PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS SISWA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 6 Kotabumi Kabupaten Lampung Utara Tahun Pelajara

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP

TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS SISWA

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 6 Kotabumi Kabupaten Lampung Utara

Tahun Pelajaran 2013/2014) Oleh

DENY RINAWATI

Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 6 Kotabumi menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa terhadap Materi Pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup belum optimal. Hal ini antara lain dikarenakan guru kurang mengoptimalkan penggunaan media yang efektif dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio visual terhadap penguasaan konsep dan aktivitas belajar siswa.

Desain penelitian ini adalah dengan pretes-postes kelompok tak ekuivalen.

Sampel penelitian ini adalah kelas VIIB dan VIIA yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitiannya berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5%. Data


(2)

Deny Rinawati

iii

kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dengan rata-rata N-gain 59,4; Rata-rata N-gain indikator kognitif C1 sebesar 58,9; indikator kognitif C4 sebesar 60,2. Selain itu aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan untuk semua aspek dengan rata-rata aktivitas berkriteria tinggi (75,4%) ; aktivitas tertinggi yaitu berdiskusi dalam kelompok (82,4%) dan aktivitas terendah yaitu menjawab pertanyaan (71,2%). Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkata untuk setiap pertemuan ; Pertemuan I = 72,5% ; Pertemuan II = 73,2% ; Pertemuan III = 73,9%. Di samping itu, sebagian besar siswa (97%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media audio visual. Dengan demikian, penggunaan media audio visual berpengaruh signifikan dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa dan juga berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa.

Kata kunci : Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup, Media audio visual, Penguasaan konsep siswa.


(3)

(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP

TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS SISWA

(Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 6 Kotabumi Kabupaten Lampung Utara

Tahun Pelajaran 2013/2014) (Skripsi)

Oleh

DENY RINAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(5)

(6)

(7)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Puwosari, Batanghari Nuban Lampung Timur pada 16 Desember 1990, yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Robit, S. Pd. dan Ibu Sofuanah. Alamat penulis adalah di Desa Baruraharja Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara. Nomor handphone penulis yaitu 085768639363.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri Jerinjing (1996-2002), MTs Negeri Padangratu (2002-2005), SMA Negeri 2 Kotabumi (2005-2008). Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Penulis pernah aktif di organisasi sebagai Gemma FPPI (2008/2009), KMB Birohmah (2008/2009), Adiv Litbang Himasakta (2009/2010), Sekbid Kajian Islam FPPI (2010/2011), dan Wakil Ketua Biro BBQ Birohmah Unila

(2012/2013). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP N 1 Adiluwih dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Pringsewu (Tahun 2011), dan penelitian pendidikan di SMP Negeri 6 Kotabumi untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2014).


(8)

viii

Moto

“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup, dan matiku hanya untuk Allah Rabb semesta Alam.”

(QS. Al An’am: 162 )

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat…”

(Q.S. Al-Baqarah : 45)

Ketahuilah bahwa seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagimu, maka mereka tidak akan bisa memberi manfaat kepadamu kecuali sesuatu yang telah ditetapkan Allah kepadamu. Seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang merugikanmu, maka mereka tidak akan bisa merugikanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah terhadapmu.

Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering tintanya’.” (HR. Tirmidzi : Arba’in Nawawi ke-19)

Just keep fight and believe on Allah (Deny Rinawati)


(9)

vii

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW…

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada: Ayahanda dan Ibunda tercinta (Bpk. Robit dan Ibu Sofuanah), yang telah mendidik dan membesarkanku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu

menguatkanku, membimbing dan mendukung langkahku menuju kesuksesan dan kebahagian dunia akhirat. Juga Mbak dan adikku tercinta (Okta Feria Mariyus dan Ahmad Ismail Arsyad),

yang senantiasa mensuport dan menyayangiku..

Guru-guruku serta para ustadz dan murobbiahku atas waktu yang diluangkan untuk mendidikku, serta ilmu, nasihat, dan arahan yang telah diberikan, semoga Allah membalas

dengan ganjaran terbaik…

Keluarga ngajiku, Keluarga rumah hijau gunterku (ndew, nna, titin, ndi, dan mumuj), Keluarga mukimku di PPM Daarul Hikmah 2011-2013 (mb’ dian, mb ida, mb ayu, mb vivi, uni,

cica, ndew, ndi, mumuj, ninin, novi, dan ira), Sahabat-sahabat seperjuanganku di masa penyusunan skripsi (teteh wina, mb’ima, DO, lia, ofi, dan elly), Sahabat dan sudariku tercinta

bule’ ririn, nung, penpen, rian diasty, dan eni ivans yang senantiasa memotivasiku, Sahabat seperjuanganku di FPPI FKIP Unila, Sahabat seperjuanganku di Birohmah Unila, Sahabat seperjuanganku di pengelolaan BBQ Unila, Rekan-rekan seperjuangan Mandibula (Mahasiswa

Pendidikan Biologi Angkatan 2008 Unila), terimakasih atas kekeluargaan, kebersamaan, dan ukhuwah islamiyah yang diberikan, adalah momen paling berharga untuk berbagi, saling menasihati, serta berjuang bersama kalian, kalian membuat lengkap hidupku, dan menjadikan

hari-hariku lebih berarti… Almamater tercinta, Universitas Lampung.


(10)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN

AKTIVITAS SISWA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 6 Kotabumi Kabupaten Lampung Utara Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Universitas Lampung;

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi yang sangat berharga hingga skripsi ini dapat selesai;


(11)

xi

5. Rini Rita T. Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi yang berharga hingga skripsi ini dapat selesai;

6. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

7. Drs. Hj. Farida Yanti, MM., selaku Kepala SMP Negeri 6 Kotabumi dan Didik Hadi Wibawa H., Amd. selaku guru mitra;

8. Orangtuaku yang tak pernah berhenti mendoakan dan menyayangiku; kakak perempuan dan adikku atas kasih sayang dan dukungan yang kalian berikan; 9. Para guru, ustadz dan murobbiyahku atas ilmu dan nasihat yang diberikan. 10.Keluarga besarku di Lembaga Dakwah Kampus Unila, khususnya keluargaku

di FPPI, Birohmah, PPM-DH, Rumah Hijau Gunter, serta my thirty two lovely fam atas semangat perjuangan serta indahnya ukhuwah islamiyah yang terjalin hingga saat ini;

11.Rekan-rekan pendidikan biologi unila angkatan 2008, serta kakak dan adik tingkat atas persahabatan yang kalian berikan;

12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, karya terbaik penulis ini semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Juni 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual ... 10

B. Penguasaan Konsep ... 14

C. Aktivitas Belajar... 17

D. Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) ... 19

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Desain Penelitian ... 22

D. Prosedur penelitian ... 23

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 36

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42


(13)

xiii V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN 1. Silabus ... 60

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 66

3. Lembar Kerja Siswa ... 87

4. Soal Pretes dan Postes ... 133

5. Data Hasil Penelitian ... 148

6. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 159


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria N-Gain ... 31

2. Kriteria persentase peningkatan penguasaan konsep siswa ... 32

3. Lembar observasi aktivitas siswa ... 34

4. Angket tanggapan siswa terhadap media audio visual ... 36

5. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa ... 39

6. Skor perjawaban angket ... 40

7. Tabulasi angket tanggapan siswa terhadap media audio visual ... 40

8. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual ... 41

9. Hasil uji statistik terhadap hasil belajar siswa... 42

10.Hasil uji statistik terhadap indikator aspek kognitif ... 43

11.Persentase peningkatan penguasaan konsep siswa ... 44

12.Hasil uji statistik nilai rata-rata LKS ... 45

13.Aktivitas belajar siswa ... 46

14.Nilai pretes, postes dan N-Gain pada kelas eksperimen ... 148

15.Nilai pretes, postes dan N-Gain pada kelas kontrol ... 149

16.Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 150

17.Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 152

18.Analisis skor perindikator aspek kognitif pretes dan postes kelas eksperimen ... 154

19.Analisis skor perindikator aspek kognitif pretes dan postes kelas kontrol ... 155


(15)

xv

20.Analisis data observasi aktivitas belajar siswa kelas eksperimen ... 156

21.Analisis data observasi aktivitas belajar siswa kelas kontrol ... 157

22. Analisis data angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual ... 158

23.Hasil uji normalitas terhadap pretes ... 159

24.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata pretes ... 159

25.Hasil uji satu pihak pretes ... 160

26.Hasil uji normalitas terhada postes ... 161

27.Hasil uji Mann-Withney U terhadap postes ... 161

28.Hasil uji normalitas terhadap N-Gain ... 162

29.Hasil uji Mann-Withney U terhadap N-Gain ... 161

30.Hasil uji normalitas terhadap N-Gain aspek kognitif C1 ... 163

31.Hasil uji Mann-Withney U terhadap N-Gain aspek kognitif C1 ... 164

32.Hasil uji normalitas terhadap N-Gain aspek kognitif C4 ... 164


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8

2. Kerucut pengalaman Edgar Dale ... 11

3. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen... 23

4. Rata-rata aktivitas siswa setiap pertemuan ... 46

5. Persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual 47 6. Contoh jawaban siswa kelas eksperimen untuk soal nomor 2 ... 52

7. Contoh jawaban siswa kelas kontrol untuk soal nomor 2 ... 52

8. Contoh jawaban siswa kelas eksperimen untuk soal nomor 7 ... 53

9. Contoh jawaban siswa kelas kontrol untuk soal nomor 7 ... 53

10.Siswa mengerjakan pretes materi keanekaragaman ciri makhluk hidup ... 166

11.Siswa menggunakan nomor kepala dan mendengarkan pengarahan guru ... 166

12.Siswa kelas eksperimen mengamati video keanekaragaman ciri makhluk hidup ... 167

13.Sisa kelas eksperimen berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan LKS... 167

14.Siswa kelas kontrol berdiskusi dalam kelompok untuk mengerjakan LKS dengan media gambar ... 168

15.Siswa kelas kontrol mengerjakan LKS dalam kelompok ... 168

16.Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS ... 169

17.Siswa yang nomornya dipanggil menyampaikan jawaban LKS hasil diskusi kelompoknya ... 169


(17)

xvii

18.Siswa yang bernomor sama dari kelompok lain yang berbeda

menanggapi jawaban rekannya ... 170 19.Guru memberikan penjelasan tentang materi yang belum dipahami

siswa ... 170 20.Siswa mengerjakan postes materi keanekaragaman ciri makhluk

hidup ... 171 21.Siswa mengerjakan postes materi keanekaragaman ciri makhluk


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai aspek yang sangat penting dalam membentuk kepribadian bangsa memiliki fungsi dan tujuan yang harus dicapai.Fungsi dan tujuan pendidikan nasionalyaitu untuk mengembangkan kemampuandan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untukmengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlakmulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas, 2003:2).Tujuan pendidikan nasional tersebut seharusnya dipahami oleh instansi-instansi pendidikan dan semua pihak yang terkait dengan dunia pendidikan sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Guru merupakan salah satu pihak yang memegang peranan penting dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional tersebut. Untuk itu guru dituntut untuk senatiasa melaksanakan pembelajaran yang berkualitas.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan (isi atau materi ajar) dari sumber pesan melalui


(19)

2

proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses komunikasi yang disebut media (Rohani,

1997:1).Media pembelajaran adalah segala jenis sarana yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan instruksional pembelajaran.

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan begitu pesat termasuk dalam dunia pendidikan. Menurut Arsyad (2007:2) dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat atau fasilitas yang tersedia di sekolah sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan.

Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia.Namun kenyataan yang sering kita jumpai saat ini adalah selama proses pembelajaran di sekolah, guru kurang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan dirinya. Jadi, selama proses pembelajaran guru sibuk menjelaskan materi dengan media seadanya sedangkan siswa hanya duduk, diam, dan mendengarkan. Yang lebih

memprihatinkan adalah mereka terkadang sibuk melakukan hal yang lain dan tidak memperhatikan guru. Sebagai akibatnya banyak siswa yang tidak memahami materi yang disampaikan guru sehingga hasil belajarnya rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Trianto (2010:5) yang menyatakan bahwa masalah utama dalam pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar peserta didik yang merupakan hasil kondisi


(20)

3

pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri.

Seiring perkembangan teknologi muncul berbagai media pembelajaran yang semakin canggih, mulai dari berkembangnya bentuk media cetak, merambah ke media audio, hingga media audio visual. Media audio visual merupakan media yang mengombinasikan 2 materi, yaitu materi visual dan materi auditif. Dengan menggunakan 2 materi ini pendidik dapat menciptakan pembelajaran yang lebih berkualitas, karena komunikasi berlangsung secara lebih efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Confucius, “ Apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham” (dalam Prastowo, 2011:301).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi di SMP N 6 Kotabumidiketahui bahwa selama proses pembelajaran guru

kurangmengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik dan efektif, khususnya untuk Materi Keanekaragaman Ciri Makhluk

Hidup.Dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan media dan hanya menggunakan sumber belajar berupa buku cetak. Diduga kondisi

pembelajaran tersebut kurang merangsang rasa ingin tahu siswa dan ketertarikan siswa pada materi, sehingga siswa cenderung pasif dan akhirnyakurang menguasai materi yang diajarkan. Padahal, kegiatan atau aktivitas dalam proses pembelajaran sangat penting guna melatih keterampilan siswa dan memberikan pengalaman belajar yang lebih serta menunjang


(21)

4

perolehan pengetahuan dan informasi siswa. Hasil observasi di SMP N 6 Kotabumidiketahui bahwa nilai rata-rata siswa pada materi Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidupadalah 56 dan sebagian besar siswa (63%)nilainya belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 68.

Berdasarkan kondisi tersebut, guna meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas siswa, perlu upaya untuk mencaripembelajaran yang inovatifdan progresif, salah satunya dengan menggunakan media audio visual. Penggunaan media audio visualterbukti dapat meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas siswa. Hal ini didukung oleh hasil penelitian (Erika, 2011:51), yang menyatakan bahwa rata-rata penguasaan konsep dan aktivitas siswa yang pembelajarannya menggunakan media audio visual lebih tinggi dibandingkan melalui media gambar.

Berdasarkan uraian diatas, penggunaan media audio visual diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsepdan aktivitas belajar siswa pada Materi Pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup. Untuk itu peniliti tertarik untuk melakukan penelitian di SMP N 6 Kotabumi dengan judul “Pengaruh

penggunaan media audio visualpada Materi Pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup terhadap penguasaan konsep dan aktivitas siswa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


(22)

5

1. Apakah penggunaan media audio visual berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa?

2. Apakah penggunaan media audio visual berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan media audio visual terhadap penguasaan konsep siswa.

2. Pengaruh penggunaan media audio visual terhadap aktivitas siswa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan, pengalaman, dan bekal

berharga bagi peneliti sebagai calon guru biologi yang profesional, terutama dalam membuat media audio visual serta merancang dan

melaksanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas siswa.

2. Bagi guru, dapat memberikan informasi mengenai media audio visual sehingga dapat dijadikan alternatif dalam memilih mediapembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitassiswa. 3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda sehingga


(23)

6

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang dikemukakan, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu:

1. Media audio visual yang digunakan adalah video yang dibuat dengan Software Pinnacle Studio 12.

2. Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menjawab tes objektif pada Materi Pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup yang meliputi jenjang kognitif C1 dan C4. Tes objektif ini berupa soal pilihan jamak dengan alasan.

3. Peningkatan penguasaan konsep siswa ditinjau berdasarkan perbandingan N-gain, sedangkan peningkatan aktivitas ditinjau melalui rasio persentase aktivitas selama proses pembelajaran.

4. Aktivitas yang diamati yaitu berdiskusi, menjawab pertanyaan, serta menanggapi/memperkaya gagasan orang lain.

5. Materi pokok yang diteliti adalah Keanekaragaman Ciri Makhluk

Hidupdengan kompetensi dasar Mengidentifikasi Ciri-ciri Makhluk Hidup. 6. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan langkah-langkah : pembentukan kelompok dan penomoran, guru mengajukan pertanyaan, siswa berpikir bersama kemudian siswa yang nomornya dipanggil menjawab pertanyaan guru, siswa bernomor sama dari kelompok lain menanggapi atau


(24)

7

7. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIIB (kelas eksperimen) dan VIIA(kelas kontrol) semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP N 6 Kotabumi.

F. Kerangka Pikir

Media audio visual merupakan media yang mengombinasikan 2 materi, yaitu materi visual dan materi audio. Dengan menggunakan media audio visual pendidik dapat menciptakan pembelajaran yang lebih berkualitas, karena komunikasi berlangsung secara lebih efektif. Selain itu penggunaan media audio visual dalam pembelajaran juga dapat lebih menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan lebih antusias dan aktif.

Keunggulan lain dari media audio visualyakni dapat menampilkan secara lebih representatif materi-materi pembelajaran yang abstrak dan sulit

dihadirkan secara konkrit, antara lain yaitu organisme yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, benda-benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat. Dengan menggunakan media audio visual materi-materi pembelajaran tersebut dapat disajikan dengan lebih konkrit dan menarik serta dapat menghemat waktu dan biaya. Dengan demikian

penggunaan media audio visual dalam proses belajar mengajar tentu dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar dan pada akhirnya dapat meningkatkan penguasaan konsep siwa dan aktivitas belajar siswa.


(25)

8

Materi PokokKeanekaragaman Ciri Makhluk Hidup berisi tentang keanekaragaman ciri makhluk hidup yang meliputi keanekaragaman cara bergerak, keanekaragaman cara bernafas, keanekaragaman berkembang biak, keanekaragaman proses tumbuh dan berkembang, dan sebagainya yang diduga tidak representatifjika disampaikan melalui media gambar terlebih tanpa menggunakan media. Berdasarkan kondisi tersebut, guna meningkatkan penguasaan konsep dan aktivitas siswa, perlu upaya untuk

mencaripembelajaran yang inovatifdan progresif, salah satunya dengan menggunakan media audio visual.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah mediaaudio visualdan yang menjadi variabel terikat adalah penguasaan konsep dan aktivitas siswa.Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan pada diagram dibawah ini.

Keterangan : X = Pembelajaran menggunakan media audio visual, Y1 = Penguasaan konsep siswa,Y2 = Aktivitas siswa.

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

G.Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. H0 = Penggunaanmedia audio visualtidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa.

X

Y1 Y2


(26)

9

H1= Penggunaanmedia audio visualberpengaruh signifikan terhadap peningkatanpenguasaan konsep siswa.

2. Penggunaan media audio visualberpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa.


(27)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Audio visual

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, dkk. 2005:6). Gagne dan Brigs (dalam Arsyad, 2007:4) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

mengandung materi instruktusional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association Of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi (Sadiman, dkk. 2005:6). Hamidjojo (dalam Arsyad, 2007:4) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat


(28)

11

sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan-batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience), seperti yang

ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Kerucut pengalaman Edgar Dale (dalam Sanjaya 2009:199).

Kerucut pengalaman tersebut memberikan gambaran bahwa pengalaman yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa.

Pengalaman Langsung observasi partisipasi demonstrasi

wisata televisi film radio visual Symbol

visual


(29)

12

Sejalan dengan kerucut pengalaman Dale (dalam Sadiman,dkk. 2005:16), secara umum media mempunyai kegunaan:

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.

5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.

Ada berbagai macam bentuk media pembelajaran. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

1. Media audio, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, kaset, dan piringan hitam.

2. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.

3. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua (Djamarah dan Zain, 2006:140-141).

Yunus (dalam Arsyad, 2007:16) menyatakan bahwa media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indra dan lebih dapat menjamin pemahaman. Orang yang mendengarkan saja tidaklah sama tingkat pemahamannya dan


(30)

13

lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya. Media audio visual adalah media yang audible artinya dapat didengar dan media yang visible artinya dapat dilihat. Media audio visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif (Suleiman, 1988 :11). Menurut beberapa faktor dalam filsafat dan sejarah pendidikan yang kita ketahui, tepatnya pengetahuan disalurkan ke otak melalui satu indera atau lebih. Banyak ahli berpendapat bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera yang lain (Suleiman, 1988 :12).

Suheri (2006: 30) mengemukan bahwa keunggulan dari penggunaan media audio visual dalam pembelajaran, yaitu:

1. Dapat menampilkan secara lebih konkrit benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron, dan lain-lain, dan juga benda-benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seprti gajah, rumah, gunung, dan lain-lain,

2. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, berkembangnya bunga, dan lain-lain,

3. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang, salju, 4. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung

berapi, harimau, racun, dan lain-laian,


(31)

14

Media pengajaran memiliki keampuhan masing-masing, untuk itu butuh ketelitian dari guru untuk menentukan media yang paling sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sudjana dan Rivai (dalam Djamarah dan Zain, 2006:150-151) menyatakan ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam

menentukan media pembelajaran, yaitu : 1. Tujuan

Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan. 2. Ketepatgunaan (validitas)

Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari. 3. Keadaan peserta didik

Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.

4. Ketersediaan

Pemilihan perlu memperhatikan ada/tidak media tersedia di sekolah/ perpustakaan serta mudah sulitnya diperoleh.

5. Mutu Teknis

Media harus memiliki kejelasan dan kualitas yang baik. 6. Biaya

Biaya yang dikeluarkan harus dipertimbangkan apakah sesuai dengan hasil yang dicapai atau tidak.

B. Penguasaan Konsep

Ausubel (dalam Dahar, 1996:110) mengemukakan bahwa belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara materi pelajaran disajikan pada siswa, apakah melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat

mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada sebelumnya. Struktur kognitif yang dimaksud adalah fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa.

Belajar menurut Bruner (dalam Dahar, 1996:100-101) merupakan suatu pengembangan kategori-kategori dan pengembangan suatu sistem pengkodean


(32)

15

yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut ialah memperoleh informasi baru, kemudian mentransformasi informasi dan yang terakhir adalah menguji relevansi dan ketepatan

pengetahuan. Belajar sebagai suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan tujuan memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap.

Jika ditinjau dari segi etimologi, penguasaan konsep terdiri dari 2 kata, yaitu penguasaan dan konsep. Adapun pengertian penguasaan dalam KBBI offline 1.4 diartikan sebagai pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan pengetahuan, kepandaian dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa penguasaan adalah pemahaman. Pemahaman bukan saja berarti mengetahui yang sifatnya mengingat (hafalan) saja, tetapi mampu mengungkapkan kembali dalam bentuk lain atau dengan kata-kata sendiri sehingga mudah dimengerti makna bahan yang dipelajari, tetapi tidak mengubah arti yang ada di dalamnya. Sedangkan konsep, menurut Dahar (1996:80) adalah suatu abstraksi yang mewakili suatu objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut-atribut yang sama. Konsep diperlukan untuk memperoleh dan mengkomunikasikan pengetahuan, karena dengan menguasai konsep kemungkinan memperoleh pengetahuan baru tidak terbatas.

Konsep-konsep menyediakan skema-skema terorganisasi untuk


(33)

16

dalam dan di antara ketegori-kategori. Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangunan (building blocks) berpikir. Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan

generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya (Dahar, 1996:79). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep merupakan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep setelah kegiatan pembelajaran. Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan siswa dalam memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Dahar, 1996:4).

Ada beberapa kriteria suatu konsep telah dikuasai. Untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui suatu konsep, paling tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya, yaitu :

1. Menyebutkan nama contoh-contoh konsep bila dia melihatnya. 2. Menyatakan ciri-ciri (properties) konsep tersebut.

3. Memilih, membedakan antara contoh-contoh dari yang bukan contoh. 4. Mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut

(Hamalik, 2006:166).

Arikunto (dalam Wulandari, 2010:23) menyatakan bahwa pencapaian pengusaan konsep dapat diukur dengan menggunakan tes formatif. Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai


(34)

17

bahan pelajaran secara menyeluruh. Tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir pelajaran, sehingga dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah guru berikan.

C. Aktivitas Belajar

Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang

memungkinkan terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat dikatakan terjadi belajar apabila terjadi proses perubahan prilaku pada diri siswa sebagai hasil dari suatu pengalaman. Dari jabaran kegiatan pembelajaran tersebut, maka dapat diidentifikasi 2 aspek penting yang ada dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Aspek pertama adalah aspek hasil belajar yakni perubahan prilaku pada diri siswa. Aspek kedua adalah aspek proses belajar, yakni sejumlah pengalaman intelektual, dan fisik pada diri siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2010:135-136).

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Siswa dilatih belajar sambil bekerja (Learning by doing). Dengan bekerja mereka memperoleh

pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat (Hamalik, 2005:171-172). Anak-anak (peserta didik) memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang sendiri. Pendidik berperan untuk membimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak-anak didiknya. Pernyataan ini memberikan petunjuk bahwa yang banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri sedang pendidik memberikan


(35)

18

bimbingan dan merencanakan segala kegiatan untuk anak didik (Montessori dalam Sardiman, 2005:96).

Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Dengan demikian, di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa tidak cukup hanya dengan mendengarkan atau mencatat seperti yang lazim dilaksanakan selama ini. Akan tetapi perlu adanya aktivitas-aktivitas positif lain yang dilakukan oleh siswa . Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2005: 100-101) membuat suatu data yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut :

1. ”Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi

saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.

6. Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan per-cobaan, membuat konstruksi model, mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, me-mecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup”.

Dalam proses pembelajaran, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat


(36)

19

siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, intisari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka ia akan memiliki ilmu/pengetahuan itu dengan baik (Slameto, 1995:36).

Belajar bukanlah hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental (Sanjaya, 2009:170).

D. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head Together) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Menurut Trianto (2010:82) pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head Together) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai

alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.


(37)

20

Model pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Head Together) memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta mendorong siswa untuk meningkatkan

semangat kerjasama mereka (Lie, 2008 :59).

Ibrahim (dalam Herdian, 2009:1) mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu:

1. Hasil belajar akademik stuktural

Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman

Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.

3. Pengembangan keterampilan sosial

Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.

Dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT:

a. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. b. Fase 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.


(38)

21

arahan, misalnya “Pastikan setiap orang mengetahui 5 buah kota provinsi yang terletak di Pulau Sumatera.”

c. Fase 3: Berpikir Bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. d. Fase 4: Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab


(39)

22

III.METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap bulan April tahun pelajaran 2013/2014, di SMP N 6 Kotabumi.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 6 Kotabumi tahun pelajaran 2013/2014. Sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas dari 6 kelas yang ada. Sampel dipilih dari populasi dengan teknikPurposive

Sampling, selanjutnya siswa-siswi kelas VIIB terpilih sebagai kelompok eksperimen dan siswa-siswi kelas VIIA sebagai kelompok kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretes-postes tak ekuivalen. Kelas eksperimen dan kontrol diberi tes/soal untuk mengukur penguasaan konsep siswa (pretes).Kemudian,kelas eksperimen (VIIB) diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan media audio visual, sedangkan kelas kontrol (VIIA) dengan menggunakan media gambar.Adapun model pembelajaran yang digunakan adalah sama, baik di kelas eksperimen maupun


(40)

23

kelas kontrol yaitu menggunanakan model pembelajaran NHT. Setelah itu kedua kelas diberi tes/soal (postes) untuk mengukur penguasaan konsep siswa berupa soal pilihan jamak dengan alasan.

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kelas PretesPerlakuanPostes

I O1 X1 O2

II O1 X2 O2

Keterangan :

I= Kelas eksperimen (Kelas VIIB) II= Kelaskontrol (Kelas VIIA) O1= tes awal

O2= tes akhir

X1= Pembelajaran menggunakan media audio visual X2 = Pembelajaran dengan menggunakan media gambar.

Gambar 3. Desain penelitian : Desainpretes-postestak ekuivalen (dimodifikasi dari Sugiyono, 2007:116).

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut. 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti, untuk mengetahui kondisi awal nilai siswa serta mendiskusikan


(41)

24

c. Menetapkan sampel penelitian sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Membuat media pembelajaran audio visual dan media gambar untuk setiap submateri pokok yang diteliti.

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS). f. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal tes awal dan tes akhir dalam

bentuk soal pilihan jamak dengan alasan yang disesuaikan dengan KD yang ingin dicapai, dan lembar observasi untuk pengamatan aktivitas belajar siswa.

g. Membentuk kelompok diskusi yang heterogen pada kelas eksperiman dan kelas kontrol berdasarkan nilai akademik siswa, 1 siswa dengan nilai tinggi, 2 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai yang rendah. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa (Lie, 2008 : 42). Nilai diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media audio- visual untuk kelas eksperimen dan media gambar untuk kelas kontrol, dengan menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran NHT. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas keanekaragaman cara bergerak, iritabilitas, dan beradaptasi. Pertemuan kedua membahas


(42)

25

dan berkembang. Dan pada pertemuan ketiga membahas keanekaragaman caraberkembang biak dan mengeluarkan zat sisa. Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan yakni sebagai berikut:

Kelas Eksperimen (Pembelajaran menggunakan media audio visual) a) Pendahuluan

1. Guru mengadakan tes awal tertulis (pertemuan 1) 2. Guru menyampaikan TujuanPembelajaran.

3. Guru memberikan motivasi pembelajaran dengan menyampaikan manfaat mempelajari materi Keanekaragaman Ciri-ciri Makhluk Hidup :

a. Pertemuan 1 : Dengan mempelajari materi adaptasi makhluk hidup siswa dapat mengetahui respon tubuh terhadap perubahan suhu lingkungan yakni mengeluarkan keringat ketika cuaca panas dan banyak mengeluarkan urin ketika cuaca dingin.

b. Dengan mempelajari materi bernafas siswa dapat mengetahui bahwa pernapasan anaerob makhluk hidup dimanfaatkan dalam proses pengolahan makanan. Misalnya Saccharomyces sp. yang dimanfaatkan dalam proses pembuatan donat/roti.

c. Dengan mempelajari materi perkembangbiakkan tumbuhan siswa dapat mengetahui cara pembudidayaan tumbuhan.

4. Guru memberikan apersepsi :

a. Pertemuan 1 : Robot dapat bergerak dan merespon rangsang seperti halnya manusia. Namun robot termasuk benda tak hidup


(43)

26

sedangkan manusia tergolong makhluk hidup. Apakah yang membedakan keduanya?

b. Pertemuan 2 :Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan tanaman muda kacang hijau yang berusia 1 minggu dan 2

minggu. Kemudian meminta siswa merinci perbedaan pada kedua tanaman tersebut lalu menanyakan kepada siswa mengapa terjadi perbedaan antara tanaman yang berusia 1 minggu dan 2 minggu. c. Pertemuan 3 : Sejak dahulu, para petani sering membasmi tikus

dan hama yang lain, mengapa tikus dan hama lain tersebut tidak habis dan masih ada hingga saat ini?

b) Kegiatan inti

1. Guru membagi siswa ke dalam 10 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang (Pertemuan 1), dan memberi mereka nomor sehingga setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor berbeda. Kelompok bersifat heterogen dibentuk berdasarkan nilai akademik, kemudian siswa duduk dikelompoknya masing-masing. Kelompok tersebut berlaku hingga pertemuan 3. 2. Guru membagikan file video mengenai materi keanekaragaman

cara bergerak, iritabilitas, dan beradaptasi pada makhluk hidup (pertemuan pertama), keanekaragaman cara bernafas, memenuhi kebutuhan nutrisi, serta tumbuh dan berkembang pada makhluk hidup (pertemuan kedua), dan keanekaragaman cara berkembang biak dan ekskresi pada makhluk hidup (pertemuan ketiga) kepada


(44)

27

masing-masing kelompok kemudian memberikan penjelasan mengenai cara pemutaran video.

3. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan video yang diamati siswa (Pertemuan 1, 2, dan 3).

4. Guru memberikan pengarahan kepada siswa agar menjadikan video sebagai acuan dalam mengerjakan LKS serta membimbing dan memantau siswa dalam mengerjakan LKS dalam kelompoknya. 5. Siswa berdiskusi dalam kelompok dalam mengerjakan LKS. 6. Guru mengajukan pertanyaan kepada setiap kelompok dan

memanggil 1 nomor untuk menjawab.

7. Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertannyaan yang diberikan oleh guru.

8. Siswa yang nomornya dipanggil oleh guru menjawab pertannyaan. 9. Siswa bernomor sama dikelompok lain menanggapi jawaban

temannya.

10. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

11. Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan. 12. Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.

c) Penutup

1. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah didiskusikan dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan seluruh materi yang telah dipelajari (Pertemuan 1, 2 dan 3)


(45)

28

2. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari sub materi berikutnya. (Pertemuan 1 dan 2)

3. Guru memberikan tes akhir tertulis (Pertemuan 3)

Kelas Kontrol (Pembelajaran menggunakan media gambar) a) Pendahuluan

1. Guru mengadakan tes awal tertulis (pertemuan 1)

2. Guru menyampaikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator, dan TujuanPembelajaran.

3. Guru memberikan motivasi pembelajaran dengan menyampaikan manfaat mempelajari materi Keanekaragaman Ciri-ciri Makhluk Hidup :

a. Pertemuan 1 : Dengan mempelajari materi adaptasi makhluk hidup siswa dapat mengetahui respon tubuh terhadap perubahan suhu lingkungan yakni mengeluarkan keringat ketika cuaca panas dan banyak mengeluarkan urin ketika cuaca dingin.

b. Dengan mempelajari materi bernafas siswa dapat mengetahui bahwa pernapasan anaerob makhluk hidup dimanfaatkan dalam proses pengolahan makanan. Misalnya Saccharomyces sp. yang dimanfaatkan dalam proses pembuatan donat/roti.

c. Dengan mempelajari materi perkembangbiakkan tumbuhan siswa dapat mengetahui cara pembudidayaan tumbuhan.


(46)

29

4. Guru memberikan apersepsi :

a. Pertemuan 1 : Robot dapat bergerak dan merespon rangsang seperti halnya manusia. Namun robot termasuk benda tak hidup sedangkan manusia tergolong makhluk hidup. Apakah yang membedakan keduanya?

b. Pertemuan 2 :Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan tanaman muda kacang hijau yang berusia 1 minggu dan 2

minggu. Kemudian meminta siswa merinci perbedaan pada kedua tanaman tersebut lalu menanyakan kepada siswa mengapa terjadi perbedaan antara tanaman yang berusia 1 minggu dan 2 minggu. c. Pertemuan 3 : Sejak dahulu, para petani sering membasmi tikus

dan hama yang lain, mengapa tikus dan hama lain tersebut tidak habis dan masih ada hingga saat ini?

b) Kegiatan inti

1. Guru membagi siswa ke dalam 10 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 orang (Pertemuan 1), dan memberi mereka nomor sehingga setiap siswa dalam kelompok tersebut memiliki nomor berbeda. Kelompok bersifat heterogen dibentuk berdasarkan nilai akademik, kemudian siswa duduk dikelompoknya masing-masing. Kelompok tersebut berlaku hingga pertemuan 3. 2. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang di dalamnya

tersaji gambar mengenai keanekaragaman cara bergerak, iritabilitas, dan beradaptasi pada makhluk hidup (pertemuan pertama), keanekaragaman cara bernafas, memenuhi kebutuhan


(47)

30

nutrisi, serta tumbuh dan berkembang pada makhluk hidup (pertemuan kedua), dan keanekaragaman cara berkembang biak dan ekskresi pada makhluk hidup (pertemuan ketiga).

3. Guru memberikan pengarahan kepada siswa tentang cara

mengerjakan LKS serta membimbing dan memantau siswa dalam mengerjakan LKS dalam kelompoknya.

4. Siswa berdiskusi dalam kelompok dalam mengerjakan LKS. 5. Guru mengajukan pertanyaan kepada setiap kelompok dan

memanggil 1 nomor untuk menjawab.

6. Siswa berpikir bersama dalam satu kelompoknya untuk menjawab pertannyaan yang diberikan oleh guru.

7. Siswa yang nomornya dipanggil oleh guru menjawab pertannyaan. 8. Siswa bernomor sama dikelompok lain menanggapi jawaban

temannya.

9. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

10.Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan. 11.Siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.

c) Penutup

1. Guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah didiskusikan dan kemudian guru bersama siswa menyimpulkan seluruh materi yang telah dipelajari (Pertemuan 1,2 dan 3)


(48)

31

2. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari sub materi berikutnya. (Pertemuan 1 dan 2)

3. Guru memberikan tes akhir tertulis (Pertemuan 3)

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa skor penguasaan konsep oleh siswa aspek kognitif yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Penguasaan konsep oleh siswa ditinjau berdasarkan perbandingan gain yang dinormalisasi atau N-gain (g) dengan menggunakan rumus Hake (1999:1) yaitu:

N-gain = x 100

Keterangan:

N-gain = average normalized gain = rata-rata N-gain Spost = postscore class averages = rata-rataskor postes

Spre = prescore class averages = rata-rataskor pretes

Smax = maximum score = skor maksimum

Tabel 1.Kriteria N-gain.

N-gain Kriteria

g> 0,7 0,7 >g> 0,3

g< 0,3

Tinggi Sedang Rendah

A positive Hake gain indicates a student learning gain; the maximum gain possible is 1; a negative Hake gain occurs when the post-test score is less than the pre-test score; a zero result occurs when the post-test score is equal to the pre-test score (Loranz, 2008:2).

Spost – Spre


(49)

32

Sedangkan untuk mengukur persen (%) peningkatan (%g) penguasaan konsep siswa digunakan rumus sebagai berikut :

% Peningkatan = x 100%

Tabel 2.Kriteria persentase peningkatan penguasaan konsep siswa. % Peningkatan Kriteria

% g> 70 70 > % g> 30

% g< 30

Tinggi Sedang Rendah (Hake, 1999:1).

Selain itu, untuk mengetahui penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kontrol selama proses pembelajaran, dilakukan penghitungan nilai rata-rata LKS di kedua kelas dengan menggunakan rumus :

Keterangan: � = Rata-rata nilai LKS ; ��= Jumlah nilai LKS seluruh kelompok; n= Jumlah kelompok(Sudjana,2005:67).

b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual.

Skor akhir – Skor awal Skor maksimum – Skor awal

� = �� n


(50)

33

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a) Pretes dan Postes

Data kuantitatif yaitu berupa skor penguasaan konsep oleh siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes di akhir pertemuan kedua setiap kelas. Soal yang diberikan adalah 10 butir soal pilihan jamak dengan alasan. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

S = x 100

Keterangan:S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008:112).

b) Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa di kedua kelas selama proses penbelajaran. LKS kelas eksperimen dan kontrol berisi muatan perintah dan pertanyaan/soal yang sama. Soal yang diberikan berupa soal uraian dan jawaban singkat berjumlah 4-5 butir soal induk dengan 2-3 turunan.Teknik penskoran LKS sama dengan teknik penskoran pretes dan postes.

c) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati secara langsung pada

R N


(51)

34

saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan dengan cara menuliskan skor pada lembar observasi sesuai dengan kriteria penskoran yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: (A)berdiskusi dalam kelompok; (B)menjawab pertanyaan; (C)menanggapi/memperkaya gagasan orang lain.

Tabel 3. Lembar observasi aktivitas siswa

No Nama

Skor aktivitas A Skor aktivitas B Skor aktivitas C Pertemuan Pertemuan Pertemuan I II III I II III I II III 1 2 3 4 5 dst Jumlah Rata-rata Skor Maksimum Persentase Kriteria

Keterangan : A = berdiskusi dalam kelompok; B = menjawab pertanyaan; C = menanggapi/memperkaya gagasan orang lain

Kriteria penilaian aktivitas siswa : A.Berdiskusi dalam kelompok :

1. Tidak berdiskusi dengan anggota kelompok

2. Berdiskusi dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai

dengan permasalahan pada materi pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup.

3. Berdiskusi dengan anggota kelompok dalam mengerjakan LKS sesuai dengan permasalahan pada materi pokok


(52)

35

B.Menjawab pertanyan:

1. Tidak menjawab pertanyaan

2. Menjawab pertanyaan, tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada materi pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup.

3. Menjawab pertanyan dengan baik sesuai dengan permasalahan pada materi pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup. C.Menanggapi/memperkaya gagasan orang lain :

1. Tidak menanggapi/memperkaya gagasan orang lain (diam saja).

2. Menanggapi/memperkaya gagasan orang lain tetapi tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok

Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup.

3. Menanggapi/memperkaya gagasan orang lain sesuai dengan pembahasan pada materi pokok Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup.

Petunjuk Penilaian Aktivitas Siswa:

Sebelum mengamati aktivitas setiap siswa di dalam kelompok selama kegiatan pembelajaran, siswa sudah diberikan nomor kepala yang merupakan identitas masing-masing siswa untuk

mempermudah selama proses pengamatan. Kemudian pengamat mengisi lembar pengamatan dengan prosedur sebagai berikut: 1. Untuk mengamati aktivitas siswa kategori A (berdiskusi dalam

kelompok) sebelumnya guru memberikan pengarahan kepada seluruh siswa untuk dapat berkomunikasi aktif dengan seluruh anggota kelompoknya selama proses pengerjaan LKS, pengamat secara langsung memantau jalannya diskusi pada setiap

kelompok. Kemudian pengamat dapat memberikan skor penilaian pada kategori A dengan menuliskan skor pada lembar observasi aktivtias siswa dengan kriteria penskoran yang telah ditentukan. 2. Untuk mengamati aktivitas siswa kategori B (menjawab

pertanyaan) dan C (menanggapi atau memperkaya gagasan orang lain), pengamat melakuakan pengamatan langsung dengan mendengarkan jawaban atau tanggapan dari siswa setelah mendapat pertanyaan dari guru atau mendengar jawaban dari siswa bernomor kepala sama sebelumnya. Kemudian pengamat dapat memberikan skor penilaian pada kategori B dan C dengan menuliskan skor pada lembar observasi aktivtias siswa dengan kriteria penskoran yang telah ditentukan.


(53)

36

d) Angket

Angket ini berisi pendapat siswa tentang media pembelajaran audio visual yang telah digunakan dalam pembelajaran.Angket ini diberikan kepada siswa yang mengalami pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.Angket berisi 5 pernyataan, terdiri dari 3 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif.Setiap siswa memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat mereka pada lembar angket yang telah diberikan.Angket tanggapan siswa ini memiliki 2 pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju.

Tabel 4. Angket tanggapan siswa terhadap media audio visual

No Pernyataan Pilihan

S TS

1 Saya lebih antusias untuk belajar dengan pembelajaran yang menggunakan media audio visual

2 Saya merasa bosan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual 3 Saya merasa senang dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan media audio visual

4 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media audio visual

5 Saya lebih sulit mengerjakan soal-soal setelah belajar menggunakan media audio visual

F. Teknik Analisis Data 1. Data Kuantitatif

Nilai pretes, postes, N-gainserta LKS pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians (homogenitas) data:


(54)

37

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

฀ Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal H1 = Sampel tidak berdistribusi normal ฀ Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004:5).

b. UjiKesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

฀ Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda ฀ Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:71).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.  Uji Kesamaan Dua Rata-rata

฀ Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama


(55)

38

฀ Kriteria Pengujian

Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).

Uji Perbedaan Dua Rata-rata ฀ Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

฀ Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak(Pratisto, 2004:10).

Uji U (Uji Mann Withney U)

Data yang tidak berdistribusi normal dilanjutkan dengan Uji U atau Uji Mann Withney U.

฀ Hipotesis

Ho = Rata-rata nilai kedua tidak berbeda secara signifikan H1 = Rata-rata nilai kedua berbeda secara signifikan. ฀ Kriteria Uji

Jika p-value> 0,05 maka terima Ho

Jika p-value< 0,05 maka tolak Ho (Pratisto, 2004 : 36).

2. Data Kualitatif a. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut


(56)

39

rata-rata skor aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus :

2. Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 5.

Tabel 5.Kriteria presentase aktivitas belajar siswa Kategori indeks aktivitas siswa

(%) Interpretasi

0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Hake (dalam Colleta dan Phillips 2005:5).

b. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Media Audio Visual Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 5 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:

1. Memberikan skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 6.

Skor perolehan

Persentase = X 100 % Skor maksimum


(57)

40

Tabel 6. Skor perjawaban angket.

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29).

2. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban;Smaks= Skor maksimum yang

diharapkan(Sudjana,2005:69).

1) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 7. Tabulasi angket tanggapan siswa terhadap media audio visual

No Nama

Pernyataan

1 (+) 2 (-) 3 (+) 4 (+) 5 (-) S TS S TS S TS S TS S TS 1 2 3 4 5 dst Jumlah Persentase (%)

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31). in

X =

S

maks S


(58)

41

2) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual sesuai kriteria pada Table 8.

Tabel 8. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual

Persentase (%) Kriteria

100 Semuanya

76-99 Sebagian besar 51-75 Pada umumnya

50 Setengahnya

26-49 Hampir setengahnya 1-25 Sebagian kecil

0 Tidak ada


(59)

1

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1. Penggunaan media audio visual berpengaruh signifikan dalam

meningkatkan penguasaan konsep siswa.

2. Penggunaan media audio visual berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran dengan media audio visualdapat digunakan oleh guru

biologi sebagai salah satu alternatif media ajar yang dapat meningkatkan penguasaan konsepdan aktivitas siswa pada Materi Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup.

2. Media audio visual sebaiknya dibuat lebih variatif dalam hal aspek yang dikembangkan, isi materi, pertanyaan, rekaman video, animasi gambar maupun data yang disajikan.


(60)

57

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta Arsyad, A. 2007. Media Pengajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Coletta, V. P. dan J. A. Phillips. 2005. Interpreting FCI Scores : Normalized Gain, Preinstruction Scores, and Scientific Reasoning Ability. Department of Physic.Loyola Marymount University. California.

Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta

Depdiknas.2003. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Djamarah, S. B. 2005. Guru dan anak didik. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta

Erika. 2011. Pengaruh media audio visual melalui model Numbered Head

Together (NHT) terhadap aktivitas dan penguasaan konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan (Studi eksperimental semu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung 2010/2011). Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses

darihttp://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdfpadahari Senin, 14 Januari 2013 pukul 09.40WIB.

Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Hamalik, O. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta


(61)

58

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Lie, A. 2008. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia. Jakarta

Loranz, D. 2008. TMCC Program and Discipline Report.Diakses

darihttp://www.gbcnv.edupada pada hari Senin, 14Januari 2013pukul 09.47 WIB.

Prastowo, A. 2011. Bahan Ajar Inovatif. Diva Pres. Yogyakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Qirana, S.D., Rohendi, dan J. Kusnendar. 2009. Penerapan Model Explicit Instruction dalam Memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada Materi Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. UPI. Bandung Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta

Sadiman, A. S. dkk. 2005. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sardiman, A. M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slameto. 1995 . Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi keenam.Tarsito.Bandung. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung

Suheri, A. 2006.Animasi Multimedia pembelajaran.Jurnal Informatika Volume 2 No I Periode Juli-Desember 2006. Institut Teknologi Bandung. Diakses dari


(62)

59

http://physicsmaster.orgfree.com/Animasi%20Multimedia%20Pembelajaran. pdfpada hari Selasa,15 Januari 2013 pukul 12.58 WIB.

Suleiman. 1988. Media Audio visual. PT Gramedia. Jakarta

Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Aditya Media Publishing.Yogyakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta

Wulandari, E. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia. Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung


(1)

Tabel 6. Skor perjawaban angket. Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29).

2. Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan: Xin = Persentase jawaban siswa;

S = Jumlah skor jawaban;Smaks= Skor maksimum yang

diharapkan(Sudjana,2005:69).

1) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.

Tabel 7. Tabulasi angket tanggapan siswa terhadap media audio visual

No Nama

Pernyataan

1 (+) 2 (-) 3 (+) 4 (+) 5 (-) S TS S TS S TS S TS S TS 1 2 3 4 5 dst Jumlah Persentase (%)

(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31). in

X =

S maks S


(2)

2) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual sesuai kriteria pada Table 8.

Tabel 8. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan media audio visual

Persentase (%) Kriteria

100 Semuanya

76-99 Sebagian besar

51-75 Pada umumnya

50 Setengahnya

26-49 Hampir setengahnya

1-25 Sebagian kecil

0 Tidak ada


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1. Penggunaan media audio visual berpengaruh signifikan dalam

meningkatkan penguasaan konsep siswa.

2. Penggunaan media audio visual berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Pembelajaran dengan media audio visualdapat digunakan oleh guru

biologi sebagai salah satu alternatif media ajar yang dapat meningkatkan penguasaan konsepdan aktivitas siswa pada Materi Keanekaragaman Ciri Makhluk Hidup.

2. Media audio visual sebaiknya dibuat lebih variatif dalam hal aspek yang dikembangkan, isi materi, pertanyaan, rekaman video, animasi gambar maupun data yang disajikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta Arsyad, A. 2007. Media Pengajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Coletta, V. P. dan J. A. Phillips. 2005. Interpreting FCI Scores : Normalized Gain, Preinstruction Scores, and Scientific Reasoning Ability. Department of Physic.Loyola Marymount University. California.

Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Erlangga. Jakarta

Depdiknas.2003. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Djamarah, S. B. 2005. Guru dan anak didik. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta

Erika. 2011. Pengaruh media audio visual melalui model Numbered Head

Together (NHT) terhadap aktivitas dan penguasaan konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan (Studi eksperimental semu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung 2010/2011). Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses

darihttp://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdfpadahari Senin, 14 Januari 2013 pukul 09.40WIB.

Hamalik, O. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

Hamalik, O. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta


(5)

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Lie, A. 2008. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia. Jakarta

Loranz, D. 2008. TMCC Program and Discipline Report.Diakses

darihttp://www.gbcnv.edupada pada hari Senin, 14Januari 2013pukul 09.47 WIB.

Prastowo, A. 2011. Bahan Ajar Inovatif. Diva Pres. Yogyakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12.Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Qirana, S.D., Rohendi, dan J. Kusnendar. 2009. Penerapan Model Explicit Instruction dalam Memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada Materi Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. UPI. Bandung Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui

Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar.(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta

Sadiman, A. S. dkk. 2005. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Sardiman, A. M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slameto. 1995 . Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta

Sudjana. 2005. Metode Statistika Edisi keenam.Tarsito.Bandung. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung

Suheri, A. 2006.Animasi Multimedia pembelajaran.Jurnal Informatika Volume 2 No I Periode Juli-Desember 2006. Institut Teknologi Bandung. Diakses dari


(6)

http://physicsmaster.orgfree.com/Animasi%20Multimedia%20Pembelajaran. pdfpada hari Selasa,15 Januari 2013 pukul 12.58 WIB.

Suleiman. 1988. Media Audio visual. PT Gramedia. Jakarta

Sumarmi. 2012. Model-Model Pembelajaran Geografi. Aditya Media Publishing.Yogyakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta

Wulandari, E. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Penguasaan Konsep Sistem Pernapasan pada Manusia. Skripsi. FKIP Unila. Bandar Lampung


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS LKS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 11 52

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Punduh Pedada Semester Genap Tahun Pel

1 16 51

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS SISWA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 6 Kotabumi Kabupaten Lampung Utara Tahun Pelajara

0 7 62

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS SISWA (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 6 Kotabumi Kabupaten Lampung Utara Tahun Pelajara

0 6 62

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 4 57

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 11 57

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN METODE DISCOVERY TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20

2 23 109

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Ajaran 2012/2013)

1 8 46

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 53

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Kuasi Eksperimental Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Batu Ketulis Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 57