6
Rotor motor induksi lima  phasa dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu  rotor sangkar  squirrelcagerotor dan  rotor belitan woundrotor. Rotor yang akan digunakan
pada motor induksi lima phasa ini adalah rotor sangkar.  Rotor  sangkar  terdiri dari susunan batang konduktor  yang  dibentangkan ke dalam slot–slot  yang  terdapat pada
permukaan rotor dan tiap–tiap ujungnya dihubung-singkat  dengan menggunakan shortingrings.
Sebenarnya konstruksi pada motor tiga phasa dan lima phasa adalah hampir sama terutama pada rotornya. Hal paling utama yang membedakan kedua motor ini adalah
belitan konduktor pada statornya, dimana belitan stator pada motor induksi lima phasa menggunakan 30 slot dan menggunakan 4 kutub pole.
Pada motor induksi lima phasa terdapat 5 jenis arus yang masing-masing membentuk perbedaan phasa sebesar 72
o
. sudut antar phasa ini diperoleh dari rumus lima phasa empat kutub yaitu:  Ø=360°5 electrical = 72° electrical
2.3 Prinsip Kerja Motor Induksi
Ketika medan magnetik memotong konduktor rotor, di dalam konduktor tersebut akan diinduksikan ggl yang sama seperti ggl yang diinduksikan dalam lilitan sekunder
transformator oleh fluksi primer. Rangkaian rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung maupun tahanan luar.  Ggl induksi menyebabkan arus mengalir di
dalam konduktor rotor. Sehingga dengan adanya aliran arus pada konduktor rotor di dalam medan magnet yang dihasilkan stator, maka akan dibangkitkan gaya  F  yang
bekerja pada motor.
Universitas Sumatera Utara
7
Untuk  memperjelas  prinsip kerja motor induksi lima  phasa, maka dapat
dijabarkan dalam beberapa langkah berikut:
1. Pada keadaan beban nol kelima  phasa stator yang  terhubung dengan  sumber
tegangan lima  phasa yang setimbang akan menghasilkan arus pada tiap  belitan phasa. arus pada tiap phasa menghasilkan fluksi bolak – balik yang berubah -ubah.
2. Amplitudo fluksi yang dihasilkan berubah secara sinusoidal dan arahnya  tegak
lurus terhadap belitan phasa. 3.
Akibat fluksi yang berputar timbul ggl pada stator motor yang besarnya : � = −�
�� ��
����                                              2.1 4.
Resultan dari kelima fluksi bolak – balik tersebut menghasilkan medan putar yang bergerak dengan kecepatan sinkron ns yang besarnya ditentukan oleh jumlah kutub
p dan frekuensi stator f yang dirumuskan: �
�
= 120
� �
���                                                 2.2
Dimana:
n
s
= kecepatan sinkronmedan putar rpm f
= frekuensi sumber daya Hz P
= jumlah kutub motor induksi
5. Fluksi  yang berputar tersebut akan memotong batang konduktor pada  rotor.
Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi sebesar E
2
. 6.
Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka  ggl tersebut  akan
Universitas Sumatera Utara
8
menghasilkan arus I
2.
7. Adanya arus I
2
di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya Lorentz F pada rotor. Gaya Lorentz yaitu bila suatu konduktor yang dialiri arus berada dalam
suatu kawasan medan magnet, maka konduktor tersebut akan mendapat gaya elektromagnetik gaya lorentz sebesar:
� = � � �  sin � 2.3
Dimana: F
= gaya yang bekerja pada konduktor Newton B
= kerapatan fluks magnetik Wbm2 i
= besar arus pada konduktor A l
= panjang konduktor m θ  = sudut antara konduktor dan vektor kerapatan fluks magnetik
8. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk  memikul kopel
beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. 9.
Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati  kecepatan sinkron. Perbedaan kecepatan medan putar stator ns  dengan kecepatanrotor nr  disebut
slip s dan dinyatakan dengan:
� = �
�
− �
�
�
�
� 100                                      2.4
10. Pada  saat  rotor  dalam  keadaan  berputar,  besarnya  tegangan  yang  terinduksi pada
kumparan rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip.
Universitas Sumatera Utara
9
11. Bila  ns  = nr, tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir  pada
kumparan rotor, sehingga tidak akan dihasilkan kopel. Kopel akan dihasilkan jika nr  ns.
2.4 Motor Induksi Lima Phasa