Analisis DataKonduktivitas Larutan Dan Perhitungan ESDD Analisi Data Hasil Pengujian Tegangan Flashover AC Isolator Piring

34

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang perhitungan ESDD untuk menentukan tingkat bobot polusi isolator piring, pengolahan data hasil pengukuran tegangan flashoveryang dilakukan di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi USU untuk masing-masing kondisi yaitu isolator kondisi bersih, terpolusi ringan, sedang dan berat, pengolahan hasil data pengukuran konduktivitas air bersih dan larutan yang mengandung polutan, dan perhitungan persentase tegangan flashover dari masing-masing kondisi.

IV.1 Analisis DataKonduktivitas Larutan Dan Perhitungan ESDD

Data hasil pengukuran konduktivitas larutan air ledeng air pencuci dan larutan pencuci yang telah terpolusi pada suhu sembarang yang dilakukan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit BTKLPP kelas 1, Medan seperti yangditunjukkan pada lampiran A. Nilai konduktivitas yang didapatkan kemudian dikonversikan ke nilai konduktivitas pada suhu 20 dengan menggunakan persamaan 3.1. Nilai konduktivitas tersebut digunakan untuk menghitung nilai salinitas dengan persamaan 3.2. kemudian nilai salinitas yang diperoleh digunakan untuk mendapatkan nilai ESDD dari polutan yang menempel pada isolator dengan persamaan 3.3. Hasil dari perhitungan nilai konduktivitas yang telah dikonversikan, salinitas dan ESDD dapat dilihat pada Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara 35 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Konduktivitas, Salinitas dan ESDD Larutan Pencuci Ke- n Karbon C σ 20 1 Sm σ 20 2 Sm D 1 mgcm 3 D 2 mgcm 3 ESDD mgcm 3 1 0.0093896 - 0,04653 - - 2 0.0093896 0,0157596 0,04653 0,08356 0,04284 3 0.0093896 0,026152 0,04653 0,14079 0,109053 4 0.0093896 0,05770355 0,04653 0,31812 0,3142 Hasil dari Nilai ESDD pada Tabel 4.1 kemudian disesuaikan dengan Tabel 2.1, dan diperoleh pengklasifikasian tingkat bobot polutan yang menempel pada isolator uji berdasarkan hasil yang didapatkan adalah seperti ditunjukkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2Pengklasifikasian Tingkat Bobot Polutan Berdasarkan Nilai ESDD yang Diperoleh Larutan Pencuci Isolator ke- n Bobot Polutan 1 Bersih 2 Ringan 3 Sedang 4 Berat Universitas Sumatera Utara 36

IV.2 Analisi Data Hasil Pengujian Tegangan Flashover AC Isolator Piring

Dalam data ini terdapat 2 kategori pengujian yaitu pengujian tegangan flashover AC isolator piring keadaan bersih dan keadaan terpolusi karbon. IV.2.1 Hasil Perhitungan dan Analisis Data Pengujian Pengaruh Kelembaban Terhadap Tegangan Flashover AC IsolatorPada Kondisi Bersih Hasil pengujian tegangan flashover yang diperoleh seperti yang ditunjukkan pada Lampiran B masih pada keadaan sembarang artinya suhu dan keadaanudara dalam keadaan sembarang. Maka data tegangan tersebut harus diubah ke tegangan flashover pada kondisi standar pada suhu 20 o C dan tekanan 760 mmHg. Dengan menggunakan persamaan 2.1 : V = 61,94 kV t = 27,2 o C p = 752,3 mmHg Maka didapat faktor koreksi udara, : δ = 0,386 � 273 + � = 0,386 � 752,3 273 + 27,2 = 0,96731 Dengan menggunakan persamaan 2.2, maka tegangan flashoverkondisi kering pada keadaan udara standar adalah: � �� = � δ = 61,94 0,96731 = 64,03 �� Pada Pengujian pengaruh kelembaban pada tegangan flashover isolator piring pada kondisi bersih, data yang didapatkan juga masih dalam keadaan suhu Universitas Sumatera Utara 37 dan tekanan udara sembarang. Dengan menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2, maka akan didapatkan nilai tegangan flashover pada keadaan standar dengan suhu 20 o C dan tekanan 760 mmHg, seperti yang ditunjukkan Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Pengaruh Kelembaban Udara Terhadap Tegangan Flashover pada Suhu 20 dan Tekanan 760 mmHg untuk Kondisi Bersih Range RH RH rata-rata V BD δ V us V us rata-rata 99 1,5 98 99 43,2 0,96 45 46,91 99 47,4 0,96 49,37 100 44,5 0,96 46,35 95,5 1,5 94 95,5 53,5 0,96 55,72 55,87 95,5 51,6 0,96 53,75 97 55,8 0,96 58,12 92 1,5 90,5 92 58,6 0,96 61,04 59,41 92 57,3 0,96 59,68 93,5 55,2 0,96 57,5 88,5 1,5 87 88,3 58,6 0,96 61,04 60,66 88,5 59,4 0,96 61,8 89,5 56,7 0,96 59,06 85,8 1,5 84,2 85,3 59,8 0,96 62,29 62,98 85,8 61,4 0,96 63,95 86 60,2 0,96 62,7 . Dari nilai tegangan flashover diatas, maka dapat dibuat table yang menyatakan hubungan kelembaban dengan tegangan flashover seperti yang ditunjukkan pada Table 4.4. Universitas Sumatera Utara 38 Tabel 4.4 Hubungan Kelembaban terhadap Tegangan Flashover Isolator PiringKondisi Bersih Pada Suhu 20 o C dan Tekanan 760 mmHg. RH rata-rata � �� rata-rata kV 85,3 62,98 88.3 60,66 92 59,41 95,5 55,87 99 46,91 IV.2.2 Hasil Perhitungan dan Analisis Data Pengujian Pengaruh Kelembaban Terhadap Tegangan Flashover AC IsolatorPada Kondisi Terpolusi Hasil pengujian yang diperoleh seperti yang ditunjukkan pada Lampiran B dibagi menjadi 3 keadaan yaitu, terpolusi ringan, sedang dan berat. Karena data yang diperoleh masih dalam keadaan sembarang maka data tersebut harus diubah menggunakan persamaan 2.2 untuk mendapatkan nilai tegangan flashover keadaan standar seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.5; Tabel 4.7; dan Tabel 4.9 dibawah ini. Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Pengaruh Kelembaban Udara Terhadap Tegangan Flashover pada Suhu 20 dan Tekanan 760 mmHg untuk Kondisi Terpolusi Ringan .Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada tabel diatas, maka dapat dibuat table yang menyatakan hubungan kelembaban dengan tegangan flashover seperti yang ditunjukkan pada Table 4.6. Range RH RH rata-rata V BD V BD δ V us V us rata-rata 99 1,5 98 99 34,4 30,9 0,96 35,83 36,35 99 36,5 30,4 0,96 38,02 100 33,8 28,7 0,96 35,20 99 1,5 98 99 34,4 30,9 0,96 35,83 36,35 99 36,5 30,4 0,96 38,02 100 33,8 28,7 0,96 35,20 95,5 1,5 94 95,5 42.5 32,2 0,96 44,27 46,145 95,5 44,1 33,4 0,96 45,93 97 46,3 31,3 0,96 48,23 92 1,5 90,5 92 50,4 36,4 0,96 52,5 51.28 92 48,7 34,5 0,96 50,73 93,5 48,6 34,7 0,96 50,63 88,5 1,5 87 88,3 51,8 36,4 0,96 53,96 52,95 88,5 48,5 36,7 0,96 50,52 89,5 52,2 35,3 0,96 54,37 5 85,8 1,5 84,2 85,3 54,7 37,4 0,96 56,98 58,75 85,8 57,8 39,5 0,96 60,21 86 56,7 39,6 0,96 59,06 Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 4.6 Hubungan Kelembaban terhadap Tegangan Flashover Isolator Piring Kondisi Terpolusi Ringan Pada Suhu 20 o C dan Tekanan 760 mmHg RH rata-rata � �� rata-rata kV 85,3 58,75 88.3 52,95 92 51,28 95,5 46,145 99 36,35 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Pengaruh Kelembaban Udara TerhadapTeganganFlashover pada Suhu 20 dan Tekanan 760 mmHg untuk Kondisi Terpolusi Sedang Range RH RH rata-rata V BD δ V us V us rata-rata 99 1,5 98 99 31,3 0,96 32,60 30,45 99 29,9 0,96 31,14 100 26.5 0,96 27,60 95,5 1,5 94 95,5 31,6 0,96 32,91 35,38 95,5 35,8 0,96 37,29 97 34,5 0,96 35,93 92 1,5 90,5 92 41,2 0,96 42,91 44,1 92 45,3 0,96 47,18 93,5 40,5 0,96 42,18 88,5 1,5 87 88,3 52,8 0,96 55 55,17 88,5 51,5 0,96 53,64 89,5 54,6 0,96 56,87 Universitas Sumatera Utara 41 Tabel 4.7. sambungan Range RH RH rata-rata V BD δ V us V us rata-rata 85,8 1,5 84,2 85,3 53,4 0,96 55,62 58,82 85,8 57,2 0,96 59,58 86 58,8 0,96 61,25 Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada tabel diatas, maka dapat dibuat table yang menyatakan hubungan kelembaban dengan tegangan flashover seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Hubungan Kelembaban terhadap Tegangan Flashover Isolator Piring Kondisi Terpolusi Sedang Pada Suhu 20 o C dan Tekanan 760mmHg. RH rata-rata � �� rata-rata kV 85,3 58,82 88.3 55,17 92 44,1 95,5 35,38 99 30,45 Universitas Sumatera Utara 42 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Pengaruh Kelembaban Udara Terhadap TeganganFlashover pada Suhu 20 dan Tekanan 760 mmHg untuk Kondisi Terpolusi Berat Range RH RH rata-rata V BD δ V us V us rata-rata 99 1,5 98 99 21,3 0,96 22,18 21,87 99 22,4 0,96 23,33 100 19,3 0,96 20,10 95,5 1,5 94 95,5 25,7 0,96 26,77 25,76 95,5 28.3 0,96 29,47 97 20,2 0,96 21,04 92 1,5 90,5 92 38,3 0,96 39,89 38,68 92 37,5 0,96 39,06 93,5 35,6 0,96 37,08 88,5 1,5 87 88,3 51,6 0,96 53,75 51,84 88,5 50.2 0,96 52,29 89,5 47,5 0,96 49,47 85,8 1,5 84,2 85,3 50,8 0,96 52,91 53.85 85,8 53,2 0,96 55,41 86 51,1 0,96 53,22 Berdasarkan hasil perhitungan yang ditunjukkan pada tabel diatas, maka dapat dibuat table yang menyatakan hubungan kelembaban dengan tegangan flashover seperti yang ditunjukkan pada table 4.10. Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 4.10 Hubungan Kelembaban terhadap Tegangan Flashover Isolator Piring Kondisi Terpolusi Berat Pada Suhu 20 o C dan Tekanan 760 mmHg. RH rata-rata � �� rata-rata kV 85,3 53,85 88.3 51,84 92 38,68 95,5 25,76 99 21,87 Dari keempat tabel hubungan antara kelembaban udara dengan tegangan flashover keadaan standar padakeempat kondisi isolator piring maka dapat dibuat grafik perbandingan dan fungsi Y = fx masing-masing keadaan tersebut seperti pada Gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1 Grafik Hubungan Kelembaban Udara terhadap Tegangan Flashover Isolator Piring Gelas pada Suhu 20 dan Tekanan 760 mmHg pada masing-masing Kondisi 10 20 30 40 50 60 70 84 86 88 90 92 94 96 98 100 Isolator Bersih Isolator Terpolusi Ringan Isolator Terpolusi Sedang Isolator Terpolusi Berat Universitas Sumatera Utara 44 Dari grafik yang diperoleh dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada saat isolator kondisi bersih penurunan tegangan flashover paling signifikan terjadi ketika kelembaban diatas 92 RH sedangkan pada saat kelembaban di kisaran antara 88-92 RH, penurunan tidak terlalu signifikan bahkan cenderung datar. 2. Pada saat Isolator kondisi terpolusi ringan, penurunan tegangan flashover yang cukup signifikan terjadi di kisaran nilai kelembaban 85 – 88 RH dan sebaliknya dimulai dari kelembaban 90 RH sampai 100 RH, penurunan tegangan flashover cenderung linier. 3. Pada saat isolator kondisi terpolusi sedang, penurunan tegangan flashover cenderung linier dan kemiringan grafik sangat besar di kisaran kelembaban 86-95 RH, dan kemiringan grafik mulai kecil pada kelembaban 95-100 RH. 4. Pada saat isolator terpolusi berat, penurunan tegangan flashover yang paling signifikan terjadi pada saat kelembaban di kisaran nilai 88,5 – 95,5 RH dan kemiringan cenderung linier. Sedangkan pada saat kondisi awal dan kelembaban diatas 95,5 RH penurunan tidak terlalu signifikan. 5. Kemiripan grafik penurunan tegangan pada kondisi terpolusi sedang dan berat khususnya pada saat nilai kelembaban diatas 88 RH menyimpulkan kondisi berat dan sedang memiliki pola penurunan tegangan flashover yang hampir sama. 6. Tegangan flashover isolator piring pada kondisi bersih lebih tinggi dari pada kondisi terpolusi. Universitas Sumatera Utara 45 Dari hasil pengujian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tegangan flashover isolator piring mengalami penurunan dari kondisi bersih ke kondisi terpolusi. Penurunan nilai tegangan flashover tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.11 dibawah ini. Tabel 4.11 Persentase Penurunan Tegangan Flashover Isolatordari Kondisi Bersih ke Kondisi Terpolusi RH Kondisi Terpolusi Ringan Kondisi Terpolusi Sedang Kondisi Terpolusi Berat 85,8 1,5 11,26 23,33 39,35 88,5 1,5 14,14 29,36 38,32 92 1,5 13,73 29,43 41,59 95,5 1,5 15,20 30,71 41,22 99 1,5 16,79 31.04 41,72 Dari tabel persentase diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kelembaban udara disekitar isolator piring disertai dengan semakin tingginya tingkat bobot polusi yang menempel di permukaan isolator piring, maka semakin besar nilai persentase penurunan tegangan flashover isolator tersebut. Nilai persentase penurunan tegangan flashover paling tinggi saat kondisi kelembaban 99 RH, dimana nilai persentase pada kondisi terpolusi ringan adalah 16,79, pada kondisi terpolusi sedang 31,04, dan pada kondisi terpolusi berat adalah 41,72. Universitas Sumatera Utara 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN