KETERKAITAN ANTARA KINERJA GURU DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 KLATEN.

(1)

i

KETERKAITAN ANTARA KINERJA GURU DENGAN AKTIVITAS

BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR

BANGUNAN SMK NEGERI 2 KLATEN

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh : Ofti Nurhayati NIM. 11505241009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015


(2)

ii

KETERKAITAN ANTARA KINERJA GURU DENGAN AKTIVITAS

BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR

BANGUNAN di SMK NEGERI 2 KLATEN

Oleh

OFTI NURHAYATI

11505241009

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan: (1) Profil kinerja guru kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten, (2) Profil aktivitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten, (3) Korelasi antara kinerja guru dan aktivitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten, (4) Besarnya sumbangan kinerja guru terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel X (kinerja guru) dan variabel Y (aktivitas belajar siswa). Teknik pengambilan sampelnya menggunakan simple random sampling, sampel diambil secara acak, jumlah sampel yang diambil sejumlah 53 siswa. Uji validitas menggunakan Expert Judgement dan dianalisis dengan korelasi product moment, uji reabilitas menggunakan cronbach a, uji normalitas menggunkan chi kuadrat, uji linearitas menggunakan uji F, uji hipotesis menggunakan korelasi tunggal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata indikator kinerja guru adalah 52,717% (cukup), indikator aktivitas belajar siswa adalah 28,377% (cukup). Dari hasil penelitian menunjukkan rhitung=0,028, hal tersebut menunjukkan bahwa keterkaitan kinerja guru dengan aktivitas belajar siswa sangat rendah.


(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN Tugas Akhir Skripsi

KETERKAITAN ANTARA KINERJA GURU DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN di

SMK NEGERI 2 KLATEN

Disusun oleh: Ofti Nurhayati NIM 11505241009

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Tugas Akhir Skripsi Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta pada tanggal Maret 2015

TIM PENGUJI

Nama/Jabatan TandaTangan Tanggal

Prof. H. Slamet PH, MA, M.Ed, MA, MLHR, Ph.D

Ketua Penguji/Pembimbing ………….. …………

Drs. Sutarto, M.Sc., Ph.D.

Penguji I ………….. …………

Drs. Suparman, M.Pd.

Penguji II ………….. …………


(4)

iv

LEMBAR PERSETUJUAN

Tugas Akhir Skripsi dengan Judul

KETERKAITAN ANTARA KINERJA GURU DENGAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN di

SMK NEGERI 2 KLATEN

Disusun oleh: Ofti Nurhayati NIM 11505241009

Telah memenuhi syarat dan telah disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan Ujian Akhir Tugas Skripsi bagi yang bersangkutan.

Yogyakarta, 16 Maret 2015 Mengetahui,

Ketua Program Studi PTSP,

Dr. Amat Jaedun, M.Pd. NIP. 19610808 19861 1 001

Disetujui, Dosen Pembimbing,

Prof. H. Slamet PH, MA, M.Ed, MA, MLHR, Ph.D NIP. 19481112 197703 1 001


(5)

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

NIM

Program Studi Judul TAS

: Ofti Nurhayati : 11505241009

: Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan

: Keterkaitan Antara Kinerja Guru dengan Aktivitas Belajar Siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, Maret 2015 Yang menyatakan,

Ofti Nurhayati NIM. 11505241009


(6)

vi

MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

{QS. Al-Inshirah: 5)

“Orang hebat bukanlah orang yang selalu menang dalam pertarungan. Orang

hebat adalah orang yang bisa mengendalikan diri ketika marah”

(HR. Bukhari dan Muslim)

“Yakinlah ada sesuatu yang menantimu selepas banyak kesabaran (yang kau

jalani) yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa

sakit”

(Ali Bin Abi Thalib)

“Kamu tau hal romantis dari hujan? Dia selalu mau kembali meski tau rasanya

jatuh berkali-kali”

(Endlessend)

“Barang siapa meringankan beban orang yang dalam kesulitan maka Allah akan

meringankan bebannya di dunia dan di akhirat”

(HR. Muslim dari Sahabat Abu Hurairah)

“Bila kita merasa letih karena berbuat kebaikan, maka sesungguhnya keletihan

itu akan hilang dan kebaikan akan kekal. Bila kita bersenang-senang dengan

dosa, kesenangan itu akan hilang dan dosa yang akan kekal”

(Umar Bin Khatab)

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh

dadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah

mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”

(QS. Al-Baqarah: 16)


(7)

vii



Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT., ku

persembahkan karyaku ini kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan anugerah yang tiada tara berupa kemudahan, kelancaran, serta kekuatan untuk terus melangkah maju.

2. Pak Min & Mbok Yun yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moral dan material demi masa depanku. Kalian Bapak & Ibuku yang selalu aku banggakan, aku ingin selalu membuat kalian bangga.

3. Prof. H. Slamet PH, MA, M.Ed, MA, MLHR, Ph.D selaku inspirator saya yang selalu memotivasiku dan membimbingku, sehingga segera terselesaikannya tugas akhir skripsi ini. Suatu kebanggan menjadi mahasiswi bimbingannya prof.

4. Kakaku satu-satunya Eko Yulianto dan mbak Aris juga keponakanku Rizka yang selalu memberikan nasihat dan dukungan dalam setiap langkahku, yang selalu memberikan canda dan tawa untuk menghilangkan semua penatku. Bahagia memiliki saudara seperti kalian.

5. Mas Anjar yang mau membantuku, setia menemaniku, ada disaat aku susah ataupun senang, dan semua keluarganya Mas Anjar yang telah menganggapku bagian dari keluarganya dan bertahun-tahun memberikan support untukku.

6. Sodaraku mak Ajeng dan ante gemes Oktavia yang tiada henti selalu mensupportku dan menguatkan aku, yang selalu memberikan bahu dan telinganya untuk semua keluh kesahku. Aku bangga punya sahabat seperti kalian, karna teman yang konyol lebih asik dari pada teman yang gaul :*


(8)

viii

7. Simbah, pakde, budhe, om, tante, sodara-sodaraku yang selalu membantu, mensupport, dan menasehatiku.

8. Teman-teman seperjuanganku Jurusan Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan 2011 Raffy, Dimas, Irfan, Dhian, Puguh, Tunggul, Aan, Vira, Putra, Faris, Rama, Ade, terutama Rendy dan Fatiah yang banyak dan selalu membantuku, mengajariku, menyemangatiku, dan yang selalu aku repoti selama studi dan menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Terimakasih atas kebersamaannya. Semoga kita semua sukses.

9. Sains family 2011 SHS Puspita Bangsa Mbk Mila, Uyak, Kang Panji, Kang Gun, Pak Idom, Naryo, Mbk Wanda, Ida, Dina, Lilik, Putri, dll. Semoga kita tetep solid 


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahrobbil’alamin, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan

semesta alam. Hanya dengan limpahan rahmat, cinta, kekuatan dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang

berjudul “Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI

Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten”. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umat yang senantiasa mengikutinya. Tugas Akhir Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulis menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, tugas akhir skripsi ini tidak mungkin selesai dengan baik, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Prof. H. Slamet PH, MA, M.Ed, MA, MLHR, Ph.D selaku dosen

Pembimbing TAS, yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, motivasi, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Bapak Drs. Suparman, M.Pd. dan Bapak Drs. H. Sutarto, M.Sc., Ph.D selaku Validator instrumen penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan. 3. Bapak Drs. Agus Santoso, M.Pd., dan Bapak Dr. Amat Jaedun, M.Pd. selaku

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan dan Ketua Bidang Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan berserta dosen dan staf


(10)

x

yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan proposal sampai dengan selesainya TAS ini.

4. Bapak Dr. Moch. Bruri Triyono, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan persetujuan pelaksanaan Proposal Tugas Akhir Skripsi.

5. Bapak Drs. Wardani Sugiyanto, M.Pd selaku kepala sekolah SMK Negeri 2 Klaten yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMK Negeri 2 Klaten.

6. Semua siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Klaten yang tidak bisa disebutkan satu persatu, selaku responden yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi.

7. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan disini, atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, Maret 2015 Penulis,

Ofti Nurhayati NIM. 11505241009


(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul………...……… i

Abstrak...………...………... ii

Lembar Pengesahan………...……... iii

Lembar Persetujuan………...……... iv

Surat Pernyataan...………...……..……... v

Halaman Motto...………...……... vi

Halaman Persembahan………...………...…... vii

Kata Pengantar………... ix

Daftar Isi………...………….. xi

Daftar Tabel………....……...……… xiii

Daftar Gambar………....………....…… xiv

Daftar Lampiran………... xv

BAB I PENDAHULUAN………...……. 1

A. Latar Belakang Masalah………...…... 1

B. Identifikasi Masalah...………...……...…... 4

C. Batasan Masalah.....………...……..….. 4

D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian...…....…... 4

E. Tujuan Penelitian...………...…………...….. 5

F. Manfaat Penelitian...………...…………...….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA………..……....…..……...………... 7

A. Kajian Teori………...…...………....….... 7

1. Kinerja Guru...………...……... 7

2. Aktivitas Belajar...………...…….... 22

3. Keterkaitan Antara Kinerja Guru dan Pembelajaran... 30

B. Kerangka Berfikir………...…...….……... 33

C. Hipotesis Penelitian………...……...………... 34

BAB III METODE PENELITIAN………..……...……... 35

A. Jenis atau Desain Penelitian…………..………..……... 35

B. Tempat dan waktu Penelitian…………...………..……... 37

C. Populasi dan Sampel...………....………... 37

D. Variabel Penelitian…………...………...…..…... 38

E. Instrumen Penelitian…………... 39

F. Teknik Pengumpulan Data…………...…...…………...…... 42

G. Validitas dan Releabilitas Instrumen…………...…...…………... 43


(12)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………...…. 48

A. Diskripsi Data...………...….…...…. 48

B. Uji Persyaratan Hipotesis....………...……..…… 54

C. Uji Hipotesis...………...…...………….... 60

D. Pembahasan Hasil Penelitian...………...….... 61

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………..……...……….. 63

A. Kesimpulan………...…...………. 63

B. Implikasi....………...………...…... 64

C. Keterbatasan Penelitian...…....…...………. 64

D. Saran...………...………….. 65

Daftar Pustaka………...…….... 66


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen kinerja Guru...….…...…. 41

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Aktivitas Belajar Siswa...……..…… 41

Tabel 3. Skor Jawaban Angket Kinnerja Guru...…...………….... 43

Tabel 4. Skor Jawaban Angket Aktivitas Belajar Siswa....…...….... 43

Tabel 5. Tabel Nilai rhitung...….…...…. 45

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru...….…...…. 49

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa...….…...…. 52

Tabel 8. Tabel Pengujian Normalitas Data Kinerja Guru...….…...…. 56

Tabel 9. Tabel Pengujian Normalitas Data Aktivitas Belajar Siswa...…. 57

Tabel 10. Hasil Uji Linearitas...….…...…. 58


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif...…...…. 35 Gambar 2. Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Kinerja Guru....…..…… 50 Gambar 3. Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa 53 Gambar 4. Diagram Pancar dan Persamaan Garis Regresi Keterkaitan


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Populasi dan Sampel... 68

Lampiran 2. Uji Coba Instrumen... 70

Lampiran 3. Validasi Instrumen... 80

Lampiran 4. Data Mentah... 86

Lampiran 5. Tabulasi Pengisian Angket Kinerja Guru dan Aktivitas Belajar Siswa untuk Pengujian Validitas Uji Prasyarat Hipotesis... 90

Lampiran 6. Tabulasi Pengisian Angket Kinerja Guru dan Aktivitas Belajar Siswa untuk Pengujian Reabilitas Uji Prasyarat Hipotesis... 93

Lampiran 7. Tabulasi Pengisian Angket Kinerja Guru dan Aktivitas Belajar Siswa untuk Pengujian Validitas... 96

Lampiran 8. Tabulasi Pengisian Angket Kinerja Guru dan Aktivitas Belajar Siswa untuk Pengujian Reabilitas... 99

Lampiran 9. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru dan Aktivitas Belajar Siswa... 101

Lampiran 10. Tabulasi Pengujian Normalitas... 109

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian... 128

Lampiran 12. Lembar Konsultasi... 130


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk mendapatkan guru yang bermutu tinggi dan profesional, maka perlu dilakukan penilaian mengenai kinerja guru. Secara umum aspek yang dinilai dalam pelaksanaan tugas utama guru meliputi: (1) kinerja guru yang terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menilai dan mengevaluasi, menganalisis hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian; (2) kinerja guru yang terkait dengan pelaksanaan proses bimbingan meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan bimbingan, mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan, menganalisis hasil evaluasi bimbingan, dan melaksanakan tindak lanjut hasil bimbingan; (3) kinerja guru yang terkait dengan melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah meliputi aspek-aspek yang sesuai dengan kompetensi atau tugas pokok dan fungsinya. Tugas lain meliputi: (a) menjadi kepala sekolah/madrasah per tahun; (b) menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun; (c) menjadi ketua program keahlian/program studi atau yang sejenisnya; (d) menjadi


(17)

2

kepala perpustakaan; (e) menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi atau yang sejenisnya; (f) menjadi pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan inklusi, pendidikan terpadu atau yang sejenisnya; (g) menjadi wali kelas; (h) menyusun kurikulum pada satuan pendididkan; (i) menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar; (j) menjadi pembimbing pada penyusunan publikasi ilmiah dan karya inovatif, dan (k) melaksanakan pembimbingan pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya (khusus guru kelas); meliputi aspek perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengembangan/tindak lanjut; (4) pelaksanaan penilaian kinerja guru dilakukan menggunakan instrumen penilaian kinerja guru yang terdiri dari: (a) lembar pernyataan kompetensi, indikator, dan cara penilaian kinerja guru; (b) laporan dan evaluasi penilaian kinerja guru; (c) rekap hasil penilaia kinerja guru; dan (d) instrumen pelaksanaan tugas lain (kepala sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah/madrasah, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, kepala bengkel, kepala unit produksi atau yang sejenisnya; (5) penilaian kinerja guru pada pelaksanaan pembelajaran dilakukan di dalam kelas (untuk kegiatan yang dapat diamati), dan di luar kelas (untuk kegiatan yang tidak dapa diamati di dalam kelas). Kegiatan yang tidak dapat diamati didalam kelas misalnya: penyususnan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, pengembangan kurikulum, tingkat kehadiran guru di kelas, praktik pembelajaran di luar kelas/sekolah/madrasah dan sebagainya. Untuk semua kegiatan yang dilakukan guru, baik yang dapat diamati di dalam kelas maupun yang tidak dapat diamati, penilaian kinerja guru wajib melampirkan bukti-bukti fisik yang berupa dokumen. Berdasarkan uraian diatas dapat


(18)

3

disimpulkan bahwa kinerja guru sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran disekolah/madrasah.

Pada proses pelaksanaan pembelajaran ditandai adanya interaksi antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan reaksi atas pelaksanaan interaksi tersebut. Reaksi yang dilakukan oleh siswa sebagai bentuk aktivitas belajar yang dilaksanakan oleh siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar selalu diharapkan bahwa siswa memiliki aktivitas belajar yang tinggi.

Adapun aktivitas belajar sebagai bentuk reaksi yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar dapat berupa: (1) perhatian, yaitu berupa kesungguhan dari siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar; (2) semangat, yaitu dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar haruslah disertai dengan semangat yang tinggi; (3) persiapan, yaitu melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan; (4) pertanyaan-pertanyaan, yaitu penyampaian pertanyaan-pertanyaan dari siswa terhadap bahan ajar yang kurang jelas maupun yang belum diketahui; (5) tanggapan, yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan atau jawaban dari siswa terhadap berbagai pertanyaan atau permasalahan yang diajukan guru; (6) penyelesaian tugas-tugas, yaitu berupa tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan bentuk reaksi yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar tersebut, maka kinerja guru tentu sangatlah berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.


(19)

4 B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja guru terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran?

2. Bagaimana kenerja guru terkait dengan pelaksanaan proses bimbingan? 3. Bagaimana kinerja guru terkait dengan melaksanakan tugas lain yang

relevan dengan fungsi sekolah/madrasah?

4. Apakah aktivitas belajar sebagai bentuk reaksi yang dilakukan oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar?

C. Batasan Masalah

Mengingat adanya berbagai macam keterbatasan yang ada pada peneliti, maka penelitian ini hanya dibatasi pada keterkaitan antara kinerja guru dengan aktivitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten.

D. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dalam penelitian dirumuskan apakah kinerja guru terkait secara signifikan dengan aktivitas belajar siswa kelas XI program keahlian teknik gambar bangunan. Adapun rincian pertanyaan penelitian dari rumusan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Seperti apa profil kinerja guru kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar


(20)

5

2. Seperti apa profil aktivitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten?

3. Adakah korelasi yang signifikan antara kinerja guru dan aktivitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten?

4. Seberapa besar sumbangan kinerja guru terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pertanyan penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk menemukan:

1. Profil kinerja guru kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten.

2. Profil aktivitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten.

3. Korelasi antara kinerja guru dan aktivitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten.

4. Besarnya sumbangan kinerja guru terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian “Keterkaitan Antara Kinerja Guru Dengan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten” ini diharapkan bermanfaat bagi:


(21)

6 1. Guru

Dapat dijadikan sebagai bahan acuan di dalam proses pembelajaran serta untuk meningkatkan kinerja para pendidik/guru Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan maupun pendidik/guru program keahlian lainnya. Selain itu juga untuk memperbaiki praktek-praktek kinerja guru. 2. Siswa

Dapat dijadikan sebagai bahan acuan di dalam proses pembelajaran serta untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan maupun siswa program keahlian lainnya.

3. Sekolah

Dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan guru dan siswa secara efektif sehingga mendukung pencapaian tujuan program pendidikan.


(22)

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja Guru

Jasmani (2013: 155) mengemukakan istilah kinerja berasal dari kata job performane atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Hal ini dapat diartikan bahwa kinerja merupakan prestasi yang nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja seseorang. Senada dengan yang dikemukakan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, kinerja guru adalah hasil penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya.

Mangkunegara dalam Jasmani (2013:155) juga mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sama halnya dengan yang dikemukakan Malayu Hasibuan (2007: 94) bahwa kinerja atau potensi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serat waktu.

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa kinerja guru berkaitan dengan kompetensi guru, artinya agar memilki kinerja yang baik seorang


(23)

8

guru harus didukung dengan kompetensi yang baik. Jika seorang guru tidak memiliki kompetensi yang baik maka tidak akan mungkin memiliki kinerja yang baik. Depdiknas (2004: 11) menyatakan kinerja guru adalah kemampuan guru untuk mendemonstrasikan berbagai kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya. Esensi dari kinerja guru tidak lain merupakan kemampuan guru dalam menunjukkan kecakapan atau kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja yang sebenarnya.

Wagiran dalam Jurnal Pendidikan Evaluasi Pendidikan Tahun 17 Nomor 1 (2013: 155) mendefinisikan kinerja (performance) guru adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu dengan output yang dihasilkan tercermin dari kuantitas maupun kualitasnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah sesuatu hal yang dihasilkan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kamampuan, kecakapan, pegalaman, kesanggupan, dan sesuai dengan kompetensi keguruan. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru

Kinerja guru dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran, baik berkaitan dengan proses maupun hasilnya.

Malthis dan Jackson dalam Jasmani (2013: 159) ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan (guru), yaitu kemampuan, usaha yang dicurahkan, dan dukungan organisasi. Kinerja (Performance/P) = Kemampuan (ability/A) x Usaha (effort/E) x Dukungan (Support/S). Dengan


(24)

9

begitu kinerja seorang guru akan meningkat apabila ketiga komponen tersebut ada dalam dirinya, dan akan kurang jika salah satu komponen tersebut kurang bahkan tidak ada.

Sedangkan menurut Hasibuan dalam Jasmani (2013: 160) faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: 1) sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); 2) pendidikan; 3) keterampilan; 4) manajemen kepemimpinan; 5) tingkat penghasilan; 6) gaji dan kesehatan; 7) jaminan sosial; 8) iklim kerja; 9) sarana prasarana; 10) teknologi; 11) kesempatan berprestasi.

Hal ini menunjukkan bahwa faktor yang memepengaruhi kinerja berasal dari diri individu itu sendiri dan faktor dari luar individu itu sendiri. Adapun faktor dari diri individu itu sendiri seperti motivasi, keterampilan, dan juga pendidikan. Sedangkan faktor dari luar individu seperti iklim kerja, tingkat gaji, sarana prasarana, dan lain sebagainya.

c. Manfaat penilaian kinerja guru

Suatu penilaian tentu ada banyak manfaatnya, salah satunya adalah dapat digunakan sebagai alat dalam pengambilan keputusan. Sulistiyani dan Rosidah dalam Jasmani (2013: 161) mengemukakan secara terperinci manfaat penilaian kinerja adalah:

1) penyesuaian-penyesuaian kompetensasi; 2) perbaikan kinerja;

3) kebutuhan latihan dan pengembangan;

4) pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja;


(25)

10

6) membantu mendiagnosis terhadap kesalahan desai pegawai. d. Tujuan penilaian kinerja guru

Setiap penilaian kinerja guru harus memiliki tujuan yang jelas tentang apa yang ingin dicapai. Dalam Depdiknas (2000) menyebutkan bahwa tujuan penilaian kinerja adalah membantu dalam:

1) pengembangan profesi dan karier guru; 2) pengambilan kebijaksanaan per sekolah; 3) cara meningkatkan kinerja guru;

4) penugasan yang lebih sesuai dengan karier guru;

5) mengidentifikasi potensi guru untuk program in-service training; 6) jasa bimbingan dan penyuluhan terhadap kinerja guru yang

mempunyai masalah kinerja;

7) penyempurnaan manajemen sekolah; 8) penyediaan informasi untuk sekolah. e. Indikator Kinerja Guru

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dalam Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 4-7) menjelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh yang berintegrasi dalam kinerja guru, antara lain:

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal tersebut


(26)

11

berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan interest yang berbeda. Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus mampu melakukan kegiatan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek yang diamati, yaitu: a) Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek

fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.

b) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c) Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

d) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.


(27)

12

h) Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.

i) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

2) Kompetensi Kepribadian

Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi kualitas masa depan bangsa. Walaupun berat tantangan dan rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugasnya harus tetap tegar dalam melaksakan tugas sebagai seorang guru. Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar semua berkembang melalui proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat. Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik siswa sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian siswa yang kuat. Guru dituntut harus mampu membelajarkan siswanya tentang disiplin diri, belajar membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar, mematuhi aturan/tata tertib, dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Guru harus mempunyai


(28)

13

kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru. Aspek-aspek yang diamati adalah: a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan

kebudayaan nasional Indonesia.

b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 3) Kompetensi Sosial

Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupkan suritauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan dimilikinnya kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua siswa, para guru tidak akan mendapat kesulitan. Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Kriteria kinerja guru yang harus dilakukan adalah:


(29)

14

a) Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4) Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu meng-update, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan. Kompetensi atau kemampuan kepribadian yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek:

a) Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering


(30)

15

dalam mengelola proses pembelajaran. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai suatu seni pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak pernah putus. b) Dalam melaksakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus

selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar. Karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai kontek materinya.

c) Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip didaktik metodik sebagai ilmu keguruan. Misalnya bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok, korelasi dan prinsip-prinsip lainnya. d) Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat

melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun butir secara benar, agar tes yang digunakan dapat memotivasi siswa belajar.


(31)

16

Penilaian kinerja guru pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan untuk membina dan mengembangkan guru profesional. Standar Nasional Pendidikan Pasal 28 dalam Mulyasa (2008: 63) mengemukakan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidk antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, maupun pemberi inspirasi.

Ada beberapa indikator untuk meingkatkan kemampuan dalam proses belajar mengajar. Moh. Uzer Usman (2003:10) menjelaskan tentang imdikator kinerja guru adalah sebagai berikut:

1) Kemampuan merencanakan belajar mengajar, meliputi: a) Menguasai garis- garis besar penyelenggaraan pendidikan. b) Menyesuaikan analisa materi pelajaran.

c) Menyusun program semester.

d) Menyusun program atau pembelajaran.

2) Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar meliputi: a) Tahap pra intruksional.

b) Tahap intruksional.

c) Tahap evaluasi dan tidak lanjut. 3) Kemampuan mengevaluasi, meliputi: a) Evaluasi normative.

b) Evaluasi formative. c) Laporan hasil evaluasi.


(32)

17

d) Pelaksanakan program perbaikan dan pengayaan.

Dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007 pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi: 1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang

akan dicapai;

d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

2) Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.


(33)

18

Dalam kegiatan eksplorasi, guru: (1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; (2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; (3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; (4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan (5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

b) Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru: (1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; (2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; (3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; (4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; (5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; (6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; (7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja


(34)

19

individual maupun kelompok; (8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; (9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

c) Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru: (1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, (2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, (3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, (4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: (a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar; (b) membantu menyelesaikan masalah; (c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; (d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; (e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 3) Kegiatan Penutup


(35)

20

a) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

b) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

e) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. (Diakses dari www. standar-proses-_permen-41-2007_.com pada tanggal 7 Februari 2015, jam 08:37 WIB) Dalam buku Condition of Learning, (Gagne,1997) mengemukakan Sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:

1) Menarik perhatian (gaining attention)

Hal yang menimbulkan minat siswa dengan memngemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi atau kompleks.

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objektivies)

Memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.

3) Mengingatkan konsep/ prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning)


(36)

21

Merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi persyaratan untuk mempelajari materi yang baru.

4) Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)

Menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan. 5) Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)

Memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing proses atau alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.

6) Memperoleh kinerja / penampilan siswa (eliciting performance)

Siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.

7) Memberikan balikan (providing feedback)

Memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa. 8) Menilai hasil belajar (assessing performance)

Memberiikan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa mengetahui tujuan pembelajaran.

9) Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer)

Merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktikkan apa

yang telah dipelajari. (Diakses dari

https://ekapuspitahandayani.wordpress.com pada tanggal 7 Februari 2015, jam 08:58 WIB)

Sebagai agen pembelajaran guru harus merencanakan cara yang sistematik dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar siswa aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut sangat berkaitan dengan kinerja yang


(37)

22

dimiliki oleh seorang guru. Adapun indikator kinerja guru dalam proses belajar mengajar di kelas berdasarkan beberapa pendapat diatas antara lain:

1) menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran; 2) menyampaikan tujuan pembelajaran;

3) mengingatkan siswa konsep/prinsip yang telah dipelajari; 4) menyampaikan materi pelajaran;

5) membiasakan siswa melakukan pengkajian lebih dalam tentang materi belajar;

6) memberi kesempatan siswa untuk menyelesaikan masalah; 7) memberi tugas untuk memunculkan gagasan siswa;

8) menggunakan beragam media pembelajaran; 9) menggunakan beragam sumber belajar; 10) menilai hasil belajar dengan obyektif;

11) memberikan umpan balik yang memonitivasi siswa belajar; 12) merencanakan remidial untuk meningkatkan hasil belajar;

13) bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

14) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

2. Aktivitas Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan baru. Menurut Good dan Brophy dalam Ngalim Purwanto (2007: 85), belajar bukan merupakan tingkah laku yang nampak, tetapi


(38)

23

terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru (new associations).

Slameto (2013: 2) menyatakan belajar ialah proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pada hakikatnya kegiatan belajar tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena sepanjang hidupnya manusia selalu mempelajari hal-hal baru sehingga akan mendapatkan pengetahuan yang baru. Seperti halnya yang dikemukakan M. Dalyono (2005: 51), belajar adalah kegiatan manusia yang sangat penting dan harus dilakukan selama hidup, karena melalui belajar dapat melakukan perbaikan dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan hidup.

Syaiful Bahri Djamarah (2013: 10) juga menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Hal ini berarti belajar tidak terlepas dari melakukan suatu tindakan yang menyebabkan terjadinya perubahan bagi yang melakukannya. Sardiman (2014: 20), mengemukakan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru sebagai hasil dari pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Sehingga semakin banyak berinteraksi dengan


(39)

24

lingkungannya akan semakin banyak pula pengetahuan baru yang akan didapatkannya.

b. Pengertian Aktivitas Belajar

Di dalam belajar diperlukan sebuah aktivitas. Dave Meier dalam Martinis Yamin (2007: 74) mengemukakan bahwa belajar harus dilakukan dengan aktivitas, yaitu menggerakkan fisik ketika belajar dan memanfaatkan indera siswa sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh atau pikiran terlibat dalam proses belajar. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Sardiman (2014: 100) bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas tersebut harus saling terkait agar menghasilkan aktivitas belajar yang optimal.

Sardiman (2014: 99), juga menyatakan bahwa belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif. Martinis Yamin (2007: 77-78), mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa, harus mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi siswa. Pengajar/guru tidak hanya melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar; berupa belajar penemuan, belajar mandiri, belajar berkelompok, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya. Oleh sebab itu tugas guru adalah membimbing dan mengarahkan siswa agar dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Sedangkan siswa yang beraktivitas, berbuat, dan harus aktif sendiri.


(40)

25

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran baik bersifat fisik maupun mental yang keduanya harus saling berkaitan agar siswa dapat belajar secara optimal untuk membawa perubahan pada dirinya.

c. Upaya Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan paling pokok. Sardiman (2014: 25), mengajar diartikan sebagai usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Untuk itu guru sebagai pengajar harus merencanakan cara yang sistematik dalam melaksanakan proses belajar mengajar agar siswa aktif dalam pembelajaran. M. Dalyono (2005: 203), mengemukakan ada beberapa prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar siswa aktif yakni stimulus belajar, perhatian, motivasi, respon yang dipelajari, penguatan, dan umpan balik serta pemakaian dan pemindahan.

Pembelajaran yang menuntut adanya aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran membutuhkan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa. Gegne dan Briggs dalam Martinis Yamin (2007: 83-84), menjelaskan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam kelas meliputi 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa, yaitu: 1) memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; 2) menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa; 3) mengingkatkan kompetensi prasyarat; 4) memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari; 5) memberi petunjuk kepada siswa


(41)

26

cara mempelajarinya; 6) memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran; 7) memberikan umapan balik (feed back); 8) melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur; 9) menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa antara lain dengan cara: memotivasi, membimbing, dan mendorong siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran di kelas. Hal tersebut dapat dilakukan oleh guru dengan cara menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebelum pelajaran dimulai, membantu dan melayani siswa yang kesulitan, menumbuhkan rasa keberanian dan keingintahuan siswa, menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, dan menyimpulkan pembelajaran yang telah disampaikan diakhir pembelajaran.

d. Manfaat Aktivitas Belajar

Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu komponen penting yang harus ada dalam proses pembelajaran. Sardiman (2014: 96), mengemukakan bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Oemar Hamalik (2005: 175), juga mengungkapkan bahwa penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena: 1) para siswa mencari pengalamannya sendiri dan langsung mengalami sendiri; 2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral; 3) memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa; 4) para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri; 5) memupuk disiplin


(42)

27

kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis; 6) mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guuru; 7) pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas; 8) pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivias dalam kehidupan di masyrakat.

Uraian di atas senada dengan yang dikemukakan Rousseau dalam Sardiman (2014: 96) bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hal ini berarti setiap siswa harus belajar aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas proses belajar tidak mungkin terjadi atau tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa mencakup: mendengarkan dan memperhatikan saat guru menjelaskan, membaca dan mempelajari materi yang diberikan guru, mencatat, bertanya, mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, menanggapi atau mengemukakan pendapat, bekerja sama dengan kelompok, dan bersemangat selama proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas siswa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Siswa tidak sekedar meperoleh pengatahuan secara langsung dari guru, namun siswa dituntut untuk aktif sendiri sehingga banyak manfaat yang diperoleh siswa, antara lain: siswa akan lebih mampu menerima, menyerap, dan mengingat pengetahuan yang didapatkannya.


(43)

28 e. Indikator Aktivitas Belajar

Untuk dapat mengukur aktivitas siswa dalam pembelajaran, perlu kiranya bagi kita mengetahui terlebih dahulu komponen-komponen aktivitas dan menentukan indikatornya terlebih dahulu. Aktivitas belajar siswa dapat ditunjukkan dengan siswa dalam mempersiapkan diri sebelum mengikuti proses pembelajaran, mengikuti proses pembelajaran di kelas; berupa mendengarkan dan memperhatikan saat guru menjelaskan, mencatat, bertanya, mengerjakan tugas, mampu menjawab pertanyaan, menanggapi atau berpendapat, dan bersemangat selama proses belajar mengajar berlangsung. Mc Keachie dalam Martinis Yamin (2007:77) mengemukakan 7 aspek terjadinya keaktivan siswa, antara lain: 1) partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran; 2) tekanan pada aspek apektif dalam belajar; 3) partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa; 4) kekompakan kelas sebagai kelompok belajar; 5) kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran; 6) pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.

Hal tersebut senada dengan yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (2006: 61), bahwa keaktivan siswa dapat dilihat dalam hal: 1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; 2) terlibat dalam pemecahan masalah; 3) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; 4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah; 5) melaksankan


(44)

29

diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; 6) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya; 7) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis; 8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Paul B. Diedric dalam Sardiman (2014: 101), juga membuat suatau daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: 1) Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; 2) Oral Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, berpendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi; 3) Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato; 4) Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin; 5) Drawing Activities, misalnya: menggamar, membuat grafik, peta, diagram; 6) Motor Actiivities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak; 7) Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, menginat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan; 8) Emotional Activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

M. Dalyono (2005: 196) mengemukakan, dilihat dari sudut siswa ada beberapa indikator yang menunjukkan siswa belajar aktif yaitu: 1) keinginan, keberanian menampilkan minat, kebutuhan, dan


(45)

30

permasalahannya; 2) keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses, dan kelanjutan belajar; 3) penampilan berbagai usaha/kekreatifan belajar dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar-mengajar sampai mencapai keberhasilannya; 4) kebebasan atau keleluasaan melakukan hal tersebut di atas tanpa tekanan guru/pihak lainnya (kemandirian belajar).

Klasifikasi kegiatan siswa di atas menunjukkan bahwa kegiatan/aktivitas siswa itu cukup banyak. Apabila kegiatan tersebut diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar secara optimal, maka proses kegiatan belajar mengajar akan berjalan efektif dan kondusif, sehingga terciptalah aktivitas belajar yang maksimal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan indikator aktivias belajar siswa dalam proses pembelajaran siswa di kelas terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut: 1) memperhatikan saat guru menjelaskan; 2) mengkaji lebih dalam materi yang diberikan guru; 3) mengajukan pertanyaan; 4) mengerjakan tugas; 5) menjawab pertanyaan; 6) menanggapi dan mengemukakan pendapat; 7) bekerja sama dengan kelompok; 8) dan bersemangat selama proses belajar mengajar berlangsung.

3. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Aktivitas Belajar Siswa

Dunia kerja guru yang sebenarnya adalah mengajarkan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas (Subagio, 2011: 02). Wagiran dalam Jurnal Penelitian Evaluasi Pendidikan Tahun 17 Nomor 1 (2013:150), menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan ketercapaian


(46)

31

tujuan pendidikan kejuruan adalah guru. Peran guru sangat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran. Guru dituntut mampu memfasilitasi proses pembelajaran aktif yang mampu membangkitkan minat dan kemauan siswa dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Hal ini penting bagi seorang guru untuk memiliki kompetensi dan bertindak efektif sebagai salah satu kunci kenerhasilan pembelajaran.

Martinis Yamin (2007: 77-78), mengemukakan bahwa pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa, harus mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi siswa. Pengajar/guru tidak hanya melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar; berupa belajar penemuan, belajar mandiri, belajar berkelompok, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya. Oleh sebab itu tugas guru adalah membimbing dan mengarahkan siswa agar dapat mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya.

Gagne dan Briggs dalam Jurnal Pedidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 13 (2007: 189), mengemukakan ada 9 urutan kegiatan pembelajaran, yaitu: 1) memberikan motivasi dan menarik; 2) menjelaskan tujuan instruksional yang akan dicapai; 3) meningkatkan kompetensi prasyarat; 4) memberi stimulus (masalah, topik, dan konsep); 5) memberi petunjuk belajar atau cara mempelajari; 6) menimbulkan penampilan siswa; 7) memberi umpan balik; 8) menilai penampilan atau hasil belajar; 9) menimpulkan. Oleh karena itu, untuk menciptakan efektivitas pembelajaran, guru harus mampu melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, serta membangkitkan motivasi siswa. Hal lain


(47)

32

yang tidak kalah penting adalah kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal agar pembelajaran dapat berlangsung efektif. Pengelolaan kelas mencakup penghentian tingkah laku siswa yang menganggu perhatian kelas, pemberian penghargaan bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, dan penetapan norma kelompok yang produktif. Kondisi tersebut dapat tercapai bila guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana menyenangkan sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. Ketercapaian tersebut tergantung pada kinerja masing-masing guru. Kualitas proses dan hasil pendidikan terletak pada kinerja perilaku mengajar para guru. Mutu hasil belajar sebagai indikator mutu pendidikan ditentukan oleh kualitas belajar siswa yang terwujud melalui proses interaksi pengajaran yang dikreasikan oleh kinerja guru (Yusrizal dalam Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Tahun 15 Nomor 2, 2011:75).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah, dan sebagai pengemban kurikulum. Guru yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang baik, sehingga aktivitas belajar di kelas juga akan meningkat. Semakin tinggi kinerja guru, maka akan semakin tinggi pula aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran. Begitu juga sebaliknya, semakin


(48)

33

rendah kinerja guru akan semakin rendah bahkan suatu proses pembelajaran tidak akan efektif sama skali.

B. Kerangka Berfikir

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Untuk mendapatkan guru yang bermutu baik dan profesional maka perlu dilakukan adanya suatu penilaian mengenai kinerja guru.

Kinerja guru adalah hasil penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya. Artinya kalau guru mempunyai kinerja yang bagus akan mampu menjelaskan pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan baik, mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik, dan mampu membimbing juga mengarahkan siswa dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang baik.

Dengan demikian ada kecenderungan bahwa hasil kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, kinerja guru dalam evaluasi, terkait dengan proses dan hasil pembelajaran siswa. Dengan kata lain aktivitas siswa dalam proses pembelajaran serta kualitas hasil pembelajaran terkait dengan kinerja guru.


(49)

34 C. Hipotesis Penelitian

1. Adakah korelasi/kaitan yang signifikan antara kinerja guru dan aktifitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten?

2. Seberapa besar sumbangan kinerja guru terhadap aktifitas belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten?


(50)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis atau Desain Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan yang akan diteliti, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan dan analisis data hasil penelitian secara eksak dan menganalisis datanya menggunakan perhitungan statistik. Sesuai dengan yang dikemukakan Sugiyono (2008: 7) disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik.

Adapun proses penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Komponen dan proses penelitian kuantitatif (Sumber: IKIP Jakarta, 1994)


(51)

36

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa proses penelitian kuantitatif selalu diawali oleh masalah. Kemudian masalah tersebut diidentifikasi, dibatasi, dirumuskan, dan dijelaskan tujuan dan manfaatnya. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan, untuk itu proses selanjutnya adalah mengumpulkan teori untuk menjawab rumusan masalah tersebut. Jawaban terhadap rumusan masalah menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis. Hipotesis ini merupakan jawaban sementara, untuk itu peneliti harus mengumpulkan data (pengujian hipotesis) untuk membuktikan kebenarannya. Pengumpulan data dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka dalam penelitian kuantitatif perlu menggunakan instrumen penelitian. Setelah instrumen teruji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah ditetapkan untuk diteliti. Data yang terkumpul kemudian dianalisis. Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasannya. Setelah diberikan pembahasan, maka peneliti harus memberikan kesimpulan yang merupakan jawaban singkat atas semua rumusan masalah dalam penelitian dan juga memberikan saran/rekomendasi.

Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Menurut Umar (2003:30) penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini, maka dapat membangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala yang


(52)

37

berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui keterkaitan antara kinerja guru dengan aktivitas belajar siswa kelas XI program keahlian teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Klaten.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian “Keterkaitan Antara Kinerja Guru dengan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten” ini dilakukan di SMK Negeri 2 Klaten dengan waktu pelaksanaannya dimulai pada bulan Februari 2015 dengan tahap-tahap penelitiannya yaitu: 1. Telaah pustaka dan survey lapangan, 2. Pembuatan proposal penelitian, 3. Pengambilan data, 4. Analisis data, 5. Penyusunan laporan penelitian.

C. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 61) populasi merupakan generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti yang dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Perlu diketahui bahwa dalam penelitian, populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki suatu subyek atau obyek yang diteliti.


(53)

38

Populasi dalam penelitian ini adalah guru produktif kelas XI TGB dan sebagian siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2010: 62). Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah sebagian siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten. Teknik sampling yang digunakan yaitu probality sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dari data yang diperoleh dari bagian tata usaha di SMK Negeri 2 Klaten, diketahui jumlah siswa kelas XI program keahlian teknik gambar banguan di SMK Negeri 2 Klaten ada 30 siswa TGB A dan 32 siswa TGB B, dengan teknik simple random sampling dengan taraf kesalahan 5% maka didapatkan sampel untuk penelitian ini sebanyak 53 siswa kelas XI program keahlian teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Klaten.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 38) variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua


(54)

39

variabel yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat disebut variabel bebas (X) dan variabel akibat atau yang dipengaruhi yang disebut variabel tidak bebas (Y). Kedua variabel tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Variabel (X): Kinerja Guru

Variabel (Y): Aktivitas belajar siswa

Dari variabel diatas maka akan terjadi suatu hubungan ataupun pengaruh antara kinerja guru dengan aktivitas belajar siswa.

E. Instrumen Penelitian

Dalam pengumpulan data diperlukan instrumen atau alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data yang valid. Untuk mengukur variabel yang diinginkan, dalam penelitian keterkaitan antara kinerja guru dengan aktivitas belajar siswa kelas XI program keahlian teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Klaten ini menggunakan skala likert. Sugiyono (2008: 93) mengemukakan skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Fenomenal sosial telah ditentukan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Indiktor tersebut yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun istrumen yang berupa pernyataan dan pertanyaan. Penelitian yang menggunakan skala likert ini berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Pertanyaannya berupa pertanyaan tertutup dengan alternative jawaban yang telah disediakan.


(55)

40

Jawaban dalam skala likert dibuat dalam bentuk checklist maupun pilihan ganda. Jawaban dalam skala likert juga bergradasi, yaitu dari jawaban sangat positif sampai jawaban sangat negatif. Jawaban peneliti yang menggunakan skala likert antara lain:

1. a. selalu b. sering

c. kadang-kadang d. tidak pernah 2. a. sangat setuju

b. setuju c. ragu-ragu d. tidak setuju

e. sangat tidak setuju

Jawaban pada penelitian kuantitatif dapat diberikan skor seperti berikut: 1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5

2. Setuju/seiring/posisi diberi skor 4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2 5. Sangat tidak setuju/tidak pernah dibeli skor 1

Untuk rancangan instrumen penelitian “Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten” ini mengacu pada kajian teori yang diuraikan dalam bab 2. Adapun rancangan instrumen pada penelitian ini adalah sebagai berikut:


(56)

41 Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru

No Variabel

Bebas Indikator

Nomor

Item Jumlah 1. Kinerja

Guru

menarik perhatian siswa untuk

mengikuti proses pembelajaran 1,2 2 menyampaikan tujuan

pembelajaran 3,4 2

mengingatkan siswa konsep/prinsip yang telah dipelajari

5,6 2

menyampaikan materi pelajaran 7,8,9 3 membiasakan siswa melakukan

pengkajian lebih dalam tentang materi belajar

10,11 2

memberi kesempatan siswa

untuk menyelesaikan masalah 12,13 2 memberi tugas untuk

memunculkan gagasan siswa 14, 15 2 menggunakan beragam media

pembelajaran 16 1

menggunakan beragam sumber

belajar 17, 18 2

menilai hasil belajar dengan

obyektif 19, 20 2

memberikan umpan balik yang

memonitivasi siswa belajar 21, 22 2 merencanakan remidial untuk

meningkatkan hasil belajar 23, 24 2 bersama-sama dengan siswa

dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran

25 1

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya

26 1

Jumlah 26

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Aktivitas Belajar Siswa No Variabel

Terikat Indikator

Nomor

Item Jumlah 1. Aktivitas

Belajar Siswa

memperhatikan saat guru

menjelaskan 1, 2 2

mengkaji lebih dalam materi

yang diberikan guru 4, 5 2

mengajukan pertanyaan 6,7 2

mengerjakan tugas 8,9 2

menjawab pertanyaan 10,11 2

menanggapi dan


(57)

42

bekerja sama dengan kelompok 14,15 2 bersemangat selama proses

pembelajaran 16,17 2

Jumlah 17

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengungkap data mengenai keterkaitan antara kinerja guru dengan aktivitas belajar siswa kelas XI program keahlian teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Klaten diperlukan teknik pengumpulan data. Hal tersebut dimaksudkan agar data yang digunakan lebih akurat.

Penelitian “Keterkaitan Antara Kinerja Guru dengan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 2 Klaten” ini teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner (angket). Metode ini digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara kinerja guru dengan aktivitas belajar siswa kelas XI program keahlian teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 Klaten. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang efesien apabila peneliti tahu dengan pasti veriabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar luas di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup/terbuka, dapat diberi ke responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono 2007).

Penelitian ini menggunakan angket tertutup karena jawaban pada angket sudah disediakan, sehingga responden hanya menjawab atau memilih jawaban sesuai dengan jawaban yang sudah diberikan. Ada beberapa tingkatan dalam pemilihan jawaban dan untuk menilaianya hanya


(58)

43

dengan memberikan tanda centang (√) pada jawaban tersebut. Alternativ jawaban tingkat pemilihan sebagai berikut:

Tabel 3. Skor Jawaban Angket Kinerja Guru Pertanyaan (SL)

Selalu (SR) Sering (JR) Jarang (TP) Tidak Pernah

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

Tabel 4. Skor Jawaban Anget Aktivitas Belajar Siswa Pertanyaan (SS) Sangat Setuju (S) Setuju (R) Ragu-ragu (TS) Tidak Setuju (STS) Sangat Tidak Setuju

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Dalam suatu penelitian perlu dilakukan pengujian instrument untuk mendapatkan data yang valid dan reliable. Dalam pengujian instrument terdapat dua hal pokok yaitu uji validitas dan uji reabilitas. Menurut Sugiyono (2007:121) perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan reliable dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable.

1. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu intrumen (Suharsimi Arikunto, 2010: 211). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Dengan uji validitas, dapat diketahui sejauh mana instrumen mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya. Pengujian validitas ini menggunakan korelasi Product Moment. Rumus yang digunakan:


(59)

44 Keterangan:

rxy = koefisien korelasi sederhana antara variabel x dan ariabel y N = banyak data

X = jumlah kuadrat deviasi skor variabel x Y = jumlah kuadrat deviasi skor variabel y

Penentuan valid atau tidaknya hasil analisis ditentukan dari nilai rxy (rhitung) pada taraf signifikan 5%. Apabila rhitung menunjukkan hasiil lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 5% maka dinyatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung menunjukkan hasiil lebih kecil dari rtabel pada taraf signifikan 5% maka dinyatakan tidak valid.

Dengan taraf signifikasi 5% dan N = 30 pada uji coba instrumen kinerja guru dan aktivitas belajar siswa diperoleh harga rtabel sebesar 0,361. Hasil analisis menggunakan Microsoft Office Excel 2010 untuk instrumen kinerja guru dinyatakan valid semua dengan indek korelasi antara 0,54 - 5,39, dan untuk instrumen aktivitas belajar siswa juga dinyatakan valid semua dengan indek korelasi antara 0,95 – 7,72. Sehingga total pernyataan valid pada instrumen kinerja guru ada 26 butir dan pada instrumen aktivitas belajar siswa ada 16 butir.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas menunjukkan pada pengertian bahwa instrumen yang digunakan dapat mengungkapkan data yang bisa dipercaya, tidak sekedar keabsahan instrumennya saja. Pengukuran reabilitas


(60)

45

instrumen kinerja guru dan aktivitas belajar siswa ini dengan internal consistency, yaitu dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali kemudian yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Perhitungan dipergunakan untuk instrumen dengan jawaban model skala likert dengan skala 1 sampai dengan 4 menggunakan rumus Alfa Cronbach. Menurut Sugiyono (2010:365) Rumus dari Alfa Cronbach sebagai berikut:

Keterangan

: Reabilitas Instrumen : Varians total

: Mean kuadrat antara sunyek : Mean Kuadrat Kesalahan Hasil pengujian yang diperoleh diinterprestasikan dengan tabel berikut ini.

Tabel 5. Tabel nilai rinterprestasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

Dari olah data dengan bantuan program komputer Microsoft Office Excel 2010 pada rumus Alpha Cronbach untuk uji coba instrumen kinerja guru didapatkan hasil 0,847. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan pada tabel nilai r diatas sehingga tingkat hubungan untuk instrumen kinerja guru adalah sangat kuat. Untuk instrumen aktivitas belajar siswa didapatkan hasil 0,793. Nilai


(61)

46

tersebut kemudian dikonsultasikan pada tabel nilai r diatas sehingga tingkat hubungan untuk instrumen aktivitas belajar siswa adalah kuat.

H. Teknik Analisis Data 1. Analisa Deskriptif

Analisa deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan data atau menentukan tendensi sentral yang meliputi perhitungan rata-rata atau mean (M), modus (Mo), median (Me), dan standar deviasi (SD), frekuensi serta histogram dari masing-masing variabel.

Identitas kecenderungan tinggi rendahnya skor variabel ditetapkan berdasakan pada kriteria ideal, yaitu:

>Mi + 1,5 Sdi adalah sangat tinggi Mi s/d (Mi + 1,5 Sdi) adalah sedang (Mi – 1,5 Sdi) s/d Mi adalah cukup <Mi – 1,5 Sdi adalah rendah Keterangan:

ST : skor tertinggi SR : skor terendah Mi : ½ (ST + SR)

Sdi : 1/6 (ST – SR) 2. Uji Prasyarat Hipotesis

Untuk mengetahui sifat hubungan dari data variabel bebas (kinerja guru) dengan data variabel terikat (aktivitas belajar) maka diperlukan uji linearitas. Adapun rumus yang digunakan untuk uji linearitas yaitu sebagai berikut:


(62)

47 Ho : Regresi Linear

Ha : Regresi non Linear Statistik

: Varian Tuna Cocok : Varian Kekeliruan

(Sugiyono, 2010:274)

(F hitung) dibandingkan dengan F tabel dengan dk pembilang (k – 2) dan dk penyebut (n – k). untuk menguji hipotesis nol, tolak hipotesis regresi linier, jika statistic F hitung untuk tuna cocok yang diperoleh lebih besar dari harga F dari tabel menggunakan taraf kesalahan yang dipilih dan yang bersesuaian.


(63)

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Langkah selanjutnya setelah data penelitian terkumpul dari responden melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan statistik yang telah ditentukan untuk membuktikan ditolak atau diterimanya hipotesis penelitian atau untuk menggambarkan hasil penelitian. Bab ini akan membahas mengenai hasil analisis data yaitu hasil mengolah data yang didapat dari seluruh responden penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan hipotesis. A. Deskripsi Data

Penelitian ini mendeskripsiskan keterkaitan dua variabel (X) kinerja guru dan variabel (Y) aktivitas belajar. Deskripsi data masing-masing variabel meliputi: harga mean (M), standar deviasi (SD), median (Me), modus (Mo), tabel distribusi frekuensi, histogram distribusi frekuensi dan kecenderungan skor.

Instrumen angket kinerja guru berjumlah 26 butir pernyataan. Melalui uji validitas dan reabilitas, 26 butir pernyataan tersebut dinyatakan valid. Instrumen angket aktivitas belajar siswa berjumlah 16 butir pernyataan. Melalui uji validitas dan reabilitas, 16 butir peryataan tersebut juga dinyatakan valid. Masing-masing instrumen tersebut diberikan kepada 53 siswa kelas XI program keahlian teknik gambar bangunan.

1. Deskripsi variabel X (kinerja guru) a. Distribusi frekuensi


(64)

49

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui skor terendah 29 dan skor tertinggi 82. Data kemudian dianalisis menggunakan microsoft office excel 2010 sehingga dapat diketahui rerata (mean) sebesar 52,717, median sebesar 52, modus sebesar 52, dan standar deviasi sebesar 10,973.

Berdasarkan data kinerja guru diperoleh: 1) Rentang skor (R)

R = Skor tertinggi – Skor terendah R = 82 – 29

R = 53

2) Banyaknya kelas interval (K)

K = 1 + 3,3 log n (n = jumlah responden) K = 1 + 3,3 log 53

K = 6,69 dibulatkan 7 3) Panjang kelas interval (P)

P = R : K P = 53 : 7

P = 7,571 dibulatkan 8

Skor hasil pengumpulan data dari instrumen variabel kinerja guru dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi frekuensi kinerja guru No Kelas

Interval

Nilai

Tengah F

Frekuensi Relatif

(%)

1 29 - 36 34 3 5,7

2 37 - 44 42 7 13,3

3 45 - 52 49 20 37,8

4 53 - 60 56 12 22,7


(65)

50

6 69 - 76 0 0 0

7 77 - 83 81 3 5,7

Jumlah 53 100

Berdasarkan tabel di atas, frekuensi paling tinggi terdapat pada kelas interval 45-52 dengan jumlah sebanyak 20 siswa.

5,7 13,3 37,8 22,7 15,2 5,7 0 5 10 15 20 25 30 35 40 F r e k u e n s i Kelas Interval

29 - 36 37 - 44 45 - 52 53 - 60 61 - 68 69 - 76 77 - 83

Gambar 2. Grafik Histogram Distribusi Frekuensi Kinerja Guru b. Kecenderungan skor

Kecenderungan tinggi rendahnya skor kinerja guru didasarkan pada kriteria skor ideal. Kriteria skor ideal menggunakan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (Sdi) senagai pembanding untuk mengetahui skor.

Berdasarkan data kinerja guru diperoleh: 1) Mean ideal (Mi)

Mi = ½ (Skor tertinggi + Skor terendah) Mi = ½ (82 + 29)


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 4 27

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMAMPUAN PENALARAN DENGAN HASIL BELAJAR MENGIDENTIFIKASI BANGUNAN GEDUNG PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 KISARAN.

0 2 19

HUBUNGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHASISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 29

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 STABAT TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 2 30

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 5 BANDUNG.

1 4 42

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN KELAS XI SMK NEGERI 6 BANDUNG.

0 2 39

PERSEPSI SISWA TENTANG PERANAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 PENGASIH.

1 2 128

KOMPETENSI KEJURUAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 KLATEN.

3 23 205

HUBUNGAN INTERPERSONAL GURU-SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 0 299

KESIAPAN GURU SMK NEGERI 2 KLATEN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013.

0 0 1