METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

5 abdominal, dan vertebra dengan tujuan untuk membantu menstabilkan posisi tubuh baik dalam keadaan diam ataupun bergerak Bryden, 2009. Menurut Isacowitz 2011, pilates exercise memiliki prinsip tersendiri yaitu breath nafas, concentration konsentrasi, center berpusat,control pengendalian, precision presisi, flow mengalir. Gerakan pilates exercise yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot perut pada penelitian ini adalah chest lift, chest lift with rotation, spine twist supine, roll-up, neck pull, hundred, crisscross, teaser. Gerakan tersebut dilakukan 10 kali pengulangan tiap gerakan Isacowitz, 2011. Pilates exercise dilakukan 3 kali dalam seminggu, selama 5 minggu berturut-turut dengan durasi 60 menit setiap latihan Sekendiz et al., 2007.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain penelitian pre test – post test with control group design. Sample penelitian ini sebanyak 20 orang yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 orang kelompok perlakuan dengan pilates exercise dan 10 orang kelompok kontrol dengan latihan sit-up. Penelitian dilakukan selama 5 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali dalam seminggu. Pengukuran kekuatan otot menggunakan Curl-up test. Teknik analisa data menggunakan uji shapiro wilk, uji paired sample t-test dan uji independent t-test.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan uji pengaruh menggunakan uji paired sample t-test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, pada masing-masing kelompok diperoleh hasil p-value sebesar 0.000 yang artinya terdapat pengaruh pada masing-masing latihan terhadap peningkatan kekuatan otot perut. Hal tersebut dikarenakan pilates exercise pada kelompok perlakuan merupakan jenis latihan low impact dengan menggunakan prinsip latihan kekuatan yaitu overload beban berlebih. Latihan pembebanan dapat 6 meningkatkan kekuatan otot yaitu dengan meningkatkan massa otot dan meningkatkan perekrutan motor unit Mayer, 2011. Pilates exercise menggunakan tipe kontraksi isometrik pada otot-otot besar yaitu otot perut, belakang dan panggul Wardani, 2015. Ketika dilakukan latihan penguatan maka akan terjadi penambahan jumlah sarkomer dan serabut otot berupa filamen aktin dan miosin yang diperlukan dalam kontraksi otot, sehingga dengan terbentuknya serabut-serabut otot yang baru maka kekuatan otot dapat meningkat Hardjono et al., 2005. Selain itu, akan muncul respon fisiologis berupa aktifnya hormon testosteron sehingga meningkatkan sintesis protein aktin dan myosin serta menurunkan terjadinya degradasi protein. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya hipertropi. Selain terjadinya hipertropi, pada otot juga terjadi hyperplasia sehingga meningkatkan jumlah serabut otot. Dengan bertambahnya ukuran serabut otot dan meningkatnya jumlah serabut otot maka akan terjadi peningkatan kekuatan otot Kisner et al., 2007. Sedangkan pada kelompok kontrol dengan latihan sit-up mengacu pada prinsip kontraksi otot perut yang lebih dominan secara isometris.Menurut Meiriawati 2013, latihan sit-up merupakan suatu latihan yang menggunakan sistem energi predominan anaerob. Ciri khusus dari sistem ini yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamis yang cepat dari otot-otot yang terlibat. Dengan adanya pembebanan pada otot-otot perut, maka akan mengakibatkan terjadinya peningkatan tonus otot, masa otot, dan serabut otot perut yang dapat meningkatkan kekuatan otot perut. Ketika dilakukan uji beda pengaruh menggunakan uji independent t-test didapatkan nilai p-value 0.018, dikarenakan 0.018 0.05 maka Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan pengaruh pada kelompok perlakuan dengan pilates exercise dan pada kelompok kontrol dengan sit-up.Selain nilai signifikan, perbedaan pengaruh juga dapat dilihat dari nilai mean yaitu 11.1000 pada kelompok perlakuan dan 8.6000 pada kelompok kontrol yang artinya pilates exercise pada kelompok 7 perlakuan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap peningkatan kekuatan otot perut dibandingan dengan sit-up pada kelompok kontrol. Perbedaan pengaruh ini disebabkan oleh perbedaan prinsip antara kedua jenis latihan. Latihan sit-up dibanding meningkatkan kekuatan otot justru memiliki resiko tinggi pada vertebra, berpotensi meningkatkan risiko cedera punggung dan nyeri punggung. Sit-up menyebabkan adanya tekanan kuat yang dominan pada discus intervertebralis sepanjang tulang belakang terutama lumbal Harasin et al., 2012. Sedangkan core stability exercisesmeningkatkan aktivitas trunk muscle dalam kondisi yang terkendali, meliputi tekanan rendah pada tulang belakang dengan gerakan minimal, memberikan kontribusi yang baik untuk fungsional tulang belakang dan untuk kontrol neuromuskular trunk yang lebih baik. Selama core stability exercises, kontraksi otot yang ditimbulkan memiliki efek besar pada otot-otot perut, dan pada saat yang sama meminimalkan timbulnya efek merugikan pada vertebra Harasin et al., 2012. KETERBATASAN PENELITIAN Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya adalah 1 padatnya kegiatan yang harus dijalani responden diluar waktu latihan, 2 peneliti tidak dapat mengontrol faktor lainnya seperti faktor nutrisi, kondisi tubuh, faktor psikis, 3 Program penelitian yang telah direncanakan tergantung dengan jadwal latihan responden, 4 Pengukuran pre test dan post test dilakukan oleh peneliti sehingga hasil yang didapat sangat subjektif.

4. PENUTUP A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Kelincahan Pada Pemain Futsal.

0 2 17

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISES DENGAN METODE Pengaruh Core Stability Exercises Dengan Metode Pilates Exercise Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Perut Pada Siswa KBIO SMA N 1 Slogohimo Kabupaten Wonogiri.

2 8 17

PENDAHULUAN Pengaruh Core Stability Exercises Dengan Metode Pilates Exercise Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Perut Pada Siswa KBIO SMA N 1 Slogohimo Kabupaten Wonogiri.

1 4 6

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Core Stability Exercises Dengan Metode Pilates Exercise Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Perut Pada Siswa KBIO SMA N 1 Slogohimo Kabupaten Wonogiri.

2 11 5

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISES DENGAN METODE BOBATH TERHADAP KESEIMBANGAN PADA PASIEN STROKE Pengaruh Core Stability Exercises Dengan Metode Bobath Terhadap Keseimbangan Pada Pasien Stroke Di Poli Irm Rsud Salatiga.

1 5 13

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISES DENGAN METODE Pengaruh Core Stability Exercises Dengan Metode Bobath Terhadap Keseimbangan Pada Pasien Stroke Di Poli Irm Rsud Salatiga.

0 1 17

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DENGAN METODE PILATES EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN Pengaruh Pemberian Core Stability Exercise Dengan Metode Pilates Exercise Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Anggota Posyandu Lansia Bagas Waras Colomadu.

1 2 20

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE DENGAN METODE PILATES EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN Pengaruh Pemberian Core Stability Exercise Dengan Metode Pilates Exercise Terhadap Keseimbangan Dinamis Pada Anggota Posyandu Lansia Bagas Waras Colomadu.

0 3 12

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP KEKUATAN OTOT-OTOT LUMBAL AKIBAT PEMAKAIAN SEPATU HAK TINGGI Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Kekuatan Otot-Otot Lumbal Akibat Pemakaian Sepatu Hak Tinggi Pada Sales Promotion Girl.

0 1 17

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP KEKUATAN OTOT-OTOT LUMBAL AKIBAT PEMAKAIAN SEPATU HAK TINGGI Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Kekuatan Otot-Otot Lumbal Akibat Pemakaian Sepatu Hak Tinggi Pada Sales Promotion Girl.

0 1 16