57
Yogyakarta pada tahun 2006 yaitu 53.334,5 juta rupiah sedangkan belanja modal pemerintah maksimum terdapat di provinsi DKI Jakarta pada tahun
2013 dengan nilai 10.696.012,2 juta rupiah. Berikut akan disajikan deskripsi data dari tiap-tiap variabel yang
diperoleh di lapangan. Berikut ini akan disajikan data secara rinci dari setiap variabel yang digunakan.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini diukur dengan nilai Produk Regional Domestik Bruto atas dasar harga konstan dari 6 provinsi
di Pulau Jawa tahun 2001 hingga 2013. Pada grafik di bawah ini terlihat bahwa secara umum nilai PDRB dari 6 provinsi di Pulau Jawa
mengalami kenaikan setiap tahunnya.
Gambar 4. Grafik PDRB menurut provinsi di Pulau Jawa. Gambar 4 menunjukan nilai PDRB tertinggi diperoleh DKI Jakarta
setiap tahunnya. Sesuai dengan tabel deskriptif statistik yang menunjukan
100000 200000
300000 400000
500000 600000
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
2 1
2 1
1 2
1 2
2 1
3
M il
ia r
R u
p ia
h
DKI Jakarta Jawa Barat
Jawa Tengah DI Yogyakarta
Jawa Timur Banten
58
bahwa nilai maksimum PDRB sebesar 477.285,3 miliar rupiah diperoleh di DKI Jakarta pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan DKI Jakarta
merupakan ibukota negara yang menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian. Sedangkan DI Yogyakarta menempati urutan terakhir
dengan nilai PDRB kurang dari 30.000 miliar rupiah. Hal ini dikarenakan cakupan wilayah DIY yang sempit dengan populasi penduduk yang
paling kecil diantara provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa.
2. Investasi
Data investasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa jumlah nilai realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN dan Penanaman
Modal Asing PMA dari 6 provinsi di Pulau Jawa tahun 2001-2013. Pada grafik di bawah ini terlihat bahwa secara umum nilai realisasi
investasi dari 6 provinsi di Pulau Jawa fluktuasi.
Gambar 5. Grafik realisasi investasi menurut provinsi di Pulau Jawa.
0.00 20 000.00
40 000.00 60 000.00
80 000.00 100 000.00
120 000.00
2 1
2 2
2 3
2 4
2 5
2 6
2 7
2 8
2 9
2 1
2 1
1 2
1 2
2 1
3
M il
ia r
R u
p ia
h
DKI Jakarta Jawa Barat
Jawa Tengah DI Yogyakarta
Jawa Timur Banten
59
Gambar 5 menunjukan realisasi investasi tertinggi didominasi DKI Jakarta hampir setiap tahunnya, sedangkan DI Yogyakarta menempati
urutan terakhir dengan nilai realisasi investasi kurang dari 2 trilyun rupiah. Hal ini dikarenakan DKI Jakarta merupakan daerah istimewa
yang menjadi pusat perekonomian sehingga menjadi daerah yang cukup menarik untuk para investor. Sementara itu, realisasi investasi di DI
Yogyakarta paling rendah dibandingkan provinsi lain. Hal ini dikarenakan DI Yogyakarta lebih memusatkan perhatiannya di sektor
pendidikan dibanding aktivitas ekonomi.
3. Modal Insani