60
C. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis diuji dengan teknik analisis korelasi dengan satu
prediktok. Adapun rumus yang digunakan adalah korelasi Product Momen.
Tabel 11. Perhitungan korelasi
Correlations
Aktivitas_Belajar _Siswa
Kinerja_Guru Pearson Correlation
Aktivitas_Belajar_Siswa 1.000
.264 Kinerja_Guru
.264 1.000
Sig. 1-tailed Aktivitas_Belajar_Siswa
. .028
Kinerja_Guru .028
. N
Aktivitas_Belajar_Siswa 53
53 Kinerja_Guru
53 53
Dari hasil perhitungan program aplikasi SPSS 16.0 didapat harga r
hitung
= 0,028. Hasil r
hitung
positif memperlihatkan bahwa, apabila kinerja guru semakin meningkat maka aktivitas beajar siswapun akan semakin
meningkat. Hasil korelasi yang bersifat positif tersebut menunjukkan bahwa hipotesis alternatif Ha yaitu “ada hubungan positif antara kinerja guru
dengan aktivitas belajar siswa” diterima, dan hipotesis nol Ho yaitu “tidak ada hubungan positif ant
ara kinerja guru dengan aktivitas belajar siswa” ditolak.
Berdasarkan kriteria penafsiran koefisien korelasi, harga r
hitung
berada pada rentang 0,00-0,199, maka dapat disimpulkan bahwa harga koefisien korelasi tersebut termasuk pada tingkat korelasi sangat rendah.
Jadi terdapat hubungan yang sangat rendah antara kinerja guru dan aktivitas belajar siswa.
61
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara kinerja guru dengan aktivitas belajar siswa kelas XI program keahlian teknik gambar
bangunan di SMK Negeri 2 Klaten sangat rendah. Hal ini berlawanan dengan kajian teori dalam Bab II yang menyatakan bahwa salah satu faktor
yang menentukan ketercapaian tujuan pendidikan kejuruan adalah guru. Kinerja guru mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap proses
pembelajaran. Guru dituntut mampu memfasilitasi proses pembelajaran aktif yang mampu membangkitkan minat dan kemauan siswa dalam
mengoptimalkan potensi yang dimiliki Wagiran, 2013:150. Sangat rendahnya keterkaitan kinerja guru dengan aktivitas belajar ini
kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sangat rendahnya atau tidak maksimalnya kinerja guru ini dapat berasal dari:
1. Faktor dari diri individu itu sendiri Adapun faktor dari diri individu itu sendiri seperti:
a. Motivasi b. Keterampilan
c. Pendidikan 2. Faktor dari luar individu
Adapun faktor dari luar individu seperti: a. iklim kerja
b. tingkat gaji c. sarana prasarana
Sedangkan sangat rendahnya atau tidak maksimalnya aktivitas belajar siswa ini dipengaruhi karena guru:
62 1. Kurang memberikan motivasi dan kurang menarik perhatian siswa,
sehingga siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; 2. Kurang menjelaskan tujuan instruksional kemampuan dasar kepada
siswa; 3. Kurang memberikan stimulus masalah, topik, dan konsep yang akan
dipelajari 4. Kurang memunculkan aktivitas dan partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini penting bagi seorang guru untuk memiliki kompetensi dan
bertindak efektif sebagai salah satu kunci keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran ini didukung oleh guru yang
mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah,
dan sebagai pengemban kurikulum. Guru yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar
siswa yang baik, sehingga aktivitas belajar di kelas juga akan meningkat. Semakin tinggi kinerja guru, maka akan semakin tinggi pula aktivitas
belajar siswa dalam proses pembelajaran. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah kinerja guru akan semakin rendah bahkan suatu proses
pembelajaran tidak akan efektif sama skali.
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN