I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan sebagai upaya sadar dan terencana untuk melaksanakan perubahan-perubahan yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi dan
perbaikan mutu hidup serta kesejahteraan seluruh warga masyarakat untuk jangka panjang. Pembangunan dilaksanakan oleh pemerintah dan didukung
oleh masyarakatnya dengan teknologi baru. Pembangunan pertanian merupakan suatu upaya untuk menciptakan
ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani. Namun pada kenyataannya kondisi sosial budaya menjadi masalah utama untuk bersaing
pada abad sekarang ini. Hal ini diketahui bahwa petani di Indonesia berdasarkan luas lahan yang mereka miliki masih digolongkan sebagai
subsistence farmers dan bukan farmers. Salah satu tugas pokok di dalam pembangunan pertanian adalah
menemukan cara bertani yang dapat dipraktekkan dengan efektif oleh petani yang mempunyai kemampuan rendah, asal saja mereka mau belajar sedikit
dan mengembangkan ketrampilan yang lebih baik. Supaya pembangunan petanian itu terlaksana, pengetahuan dan ketrampilan petani harus terus
meningkat dan berubah. Petani mengembangkan suatu sikap baru yang berbeda terhadap pertanian, terhadap alam sekitar dan terhadap diri mereka
sendiri. Dengan adanya hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi dan mempertinggi rasa percaya kepada diri sendiri. Dengan
demikian pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum Mosher, 1978.
Pelaksanaan pembangunan pertanian dapat dilakukan dengan peningkatan produktifitas pertanian khususnya tanaman padi. Padi salah satu
komoditas pertanian dan sekaligus sebagai bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun sebagian bahan makanan
pokok padi dapat digantikan oleh bahan makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi seseorang yang sudah terbiasa makan nasi dan
tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Untuk meningkatkan potensi pertanian di Indonesia khususnya tanaman padi,
pemerintah mengeluarkan benih padi varietas unggul baru. Salah satu varietas unggul baru yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah padi varietas
Sintanur. Padi Sintanur merupakan padi hasil persilangan antara LusiB7 136C-
Mr-22-1-5 Bengawan Solo. Umur padi Sintanur adalah 112-125 hari, bentuk tanaman tegak, tinggi tanaman 115-125 cm, mempunyai banyak
anakan yang produktif 16-20 batang, warna batang hijau, telinga daun tak berwarna. Lidah daun tak berwarna, warna daun hijau, muka daun kasar.
Padi Sintanur mempunyai posisi daun tegak sampai miring, mempunyai daun bendera tegak, bentuk gabah sedang, warna gabah kuning bersih,
mempunyai kerontokan sedang, agak tahan kerebahan . Baik bila ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 550 m dpl
Suprihatno, et all, 2006. Beras Sintanur mempunyai tekstur pulen dan enak dengan kadar
amilosa 18 , mempunyai bobot 1.000 butir 27,4 gr, hasil padi 6-7 tonha. Padi Sintanur tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 1 dan 2, peka
terhadap wereng coklat biotipe 3. Padi Sintanur tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, dan peka terhadap strain IV dan VII
Deptan, 2002. Desa Pereng merupakan salah satu desa di Kecamatan Mojogedang
Kabupaten Karanganyar yang sebagian penduduknya membudidayakan padi Sintanur. Hal ini dikarenakan sebagian penduduknya memperoleh subsidi
benih dari pemerintah melalui kelompok tani. Berpijak dari semua itu maka perlu diketahui tingkat adopsi inovasi petani terhadap budidaya padi
Sintanur apakah sudah cukup baik atau belum, dengan memperhatikan faktor status sosial ekonominya.
B. Perumusan Masalah