13 Pembebasan pengembalian PPN barang modal diharapkan akan
mendorong investasi. 6.
Membantu Pengusaha Kecil Dengan
mengecualikan pengusaha
kecil dari
kewajiban memungut PPN, diharapkan akan lebih membantu pengusaha
kecil mengembangkan usahanya.
D. Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai PPN
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983
Undang-Undang Nomor
8 Tahun
1983 Tentang
Pajak Pertambahan Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3264. Ditetapkan tanggal 31 Desember 1983. Mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1984.
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 8
Tahun 1983
Tentang Pajak
Pertambahan Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994
Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3568. Ditetapkan tanggal 9 November 1994. Mulai
berlaku pada tanggal 1 Januari 1995. Undang-Undang ini dapat
14 disebut “Undang-Undang Perubahan Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984“. 3.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 Tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Barang dan Jasa dan Pajak Penjua lan atas Barang
Mewah. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3986. Ditetapkan tanggal 2 Agustus 2000. Mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2001. Undang-Undang ini dapat disebut
“Undang-Undang Perubahan Kedua Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984“.
E. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai PPN
1. Subjek Pajak Pertambahaan Nilai
Subjek Pajak Pertambahan Nilai atas Impor Barang Kena Pajak adalah Pengusaha, berdasarkan Pasal 4 huruf b Undang-Undang
PPN No. 18 Tahun 2000 maksudnya adalah pengusaha yang mengimpor barang kena pajak, maka pengusaha yang mengimpor
BKP tersebut tidak diwajibkan untuk melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, karena kegiatan
impor ini tidak harus dilakukan dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya dan importir bukan Pengusaha Kena Pajak.
Siapapun, dengan nama dan dalam bentuk apapun dapat