Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, unsur kebersihan merupakan hal urgen yang berperan dalam menentukan kondisi kesehatan karena pola hidup bersih dapat mengeliminasi jumlah bakteri penyebab penyakit. Berdasarkan data dari World Health Organization WHO, 2005, orang dengan pola hidup bersih dapat menurunkan jumlah bakteri yang ada pada tangannya. Selain itu, orang yang terjangkit penyakit tertentu kebanyakan disebabkan oleh pola hidup yang tidak bersih Stone, 2001. Cuci tangan merupakan perwujudan pola hidup bersih. Banyak manfaat yang diperoleh dari cuci tangan misalnya untuk menghambat transmisi mikroorganisme patogen yang salah satunya adalah virus influenza A strain H1N1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Grayson , et al. 2009, menunjukkan bahwa cuci tangan dapat menurunkan jumlah virus tersebut pada lengan kanan sampel setelah cuci tangan dengan alkohol selama 2 menit. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret sebagai salah satu Fakultas Kedokteran Negeri terkemuka tentunya dituntut untuk menjunjung tinggi nilai–nilai kebersihan dalam seluruh aspek kegiatan kampus. Apalagi kampus merupakan lembaga pendidikan yang berkecimpung khusus dalam bidang kesehatan. Tentunya, pihak yang berkewajiban dalam menjalankan tugas tersebut adalah seluruh civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang terdiri dari mahasiswa, staf commit to user 2 pengajar, dan karyawan dengan populasi terbanyak adalah mahasiswa. Salah satu cara untuk melaksanakan kewajiban ini adalah dengan menerapkan tata cara pola hidup bersih yang baik, seperti cara mencuci tangan hand washing dan memilih jenis antiseptik yang benar. Kedua hal tersebut sangat penting karena dapat mengurangi jumlah bakteri patogen pada tangan bila dilakukan dengan baik dan benar Twomey, 2006. Penelitian mengenai tingkat kepatuhan cuci tangan di kalangan petugas paramedik sudah banyak dilakukan, namun tidak demikian dengan penelitian tingkat kepatuhan dan cara cuci tangan yang benar di kalangan mahasiswa kedokteran. Salah satu penelitian perilaku cuci tangan pada mahasiswa kedokteran pernah dilakukan oleh Semmelweiz sekitar tahun 1840 Boyce dan Pittlet, 2002. Setelah itu, penelitian perilaku cuci tangan pada mahasiswa kedokteran tidak banyak dilaporkan. Stone 2001 melaporkan penelitiannya pada MB BS Objective Structured Clinical Examination OSCE dengan 200 sampel mahasiswa kedokteran yang sedang melakukan ujian pemeriksaan neurologis. Saat ujian, mahasiswa kedokteran diberikan kesempatan untuk melakukan kontak fisik dengan pasien. Dari hasil penelitian diperoleh persentase mahasiswa yang mencuci tangannya berkisar antara 8-20. Sebanyak tiga perempat sampel yakin telah menghabiskan waktu untuk mencuci tangan mereka sedikitnya 60 dari total lama waktu mencuci tangan ideal. Mahasiswa kedokteran di Indonesia memiliki pola cuci tangan yang heterogen. Hal tersebut dapat dijadikan dasar oleh peneliti untuk mengambil sampel yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi masyarakat commit to user 3 Indonesia yang juga beraneka ragam. Selain itu, mahasiswa kedokteran juga memiliki pengetahuan kesehatan yang baik sehingga dapat dijadikan gambaran tentang kondisi masyarakat Indonesia yang juga memiliki tingkat pengetahuan dan akses kesehatan yang baik. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan Jenis Kelamin dengan Tahap Cuci Tangan Mahasiswa saat praktikum di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta ”.

B. Rumusan Masalah