Jumlah Pasien Ibu Hamil Berdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan

31 dilakukan Vela 2014 pasien terbanyak dengan kehamilan beresiko tinggi yaitu pada usia 30 tahun sebanyak 145 orang. Usia menjadi salah satu penentu status kesehatan ibu hamil. Kehamilan yang terjadi pada usia di bawah 20 tahun, dapat menyebabkan kehamilan lebih mudah mengalami perdarahan serta komplikasi, dibandingkan kehamilan dan persalinan pada usia reproduksi sehat yaitu 20–30 tahun. Hal ini disebabkan organ-organ reproduksibelum berfungsi dengan sempurnaKusumawati, 2006. Kehamilan di usia 30 tahun keatas sering disebut sebagai kehamilan beresiko tinggi karena pada usia di atas 30-an, biasanya penyakit–penyakit degeneratif seperti tekanan darah tinggi atau diabetes sudah sering muncul. Selain itu kehamilan di usia 30–40 tahun meningkatkan resiko terbentuknya bayi sindrom down, masalah kehamilan dengan penyakit diabetes dan tekanan darah tinggi, serta persalinan yang sulit dan lama atau dengan bedah caesar Musbikin, 2005. Hamil di atas usia 30-an bisa terjadi berbagai alasan. Antara lain, karena kesulitan untuk hamil, ingin mempunyai anak lagi, terlanjur hamil di usia rawan, atau memang baru mendapatkan pasangan pada usia tersebut, sehingga mau tidak mau ia akan hamil di usia resiko tinggi Musbikin, 2005.

4.2 Jumlah Pasien Ibu Hamil Berdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan

Berdasarkan 86 kartu rekam medis pasien ibu hamil di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2014 didapatkan bahwa mayoritas pasien ibu hamil berdasarkan paritas yaitu pada kehamilan primigravida kehamilan anak pertama sebanyak 36 pasien 41,86, kehamilan secundagravida kehamilan anak kedua sebanyak 24 pasien 27,91, dan Universitas Sumatera Utara 32 kehamilan multigravida kehamilan anak lebih dari dua kali sebanyak 26 pasien 30,23.Data dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2Jumlahpasien ibu hamil berdasarkan paritas Paritas Jumlah Pasien Persentase Primigravida Secundagravida Multigravida 36 24 26 41,86 27,91 30,23 Jumlah 86 100 Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Vela 2014 dimana jumlah pasien ibu hamil yang memeriksakan kehamilanke RSUP Haji Adam Malik Medan selama tahun 2012 yaitu primigravidakehamilan anak pertama sebanyak 136 pasien 40,72, kehamilan secundagravida kehamilan anak kedua sebanyak 80pasien 23,95, dan kehamilan multigravida kehamilan anak lebih dari dua kali sebanyak 118pasien 35,32. Hal ini dikarenakan pasien primigravida biasanya memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi sehingga lebih sering memeriksakan kandungannya, dibandingkan pasien secundagravida dan multigravida,.Primigravida lebihmembutuhkan usaha keras daripada multigravida yang sudahberpengalaman sebelumnya. Kecemasan yang dialami oleh paraprimigravida didasarkan pada ketidaktahuan dalam mengatasi kecemasan menjelang persalinanpertamanya, mulai dari kecemasan akanperkembangan janin dalam rahim, cemas jika bayi lahir prematur, cemasterhadap kematian bayinya, cemas jikabayinya lahir cacat, cemas akan prosespersalinan, cemas terhadap kemungkinankomplikasi saat persalinan, cemas terhadapnyeri yang timbul saat persalinan Kusumawati, 2010. Universitas Sumatera Utara 33 4.3UsiaPasien Ibu Hamil Berdasarkan Paritasdi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan Berdasarkan 86 kartu rekam medis pasien ibu hamil di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2014didapatkan usia pasien ibu hamil dibawah 21 tahun mayoritas merupakan pasien primigravida sebesar 100 6 pasien. Sebanyak 22 pasien ibu hamil yang berusia 21–25 tahun, padaprimigravida berjumlah 12 pasien 54,55, secundagravida 8 pasien 36,36, dan multigravida 2 pasien 9,09. Pasienibu hamil yang berusia 26– 30 tahun berjumlah 23 pasien, pada primigravida 10 pasien 43,48, secundagravida 7 pasien 30,44, dan multigravida 6 pasien 26,09.Pasien ibu hamil yang berusia 31–46 tahun sebanyak 34 pasien, dimana padaprimigravida berjumlah 8 22,86, secundagravida 9 pasien 25,71, dan multigravida 18 pasien 51,43. Data dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Usia pasien ibu hamil berdasarkan paritas Usia Paritas Primigravida Secundagravida Multigravida 21 tahun 21 – 25 26 – 30 31 – 46 6 100 12 54,55 1043,48 8 22,86 - 8 36,36 7 30,44 9 25,71 - 2 9,09 6 26,09 18 51,43 Jumlah 36 24 26 Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012, persentaseibuusia 15–19 tahun yang sedang hamil anak pertama adalah 3 Raharja, 2014. Hal ini terjadi peningkatan, dimana pada Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2002–2003, persentase ibu usia 15 -19 tahun yang sedang hamil anak pertama hanya2. Berdasarkan hasil penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan selama tahun 2012, didapat pasien usia dibawah 21 tahun Universitas Sumatera Utara 34 yang sedang hamil primigravida 100.Konsekuensi dari pernikahan usia dini dan melahirkan diusia remaja adalah beresiko untuk melahirkan prematur dan berat badan lahir rendah serta angka kelahiran juga lebih tinggi Vela, 2014. Pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 18 tahun perlu diperhatikan karena sering terjadi anemia, hipertensi menuju preeklamsiaeklamsia, persalinan dengan berat badan lahir rendah, kehamilan disertai infeksi, penyulit proses persalinan yang diakhiri dengan tindakan operasi. Aspek sosial yang sering menyertai ibu hamil dengan usia muda adalah kehamilan yang belum diinginkan, kecanduan obat dan atau perokok, arti dan manfaat antenatal care yang kurang diperhatikan. Aspek sosial dapat menimbulkan kesulitan tumbuh kembang janin dan penyulit saat proses persalinan berlangsung Artikasari, 2009. Usia terbaik untuk seorang ibu hamil antara usia 20 tahun hingga 35 tahun. Ibu yang pertama kali hamil pada usia diatas 35 tahun disebut primigravida tua. Pada primigravida tuarisiko kehamilan meningkat bagi sang ibu yang dapat terkena preeklamsiaeklamsia Artikasari, 2009. Preeklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester ketiga kehamilan, tetapi bisa terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosaatau hamil anggur Prawiroharjo, 2005.Faktor predisposisi terjadinya preeklampsia adalah molahidatidosa atau hamil anggur, diabetes militus, kehamilan ganda, hidrops fetalis, obesitas, dan umur yang lebih dari 35 tahun.Preeklampsia lebih banyak dijumpai pada primigravida daripadamultigravida Kurniawati, 2010. Universitas Sumatera Utara 35 Preeklampsia umumnya terjadi pada trimester IIIkehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumtrimester II pada kehamilan tropoblastik, sepertimolahidatidosa.Kasus preeklampsi terutamadijumpai pada primigravida umur 20-24 tahundan mempunyai kecenderungan melahirkanbayi dengan BBLR bayi berat lahir rendah karena adanya suatumekanisme imunologi blocking antibodiesterhadap antigen, disamping faktor endokrindan genetik Asih, 2006. Penelitian yang dilakukan oleh Artikasari 2009 di RSUD DR.Moewardi Surakarta, didapatkan kejadian preeklampsia pada primigravida sebanyak 29,2. Dengan faktor risiko 1,458 kali lebih besar untuk terkena preeklamsiaeklamsia pada Ibu hamil primigravida dibanding ibu hamil tidak primigravida Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di RSUD Sragen, diperoleh hasil bahwa ibu hamil dengan preeklampsia sebagian besar terjadi pada primigravidasebesar 26 orang 59,09 sedangkan pada multigravida sebesar 18orang 40,91. Secara internasional kejadian hipertensi dalam kehamilan dapat diperkirakan pada primigravida sekitar 7-12 sedangkan pada multigravida kejadian hipertensi antara 5 ½ -8.Angka kejadian preeklampsia meningkat pada primigravidamuda dan semakin tinggi pada primigravida tua.Kurniawati, 2010. 4.4Kunjungan Pasien Ibu Hamil Berdasarkan Usia Kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan 86 kartu rekam medis pasien ibu hamil di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Pirngadi Medan pada tahun 2014 didapatkan jumlah pasien yang berkunjungmemeriksa kehamilan pada trimester pertama sebanyak 4 kunjungan 4,35, usia kehamilan trimester kedua sebanyak 12kunjungan Universitas Sumatera Utara 36 13,04, usia kehamilan trimester ketiga sebanyak 84 kunjungan 82,61.Data dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.4Kunjungan pasien ibu hamil berdasarkan usia kehamilan Usia Kehamilan Jumlah Kunjungan Persentase Trimester Pertama Trimester Kedua Trimester Ketiga 4 19 84 3,74 17,76 78,5 Jumlah 107 100 Hasil penelitian diperoleh bahwa pasien ibu hamil dengan usia kehamilan trimester tiga paling banyak jumlah kunjungan di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Pirngadi Medan pada tahun 2014.Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Vela 2014 yaitu mayoritas pasien ibu hamil yang memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan trimester ketiga sebanyak 412 kali kunjungan, diikuti usia kehamilan kedua sebanyak 159 kunjungan dan pada trimester pertama sebanyak 70 kunjungan. Pemeriksaan kehamilan atau pemeriksaan antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa kehamilan ibu dan bayinya secara berkala, yang diikuti dengan upaya memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu juga janin, serta mengenali secara dini adanya ketidaknormalan yang mungkin terjadi pada kehamilan Prawiroharjo, 2010. Kunjungan pemeriksaan kehamilan antenatal careyang dianjurkan kepada ibu hamil minimal 4 kali selama hamil antara lain: kehamilan trimester pertama 14 minggu satu kali kunjungan, kehamilan trimester kedua 14-28 minggu satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester ketiga 28-36 minggu dan Universitas Sumatera Utara 37 sesudah minggu ke 36 dua kali kunjungan. Walaupun demikian disarankan kepada ibu hamil untukmemeriksakan kehamilannya dengan jadwal sebagai berikut: sampai dengan kehamilan 28 minggu periksalah empat minggu sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu setiap satu minggu sekali dan apabila terdapat keluhan-keluhan tertentu Pantikawati, 2009. Kehamilan trimester ketiga adalah trimester terakhir pada kehamilan.Periode ini adalah fase yang penting untuk pertumbuhan berat bayi, juga periode dimana masalah obstetrik dan medis dapat berkembang. Beberapa masalah obstetrik yang dapat terjadi antara lain perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa, solusi plasenta, prematuritas, pertumbuhan janin terhambat dan kehamilan serotinus. Masalah medis lainnya dapat terjadi seperti hipertensi dan anemia dalam kehamilan. Faktor resiko persalinan dengan tindakan ekstraksi vakum dan prematuritas pada kehamilan trimester ketiga di usiamuda lebih tinggi dibandingkan dengan usia reproduksi sehat. Sehingga banyak pasien yang memeriksakan kehamilannya di trimester ketiga Vela, 2014. 4.5Jumlah Jenis Obat Yang Diresepkan Selama Kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan 86 kartu rekam medis pasien ibu hamil di Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUD dr. Pirngadi Medan pada tahun 2014 diperoleh bahwa mayoritas pasien ibu hamil menerima satu jenis obat selama melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu 64 pasien 74,42, diikuti dengan tiga dan dua jenis obat yaitu 9 pasien 10,47 dan 8 pasien 9,30. Hanya 5 pasien yang Universitas Sumatera Utara 38 mendapat lebih dari empat jenis obat selama kehamilan. Rata–rata penggunaan obat per pasien 1,65jenis obat selama kehamilan.Data dapat dilihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5Jumlah jenis obat yang diresepkan selama kehamilan Jumlah Jenis Obat Jumlah Pasien Persentase 1 2 3 4 5 7 64 8 9 1 2 2 74,42 9,30 10,47 1,16 2,33 2,33 Jumlah 86 100 Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Vela 2014 di RSUP Haji Adam Malik Medanyaitu mayoritas pasien ibu hamil yang menerima satu jenis obat selama kehamilannya 240 pasien 71,85, diikuti dengan 3 dan 2 jenis obat yaitu 35 pasien 10,47 dan 32 pasien 9,58, serta hanya 5 orang pasien yang mendapat obat lebih dari 5 jenis selama kehamilan. Rata–rata penggunaan obat perpasien 1,61 jenis obat selama kehamilan.

4.6 Jumlah Penggunaan Obat Berdasarkan Paritas di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan