Peta Memori ATmega 8535 Status Register

14-21 Port D : PD0 – PD7 Port IO dua arah dilengkapi internal pull up resistor. Fungsi lain dari port ini masing masing adalah : PD0 : RXD UART input line PD1 : TXD UART input line PD2 : INT0 eksternal interrupt 0 input PD3 : INT 1 eksternal interrupt 1 input PD4 : OC1B timercounter 1 output compare B match input PD5 : OC1A timercounter 1 output compare A match input PD6 : ICP timercounter1 input capture pin PD7 : OC2 timercounter2 output compare match output 9 RESET Masukan reset. Sebuah reset terjadi jika pin ini diberi logika low melebihi periode minimum yang diperlukan. 13 XTAL 1 Masukan ke inverting oscillator amplifier dan masukan ke rangkaian internal clock. 12 XTAL 2 Keluaran dari inverting oscillator amplifier 30 AVCC Catu daya untuk port A dan ADC 31 AGND Analog Ground 32 AREF Refrensi masukan analog untuk ADC

2.3.5 Peta Memori ATmega 8535

Mikrokontroler AVR ATmega 8535 memiliki dua jenis memori yaitu 1 memori data SRAM dan 2 memori program memori Flash. Di samping itu juga Universitas Sumatera Utara dilengkapi dengan EEPROM Electrical Erasable Programmable Read Only Memory untuk penyimpanan data tambahan yang bersifat non-volatile. Memori EEPROM ini mempunyai lokasi yang terpisah dengan sistem register alamat, register data dan register kontrol yang dibuat khusus untuk EEPROM.

2.3.5.1 Memori Program dan Data

Mikrokontroler ATmega 8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable Flash Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, memori program dibagimenjadi dua bagian yaitu 1 Boot Flash Section dan 2 Application Flash Section. Boot Flash Section digunakan untuk meyimpan program Boot Loade, yaitu program yang harus dijalankan pada saat AVR reset atau pertama kali diaktifkan. Application Flash Section digunakan untuk menyimpan progam aplikasi yang dibuat pengguna. Mikrokontroler AVR tidak dapat menjalankan program aplikasi ini sebelum menjalankan Boot Loader. Besarnya memori Boot Flash Section dapat diprogram dari 128 word sampai 1024 word tergantung setting pada konfigurasi bit di-register BOOTSZ. Jika Boot Loader diproteksi, maka program pada Application Flash Section juga sudah aman. Memori data dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Terdapaat 32 register keperluan umum general purpose register_GPR biasa disebut register file di dalam teknologi RISC 2. Terdapat 64 register untuk keperluan inputoutput IO register 3. Terdapat 512 byte SRAM internal. Selain itu, terdapat pula EEPROM 512 byte sebagai memori data yang dapat diprogram saat beroperasi. IO register dan memori SRAM pada mikrokontroler AVR ATmega 8535. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7 Memori AVR ATmega8535

2.3.6 Status Register

Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari inti CPU mikrokontroler. Gambar 2.8 Status Register 1. Bit7  I Global Interrupt Enable, Bit harus di Set untuk meng-enable semua jenis interupsi. 2. Bit6  T Bit Copy Storage, Instruksi BLD dan BST menggunakan bit T sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalin ke bit T menggunakan instruksi BST, dan sebaliknya bit T dapat disalin kembali kesuatu bit dalam register GPR dengan menggunakan instruksi BLD. 3. Bi5  H Half Cary Flag Universitas Sumatera Utara 4. Bit4  S Sign Bit merupakan hasil operasi EOR antara flag –N negative dan flag V complement overflow. 5. Bit3  V Two’s Component Overflow Flag Bit ini berfungsi untuk mendukung operasi matematis. 6. Bit2  N Negative Flag Flag N akan menjadi Set, jika suatu operasi matematis menghasilkan bilangan negatif. 7. Bit1  Z Zero Flag Bit ini akan menjadi set apabila hasil operasi matematis menghasilkan bilangan 0. 8. Bit0  C Cary Flag Bit ini akan menjadi set apabila suatu operasi menghasilkan carry. Lingga, 2011

2.4 Penguat Tegangan IC LM 324