Proses Enkripsi Inverse Matrix Cipher

3.3 Tahapan Inverse Matrix Cipher

Pada tahapan Inverse Matrix Cipher dilakukan enkripsi dan dekripsi. Dalam melakukan proses enkripsi dengan algoritma Inverse Matrix Cipher digunakan dua matriks kunci untuk pengamanan pesan. Matriks kunci beordo 4x4 untuk kedua kunci. Kunci untuk enkripsi dapat diinputkan secara langsung oleh user atau menggunakan matriks dengan nilai elemen yang diacak oleh komputer.

3.3.1 Proses Enkripsi Inverse Matrix Cipher

Proses enkripsi Inverse Matrix Cipher melibatkan matriks kunci persegi ordo 4x4 untuk kedua kunci yang digunakan. K= . Misalkan kunci yang digunakan untuk kedua kunci adalah sebagai berikut: K1= K2= Tahapan proses enkripsi adalah: 1. Masukkan plaintext yang akan dienkripsi. Agar dapat dikalikan dengan plaintext maka plaintext diubah kedalam kode ASCII. Misalkan pesan ‘BISA DICOBA” sesuai kode ASCII menjadi 66 73 83 65 32 68 73 67 79 66 65. Agar proses perkalian matriks dapat berlangsung maka panjang plaintext harus habis dibagi 4, untuk itu ditambahkan spasi diakhir plaintext, spasi memiliki kode ASCII 32, sehingga data plaintext menjadi seperti Tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4 Konversi Plaintext Menjadi Kode ASCII B I S A space D I C O B A space 66 73 83 65 32 68 73 67 79 66 65 32 2. Plaintext yang telah diubah kebentuk ASCII dikalikan dengan matriks kunci sesuai rumus Yi=KXi Keterangan: Y=ciphertext K=kunci X=plaintext Misalkan plaintext diatas kita enkripsi. Maka sebelum dienkripsi agar dapat dikalikan dengan matriks kunci persegi ordo 4x4, deret angka dipartisi menjadi beberapa kelompok array dengan jumlah elemen sebanyak 4 untuk masing-masing array yang diubah dalam bentuk matriks ordo 4x1, karena dibagi 4 akan ditemukan tiga matriks misalkan X1, X2 dan X3, maka dapat dituliskan sebagai berikut, X1= , X2= dan X3= . sehingga ciphertext yang dihasilkan sebagai berikut: Y1=KX1 Y1 = = Y2=KX2 Y2= = Y3=KX3 Y3= = Sampai disini proses perkalian dengan kunci pertama selesai selanjutnya dikalikan dengan matriks kunci kedua, sehinga ditemukan ciphertext seperti berikut : Universitas Sumatera Utara Y1= = Y2= = Y3= = Hasil gabungan ketiganya menjadi rangkaian ciphertext berikut 13071 14895 23387 41495 11415 12920 20247 35891 10121 11263 17910 32554. Mengingat setelah proses enkripsi akan ada proses penyisipan ciphertext kedalam gambar dimana nilai elemen ciphertext maksimal 255, maka dengan angka yang besar seperti diatas tidak memungkinkan disematkan kedalam gambar. Selanjutnya string ciphertext tersebut diubah kedalam kode ASCII lagi untuk tiap-tiap karakternya, sehingga ditemukan ciphertext menjadi 49 51 48 55 49 32 32 49 52 56 57 53 32 32 50 51 51 56 55 32 32 52 49 52 57 53 32 32 49 49 52 49 53 32 32 49 50 57 50 48 32 32 50 48 50 52 55 32 32 51 53 56 57 49 32 32 49 48 49 50 49 32 32 49 49 50 54 51 32 32 49 55 57 49 48 32 32 51 50 53 53 52. Dengan kondisi seperti ini maka ciphertext dapat disisipkan kedalam gambar.

3.3.2 Proses Dekripsi Inverse Matrix Cipher