi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi

Kesulitan Belajar Menulis. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling yang digunakan dalam mengatasi masalah kesulitan belajar menulis yaitu: 1 Layanan pembelajaran. 2 Layanan konseling kelompok. 3 Layanan konseling perorangan. Penerapan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi masalah kesulitan belajar menulis di SD Negeri 01 Tempuran belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Dari ketujuh layanan bimbingan dan konseling yang ada hanya tiga layanan yang digunakan dalam mengatasi masalah kesulitan belajar menulis oleh guru kelas I SD Negeri 01 Tempuran yaitu layanan pembelajaran, layanan konseling perorangan, dan layanan konseling kelompok. Layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah kesulitan belajar menulis yaitu melalui hubungan guru kelas pembimbing kepada siswa yang bermasalah klien sangat mempunyai hubungan yang dinamis dan terarah antara guru dengan siswa dalam memenuhi kebutuhan siswa ataupun dalam menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Sukmadinata Syaodih Nana 2007: 15-16, Menurut Wrenn 1951: 66 menyatakan bahwa “Konseling merupakan hubungan yang dinamis dan terarah antara dua orang, prosedurnya bervariasi sesuai dengan esensi dari kebutuhan siswa, tetapi di dalamnya selalu ada hubungan timbal balik antara konselor dengan peserta didik yang dipusatkan pada klarifikasi dan penentuan sendiri oleh siswa”. Proses belajar mengajar yang diberikan guru kepada anak didiknya supaya siswa mampu mengenal diri sendiri dengan baik, dapat menyesuaikan diri, berkembang baik dan berperan baik di lingkungan masyarakat.

3.2 Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar Menulis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar menulis yang dialami oleh siswa dilatarbelakangi oleh tiga faktor 6 yaitu : 1 Dari diri anak tersebut yang kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 2 Lingkungan seperti teman sebaya ataupun lingkungan masyarakat dalam hal pergaulan. 3 Keluarga terutama orangtua yang kurang memperhatikan dalam mengembangkan kemampuan anak dalam menulis ataupun kurang optimal dalam melatih anak mengenai kemampuan menulis. Hasil penelitian didukung dengan penelitian yang disusun oleh Aik Lisnayani 2015 yang menyimpulkan bahwa: 1. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa kelas XI MIA 2 di SMA Negeri 8 Yogyakarta: a faktor internal: kurang minat, kurangnya motivasi, bakat, kurang kesadaran siswa. b faktor eksternal : kurang dorongan keluarga dan cara mengajar guru. 2. Pelaksanaan metode bimbingan belajar menggunakan metode bimbingan kelompok dan bimbingan individual. Teori lain didukung oleh penelitian dari Malika 2015 yang menyimpulkan bahwa: Pertama, faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa kelas V SD Negeri Serayu yaitu berasal dari diri anak dan luar anak, dengan bentuk kesulitan seperti ketergangguan dalam belajar, pencapaian rendah, dan siswa lambat. Kedua, pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar kelas V SD Negeri Serayu dilakukan dengan memberikan layanan konseling individual, layanan konseling teman sebaya dan kolaborasi orang tua murid. Dimana dari faktor tersebut menyebabkan tidak sepenuhnya pembelajaran yang diberikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak. Misalnya anak lambat dalam menulis, terlalu menekan saat menulis yang mengakibatkan tulisan terlalu tebal yang dibuktikan dengan dokumentasi siswa terlampir. Maka dari itu, bagi guru terutama orang tua harus selalu memperhatikan kebutuhan anak terutama dalam hal belajar, dimana tugas sebagai orang tua itu mendidik anak dengan baik untuk bekal dimasa yang akan datang. Jika dirumah anak sering dilatih dengan baik oleh orang tuanya dalam hal belajar terutama anak diajarkan menulis dan menghafal huruf-huruf sejak dini, maka kemampuan motorik anak tersebut akan terlatih dengan baik 7 sejak dini. Pernyataan tersebut didukung oleh Hildreth 1947, dalam Mercer Merce, 1985: 414 mengemukakan: Kesulitan dalam bidang motorik halus Fine Motor Problems menyebabkan anak tidak dapat menulis dengan benar karena huruf-huruf yang ditulisnya tidak jelas, walaupun anak dapat mengeja huruf dengan baik. Kesulitan dalam bidang ini menyebabkan anak: 1 lambat dalam menulis, 2 menulis huruf atau angka dengan kemiringan yang beragam, 3 tulisan terlalu tebal karena terlalu ditekan atau terlalu tipis karena tekanan tangan pada waktu menulis sangat sedikit. Siswa yang bermasalah dalam hal belajar menulis menunjukkan bahwa anak yang belum lancar dalam menulis dikarenakan tulisannya masih naik turun, tulisan masih keluar, ke bawah, atau ke atas garis sehingga perlu adanya penekanan membuat tulisan yang rapi. Hasil ini dibuktikan dengan dokumentasi tulisan salah satu siswa kelas 1 SD Negeri 01 Tempuran terlampir. Pendapat tersebut didukung oleh Hildreth 1947, dalam Mercer Merce, 1985: 414 mengemukakan: Kesulitan dalam bidang visual-motor menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam menulis, seperti: 1 tulisan keluar, ke bawah atau ke atas garis, 2 menulis dengan huruf yang terbalik, seperti huruf b ditulis d, huruf m ditulis w, angka 6 ditulis 9. Menulis sendiri itu adalah cara mengungkapkan bahasa, dimana dari tulisan yang kita tulis dapat mengekspresikan diri sesuai apa yang akan ditulis. Dari pernyataan tersebut didukung dengan pendapat Menurut Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN 2354-614X menuliskan bahwa “Menulis adalah dua aspek berbahasa yang memiliki hubungan sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.” Teori lain dikemukakan oleh Soermarmo Markam 1989: 7 menjelaskan bahwa menulis adalah mengungkapka bahasa dalam bentuk simbol gambar. Menulis merupakan ungkapan ide perasaan melalui bahasa penulisan. Pendapat tersebut sejalan dengan Poteet seperti dikutip oleh Hargrove dan Poteet 1984: 239, menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa penulisnya untuk keperluan komunikasi atau mencatat. 8 Masalah yang dihadapi siswa dalam menulis juga menunjukkan bahwa anak lambat menulis sehingga anak sulit mengingat huruf ataupun bentuk huruf. Pernyataan tersebut didukung oleh Hildreth 1947, dalam Mercer Merce, 1985: 414 mengemukakan: Kesulitan dalam bidang visual memori menyebabkan anak sukar untuk mengingat bentuk huruf yang akan menjadi bahan tulisannya. Hal ini menyebabkan anak menjadi lambat dalam melakukan aktivitas menulis tulisan tangan. Dari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar menulis yang dialami oleh siswa kelas I di SD Negeri 01 Tempuran tersebut sebagai guru kelas I sekaligus sebagai guru pembimbing harus lebih dapat mengoptimalkan lagi dalam memberikan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah. Faktor-faktor kesulitan belajar menulis yang dialami oleh siswa yaitu karena faktor lingkungan, kemudian faktor orangtua serta diri anak tersebut yang kurang memperhatikan pada saat pembelajaran berlangsung.

3.3 Solusi Kesulitan Belajar Menulis