PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU PELAMPUNG DAN ALAT PELAMPUNG STANDAR TERHADAP KEMAMPUAN MELUNCUR DALAM RENANG PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 SUKADANA LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014
(2)
PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU PELAMPUNG DAN ALAT PELAMPUNG STANDAR TERHADAP KEMAMPUAN MELUNCUR
DALAM RENANG PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1
SUKADANA LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN
2013/2014 (Skripsi)
Oleh
DIAN FEBRI RAHMADI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
(3)
ABSTRAK
PENGARUH MODIFIKASI ALAT BANTU PELAMPUNG DAN ALAT PELAMPUNG STANDAR TERHADAP KEMAMPUAN MELUNCUR
DALAM RENANG PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1
SUKADANA LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Oleh:
DIAN FEBRI RAHMADI Tujuan yang ingindicapaidalampenelitian ini
adalahuntukmengetahuipengaruhpenggunaanmodifikasialatbantupelampungdanpe nggunaanalatpelampungstandarterhadapkemampuanmeluncurpadasiswakelasX SMKNegeri 1 Sukadana Lampung Timur.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan populasi adalah siswa SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Kelas Xsebanyak 178 siswa, kemudian diambil sampel penelitian berjumlah 30 orang.Teknik sampel yang digunakan adalah random sampling. Teknik pengumpulan data untuk mengetahui peningkatan kemampuan meluncur dalam pembelajaran renang. Analisis data hasil tes awal dan akhir penggunaanmodifikasialat bantu
pelampungdanpenggunaanalatpelampungstandarterhadap kemampuan meluncur menggunakan teknik analisis data uji t.
Dari hasil perhitungan post-test terdapat perbedaan tingkat kemampuan gerak dasar meluncurpada taraf nyata atau pada taraf kepercayaan 95%. Penggunaan alatpelampungstandarlebih baik dibandingkan dengan penggunaanmodifikasialat bantu pelampung dalam peningkatan kemampuan meluncur pada siswa kelas X di SMKNegeri 1 Sukadana Lampung Timur. Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Penggunaan alatpelampungstandarmemberikan pengaruh yang lebih besar daripada penggunaanmodifikasialat bantu pelampungterhadap peningkatan kemampuan meluncurpadasiswa kelas X SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur tahun pelajarn 2013/2014.
(4)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alatbantuaslipelampungbotolplastik mineral ... 17
2. Alatbantupelampungbotolplastik mineral ... 17
3. TahapanMeluncur ... 20
4. RencanaPenelitian ... 32
5. Paradikmapenelitian ... 33
6. Cara Ordinal Pairing ... 34
7. Diagram BatangPerbandinganHasilTesAwalKelompok ModifikasiAlatdanAlatStandar ... 46
8. Diagram BatangPerbandinganHasilTesAkhirKelompok ModifikasiAlatdanAlatStandar ... 46
(5)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Data Tes Awal Tes GerakanMeluncur (I) ... 69
2. Data Tes Awal Tes GerakanMeluncur (II)... 70
3. Data Tes Awal Tes GerakanMeluncur (III) ... 71
4. Rata-RataTesAwalGerakDasarMeluncur ... 72
5. Data Tes Akhir Tes GerakanMeluncur (I) ... 73
6. Data Tes Akhir Tes GerakanMeluncur (II) ... 74
7. Data Tes Akhir Tes GerakanMeluncur (III)... 75
8. Rata-RataTesAkhirGerakDasarMeluncur ... 76
9. Ordinal Pairing ... 77
10. Uji Normalitas Tes Awal KelasModifikasiAlat ... 78
11. Uji Normalitas Tes AkhirKelasModifikasiAlat ... 79
12. Uji Normalitas Tes AwalKelasAlatStandar ... 80
13. Uji Normalitas Tes Akhir KelasAlatStandar... 81
14. Uji Homogenitas Tes Awal KelasModifikasiAlatdanAlatStandar ... 82
15. Uji Homogenitas Tes AkhirKelasModifikasiAlatdanAlatStandar ... 83
16. AnalisisUji t PengaruhKelasModifikasiAlat ... 84
17. AnalisisUji t PengaruhKelasAlatStandar ... 85
(6)
ii
19. Analisis Uji t Perbedaan Data Akhir (Post Tes)... 88
20. Tabel Z ... 90
21.Nilai Kritis L Untuk Uji Lilliefor ... 91
22. Tabel Harga Kritik dari r Product-Moment ... 92
23. Nilai Persentil Untuk Distribusi t ... 93
24. Nilai Persentil Untuk Distribusi F tabel ... 94
25. Lampiran RPP Renang ... 95
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rencana Penelitian ... 35
2. Format Penilaiangerakanmeluncur... 37
3. Deskripsi Data HasilPenelitian ... 45
4. Hasil Analisis Uji Normalitas ... 47
5. Hasil Analisis Uji Homogenitas ... 48
6. Hasil Analisis Uji t Perbedaan ... 49
(8)
MOTO
“…Allah Meninggikan Orang yang beriman Di Antara Kamu Dan
Orang-orang Yang Diberi Ilmu pengetahuan Beberapa
Derajat…”( Almujadaalah : 11 )
Tetap Semangat. Semangat dan Semangat menempuh
hidup yang lebih baik dunia dan akhirat....
Tak ada sesuatu yang berharga yang dicapai tanpa
kesabaran, kerja keras, dan kekecewaan.
Maka belajarlah dari peristiwa yang sudah terjadi
dan teruslah melangkah
maju.”
(Dian FebriRahmadi)
Tangan di atas jauh lebih baik dari tangan yang dibawah
(Usman Adam)
(9)
(10)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap Bissmillahirrahmanirrahim
Kupersembahkan karya ini kepada:
Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan
segalanya untukku, membesarkanku, mendidikku dengan penuh
kesabaran dan kasih sayang serta selalu mendoakan
keberhasilanku dan sebagai tanda baktiku.
Kakakku, Mbakku yang kusayangi serta keluarga besarku.
Seseorang yang amat mendukung dan memberikan motivasi
untuk menyelesaikan karya terbaik ini beserta keluarga.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
(11)
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, Dan Rekreasi, FKIP Universitas Lampung. dengan judul ” Pengaruh Modifikasi Alat Bantu Pelampung dan Alat Pelampung Standar Terhaadap Kemampuan Meluncur Dalam Renang Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi
tingginya kepada:
1. Keluarga besarku, bapak (Rosidi) mamak (Rustini) yang telah banyak memberikan nasihat, motivasi dan dukungan, serta doa, yang telah kalian berikan untuk membantuku meraih gelar sarjana pendidikan
2. Bapak Drs Ade Jubaedi, M. Pd. sebagai Pembimbing utama, yang dengan tekun dan sabar dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;
(12)
4. Bapak Dr. Marta Dinataselaku Pembahas, atas kritik dan sarannya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi;
5. Bapak dan ibu dosen Penjaskes yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan semasa penulis menyelesaikan perkuliahan;
6. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
7. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;
8. Bapak dan ibu staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini;
9. Sahabat dan teman-teman seperjuanganku angkatan 2008 terima kasih atas kebersamaannya;
10.Siswa SMKNegeri 1 Sukadana Lampung Timur kelas X, terima kasih atas waktu yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini;
11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tulus dan ihklas, semoga diberikan anugerah yang berlimpah dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis
(13)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani adalah proses mendidik seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan
pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan.
Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Untuk itu dalam Pendidikan Jasmani diperlukan sarana dan prasarana yang memadai dan penggunaannya dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa yang menggunakannya agar guru dapat memberikan materi pelajaran dengan baik dan siswa mampu menguasai
(14)
tugas gerak pada berbagai cabang olahraga, meningkatkan kualitas unjuk kerja (performance) dan kemampuan belajar dan kesehatannya.
Renang merupakan salah satu jenis olahraga akuatik yang dipercayai baik bagi kesehatan. Dengan berenang, semua otot dapat bekerja sesuai dengan fungsinya sehingga baik bagi perkembangan tubuh. Tidak hanya itu saja, renang juga bermanfaat baik bagi ketenangan jiwa kita, dalam dunia pendidikan maupun untuk meraih prestasi. Dalam renang siswa dilatih beberapa latihan fisik yang berkaitan bagian-bagian tubuh secara wajar seperti keseimbangan, kelincahan, kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan dan koordinasi.
Di dalam kurikulum sekolah baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA/ SMK renang merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan seperti halnya di SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur. Di sekolah ini diajarkan beberapa materi dan teknik renang yaitu salah satunya adalah teknik meluncur. Oleh karena sarana dan prasarana kolam renang tidak ada di dalam sekolah ini, maka
pembelajaran renang gaya bebas ini dialihkan dalam kegiatan di luar jam pelajaran yang dilaksanakan di kolam renang Sukadana Lampung Timur.
Meluncur dalam renang sangat berguna untuk memulai suatu gerakan renang, baik itu renang gaya bebas maupun renang gaya dada dan lain-lain. Agar teknik meluncur dapat berjalan sempurna, setiap siswa akan diberikan
pembelajaran renang menggunakan modifikasi alat bantu pelampung dan alat pelampung standar guna meningkatkan gerak meluncur yang benar.
(15)
3
Dalam penelitian ini alat bantu yang digunakan adalah berasal dari bahan bekas yaitu botol (plastik) minuman mineral berukuran sedang 1,5 liter yang didesain sedemikian rupa sehingga fungsinya sama seperti pelampung yang biasa digunakan dalam pembelajaran renang. Pemanfaatan bahan bekas ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pembelajaran meluncur dalam renang,
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur, penulis melihat bahwa kemampuan penguasaan gerak meluncur para siswa tersebut masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahwa, para siswa dalam melakukan gerak meluncur dalam renang masih dalam kategori rendah, di duga karena kurangnya alat bantu dan alat pelampung yang standar pada saat melakukan gerakan meluncur sehingga masih sangat kurang.
Oleh karena itu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut para siswa harus balajar secara baik dan teratur dengan menggunakan modifikasi alat bantu mengapung berupa botol plastik aqua bekas 1,5 liter dan menggunakan alat pelampung yang standar untuk pembelajaran meluncur dalam renang.
Modifikasi alat bantu dan pelampung standar tersebut merupakan cara untuk meningkatkan kemampuan gerakan meluncur dalam renang.
Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian eksperimen tentang ” Pengaruh Modifikasi Alat Bantu Pelampung dan Alat Pelampung Standar Terhadap Kemampuan Meluncur Dalam Renang Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun
(16)
A. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas terdapat masalah yang dapat di indentifikasikan antara lain:
1. Keterampilan meluncur dalam pembelajaran renang siswa masih rendah; 2. Kurangnya penggunaan alat bantu;
3. Kurangnya penggunaan alat pelampung standar dalam pembelajaran renang.
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, untuk
memudahkan penelitian ini, perlu pembatasan yang berdasarkan penelitian ini, adapun pembatasan masalah tersebut adalah untuk mengetahui Perbedaan Pengaruh Modifikasi Alat Bantu Pelampung dan Alat Pelampung Standar Terhadap Kemampuan Meluncur Dalam Renang Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh dari penggunaan modifikasi alat bantupelampung
terhadap kemampuan meluncur dalam pembelajaran renang?
2. Apakah ada pengaruh dari penggunaan alat pelampung standar tehadap kemampuan meluncur dalam pembelajaran renang?
3. Manakah yang lebih baik antara penggunaan modifikasi alat bantu pelampung dan penggunaan alat pelampung standar terhadap
(17)
5
kemempuan meluncur dalam pembelajaran renang?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari penggunaan modifikasi alat bantu pelampung terhadap kemampuan gerak dasar meluncur dalam pembelajaran renang;
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari penggunaan alat pelampung standar terhadap kemampuan gerak dasar meluncur dalam pembelajaran renang;
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara penggunaan modifikasi alat bantu pelampung dan alat pelampung standar dalam pembelajaran renang.
4. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara penggunaan modifikasi alat bantu pelampung dan pelampung standar dalam pembelajaran renang,
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang terkait :
1. Bagi Peneliti
(18)
pengetahuan pada umumnya dan ilmu keolahragaan pada khususnya, mengenai pengaruh penggunaan modifikasi alat bantu pelampung terhadap kemampuan meluncur dalam pembelajaran renang; 2. Bagi guru
Sebagai bahan pemikiran guru Penjaskes sebagai usaha penyempurnaan keterampilan meluncur dalam pembelajaran renang;
3. Bagi siswa
Sebagai bahan pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran renang pada tahap gerakan meluncur;
4. Bagi program studi
Sebagai bahan informasi dan acuan bagi pihak yang ingin melakukan penelitian sejenis.
F. Ruang Lingkup Penelitian
a. Obyek penelitian yang diamati adalah perbedaan pengaruh penggunaan alat bantu pelampung dan penggunanaan alat pelampung standar terhadap kemampuan meluncur dalam pembelajaran renang;
b. Subyek penelitiannya yang diamati adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur;
c. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kolam renang Sukadana Lampung Timur.
(19)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani merupakan wahana pengembangan motorik,
pengetahuan, dan penghayatan nilai-nilai moral serta membiasakan diri dari pola hidup sehat yang bermuara pada pengembangan jiwa pribadi peserta didik secara utuh. Isi dari pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan memuat berbagai permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik aktif, kreatif, dan menarik sesuai dengan jiwa perkembangan anak yang merasa senang dalam bermain dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah maupun di sekolah.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di sekolah. Mata pelajaran ini beroreantasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat sehari-hari.
Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah “membantu
peserta didik untuk kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas
jasmani” (Depdikbud, 1993:1).
Pendidikan jasmani adalah ”suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
(20)
dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akanmembantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak
dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif”.
Cholik Mutohir (1992 : 2) mengartikan bahwa ,
“Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai
perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang harmoni dalam
rangka membentuk manusia yang berkualitas berdasarkan pancasila”.
Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotorik, kognitif, dan afektif setiap siswa.
Melograno dalam Khomsin (2000) menyatakan bahwa “Pendidikan Jasmani
adalah proses pemenuhan kebutuhan pribadi siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang secara eksplisit dapat terpuaskan melalui semua bentuk kegiatan jasmani yang diikutinya”. Berdasarkan pengertian ini, maka pelaksanaan pendidikan jasmani di lapangan harus memahami asumsi dasar berikut ini:
1. Penjas adalah proses pendidikan yang berpusat pada siswa.
(21)
9
3. Penjas harus mengutamakan kebutuhan siswa ke arah pertumbuhan dan kematangan di dalam semua dominan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
4. Hasil dari proses pembelajaran penjas harus dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang dicapai secara nyata.
5. Kegiatan fisik yang dilakukan meliputi semua bentuk pengalaman gerak dasar kompetitif dan ekspresif.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pembelajaran Pndidikan Jasmani yang lebih diutamakan adalah pemahaman tentang karakteristik pertumbuhan dan perkembangan yang professional dari ranah belajar yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif. Oleh karena itu program pendidikan jasmani harus merupakan suatu program yang memberikan perhatian yang cukup dan seimbang kepada ketiga ranah tersebut.
B. Belajar Gerak (Motorik)
1. Pengertian Belajar Gerak (Motorik)
Menurut Lutan (1988), belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap.
Istilah ”belajar” merupakan sesuatu yang biasa didengar di dalam pem- bicaraan sehari-hari. Di dalam pembicaraan sehari-hari istilah belajar selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan membaca atau mengerjakan soal-soal.
(22)
Belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang sedang belajar, baik potensial maupun aktual. Perubahan tersebut dalam bentuk kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalamwaktu yang cukup lama. Dan perubahan itu terjadi karena berbagai usaha yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan.
Belajar gerak secara khusus dapat diartikan sebagai suatu proses
perubahan atau modifikasi tingkah laku individu akibat dari latihan dan kondisi lingkungan (Drowatzky, 1981). Lebih lanjut Schmidt (1988), menyatakan bahwa belajar gerak mempunyai beberapa ciri, yaitu : a) merupakan rangkaian proses, b) menghasilkan kemampuan untuk merespon, c) tidak dapat diamati secara langsung, bersifat relatif permanen, d) sebagai hasil latihan, e) bisa menimbulkan efek negatif.
Schnabel (1983) dalam Lutan ( 2001:102) menjelaskan, karakteristik yang dominan dari belajar ialah kreativitas dibandingsikap hanya sekedar menerima di pihak siswa atau atlet yang belajar. Penjelasan tersebut menegaskan pentingnya psiko-fisik sebagai suatu kesatuan untuk merealisasi peningkatan keterampilan. Ada empat karakteristik belajar motorik yaitu sebagai berikut :
a. Belajar sebagai sebuah proses
Schmidt (1982) dalam Lutan (1988:103), menjelaskan bahwa dalam psikologi kognitif, sebuah proses adalah seperangkat kejadian atau peristiwa yang berlangsung bersama menghasilkan beberapa perilaku tertentu. Sebagai contoh dalam membaca proses dihasilkan dengan
(23)
11
gerakan mata menangakap kode dan simbol dalam teks, memberikan pengertian sesuai dengan perbendaharaan kata yang tersimpan dalam ingatan dan seterusnya. Sama halnya dengan keterampilan belajar keterampilan motorik, didalamnya terlibat suatu proses yang
menyumbang kepada perubahan dalam perilaku motorik sebagai hasil dari berlatih. Karena itu fokus dari belajar motorik adalah perubahan yang terjadi pada organismeyang memungkinkan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dengan sebelum berlatih.
b. Belajar motorik adalah hasil langsung dari latihan
Perubahan perilaku motorik berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan serta pengalaman. Hal ini perlu dipertegas untuk membedakan perubahan yang terjadi karena faktor kematangan dan pertumbuhan. Faktor-faktor tersebut juga menyebabkan perubahan perilaku (seperti anak yang lebih tua lebih terampil melakukan suatu keterampilan yang baru dari pada anak yang lebih muda). Meskipun dapat disimpulkan perubahan itu karena belajar. Schmidt (1982) dalam Lutan (1988:103).
c. Belajar motorik tak teramati secara langsung
Belajar motorik atau keterampilan olahraga tak teramati secara langsung. Proses yang terjadi dibalik perubahan keterampilan itu mungkin sekali amat kompleks dalam sistim persyarafan seperti misalnya bagaimana informasi sensorik di proses, di organisasi dan kemudian diubah menjadi pola gerak otot-otot. Perubahan itu
(24)
tafsirkan eksistensinya dari perubahan yang terjadi dalam
keterampilan atau perilaku motorik. Schmidt (1982) dalam Lutan (1988:103).
d. Belajar menghasilkan kapabilitas untuk bereaksi ( kebiasaan ) Menurut Schmidt (1982) dalam Lutan (1988:103), belajar motorik juga dapat ditinjau dari munculnya kapabilitas untuk melakukan suatu tugas dengan terampil. Kemampuan tersebut dapat dipahami sebagai suatu perubahan dalam sistem pusat syaraf. Tujuan latihan adalah untuk memperkuat atau memantapkan jumlah perubahan yang terdapat pada kondisi internal. Kondisi internal ini sering disebut dalam istilah kebiasaan.
e. Belajar motorik relatif permanen
Belajar motorik adalah relatif permanen , hasil belajar ini relatif bertahan hingga waktu relatif lama. Misal saja seorang yang bisa mengendarai sepeda, meskipun selama beberapa tahun tidak mengendarai sepeda, namun pada suatu ketika dia tetap dapat mengendarai sepeda. Perubahan ini terjadi dalam waktu yang cepat meskipun hanya menempuh beberapa menit. Secara sistematis dapat di gambarkan, manakala kita belajar dan berlatih maka kita tidak pernah sama dengan keadaan sebelumnya dan belajar menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Schmidt (1982) dalam Lutan (1988:103).
Dari beberapa pengertian belajar gerak dari para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut, belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu
(25)
13
tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan yang diwujutkan melalui respon–respon, yang pada umumnya diekspedisikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh.
2. Tahapan Belajar Gerak
Dalam proses belajar gerak ada tiga tahapan yang harus dilalui oleh siswa untuk mencapai tingkat keterampilan yang sempurna (otomatis). Tiga tahapan belajar gerak ini harus dilakukan secara berurutan, karena tahap sebelumnya adalah prasyarat untuk tahap berikutnya. Apabila ketiga tahapan belajar gerak ini tidak dilakukan oleh guru pada saat mengajar Pendidikan Jasmani, maka guru tidak boleh mengharap banyak dari apa yang selama ini mereka lakukan, khususnya untuk mencapai tujuan Pendidikan Jasmani yang ideal.
Adapun tahap-tahapan dalam belajar gerak menurut Fitts dan Posner dalam Lutan (1988:305), adalah sebagai berikut :
- Tahap Kognitif
Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan menurut Winkel (1984: 53) adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk
(26)
motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapakan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktikkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.
- Tahap Asosiatif / Fiksasi
Pada tahap ini siswa mulai mempraktikkan gerak sesuai dengan konsep-konsep yang telah mereka ketahui dan pahami sebelumnya. Tahap ini juga sering disebut sebagai tahap latihan. Winkel (1984: 54) Tahap latihan adalah tahap dimana siswa diharapkan mampu
mempraktikkan apa yang hendak dikuasai dengan cara mengulang-ulang sesuai dengan karakteristik gerak yang dipelajari. Apakah gerak yang dipelajari itu gerak yang melibatkan otot kasar atau otot halus atau gerak terbuka atau gerak tertutup. Apabila siswa telah melakukan latihan keterampilan dengan benar dan baik, dan dilakukan secara berulang baik di sekolah maupun di luar sekolah, maka pada akhir tahap ini siswa diharapkan telah memiliki keterampilan yang memadai.
- Tahap Otomatis
Pada tahap ini siswa telah dapat melakukan aktivitas secara terampil, karena siswa telah memasuki tahap gerakan otomatis,artinya siswa dapat merespon secara cepat dan tepat terhadap apa yang ditugaskan oleh guru untuk dilakukan. Tanda-tanda keterampilan gerak telah memasuki tahapan otomatis adalah bila seorang siswa dapat
(27)
15
mengerjakan tugas gerak tanpa berpikir lagi terhadap apa yang akan dan sedang dilakukan dengan hasil yang baik dan benar. Schneider dan Fiks (1985,1983) dalam Lutan (1988:307).
Dalam Lutan (1988:104), dijelaskan bahwa untuk mempelajari gerak maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran.
b. Kesempatan belajar. Pemberian kesempatan yang cukup banyak bagi anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani dalam mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak.
c. Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya.
d. Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus merupakan replika dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.
e. Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini merupakan feed back.
f. Motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar kecilnya motivasi yang dimilikinya.
C. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Dalam Gerakan Meluncur
National Education Associationdalam Royman (2009), mengartikan bahwa modifikasi alat bantu adalah sasaran komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang – dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Menurut
(28)
Brown(1973) dalam Royman (2009), modifikasi alat bantu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi efektifitas pembelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modifikasi alat bantu adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada peserta didik.
Sesungguhnya alat bantu yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam memahami materi pelajaran tidaklah harus selalu berupa media modern yang mahal buatan pabrik, akan tetapi juga media sederhana dan murah yang dibuat dari bahan bekas ataupun bahan sisa pakai yang ada di lingkungan kita. Hanya saja untuk mencapai hal itu dibutuhkan kemauan yang keras untuk menemukannya.
Soekojo & Purwadi (1980) dalam Royman (2009), mengungkapkan bahwa penggunaan bahan bekas dan bahan sisa pakai dalam pembelajaran
sesungguhnya dapat memberikan pendapat bahwa sebaiknya barang – barang yang sudah tidak dipergunakan lagi jangan terus dibuang begitu saja, akan tetapi juga dapat dipergunakan untuk keperluan lain. Disamping itu juga mengandung nilai atau sikap hemat dan kesederhanaan dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam hal ini penulis menggunakan bahan bekas berupa botol plastik air minum mineral berukuran sedang 1,5 liter sebagai alat bantu
(29)
17
pengaruh yang besar dalam gerakan meluncur dalam pembelajaran renang. Berikut gambar di bawah ini:
Gambar 1. Alat bantu pelampung asli
(30)
D. Renang
Olahraga adalah salah satu cara untuk menjaga daya tahan tubuh untuk tetapsegar bugar. Olahraga memang sangatlah penting untuk menjaga tubuh dari
berbagai penyakit. Olahraga membuat tubuh tampak lebih sehat dan biasanya orang yang rutin melakukan olahraga akan tampak awet muda. Melakukan olahraga tidak di perlukan biaya yang lebih, misalnya saja renang. Renang merupakan salah satu olahraga air yang cukup di gemari. Dengan berenang, seluruh tubuh akan ikut bergerak.
Renang yang dilakukan selama 3-5 kali seminggu dapat membantu meningkatkankesehatan jantung dan paru-paru. Agar bisa memperoleh manfaat renang,hendaklah berenang dengan benar. Dengan renang, tubuh akan membakar kalorisekurang-kurangnya 275 kalori/jam.
1. Tahapan Dalam Pembelajaran Renang
Berenang adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia atau hewan sewaktu bergerak di dalam air. Berenang bisa menjadi kegiatan rekreasi dan olahraga. Makhluk hidup berenang antara lain untuk keperluan mandi, mendinginkan suhu tubuh, sewaktu mencari ikan, atau bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air.
Hampir semua mamalia memiliki naluri alamiah untuk bisa berenang, termasuk di antaranya kelelawar, kanguru, tikus mondok, kukang.
(31)
19
Manusia tidak memiliki tubuh ideal untuk hidup di air, sehingga perlu dilatih sebelum bisa berenang.
Renang merupakan satu dari sedikit aktivitas olahraga yang sangat dinamis tanpa menyebabkan cidera seperti gerakan high impact yang artinya mempunyai dampak yang besar. Hasilnya, renang sangat bagus untuk semua umur, terutama orang-orang yang kembali berolahraga lagi, orang tua, atau orang dengan masalah kesehatan yang tak memungkinkan berolahraga jenis lain. Kelebihan lainnya, karena udara sekitar kolam sangat lembab, berenang seringkali sangat bagus dilakukan penderita asma, dikarenakan pada saat kita melakukan pernafasan dalam renang itu dapat mengatur ritme nafas kita menjadi teratur dan seimbang.
Berenang untuk keperluan rekreasi dan kompetisi sebaiknya dilakukan orang di kolam renang. Walaupun berenang bisa juga dilakukan di sungai, danau, atau bahkan di laut, sebagai bentuk rekreasi. Olahraga renang membuat tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh di gunakandan bergerak sewaktu berenang.
Tahapan untuk memulai melaksanakan pembelajaran renang adalah tahapan meluncur, meluncur sangat penting digunakan dan dilaksanaan untuk melakukan renang (gaya bebas,gaya dada, gaya punggung, gaya kupu-kupu dan gaya lumba-lumba). Berikut tahapan meluncur yang benar:
(32)
gg
Gambar 3. Tahapan Meluncur
2. Tehnik Pernafasan, Meluncur, Serta Mengapung (Mengambang dalam Renang
Sebelum berlatih gaya dalam sebuah teknik renang, adabeberapa teknik dasar yang perlu di kuasai. Hal ini sangatmembantu dan mempermudah dalam mempelajari sebuah gayaberenang. Ada 3 teknik dasar yang perlu di ketahui yaitu: Pernafasan, Meluncur dan Mengambang ( Mengapung).
a. Pernafasan
Salah satu keberhasilan dalam berenang adalah dapat mengatur
nafasdengan baik. Pertama, berdirilah dipinggir kolam dengan rendah danwajah tetap dipermukaan air. Tarik nafas melalui mulut
tahanbeberapa saat dan kemudian masukkan kepala anda ke dalam air danhembuskan nafas anda melalui hidung. Lakukan latihan ini
secaraperlahan sebanyak 10 sampai 15 kali setiap anda selesai melakukangerakan atau latihan. Ulangi latihan tersebut sehingga
(33)
21
menemukanirama anda sendiri.Untuk memperkuat pernafasan, saat untuk membenamkankepala di air dapat ditambah, misalnya 8, 10, 12 detik.
b. Meluncur
Meluncur merupakan gerakan tubuh secara horizontal dipermukaan air. Pertama-tama turunlah dalam kolam yang dangkaldan
membelakangi dinding kolam. Tempelkan salah satu telapak kakianda (kanan atau kiri) di dinding kolam dengan jari-jari kakimenghadap ke bawah sebagai tolakan untuk meluncur. Dorongbadan melalui tolakan kaki tersebut dan meluncurlah sejauh mungkindengan tangan sejajar di depan. Kepala diusahakan masuk dalam airsehingga telinga sejajar dengan lengan tangan. Lakungan gerakan inisebanyak 10 sampai 15 kali untuk menemukan keseimbangan tubuh.
Cara yang lain adalah sebagai berikut: (1) Kedua telapak tangan dikumpulkan dengan ibu jari sama-sama mengkait dan kedua tangan lurus ke depan. (2) Bungkukkan tubuh ke depan serta sejajarkan dengan air.Satu diantara kaki menumpu pada dinding kolam dengan posisimenekuk. Kaki yang satunya menyusul menumpu
dindingsembari pantat agak ditarik mendekati dinding. (3) kemudian dorong dengan kuat serta meluncur ke depandengan tumpuan kedua kaki pada dinding. (4) Waktu meluncur janganlah lakukan gerakan apa pun untukmeminimalkan kendala air hingga hasil luncuran dapat
(34)
optimal. (http:// blogspot.com/2012/09/teknik-dan-kategori-lombarenang-gaya_28.html)
c. Mengambang ( Mengapung)
Mengambang atau mengapung merupakan gerakan tubuh melayangdipermukaan air dan kepala di atas permukaan air dengandorongan tangan dan kaki sebagai penyeimbang. Langkah mengajarkan tehnik mengapung di air yaitu dengan memerintahsiswa untuk pasrah didalam air dalam beragam posisi, misalnya dalam posisi tengkurap, terlentang, jongkok di air, dsb.Dalam posisi berdiri, setiap siswadiperintahkan untukmemasukkan kepalanya ke dalam
permukaan air sembari melentangkantangan dengan pasrah.
Lakukan gerakan seperti yang pada mulanya, ditambah dengan mengangkat satu diantara kaki ke permukaan air.Lakukan gerakan seperti yang pada mulanya, ditambahdengan mengangkat kaki yang satunya lagi satu kaki kepermukaan air.Mengambang ataumengapung ada 2 macam yaitu mengambang terlentang danmengambang tegak lurus vertical.
- Mengambang Terlentang
Mengambang terlentang dilakukan dengan cara tarik ke
belakangsampai dngan kuping terendam dalam air. Regangkan kedua tangan bentuk siku-siku. Pergelangan tangan tetap lurus dan rileks. Tekantelapak tangan bersamaan atau bergantian ke bawah agar tubuhtetap melayang dipermukaan air. Untuk gerakan kaki
(35)
23
bentukmenyerupai huruf “V” dengan gerakan sama seperti gerakan
tangan.
- Mengambang Tegak Lurus Secara Vertikal
Mengambang tegak lurus secara vertical yang paling lazim digunakan yaitugerakan tubuh dengan posisi tubuh tegak lurus dibawah permukaanair dan kepala tetap diatas permukaan air sebatas dagu, sedangkanuntuk gerakan tangan dan kaki digerakan untuk keseimbangan agartubuh tetap melayang dipermukaan air. Untuk gerakan tanganhampir sama dengan gerakan mengambang terlentang yaituregangkan kedua tangan dengan membentuk siku-siku, pergelangantetap lurus dan rileks. Kayuhkan tangan secara vertical bersamaan atau bergantian. Sedangkan untuk gerakan kaki beri jarak antarakedua kaki dan dorong menggunakan telapak kaki kebawah secarabergantian. Lakukan latihan ini di kolam yang sedikit dalam atau tepikolam dengan besi pegaman sebagai pegangan. Latihan ini dapatmenambah keseimbangan dan keberanian untuk tahapberikutnya.
3. Manfaat dari Renang
Manfaat dari renang menurut (Rian Yoga Blog : 2014) adalah sebagai berikut:
(36)
mendorongserta menendang air dengan anggota tubuh tangan serta kaki,dapatmemacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, serta paru-paru.Berarti, berenang bisa dikategorikan sebagai latihan aerobik dalam air.
b. Menambah tinggi badan(untuk yg masihdalam perkembangan).
c. Melatih pernafasan (Sangat disarankan untuk orang yg terkena penyakit asmauntuk berenang lantaran system cardiovaskular serta pernafasan bisa jadi kuat). Serta Penapasan jadi lebih sehat, lancar, danpernafasan jadi lebih panjang.
d. Membakar kalori lebih banyak. Saat berenang, tubuh akan merasa lebih beratbergerak didalam air. Otomatis daya yangdibutuhkan lalu jadi lebih tinggi,hingga bisa dengan cara efisien membakar lebih kurang 24% kaloritubuh.
e. Self safety. Dengan berenang kita tak perlu cemas jika satu waktu mengalamibeberapa hal yg tidakdiinginkan terutama yg terkait dengan air (jatuh ke lautdan lain-lain).
f. Menyingkirkan fikiran stres. Dengan cara psikologis, berenang dapat juga bikin hatiserta pikiran lebih relaks. Gerakan berenang yang dikerjakan dengan enjoyserta perlahan, dapat menambah hormon endorfin dalam otak. Situasi hati menjadi sejuk, pikiran lebih adem, badan lalu bebas gerah.
(37)
25
gerakanpemanasan untukmencegah kram otot serta berperan
untukmenambah suhu tubuh serta detak jantungsecara bertahap serta lakukan
pendinginan sesudah berenang supaya suhu tubuh dandetakjantung tak alami penurunan dengan cara mencolok lewat cara berenangperlahan-lahan sepanjang 5 menit.
h. Untuk pemanasan bisa diawali dengan lakukan gerakan-gerakan yang mudah,sepertimengayunkan tangan serta kaki atau berjalan-jalan di kolam renang sepanjang 10-15 menit. Lalu dengan cara bertahap awalilahdengan satu putaran menyeberangi kolam, lalu istirahatlah selama30 detikserta puncaknya berenang sepanjang 20-40 menit tiada henti.
i. Setelah beberapa minggu latihan dapat ditingkatkan. Baiknya, berganti- gantigaya renang agar semuaotot terlatih.
j. Meningkatkan Kualitas Jantung Dan Peredaran Darah. Jantung
merupakanorgan tubuh yang memompa darah agar mengalir ke seluruh tubuh,sedangkan darah tersebut mengangkut sari – sari makanan dan oksigensehingga terjadi proses pembakaran serta menghasilkan energi yangdiperlukan untuk bergerak.
k. Meningkatkan Kapasitas Vital Paru – Paru. Paru – paru berfungsi untuk mengambil oksigen yang sangat diperlukan dalam proses
oksidasi(pembakaran). Renang akan melatih kerjaparu – paru dan meningkatkankemampuan paru – paru untuk mengambil oksigen yang
(38)
banyak. Denganterpenuhinya oksigen maka proses pembakaran dalam tubuh menjadi lancar sehingga energi yang diperlukan dapat terpenuhi. l. Mempengaruhi Otot Menjadi Berisi. Ketika berenang akan terjadi
gerakan ototyang dinamis dan otot akan bekerja terus menerus. Hal ini akan membuatserabut otot bertambah banyak dan bertambah kuat. Sehingga otot – otottubuh akan kelihatan lebih berisi / padat.
Berbeda dengan pendapat Prayoga, Dilan (35:2011), menyatakan bahwa berenangdapat melindungi diri dari stress dan
ketegangansehingga kegiatan berenang sangat dianjurkan
untukdilakukan. Kegiatan berenang tidak dibatasi oleh usia,karenanya kegiatan berenang bisa dimulai sejak bayihingga sudah tua baik anak – anak, remaja, dan orangdewasa bisa mendapatkan manfaat dari
olahraga ini.
Kegiatan berenang dipercaya mampu meningkatkandaya tahan dan stamina tubuh manusia karenamampu meningkatkan konsumsi oksigen 10 persenlebih besar di bandingkan dengan kondisi normal.Selain itu kegiatan olahraga berenang juga mampumengurangi resiko stroke karena kegiatan berenangmeningkatkan kinerja jantung dalam tubuh manusiasebanyak 18 persen dibanding kondisi normal.Dalam suatu riset terhadap pria yang menyelesaikanprogram berenang delapan minggu, terjadipeningkatan 23,8 % pada otot trisep ( bagian belakang).
Manfaat renang yang lain adalah mampu mengurangi tingkat obesitas tanpa perlu melakukan olah ragaextra keras. Berenang bias menurunkan
(39)
27
kadarobesitas meski hanya dilakukan sambil refreshing danmelakukan aktivitas lainnya bersama keluarga ataudengan teman-teman lainnya. Berkurangnya tingkatstress dan banyak aktivitas lapangan yang dilakukantanpa disadari ini ternyata mampu membakar kalorilebih efektif dan juga membuat sirkulasi darahmenjadi lancar.Aktivitas berenang mampu membakar kalori sekitar500-650 per/jam tergantung pada seberapa efisienkita.
Pada awal penelitian pernah disimpulkan bahwaberenang mampu membakar sekitar 11 % kalori lebihsedikit daripada berjalan kaki tetapi hanya 3 % lebihsedikit kalori daripada bersepeda . Namun anda
bisamembakar kalori yang lebih banyak dari berjalan kakijika anda melakukan kegiatan berenang dengan keras.
E. Kerangka Pikir
Dalam upaya pembinaan pendidikan jasmani, maka guru harus memberikan cara terbaik untuk peserta didik agar mencapai kondisi fisik dan prestasi belajar yang baik sehingga mampu berpartisipasi dalam aktivitas jasmani.
Dalam menyelesaikan suatu masalah kita harus melihat masalah itu dari berbagai segi, Baik dari hal-hal terkecil maupun hal-hal yang besar, agar kita dapat memahami konsep permasalahan dengan mudah dan menyelesaikan masalah dengan baik.Untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian maka diperlukan suatu kerangka pikir yang jelas, sebab dengan
(40)
kerangka pikir yang jelas kita depat mengetahui gambaran-gambaran permasalahan dan konsep pemecahan masalah.
Soekojo & Purwadi (1980) dalam Royman (2009), mengungkapkan bahwa penggunaan bahan bekas dan bahan sisa pakai dalam pembelajaran
sesungguhnya dapat memberikan pendapat bahwa sebaiknya barang – barang yang sudah tidak dipergunakan lagi jangan terus dibuang begitu saja, akan tetapi juga dapat dipergunakan untuk keperluan lain. Disamping itu juga mengandung nilai atau sikap hemat dan kesederhanaan dalam kehidupan sehari – hari.
Minimnya sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah-sekolah, menuntut seorang guru pendidikan jasmani untuk lebih kreatif dalam memberdayakan dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada. Seorang guru pendidikan jasmani yang kreatif akan mampu menciptakan sesuatu yang baru, atau memodifikasi yang sudah ada tetapi disajikan dengan cara yang semenarik mungkin, sehingga anak didik akan merasa senang mengikuti pelajaran penjas yang diberikan.
Pada kamus bahasa Indonesia pengertian dari alat adalah “yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu” alat meupakan bagian dari fasilitas pendidikan yang
digunakan untuk proses kegiatan kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu dengan adanya alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi yang akan dibeikan kepada siswa, dengan bertujuan agar mudah dipahami dan dapat dimengerti oleh peserta didik atau siswa.
(41)
29
Untuk menunjang kemampuan meluncur pada siswa dibutuhkan adanya alat bantu pembelajaran yang baik. Alat bantu pembelajaran berupa botol plastik mineral berukuran 1,5 liter merupakan alat bantu yang dapat membantu kelancaran dalam pelaksanaan meluncur dalam pembelajaran renang guna meningkatkan kemampuan meluncur pada siswa.
Lutan (1988) menyatakan : modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar :
a) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran
b) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi
c) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa modifikasi alat pembelajaran merupakan upaya seorang guru untuk merubah alat
pembelajaran yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran kemudian memperoleh hasil yang lebih baik dan dicapai dengan sebaik-baiknya.
Maka dapat diduga bahwa alat bantu pembelajaran berupa botol plastik bekas air mineral berukuran sedang 1,5 liter, mampu memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan kemampuan meluncur dalam pembelajaran renang.
(42)
Arikunto (1998 : 67), hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul, olehkarena itu suatu hipotesis perlu diuji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukkan kebenarannya atau tidak.
Sukardi (2003 : 42) hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara dan bersifat teoritis.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan dari modifikasi alat bantu
pelampung terhadap kemampuan meluncur pada siswa kelas X SMKNegeri 1 Sukadana Lampung Timur tahun pelajaran 2013/2014. Ha2: Ada pengaruh yang signifikan daripelampung standarterhadap
kemampuan meluncur pada siswa kelas X SMKNegeri 1 Sukadana Lampung Timur pelajaran 2013/2014.
Ha3: Ada perbedaan yang signifikan antara alat pelampung standar dan
modifikasi alat bantu pelampung terhadap kemampuan meluncur pada siswa kelas X SMKNegeri 1 Sukadana Lampung Timur pelajaran 2013/2014.
(43)
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen
yaituuntukmengetahuipengaruhsetiapvariabelbebasterhadapvariabelterikat. Rancanganpenelitiandenganmenggunakan pre test dan pos- tes, design. Adapun yang menjadi variable bebas
dalampenelitianiniadalahpenggunaanModifikasialat bantú pelampung dan danalatpelampungstandar, variable terikatnyakemampuanmeluncur.
B. Variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Arikunto (2006:118) Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam hal ini terdapat dua macam variabel, yaitu: (1) variabel bebas dan (2) variabel terikat
(44)
a. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada variabel lainya yang yang berguna untuk meramalkan nilai variabel yang
disimbolkan dengan (X). Adapun veriabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan alat bantu pelampung (X1) dan alat pelampung standar
(X2), variable terikatnya adalah kemampuan meluncur.
b. Variabel terikat
Variabel terikat adalah veriabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya dilambangkan dengan (Y). Variabel terikatnya adalahpeningkatan gerak meluncur (Y). Hubungan antara dua variabel yang terlibat dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4 . Rencanapenelitianpenggunaanmodifikasialat bantú pelampung dan alat pelampungstandarterhadap kemampuan meluncur.
Keterangan:
R : random
Pretest : tes awal (tes gerak dasar meluncur) OP : ordinal pairing
K1 : kelompok eksperimen dengan TA K2 : kelompokeksperimen dengan TB
TA : penggunaan modifikasi alat bantu pelampung TB : penggunanaanalatpelampungstandar
(45)
33
Paradikmapenelitiannyasebagaiberikut :
Gambar 5. Desain Penelitian
Sumber: Sugiyono (2008: 10)
Keterangan :
X1 : PenggunaanModifikasiAlat Bantu Pelampung
X2 : PenggunaanAlatPelampungStandar
Y : GerakDasarMeluncur
Pembagian kelompok berdasarkan hasil pre test gerak dasar meluncur, langkah awal adalah melakukan tes awal kemudian direngking, dibagi dan dimasukkan dalam kelompok 1) penggunaan modifikasi alat bantu
pelampung dan kelompok 2) penggunaan alat pelampung standar. Dengan demikian kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan kemampuan yang sama. Apabila pada post tes nanti terdapat peningkatan kemampuan gerak dasar meluncur, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Adapun pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing sebagai berikut :
X1
X2
(46)
Gambar6.Cara ordinal pairing
C. Populasi dan Sampel
1.Populasi
Menurut Hadi (2000:220), populasi adalah keseluruhan penduduk penelitian yang dimaksudkan untuk diselidiki.
Populasidibatasisebagaijumlahpendudukatauindividu yang paling sedikitmempunyaisifat yang samaatauhomogen.
SedangkanmenurutArikunto (2004:108),
populasiadalahkeseluruhandarisubjekpenelitian.
Populasidalampenelitianiniadalahsiswa SMKNegeri 1 Sukadana Lampung TimurKelasX sebanyak178siswa.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah suatu objek yang akan menjadi bahan penelitian. Adapun untuk menentukan besarnya sampel yang akan diteliti, menurut Arikunto (2004 : 120) di dalam bukunya, untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua,
(47)
35
sehingga penelitian ini disebut penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 -25 %. Sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkanrandom sampling.Yaitu pengambilan sampel secara acak (random)yaitupengambilansampel yang tanpapilih-pilihdandidasarkanatasprinsip-prinsipmatematis yang telah diujidalampraktek. Jadi, sampel dari penelitian ini berjumlah 30 orang.
D. Rencana Penelitian
Rencana penelitian ini adalah merupakan gambaran dari seluruh pemikiran dan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian. Dalam penelitian eksperimen
ini, desain penelitian yang digunakan adalah ”pre-tes dan post-tes”. Adapun bentuk rencana kegiatan yang dimaksud secara sederhana adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Rencana Penelitian
Subjek Pre-test Treatment (Perlakuan) Post-tes
Eksperimen : Kelompok A
T1 A Penggunaan Modifikasi
Alat Bantu Pelampung
X1 T2 A
Eksperimen : Kelompok B
T2 B Penggunaan Alat
Pelampung Standar
X2 T2 B
Keterangan :
T1 A : Tes awalkelompok A
T2 A : Tes akhirkelompok A
T1 B : Tes awalkelompok B
T2 B : Tes akhirkelompok B
X1 : Penggunaan Modifikasi Alat Bantu Pelampung
(48)
E. TeknikPengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang paling penting untuk
menentukan keberhasilan dalam suatu penelitian guna mendapatkan hasil yang diharapkan.
Data tersebut berupa tes awal (pre-tes) dan tes akhir (post-test) pada masing-masing kelompok. Tes akhir diberikan setelah melakukan dengan tes yang sama dengan tes awal. Untuk selanjutnya data-data tersebut dianalisis berdasarkan data yang diperoleh dari masing-masing kelompok teste.
Teknik yang digunakanuntukmengumpulkan data
dalampenelitianiniadalahdenganmenggunakanteskemampuangerakdasarmelu ncur.
Cara menilai: 1. Hasilkasar
Prestasisetiapbutirtes yang dicapaiolehpesertatesdisebuthasilkasar.Tingkat kemampuangerakmeluncursiswatidakdapatdinilaisecaralangsungberdasark anpresentasi yang telahdicapai.
2. Nilaites
Hasilkasar yang
masihmerupakansatuanukurantersebutperludigantidenganukuran yang sama.
(49)
37
menjadinilai,
langkahberikutnyaadalahmenjumlahkannilai-nilaidariketigabutirtes.Caranyadenganmelihattabelnilaidantabelnorma. Hasilpenjumlahanmenjadidasaruntukmenentukanklasifikasikemampuanger akdasarmeluncurpadasiswatersebut.
Adapunkoefisien validitas dan reliabilitastesiniadalahuntuk validitas Teskemampuangerakdasarmeluncuradalahtergolongfacevalidity dan reliabilitasteskemampuangerakdasarmeluncuradalah0,670.
F. InstrumenPenelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah denganmelakukanpenilaiankualitasgerakan. Adapun aspek yang diamati terdiri dari : (1) Tahap Persiapan (2) Tahap gerak atau tahap pelaksanaan (3) Akhir gerak. Dengan taraf signifikan 95 % (0,05).
Untuk menetapkan skala penilaian dari instrumen ini, dibuat rentang nilai atau skor dari angka 1 sampai dengan 3. Angka 1 menunjukkan nilai kurang (K), angka 2 menunjukkan nilai sedang (S), angka 3 menunjukkan nilai baik (B).
Tabel 2. Format Penilaian Gerak Meluncur.
Tahap
Aspek (Indikato
r)
KriteriaGerak (Deskriptor) Nil ai Persiapan
1. Posisi kaki
Berdiritegak, kedua kaki
dibukaselebarbahu. 3
Berdirisikap, kedua kaki
dibukabahuterlalulebar/ lebihdaribahu. 2
(50)
2.
Posisitang an
Kedua tangan direntangkan lurus ke atas
mengapit kedua telinga. 3
Kedua tangan direntangkan kurang lurus ke atas mengapit kedua telinga.
2
Tidakmerentangkantangankeatas 1
Pelaksana an
1. Posisi Kaki
Posisisalahsatu kaki
menyentuhdindingkolam, kemudian kaki yang satumenopangtubuh,
danmendorongkedua kaki lurus di permukaan air.
3
Posisisalahsatu kaki
kurangmenyentuhdindingkolam, kemudian kaki yang satumenopangtubuh,
danmendorongkedua kaki kuranglurus di permukaan air.
2
Posisikedua kaki berada di
dasarkolamtidakmenyentuhdindingkolam. 1
2.
Posisitanga n
Kedua tangan dibuka lebar sama dengan lebar kaki, keduatanganluruskepermukaan air membentuk vertical .
3 Kedua tangan kurang dibuka lebar sama
dengan lebar kaki,
keduatangankurangluruskepermukaan air kurangmembentuk vertical.
2
Kedua tangan tidak dibuka lebar sama dengan lebar kaki,
keduatangantidakluruskepermukaan air dantidakmembentuk vertical. 1 3. Gerakan kaki dantangan
Saat melakukan gerakmeluncurkaki dan tangan
dalamkeadaanluruskedepanmembentuk vertical danmengapung di ataspermukan air.
3
Saat melakukan gerakmeluncurkaki dan tangan
dalamkeadaankurangluruskedepankurangm embentuk vertical danmengapung di ataspermukan air.
2
Saat melakukan gerakmeluncurkaki dan tangan
dalamkeadaantidakluruskedepandantidakme mbentuk vertical dantidak bias mengapung di ataspermukan air.
(51)
39 Akhir Gerak 1. Gerakan Badan
Gerakan badan diam, mengapung di ataspermukaan air
dandalamkeadaanseimbang
3 Gerakan badan diam, mengapung di
ataspermukaan air tetapikurangseimbang 2
Gerakan badan bergerak-bergerak di ataspermukaan air, yang
mengakibatkanbadantidakmengapung diataspermukaan air
1
(Sumber: Surisman, 2008)
G. TeknikAnalisis Data
Data yang dianalisisadalah data darihasiltesawaldanakhir.Menghitung hasiltesawaldanakhirpengaruh penggunaan alat bantu terhadap kemampuan meluncur dalam renangmenggunakanteknikanalisis data uji t.
adapunsyaratdalammenggunakanuji t adalah:
1. Ujinormalitas, menggunakanLiliefors
Ujinormalitasadalahujiuntukmelihatapakah data penelitian yang diperolehmempunyaidistribusiatausebaran normal
atautidak.UntukujinormalitasiniadalahmenggunakanujiLiliefors.Langkahp engujiannyamengikutiprosedurSudjana, 1992 : 266 yaitu:
Pengamatan X1,X2,…,Xndijadikan bilangan baku
Z1,Z2,…,Z n dengan menggunakan rumus :
S
X
i
X
(52)
Keterangan :
SD : simpangan baku
Z : skor baku X : Row skor : Rata-rata
Untuk tiap bilangan baku ini dapat menggunakan daftar distribusi normal buku. Kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z ≤ Zi).
Selanjutnya dihitung Z1, Z2,…, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi
kalau proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi) maka :
Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlak. Ambil harga
paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan Lo. Setelah harga Lo, nilai hasil perhitungan tersebut
dibandingkan dengan nilai kritis Lo untuk uji Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. bila harga Lo lebih kecil (<) dari L indeks
maka data yang akan diolah tersebut berdistribusi normal sedangkan bila Lo lebih besar (>) dari L indeksmaka data tersebut tidak berdistribusi normal.
Lo< L indeks : normal
Lo> L indeks : tidak normal
n Z yang Z Z Z banyaknya Z
S n i
i ... ,..., , .. )
(53)
41
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sample memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana, 2002 : 250 untuk menguji homogenitas digunakan rumus sebagai berikut:
Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus Dk pembilang: n-1 (untuk varian terbesar)
Dk penyebut : n-1 (untuk varian terkecil) Taraf siknifikan (0,05) maka dicari pada tabel F Didapat dari tabel F
Dengan criteria pengujian
Jika : F hitung ≥F indeks tidak homogen F hitung ≤ F indeks berarti homogen
Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F indeks maka data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tetapi sebaliknya bila F hitung lebih besar dari > dari F indeks maka kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.
3. Uji t
Terkecil Varians
Terbesar Varians
(54)
Berdasarkankenormalanatautidaknyasertahomogenatautidaknyavariansanta rakeduakelompok sample makaanalisis yang digunakan
dapat dikemukakan beberapa alternative:
a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang homogen ( 1 2 )maka uji t – tes yang dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian seperti yang dikemukakan oleh Sudjana, I992 sebagai berikut:
2 1 2 1
1
1
n
n
S
X
X
t
gab hitung2
)
1
(
)
1
(
2 1 2 2 2 2 1 1n
n
S
x
n
S
x
n
S
gab Keterangan :X : rerata kelompok eksperimen A X : rerata kelompok eksperimen B
S1 :simpanganbakukelompokeksperimen A
S2 :simpanganbakukelompokeksperimen B
n1 :jumlahsampelkelompokeksperimen A
n2 : jumlah sampel kelompok eksperimen B
b. Salah satu data berditribusi normal dan data yang lain tidak berdistribusi normal ( ) kedua kelompok sampel yang
(55)
43
mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen maka rumus yang digunakan menurut Sudjana, (1992: 241) :
hitung
t
=2 2 2 1 2 1 2 1 ) ( n S n S X X Keterangan
X : rerata kelompok eksperimen A X : rerata kelompok eksperimen B
S1 : simpangan baku kelompok eksperimen A
S2 : simpangan baku kelompok eksperimen B
n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen A
n2 : jumlah sampel kelompok eksperimen B
c. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan seperti yang dikemukakan Sanafiah Faisal, 1982 : 371 adalah :
Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B adalah bila Z hitung < dari Z tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B, sebaliknya bila Z hitung > dari Z tabel berarti
2 ) 1 ( 2 2 1 2 1 2 1 n n N N N N U Z 2 1 ) 1
( 1 2
2
1N n n R
N U 2 2 ) 1
( 1 2
2
1N n n R
N U
(56)
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B.
d. Analisisujipengaruh
Berdasarkankenormalanatautidaknyasertahomogenatautidaknyavariansa ntarakeduakelompoktersebut, makaanalisis yang
digunakandapatdikemukakanberdasarkan alternative.MenurutSudjana, 2005 : 242, untukmengujipengaruhdarimodifikasialat bantu
pelampungdanalatpelampungasliterhadapgerakdsarmeluncuradalahsebag aiberikut:
n
B
B
T
hitung SKeterangan :
B = Rata-rata Selisih antara post test dan pretest B
S
= SimpanganbakuSelisihantarapost testdan pretest s n = Jumlahsetiapkelompokeksperimen
(57)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka Cipta. Jakarta.
Depdiknas Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. 2000. Pedoman Dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta http://Roiman.blogspot.com/2009/11/renang.html
Lutan, Rusli, 1998. Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Drijen Dikti, PPLPTK. Jakarta.
Nurhasan. 2000. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. FPOK IKIP Bandung. Bandung.
... 2001. Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Direktorat Jendral Olahraga. Depdiknas.
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karianwan dan Peneliti pemula. Alfabet. Bandung.
Sudjana. 1992. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiono.2008. Metode Penelitian Pendidikan. PT Alfabeta: Bandung.
Sugiyanto. 1999. Perkembangan Belajar Motorik. Universitas Terbuka. Bandar Lampung
Suharjana. 2004. Kebugaran Jasmani. Fakultas Ilmu KeolahragaanUniversitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta
Suprayekti. 2004. Interaksi Belajar Mengajar. Depdiknas. Jakarta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Yogyakarta Surisman. 2010. Panduan Praktik Mata Kuliah Tes dan Pengukuran. Universitas
Lampung. Bandar Lampung
Tamat dan Mirman Muekarto. 2005. Pendidikan Jasmani. Universitas Terbuka: Bandar Lampung.
(58)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah... 4
E. Tujuan Penelitian... 5
F. Manfaat Penelitian... 5
G. Ruang Lingkup Penelitian... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Pendidikan Jasmani ... 7
B. Belajar Gerak atau Motorik ... 9
1. PengertianBelajarGerakatauMotorik... 9
2. TahapanBelajarGerakatauMotorik ... 13
C. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Dalam Gerakan Meluncur... 15
D. Renang ... 18
1. TahapandalamRenang ... 18
2. TeknikPernafasan, meluncur, danMengambang ... 20
3. ManfaatdariRenang ... 23
E. Kerangka Pikir ... 27
F. Hipotesis ... 29
BAB III. METODE PENELITIAN ... 31
A. Metode Penelitian ... 31
B. Variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel ... 31
1. Variabel Penelitian ... 31
C. Populasi dan Sampel ... 34
D. Rencana Penelitian ... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ... 36
F. Instrumen Penelitian ... 37
(59)
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Deskripsi Data ... 45
B. HasilPenelitian ... 47
1. UjiPrasyarat ... 47
a. Uji Normalitas ... 47
b. Uji Homogenitas ... 47
2. PengujianHipotesis ... 48
a. Uji t Perbedaan... 48
b. Uji t Pengaruh ... 50
C. Pembahasan ... 51
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 55
A. Simpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
(60)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Rumusan Masalah... 4
E. Tujuan Penelitian... 5
F. Manfaat Penelitian... 5
G. Ruang Lingkup Penelitian... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Pendidikan Jasmani ... 7
B. Belajar Gerak atau Motorik ... 9
1. PengertianBelajarGerakatauMotorik... 9
2. TahapanBelajarGerakatauMotorik ... 13
C. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Dalam Gerakan Meluncur... 15
D. Renang ... 18
1. TahapandalamRenang ... 18
2. TeknikPernafasan, meluncur, danMengambang ... 20
3. ManfaatdariRenang ... 23
E. Kerangka Pikir ... 27
F. Hipotesis ... 29
BAB III. METODE PENELITIAN ... 31
A. Metode Penelitian ... 31
B. Variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel ... 31
1. Variabel Penelitian ... 31
C. Populasi dan Sampel ... 34
D. Rencana Penelitian ... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ... 36
F. Instrumen Penelitian ... 37
(61)
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Deskripsi Data ... 45
B. HasilPenelitian ... 47
1. UjiPrasyarat ... 47
a. Uji Normalitas ... 47
b. Uji Homogenitas ... 47
2. PengujianHipotesis ... 48
a. Uji t Perbedaan... 48
b. Uji t Pengaruh ... 50
C. Pembahasan ... 51
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 55
A. Simpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57
(62)
(63)
55
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapatpengaruh yang signifikandaripenggunaan modifikasialat bantu pelampungberupabotolplastik air mineral 1,5
literterhadapkemampuanmeluncur siswa pada kelas X di SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur.
2. Terdapat pengaruh yang signifkan dari penggunaanalatpelampung yang standar terhadap kemampuanmeluncur pada kelas X di SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur.
3. Ada perbedaan yang signifikanantaraalatpelampungstandar
danmodifikasialat bantu pelampungterhadap kemampuanmeluncur pada kelas X di SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur.
4. Penggunaanalatpelampungstandarlebihefektifdibandingkandenganmenggun akanmodifikasialatbantupelampungterhadap kemampuanmeluncur pada kelas X di SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur.
(64)
B. Saran
1. Untuk guru pendidikan jasmani di SMKN 1Sukadana Lampung Timur, khususnya penambahan alat bantu ajar yang standardapat membantu untuk tercapainya tujuan pembelajaran, sebaiknya lebih membuat siswa lebih aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan;
2. Untuk peneliti lainnya, khususnya mahasiswa Penjaskes dapat terus menerus memperbaiki penelitian ini dalam melakukan penelitian selanjutnya;
3. Untuk siswa diharapkan agar terus melatih dan mengembangkan penguasaan keterampilan gerak dasar meluncurdalampembelajaran
renang khususnya dalam keterampilan psikomotor dan geraknya; 4. Untuk Program Studi Penjaskes dapat dijadikan salah satu kajian dalam
mengembangkan gerak dasar meluncurdengan pembelajaran menggunakan media alat yang standard an modifikasialat bantu mengajar.
(65)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernamalengkap Dian FebriRahmadidilahirkan di Sukadana, Lampung Timur pada tanggal 03 Februari 1988, anak keempat dari tujuh bersaudara, dari keluarga Bapak Rosidi, dan Ibu Rustini.
Pendidikan yang ditempuh adalah, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri1 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi
Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
Demikian riwayat hidup penulis sampaikan dan mudah-mudahan penulis dapat menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia.
(66)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernamalengkap Dian FebriRahmadidilahirkan di Sukadana, Lampung Timur pada tanggal 03 Februari 1988, anak keempat dari tujuh bersaudara, dari keluarga Bapak Rosidi, dan Ibu Rustini.
Pendidikan yang ditempuh adalah, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri1 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi
Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
Demikian riwayat hidup penulis sampaikan dan mudah-mudahan penulis dapat menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia.
(67)
(1)
(2)
55
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapatpengaruh yang signifikandaripenggunaan modifikasialat bantu pelampungberupabotolplastik air mineral 1,5
literterhadapkemampuanmeluncur siswa pada kelas X di SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur.
2. Terdapat pengaruh yang signifkan dari penggunaanalatpelampung yang standar terhadap kemampuanmeluncur pada kelas X di SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur.
3. Ada perbedaan yang signifikanantaraalatpelampungstandar
danmodifikasialat bantu pelampungterhadap kemampuanmeluncur pada kelas X di SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur.
4. Penggunaanalatpelampungstandarlebihefektifdibandingkandenganmenggun akanmodifikasialatbantupelampungterhadap kemampuanmeluncur pada kelas X di SMK Negeri 1 Sukadana Lampung Timur.
(3)
56
B. Saran
1. Untuk guru pendidikan jasmani di SMKN 1Sukadana Lampung Timur, khususnya penambahan alat bantu ajar yang standardapat membantu untuk tercapainya tujuan pembelajaran, sebaiknya lebih membuat siswa lebih aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan;
2. Untuk peneliti lainnya, khususnya mahasiswa Penjaskes dapat
terus menerus memperbaiki penelitian ini dalam melakukan penelitian selanjutnya;
3. Untuk siswa diharapkan agar terus melatih dan mengembangkan penguasaan keterampilan gerak dasar meluncurdalampembelajaran
renang khususnya dalam keterampilan psikomotor dan geraknya; 4. Untuk Program Studi Penjaskes dapat dijadikan salah satu kajian dalam
mengembangkan gerak dasar meluncurdengan pembelajaran menggunakan media alat yang standard an modifikasialat bantu mengajar.
(4)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernamalengkap Dian FebriRahmadidilahirkan di Sukadana, Lampung Timur pada tanggal 03 Februari 1988, anak keempat dari tujuh bersaudara, dari keluarga Bapak Rosidi, dan Ibu Rustini.
Pendidikan yang ditempuh adalah, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri1 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi
Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
Demikian riwayat hidup penulis sampaikan dan mudah-mudahan penulis dapat menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia.
(5)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernamalengkap Dian FebriRahmadidilahirkan di Sukadana, Lampung Timur pada tanggal 03 Februari 1988, anak keempat dari tujuh bersaudara, dari keluarga Bapak Rosidi, dan Ibu Rustini.
Pendidikan yang ditempuh adalah, Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri1 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukadana, diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi
Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
Demikian riwayat hidup penulis sampaikan dan mudah-mudahan penulis dapat menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, Bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia.
(6)