DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Komposisi Udara Kering Pada Permukaan Bumi
22 Tabel 3.1. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Biologi Pada Materi Pecemaran
Lingkungan 31
Tabel 3.2. Kategori Tingkat Penguasaan Siswa 35
Tabel 3.3. Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 36
Tabel 3.4. Kriteria Penilaian Aktivitas Guru 37
Tabel 3.5. Indikator Keberhasilan Tindakan 38
Tabel 4.1. Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I 43
Tabel 4.2. Ketuntasan dan Ketercapaian Indikator Hasil Belajar 44
Tabel 4.3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 44
Tabel 4.4. Data Penilaian Proyek Dan Produk Kelompok 45
Tabel 4.5. Nilai Pengerjaan Proyek Dan Produk oleh Kelompok 45
Tabel 4.6. Sikap Ilmiah Siswa Pada Siklus I 46
Tabel 4.7. Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I 48
Tabel 4.8. Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II 52
Tabel 4.9. Ketuntasan Dan Ketercapaian Indikator Hasil Belajar 53
Tabel 4.10. Peningkatan Hasil Belajar Siswa 54
Tabel 4.11. Data Penilaian Proyek dan Produk Oleh Kelompok 55
Tabel 4.12. Nilai Pengerjaan Proyek dan Produk oleh Kelompok 55
Tabel 4.13. Perbandingan Tindakan Siklus I dan II 58
Tabel 4.14. Hasil Belajar dan Peningkatan 59
Tabel 4.15. Ketuntasan Belajar Siswa 60
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Perhitungan Validitas Tes
72 Lampiran 2. Perhitungan Reliabilitas Tes
75 Lampiran 3. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes
76 Lampiran 4. Perhitungan Daya Pembeda Tes
78 Lampiran 5. Silabus
81
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Kelas Konvensional 84
Lampiran 7. RPP Kelas Project Based Learning 92
Lampiran 8. Lembar Kerja Proyek I 104
Lampiran 9. Lembar Spesifikasi Pengumpulan Data 106
Lampiran 10. Format Penilaian Proyek 107
Lampiran 11. Format Penilaian Produk 108
Lampiran 12. Lembar Penilaian Sikap 109
Lampiran 13. Instrumen Penelitian 111
Lampiran 14. Kunci Jawaban 121
Lampiran 15. Hasil Tabulasi Pretest Siklus I 122
Lampiran 16. Hasil Tabulasi Postest Siklus I 124
Lampiran 17. Tingkat Penguasaan Belajar Siswa pada Siklus I 126
Lampiran 18. Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I 127
Lampiran 19. Penilaian Proyek dan Produk Siswa Siklus I 129
Lampiran 20. Instrumen Penilaian Sikap Siswa Siklus I 131
Lampiran 21. Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 137
Lampiran 22. Hasil Tabulasi Postest Siklus II 138
Lampiran 23 Tingkat Penguasaan Belajar Siswa pada Siklus II 139
Lampiran 24.Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II 141
Lampiran 25.Penilaian Proyek dan Produk Siswa Siklus II 143
Lampiran 26. Instrumen Penilaian Sikap Siswa Siklus II 145
Lampiran 27. Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 149
Lampiran 28. Dokumentasi Penelitian 150
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah hal yang tidak dapat ditawar lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa
Indonesia. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak-anak Indonesia, pemerintah mengikuti program yang diadakan oleh Programme for International
Student Assessment PISA. Berdasarkan studi PISA tersebut, menyatakan bahwa
kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang matematika, sains dan membaca dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia masih rendah. Hasil PISA
2012, Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes Anonymous, 2012.
Fakta di lapangan memperlihatkan bahwa dalam mempelajari sains, siswa cenderung lebih menghafal konsep dan teori tanpa memaknai proses
perolehannya. Pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk keberhasilan menempuh tes ujian yang hakikatnya lebih banyak menekan pada dimensi proses
kognitif yang rendah seperti menghafal konsep, memahami dan mengaplikasi rumus-rumus, sedangkan proses kognitif yang lebih tinggi menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta jarang tersentuh. Selain itu aspek proses dari hakikat sains itu sendiri telah terabaikan, begitu pula dengan aspek sikap dan aplikasinya
dalam kehidupan sehari- hari. Akibatnya siswa menjadi kurang terlatih untuk berpikir dan menggunakan daya nalarnya dalam memahami fenomena alam yang
terjadi ataupun ketika menghadapi masalah.
Pembelajaran dengan metode ceramah menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran mengakibatkan siswa cenderung hanya berperan sebagai
penerima informasi yang diberikan oleh guru. Pembelajaran diarahkan untuk menghafal dan menimbun informasi, sehingga siswa pintar secara teoritis tetap
miskin aplikasi. Siswa belum diajak berpikir untuk menyikapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Selama metode diskusi berlangsung, siswa
juga kurang terampil dalam mengembangkan kreativitas berpikirnya dan sulit mengemukakan pendapatnya.
Pada pembelajaran biologi materi pencemaran lingkungan, siswa hanya mengetahui konsep saja. Proses pembelajaran demikian mengakibatkan siswa
kurang memahami hubungan antara konsep yang dipelajari dengan kehidupan sehari-hari yang berakibat pada hasil belajar yang tidak memuaskan dan
keterampilan proses sains yang masih rendah. Hasil ujian biologi siswa kelas X di SMA Al-Hidayah Medan pada mid semester 20132014 menunjukkan bahwa
siswa memperoleh nilai rata-rata 65. Hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran biologi Ibu Rika Khairani Siahaan, S.Pd yang mengajar di SMA
Al-Hidayah Medan, diperoleh informasi bahwa guru dalam proses pembelajaran selama ini menggunakan metode yang bervariasi yakni metode ceramah, diskusi
dan games. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru sudah mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari dengan permasalahan-permasalahan yang ada di
lingkungan. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di lingkungan berhasil diungkapkan, akan tetapi solusi terhadap permasalahan tersebut belum tampak
jelas. Hal demikian mengakibatkan siswa kurang mengembangkan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di lingkungan.
Pada pembelajaran materi pencemaran lingkungan, siswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat dan mampu memecahkan masalah
serta memberikan solusi- solusi handal dalam memecahkan masalah lingkungan seperti pencemaran lingkungan dan pengolahan limbah.
Metode pembelajaran berbasis proyek merupakan metode pembelajaran yang mengacu pada filosofis kontruktivisme, yaitu pengetahuan merupakan hasil
konstruksi kognitif melalui suatu aktivitas siswa yang meliputi keterampilan maupun sikap ilmiah siswa sehingga siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri dan bermakna melalui pengalaman yang nyata. Kerja proyek memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan
problem yang sangat menantang dan menuntut siswa untuk merancang,
memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri.