Definisi Overweight Pengukuran dan Penilaian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Overweight

Overweight kelebihan berat badan atau kegemukan didefinisikan sebagai berat badan di atas standar. Pengertian lainnya overweight adalah kelebihan berat badan atau bertumpuknya lemak dalam jumlah yang lebih sedikit daripada keadaan obesitas. Jika berdasarkan angka Body Mass Index BMI maka definisi overweight adalah jika Body Mass Index BMI pada usia tertentu berada pada persentil 85 sampai 95. 4

2.2 Pengukuran dan Penilaian

Status gizi pada remaja dihitung dengan menggunakan rumus indeks massa tubuh atau yang biasa disingkat dengan istilah Indeks Masa Tubuh IMT atau Body Mass Index BMI. Akan tetapi Indeks Masa Tubuh bukan tanpa kelemahan, karena Indeks Masa Tubuh hanya menggambarkan proporsi ideal tubuh seseorang antara berat badan saat ini terhadap tinggi badan yang dimilikinya.Indeks Masa Tubuh tidak mampu mengambarkan tentang proporsi lemak yang terkandung di dalam tubuh seseorang. 4 Meskipun demikian, jika nilai Indeks Masa Tubuh sudah menunjukkan ke arah kelebihan berat badan atau overweight, biasanya seseorang diminta untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, apakah kelebihan berat badan tersebut merupakan hasil dari timbunan lemak atau otot, biasanya dengan menggunakan beberapa pengukuran antropometri seperti pengukuran lemak bawah kulit. 5 Berikut rumus perhitungan Indeks Masa Tubuh 5 : IMT = Berat badanTinggi badan x Tinggi badan 4 Universitas Sumatera Utara Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik World Health Organization WHO 2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik Center for Disease Control and Prevention CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun. Untuk usia di atas 5 tahun hingga 18 tahun digunakan grafik CDC2000 dengan pertimbangan grafik WHO 2006 tidak memiliki grafik Berat BadanTinggi Badan dan data dari WHO 2006 merupakan acuan dari National Center For Health Statistic NCHS 1981. Ambang batas yang digunakan untuk overweight ialah persentil 85 - 95. 5 Dalam keadaan tertentu dimana berat badan dan panjangtinggi badan tidak dapat dinilai secara akurat, misalnya terdapat organomegali, edema anasarka, spondilitis atau kelainan tulang, dan sindrom tertentu maka status gizi ditentukan dengan menggunakan parameter lain misalnya lingkar lengan atas, knee height, arm span dan lain lain. 6 penggunaan grafik pertumbuhan dapat dilihat pada gambar 2.2.1. Gambar 2.2.1 Penggunaan Grafik Pertumbuhan 6 5 Universitas Sumatera Utara Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan metros yang berarti ukuran. Antropometri dapat didefinisikan sebagai suatu studi tentang pengukuran tubuh manusia dalam hal dimensi tulang, otot dan jaringan lemak. Dengan pengukuran antropometri ini akan diketahui tinggi badan, berat badan, dan ukuran badan aktual seseorang. Selanjutnya tinggi badan, berat badan dan ukuran tubuh termasuk skinfolds dan circumferences aktual seseorang ini dapat digunakan untuk tujuan menilai pertumbuhan dan distribusi lemak tubuh seseorang, serta dapat berguna sebagai data referensi. 7

1. Timbangan

Timbangan merupakan salah satu alat ukur antropometri yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang. Dengan alat ini seseorang dapat mengetahui berat badan aktual mereka yang kemudian dapat digunakan untuk menilai apakah berat badan seseorang dikatakan normal atau tidak. 7

2. Mikrotoise

Mikrotoise adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang.Dalam menggunakan mikrotoise seseorang perlu berhati-hati dan teliti saat memasang alat sebelum digunakan. Selain itu perlu diperhatikan pula prosedur pelaksanaan pengukuran tinggi badan yang tepat untuk mendapatkan hasil yang benar. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikrotoise, antara lain: 1. Pilihlah tempat dengan dinding vertikal sedapat mungkin 90 derajat dan permukaan lantai yang horizontal 180 derajat. 2. Letakan microtoise di lantai dan tarik pita sentimeter ke atas sepanjang dinding sampai angka “0” muncul dan persis pada penunjuk angka microtoise. 3. Pasang ujung microtoise pada dinding dengan paku lakban. 6 Universitas Sumatera Utara 4. Periksa kembali alat penunjuk angka pada microtoise di lantai apakah masih menunjukan angka “0”. Jika tidak, pasang ulang posisi microtoise yang benar. 5. Subjek yang akan diukur tidak boleh menggunakan alas kaki dan topi. 6. Microtoise digeser ke atas sehingga lebih tinggi dari subjek yang akan diukur. 7. Pastikan bahwa subjek tersebut tidak menggunakan alas kaki dan tutup kepala topi. 8. Subjek yang akan diukur berdiri tegak lurus dan rapat ke dinding tepat dibawa microtoise kepala bagian belakang, bahu bagian belakang, pantat dan tumit harus rapat ke dinding serta pandangan rata ke depan 9. Geser microtoise sampai menyentuh tepat pada bagian atas kepala dan pastikan sisi microtoise tetap menempel rapat ke dinding. 10. Lalu baca penunjukan dengan pembacaan dilakukan dari arah depan tegak lurus dengan microtoise posisi pembacaan sangat mempengaruhi hasil tinggi badan. 11. Pencatatan tinggi badan dilakukan dengan ketelitian satu angka dibelakang koma. 0,1. 7 Gambar 2.2.2 Mikrotoise. 7 7 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2.3 Cara menggunakan mikrotoise. 7

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Overweight