PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI

POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh Tiara Putri

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam pembelajaran guru berhadapan dengan sejumlah siswa berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang semua itu berpengaruh terhadap kebiasaan dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran biologi di SMP Negeri 18 Bandar Lampung, dalam proses pembelajaran siswa kurang aktif karena masih berlangsung secara konvensional. Yang berdampak pada rendahnya hasil belajar biologi siswa. Salah satu alternatif untuk

mengatasinya adalah dengan penggunaan model Learning Cycle (LC), agar siswa dapat lebih aktif sehingga dapat lebih menguasai materi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model LC terhadap aktivitas dan penguasaan materi pokok ekosistem oleh siswa dan untuk

mengetahui manakah aktivitas dan penguasaan materi pokok ekosistem yang lebih tinggi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIF dan VIIG yang dipilih dari populasi dengan teknik cluster random sampling. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes kelompok non ekuivalen. Data

penelitian berupa nilai penguasaan Materi Pokok Ekosistem yang diperoleh dari pretes, postes, dan N gain siswa pada setiap pertemuan kemudian analisis secara statistik uji Mann-Whitney U menggunakan software SPSS versi 17.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model LC dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan rata-rata berkategori tinggi yaitu 80,39 % hal ini juga

terlihat dari peningkatan untuk semua aspek yang diamati yaitu mengemukakan pendapat/ide berkategori sangat tinggi (94,12%); kemampuan bertanya

berkategori sedang (74,45%); bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok berkategori tinggi (87,25%); bertukar informasi berkategori tinggi


(2)

(88,24%); mempresentasikan hasil diskusi kelompok berkategori tinggi (81,37%). Penguasaan materi siswa pada kelas eksperimen juga mengalami peningkatan dengan skor probabilitas N-gain (0,00>0,05) yang artinya n-gain pada kelas eksperimen dan kontrol berbeda signifikan. Peningkatan penguasaan materi juga terjadi pada indikator aspek kognitif (C1,C2, C3, dan C4) dengan rata-rata berkriteria berbeda signifikan. Selain itu, semua siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model LC. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model LC berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi siswa pada materi pokok ekosistem.


(3)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI

POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

(Skripsi)

Oleh TIARA PUTRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI

POKOK EKOSISTEM

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh TIARA PUTRI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(5)

(6)

(7)

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 29 Desember 1990, yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara buah kasih dari pasangan Bapak Bachtiar Jamhur dan Ibu Yayuk Aseptina bertempat tinggal di Jalan Teuku Umar Gang Putera no 18 Bandar Lampung. (HP : 082179954430)

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 1 Sawah Lama pada tahun 1997 kemudian di SMP Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2003 dan SMA Negeri 2 Bandar Lampung pada tahun 2006. Pada tahun 2009, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian. Pada tahun 2010 penulis alih program ke Pendidikan Biologi FKIP Unila.

Selama menjadi mahasiswa penulis memiliki pengalaman berorganisasi yaitu tahun 2009/2010 sebagai Staf divisi Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Peternakan (Himapet) Fakultas Pertanian Unila, Pada tahun 2010/2011 sebagai Staf divisi Kaderisasi Himpunan Mahasiswa Eksakta (Himasakta). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMPN 2 Liwa, Lampung Barat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Barat (Tahun 2013), dan penelitian pendidikan di SMP Negeri 18 Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Tahun 2014.


(9)

MOTO

Selalu Berbuat Baik Untuk kemungkinan Terbaik

Tiara Putri


(10)

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak

terhitung

Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad

SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku

kepada:

Papa Bachtiar Jamhur dan Mama Yayuk Aseptina yang telah memberi

keceriaan, kebahagiaan, kenyamanan,mendidik dan membesarkan ku

dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih

sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala langkah ku menuju

kesuksesan.

Muhammad Reza Bahepti, Muhammad Rizky Bahepti, Rachmat Ade

Putra, Nariza Salsabila dan Niken Syakirah Bahepti yang selalu

memberikan bantuan ketika penulis dalam kesulitan, memotivasi ku,

memberiku semangat serta menyayangiku,


(11)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle terhadap Aktivitas dan

Penguasaan Materi Pokok Ekosistem”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

PMIPA FKIP Universitas Lampung;

4. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan;

5. Drs. Hi. Afif Bintoro, M.P., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini; 6. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembahas sekaligus Pembimbing


(12)

7. Dra. Hj. Mulia Sari, M.M., selaku Kepala SMP Negeri 18 Bandar Lampung yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang berharga;

8. Dra. Sri Harti., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIF dan VIIG SMP Negeri 18 Bandar Lampung atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 10.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua. Amin.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis


(13)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembelajaran ... 10

B. Model PembelajaranKooperatif ... 11

C. Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT ... 12

D. AktivitasSiswaDalamPembelajaran ... 15

E. PenguasaanMateriPembelajaranBiologi ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Desain Penelitian ... 21

D. Prosedur penelitian ... 22

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36


(14)

xv V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 49

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN 1. Silabus ... 57

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

3. Lembar Kerja Siswa ... 77

4. Soal Pretes dan Postes ... 103


(15)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 28

2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa... 28

3. Persentase aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol 33 4. Hasil uji statistik Nilai pretest, postes, dan N-gain penguasaan materi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 34

5. Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator penguasaan materi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 35

6. Nilai pretes postes, N-gain kelompok eksperimen ... 108

7. Nilai pretes postes, N-gain kelompok kontrol ... 109

8. Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen ... 110

9. Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas Kontrol ... 111

10.N-gain C1- C4 kelompok Eksperimen ... 112

11.N-gain C1-C4 kelompok Kontrol ... 114

12.Data analisis butir soal pretes kelas eksperimen ... 116

13.Data analisis butir soal postes kelas eksperimen... 117

14.N-gain C1- C4 kelompok Eksperimen ... 118

15.Data analisis butir soal pretes kelas kontrol ... 119

16.Data analisis butir soal postes kelas kontrol ... 120


(16)

xvii

18.Hasil uji normalitas pretes kelas eksperimen dan kontrol. ... 122

19.Hasil uji Mann-Withney U pretes kelas eksperimen dan control ... 123

20.Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 124

21.Hasil uji Mann-Withney U pretes kelas eksperimen dan control ... 124

22.Hasil uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol. ... 125

23.Hasil uji kesamaan dua varians dan kesamaan dua rata-rata N-gain ... 134

24.Uji perbedaan dua rata-rata N-gain kelas eksperimen ... 136

25.Hasil uji normalitas C1 N-gainkelaseksperimen dan kontrol ... 136

26.Hasil uji Mann-WhitneyU C1 N-gainkelaseksperimen dan kontrol ... 137

27.Hasil uji normalitas C2 N-Gainkelaseksperimen dan kontrol... 138

28.Hasil uji Mann-WhitneyU C2N-gainkelaseksperimen dan kontrol ... 138

29.Hasil uji normalitas C3N-gainkelas eksperimen dan kontrol ... 139

30.Hasil uji Mann-WhitneyU C3 N-gainkelas eksperimen dan kontrol .... 140

31.Hasil uji normalitas C4N-gainkelas eksperimen dan kontrol ... 141

32.Hasil uji Mann-WhitneyU C4 N-gainkelas eksperimen dan kontrol .... 141

33.Hasil ujinormalitas C6N-gaineksperimen dan kontrol ... 142


(17)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8

2. Desain penelitian pretes-postes kelompok non equivalen. ... 21

3. Contoh jawaban siswa untuk indikator C1 (pengetahuan). ... 40

4. Contoh jawaban siswa untuk indikator C2 (pemahaman) ... 41

5. Contoh jawaban siswa untuk indikator C3(Aplikasi). ... 42


(18)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Dalam pembelajaran guru berhadapan dengan sejumlah siswa berbagai macam latar belakang, sikap, dan potensi, yang semua itu berpengaruh terhadap kebiasaan dalam mengikuti pembelajaran. Misalnya masih banyak siswa yang kurang antusias untuk belajar dan membolos terutama dalam mata pelajaran yang mereka anggap sulit dan membosankan.

Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan belajar. Hasil belajar siswa menjadi tolok ukur dalam suatu pembelajaran. Pengetahuan bukan semata-mata seperangkat fakta, konsep atau prinsip-prinsip yang siap untuk diingat (Sanjaya, 2009:170). Oleh karena itu, guru dituntut untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa melalui suatu Pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Dengan motivasi belajar yang tinggi, diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dalam aktivitas dan penguasaan materi (Hanafiah dan Suhana, 2009:26).


(19)

2

Sebagaimana pandangan kontruktivisme guru tidak perlu memberikan informasi kepada siswa sepenuhnya, namunsiswalah yang aktif dalam membangun penge-tahuannya sendiri. Hal ini senada dengan pendapat Brunner bahwa individu harus secara aktif dalam membangun pengetahuan dan keterampilannya (Baharuddin, 2010:115). Pembelajaran konstruktivistik merupakan suatu pembelajaran dengan siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan pemahamannya terkait dengan belajar mengajar sains, termasuk biologi.

Pembelajaran konstruktivistik ini berpengaruh kepada strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Oleh karena itu proses pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajar aktif, dengan demi-kian pembelajaran ini tidak berpusat kepada guru tetapi berpusat pada siswa (student centered).

Model pembelajaran yang dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa adalah LC. Mengingat biologi merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam maka model pem-belajaran LC merupakan pilihan yang tepat. Siswa diharapkan dapat mem-bangun sendiri pengetahuan kognitif melalui indera untuk melihat gejala-gejala yang ada di sekitarnya dan kedudukan guru sebagai fasilitator. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari model LC sendiri yang pada dasarnya sesuai dengan pendekatan konstruktivistik. Oleh karena itu model LC dirasakan se-suai jika diterapkan pada pembelajaran biologi dengan tujuan untuk men-ingkatkan hasil belajar.


(20)

3

LC adalah salah satu model pembelajaran yang mengembangkan daya nalar yang tinggi. Hal tersebut terlihat pada fase kedua exploration, pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan panca inderanya semaksimal mungkin, sehingga akan muncul pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada berkembangnya daya nalar tingkat tinggi (Fajaroh dan Dasna, 2007:96). Pada fase-fase berikutnya siswa kembali mengembangkan daya nalar tingkat ting-ginya, sehingga dengan mengembangkan daya nalar tingkat tingginya kete-rampilan berpikir kritis siswa akan ikut berkembang.

Hasil observasi dan diskusi dengan guru bidang studi biologi khususnya kelas VII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014, didapat-kan bahwa rata-rata nilai ulangan harian yang diperoleh siswa khususnya pada materi pokok Ekosistem adalah 65,00. Sedangkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang telah ditetapkan pada sekolah ini, yaitu ≥ 70,00. Hasil ini mengindikasikan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memaha-mi materi pokok ekosistem karena belum sepenuhnya mencapai belajar tuntas.

Dari hasil diskusi yang telah dilakukan dengan guru bidang studi biologi khususnya kelas VII di SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 tersebut, diketahui rendahnya rata-rata hasil belajar tersebut dise-babkan selama ini metode yang digunakan oleh guru masih menggunakan metode diskusi. Diskusi yang dilakukan bersifat teoritis dan kurang menye-diakan ruang bagi siswa untuk menggali potensi belajarnya sendiri. Selain itu, keterlibatan siswa dalam pelajaran terbatas, siswa kurang tertarik terhadap kegiatan pembelajaran, cenderung malas dan tidak aktif, mereka terbiasa


(21)

4

menerima informasi dari guru tanpa berusaha mencarinya secara mandiri dari sumber-sumber yang lain. Kurang efektifnya penggunaan pembelajaran ter-sebut diduga berdampak terhadap aktivitas dan penguasaan materi yang di-serap siswa tidak optimal sehingga secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

LC sangat cocok digunakan untuk mengajarkan materi yang banyak melibat-kan konsep, prinsip, aturan serta perhitungan secara matematis sehingga sesuai jika diterapkan pada pokok bahasan ekosistem yang sebagian besar berupa pemahaman materi. Aktivitas dalam model LC lebih banyak ditentukan oleh siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif. Dalam proses model LC, setiap fase dapat dilalui jika konsep pada fase sebelumnya sudah dipahami. Setiap fase yang baru dan sebelumnya saling berkaitan sehingga membuat siswa lebih mudah mengerti dan memahami materi. Hal ini di dukung oleh penelitian Hidayati (2008:79) di SMP Muhammadiyah 5 Surakarta tahun 2007/2008 pada penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan siswa dengan model LC meningkat di bandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi Pokok Ekosistem pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013-2014 ”.


(22)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran LC terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok ekosistem di SMP Negeri 18 Bandar Lampung?

2. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran LC terhadap penguasaan materi pokok ekosistem di SMP Negeri 18 Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh aktivitas belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran LC terhadap aktivitas materi pokok ekosistem di SMP Negeri 18 Bandar Lampung.

2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran LC terhadap penguasaan materi pokok ekosistem di SMP Negeri 18 Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi guru biologi

Memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan penguasaan materi pada siswa.


(23)

6

2. Bagi siswa:

a) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi pokok Ekosistem

b) Menumbuhkan motivasi pada diri siswa, karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.

3. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman mengajar sebagai calon guru dalam

menggunakan model pembelajaran LC terhadap penguasaan materi pada siswa.

4. Bagi pihak sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan model pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu dikemukakan ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah LC yang terdiri dari 5 fase, yaitu:

a. fase pendahuluan (Engangement) b. eksplorasi (Exploration)

c. fase penjelasan (Explaination) d. fase penerapan konsep (Elaboration) e. fase evaluasi (Evaluation).


(24)

7

2. Aktivitas yang diamati yaitu :

a. Siswa dalam mengemukakan pendapat/ide b. Kemampuan bertanya

c. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok d. Bertukar informasi

e. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

3. Penguasaan materi diukur berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pretes dan postes serta N-gain pada materi pokok Ekosistem.

4. Materi pada penelitian ini adalah materi pokok ekosistem.

5. Penelitian ini dilakukan dengan subjek siswa kelas VII semester genap SMPN 18 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Kerangka Pikir

Biologi merupakan cabang IPA yang membutuhkan pemahaman konsep yang tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas kumpulan pengetahuan atau berbagai macam fakta yang dihapal tetapi lebih menekankan pada kegiatan atau proses aktif menggunakan pikiran dalam memahami gejala-gejala alam. Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi pendidikan di Indonesia saat ini adalah berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang dipandang masih belum efektif. Indikasi ke arah sana tampak pada adanya guru yang masih terjebak dalam kegiatan belajar mengajar yang cenderung

membosankan bahkan membuat siswa menjadi tertekan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran selama ini masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat secara


(25)

8

aktif dalam pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran Biologi. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu memilih model pembelajaran dan media yang tepat sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

Di dalam pembelajaran materi pokok Ekosistem seringkali siswa dihadapkan pada penyampaian materi yang hanya didominasi oleh guru, tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri hal-hal baru. Berdasarkan pengalaman dan pengetahuan siswa yang dimilikinya, materi tersebut sulit dipahami oleh siswa. Metode pembelajaran yang menarik salah satunya dengan pembelajaran model LC.

LC merupakan suatu model pembelajaran yang bersiklus, yang terdiri dari 5 tahapan yaitu: Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration,

Evaluation. LC adalah salah satu model pembelajaran yang berbasis

paradigma konstruktivisme yang sangat mementingkan siswa dan berorientasi pada proses belajar siswa.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah LC, sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan materi siswa dan aktivitas.

Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram di bawah ini: Keterangan:

X = Model Learning Cycle 5 Fase

Y1 = Aktivitas siswa

Y2 = Penguasaan materi siswa

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

X Y1


(26)

9

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Penggunaan model LC tidak berpengaruh terhadap aktivitas siswa pada materi pokok ekosistem.

H1 = Penggunaan model LC berpengaruh terhadap aktivitas siswa pada materi pokok ekosistem.

2. H0 = Penggunaan model LC tidak berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok ekosistem.

H1 = Penggunaan model LC berpengaruh terhadap penguasaan materi pokok ekosistem.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Learning Cycle

Perubahan paradigma pendidikan dari behavioristik menuju konstruktivistik melahirkan model, metode, pendekatan dan strategi-strategi baru dalam sis-tem pembelajaran khususnya dalam pembelajaran biologi. Salah satu model pembelajaran yang berbasis pendekatan konstruktivisme adalah siklus belajar LC. LC adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). LC merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang dior-ganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Model LC dikembangkan dari teori perkembangan kognitif Piaget.

Model belajar ini menyarankan agar proses pembelajaran dapat melibatkan siswa dalam kegiatan belajar yang aktif sehingga proses asimilasi, akomodasi dan organisasi dalam struktur kognitif siswa. Bila terjadi proses konstruksi pengetahuan dengan baik maka siswa akan dapat meningkatkan pemaha-mannya terhadap materi yang dipelajari.

Menurut Lorsbach dalam (Dasna, 2006:79-84) LC terdiri dari lima fase yaitu: (1) to engage (mengundang), (2) to explore (menggali), (3) to explain


(28)

11

(menjelaskan), (4) to elaborate (penerapan konsep), dan (5) to evaluate (evaluasi). Kelima fase tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Fase Pendahuluan (Engagement)

Kegiatan pada fase ini bertujuan untuk mendapatkan perhatian siswa, mendorong kemampuan berpikirnya, dan membantu mereka mengakses pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Hal penting yang perlu di-capai oleh pengajar pada fase ini adalah timbulnya rasa ingin tahu siswa tentang tema atau topik yang akan dipelajari. Keadaan tersebut dapat dicapai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa ten-tang fakta atau fenomena yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Jawaban siswa digunakan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang telah diketahui oleh mereka. Pada fase ini pula siswa diajak mem-buat prediksi-prediksi tentang fenomena yang akan dipelajari dan dibu-ktikan dalam fase eksplorasi. Fase ini dapat pula digunakan untuk me-ngidentifikasi miskonsepsi siswa.

2. Fase Eksplorasi (Exploration)

Pada fase eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk bekerja baik secara mandiri maupun secara berkelompok tanpa instruksi atau pengarahan secara langsung dari guru. Siswa bekerja memanipulasi suatu obyek, melakukan praktikum (secara ilmiah), melakukan pengamatan, meng-umpulkan data, sampai pada membuat kesimpulan dari praktikum yang dilakukan. Dalam kegiatan ini guru sebaiknya berperan sebagai


(29)

12

fasilitator membantu siswa agar bekerja pada lingkup permasalahan (hipotesis yang dibuat sebelumnya).

Sesuai dengan teori Piaget, pada kegiatan eksplorasi siswa diharapkann mengalami ketidaksetimbangan kognitif (disequilibrium). Siswa diha-rapkan bertanya kepada dirinya sendiri: “Mengapa demikian” atau

“Bagaimana akibatnya bila..” dan seterusnya. Dengan kegiatan

eksplorasi ini, siswa diberi kesempatan untuk menguji dugaan dan hipotesis yang telah mereka tetapkan. Mereka dapat mencoba beberapa alternatif pemecahan, mendiskusikannya dengan teman sekelompoknya, mencatat hasil pengamatan dan mengemukakan ide dan mengambil keputusan memecahkannya. Kegiatan pada fase ini sampai pada tahap presentasi atau komunikasi hasil yang diperoleh dari praktikum atau menelaah bacaan. Dari komunikasi tersebut diharapkan diketahui seberapa tingkat pemahaman siswa terhadap masalah yang dipecahkan.

3. Fase Penjelasan (Explaination)

Kegiatan belajar pada fase penjelasan ini bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan, dan mengembangkan konsep yang diperoleh siswa. Guru mendorong siswa untuk menjelaskan konsep yang dipahaminya dengan kata-katanya sendiri, menunjukkan contoh-contoh yang berhubungan dengan konsep untuk melengkapi penjelasannya. Pada kegiatan ini sangat penting adanya diskusi antar anggota kelompok untuk mengkritisi penjelasan konsep dari siswa yang satu dengan yang lainnya. Pada kegiatan yang berhubungan dengan praktikum, guru dapat


(30)

13

memperdalam hubungan antar variabel atau kesimpulan yang diperoleh siswa. Hal ini diperlukan agar siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep yang baru diperolehnya.

4. Fase Penerapan Konsep (Elaborate)

Kegiatan belajar pada fase ini mengarahkan siswa menerapkan konsep-konsep yang telah dipahami dan keterampilan yang dimiliki pada situasi baru. Guru dapat mengarahkan siswa untuk memperoleh penjelasan alternatif dengan menggunakan data atau fakta yang mereka eksplorasi alam situasi yang baru. Guru dapat memulai dengan mengajukan masalah baru yang memerlukan pengujian lewat ekplorasi dengan melakukan praktikum, pengamatan, pengumpulan data, analisis data sampai membuat kesimpulan.

5. Fase Evaluasi (Evaluation)

Kegiatan belajar pada fase evaluasi, guru ingin mengamati perubahan pada siswa sebagai akibat dari proses belajar pada fase ini guru dapat mengajukan pertanyaan terbuka yang dapat dijawab dengan

menggunakan lembar observasi, fakta atau data dari penjelasan dari sebelumnya yang dapat diterima. Kegiatan pada fase evaluasi berhubungan dengan penilaian kelas yang khususnya dalam

pembelajaran biologi yang dilakukan guru meliputi penilaian proses dan evaluasi penguasaan konsep yang diperoleh siswa.

Dalam konteks ini, Fajaroh dan Dasna (2007:97) menyatakan penerapan LC dilihat dari segi guru memberi keuntungan karena memperluas wawasan dan


(31)

14

meningkatkan kreatifitas guru dalam merancang pembelajaran. Sedangkan ditinjau dari dimensi siswa, penerapan strategi ini memberi keuntungan diantaranya: (1) meningkatkan motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, (2) membantu mengembangkan sikap ilmiah siswa, (3) pembelajaran menjadi lebih bermakna.

B. Aktivitas Belajar

Pada dasarnya belajar adalah melakukan untuk mengubah tingkah laku dan tindakan yang dialami oleh seseorang. Seperti yang di ungkapkan oleh Dimyati dan Mujiono (2006:7), bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri.

Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung ketercapaian kompetensi pembelajaran siswa.

Aktivitas adalah segala usaha yang mengarah pada perubahan perilaku untuk mencapai tujuan yang terarah dan yang di harapkan. Siswa yang dikatakan aktif jika tidak melakukan penyimpangan, hal ini sesuai dengan pendapat Hopkins (1993:105).

Dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar siswa sangat diperlukan agar proses pembelajaran menjadi berkualitas dengan melibatkan langsung siswa dalam kegiatan pembelajaran. Seperti yang diungkapakan oleh Sardiman (2007:95), bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam


(32)

15

proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir dan membaca merupakan kergiatan yang dapat menunjang prestasi belajar.

Aktivitas siswa menurut Diedrich (Sardiman, 2007:101) terdiri dari delapan jenis kegiatan, yaitu:

1. Kegiatan-kegiatan visual, meliputi kegiatan; membaca, melihat gambar, mengamati, eksperimen, pameran, dan mengamati orang lain atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan, meliputi kegiatan; menyatakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberikan saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi kegiatan; mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, dan mendengarkan suatu permainan. 4. Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi kegiatan; menulis laporan, membuat

rangkuman, mengerjakan tes, mengerjakan lembar kerja, menulis cerita, dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi kegiatan; menggambar, membuat grafik, diagram peta dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan matrik, meliputi kegiatan; melakukan percobaan, melaksanakan pameran, menyelanggarakan permainan, dan membuat model.


(33)

16

7. Kegiatan-kegiatan mental, meliputi kegiatan; mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi kegiatan; minat, membedakan, berani, tenang.

Manfaat aktivitas belajar dalam proses pembelajaran menurut Hamalik (2003:91) adalah:

a. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. b. Berbuat sendiri dan akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa. c. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada

gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok.

d. Siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga sangat bermanfaat dalam rangka pelayanan perbedaan individu. e. Memupuk disiplin belajar dan suasana belajar demokrasi, kekeluargaan,

musyawarah, dan mufakat.

f. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, guru dengan orang tua, siswa yang bermanfaat dalam pendidikan siswa. g. Pembelajaran dan belajar di laksanakan secara realistik dan konkrit,

sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis.

h. Pembelajaran dan kegiatan belajar menjadi hidup sebagaimana halnya kehidupan dalam masyarakat yang penuh dinamika.

Azas aktivitas menuntut guru untuk membangkitkan aktivitas siswa baik secara jasmani maupun rohani pada waktu siswa menerima pelajaran. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, guru harus mampu


(34)

17

menentukan bentuk pengalaman belajar yang tepat sehingga dapat mempraktekkan kemampuan dan keterampilan.

C. Penguasaan Materi

Pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran diharapkan bagi siswa mampu menguasai materi pelajaran. Penguasaan merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan kegiatan belajar mengajar. Ranah kognitif meliputi berbagai tingkah laku dari tingkatan terendah sampai tertinggi, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Penguasaan merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari, tetapi menguasai lebih dari itu, yakni memperlihatkan bebagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Rohamah, 2006:2). Arikunto (2003:115) menyatakan bahwa penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang

dipelajari. Penguasaan materi bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis.

Penguasaan materi siswa merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk ( 2000: 67-68 ), ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut : (1) Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip dan metode; (2) Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang


(35)

18

dipelajari; (3) Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru; (4) Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya: mengurai masalah menjadi bagian yang telah kecil; (5) Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu; (6) Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. Thoha (1994:1) menyatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk memperoleh kesimpulan. Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes.

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto 2001:53). Menurut Fathurrohman dan Sutikno (2009:174) bahwa tes adalah pengukuran berupa pertanyaan perintah dan petunjuk yang

ditujukan kapan testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu.

Tes untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postes atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru

mengadakan tes awal atau pretes. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran.


(36)

19

Dalam hal ini, hasil tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 1999:195-196).

Melalui hasil tes tersebut maka dapat diketahui sejauh mana tingkat peng-uasaan materi siswa. Tingkat pengpeng-uasaan materi oleh siswa dapat diketahui

malalui pedoman penilaian. Bila nilai siswa ≥ 66 maka dikategorikan baik, bila 55 ≤ nilai siswa < 66 maka dikategorikan cukup baik, dan bila nilai siswa


(37)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMPN 18 Bandar Lampung pada bulan Mei 2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Sampel

tersebut adalah siswa-siswi kelas VIIF sebagai kelas eksperimen dan siswa-siswi kelas VII G sebagai kelas kontrol. Sampel tersebut dipilih dari populasi dengan teknik cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes tak ekuivalen. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran LC, sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan model LC. Kedua kelas tersebut diberikan pretes sebelum proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, setelah proses pembelajaran


(38)

21

diberikan postes terhadap kedua kelas penelitian. Sehingga struktur desainnya adalah sebagai berikut:

Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2 II O1 C O2 Keterangan :

I = Kelompok eksperimen II = Kelompok kontrol O1 = Pretes

O2 = Posttest

X = Perlakuan eksperimen C = Kontrol

Gambar 2. Desain pretest-post test tak ekuivalen ( Riyanto, 2001:43) D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat surat izin untuk penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).


(39)

22

e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes berupa soal pilihan jamak untuk setiap pertemuan, kemudian dilakukan ujicoba untuk mengukur validitas dan reabilitas.

f. Membentuk kelompok diskusi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik dan jenis kelamin siswa, 2 siswa dengan nilai tinggi, 1 siswa dengan nilai sedang, dan 2 siswa dengan nilai yang rendah. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa (Lie, 2004:42).

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model LC untuk kelas eksperimen dan metode diskusi untuk kela kontrol. Penelitian ini dirancang sebanyak dua kali pertemuan. Pretest diberikan sebelum pembelajaran dan posttest diberikan setelah pembelajaran (di akhir pertemuan). Langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Kelas eksperimen (Pembelajaran menggunakan LC) 1) Kegiatan awal

Engagement

a) Guru memberikan pretest berupa soal pilihan jamak untuk mengukur kemampuan akademik awal siswa.

b) Guru menggali kemampuan awal siswa dengan pertanyaan: “Coba berikan contoh satuan-satuan makhluk hidup dalam lingkungan sekolah!” (Pertemuan I); ”Sebutkan contoh lain hubungan


(40)

23

antarorganisme yang pernah kalian amati di lingkungan sekolah!” (Pertemuan II).

c) Guru memberikan motivasi dengan cara mengajukan pertanyaan:

“Coba kalian sebutkan macam-macam ekosistem yang kalian ketahui?” (Pertemuan I); mengajukan pertanyaan “Apa saja

komponen-komponen ekosistem yang terdapat dalam kolam ikan?” (Pertemuan II).

d) Guru menyampaikan gambaran pelaksanaan pembelajaran. e) Guru meminta siswa membentuk kelompok terdiri dari 4-5 orang.

2) Kegiatan Inti

Explore

a) Guru meminta siswa dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKS dengan berdiskusi (Pertemuan I - II).

b) Guru mengamati kerja siswa dalam kelompok, jika siswa mengalami kesulitan guru melakukan intervensi terbatas pada kelompok, jika seluruh kelompok mengalami kesulitan maka guru memberi intervensi kelas.

Explain

Pertemuan I - II

a) Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. b) Guru meminta siswa lain untuk memperhatikan, memberi


(41)

24

c) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sekaligus memberikan penguatan terhadap konsep-konsep yang diperoleh setelah melakukan praktikum.

Elaborate

Meminta siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran pada setiap pertemuan.

3) Penutup

a) Guru meminta siswa mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan. b) Memberi penguatan dan tindak lanjut berupa tugas untuk

mempelajari materi selanjutnya.

Evaluate (Pertemuan ke 2)

a) Memberikan postest untuk mengukur kemampuan akademik siswa pada akhir pelajaran.

b) Guru meminta siswa mengumpulkan hasil postest yang telah dikerjakan.

c) Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam

b. Kelas Kontrol (Pembelajaran menggunakan Metode Diskusi) 1) Pendahuluan

a) Guru memberikan pretest kepada siswa dengan soal pilihan jamak. b) Guru menggali kemampuan awal siswa dengan pertanyaan: “Coba

berikan contoh satuan-satuan makhluk hidup dalam lingkungan


(42)

25

antarorganisme yang pernah kalian amati di lingkungan sekolah!”

(Pertemuan II).

c) Guru memberikan motivasi dengan cara mengajukan pertanyaan:

“Coba kalian sebutkan macam-macam ekosistem yang kalian

ketahui?” (Pertemuan I); Mengajukan pertanyaan “Apa saja

komponen-komponen ekosistem yang terdapat dalam kolam ikan?” (Pertemuan II).

d) Guru menyampaikan gambaran pelaksanaan pembelajaran. e) Guru menginstruksi siswa membentuk kelompok terdiri dari 4-5

orang. 2) Kegiatan Inti

a) Guru meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing. b) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa. c) Guru berkeliling untuk membimbing setiap kelompok dalam

mengerjakan LKS.

d) Setelah masing-masing kelompok menyelesaikan LKS, guru meminta setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi didepan kelas. Setiap kelompok melakukan presentasi hasil diskusi mereka, dan kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan.

e) Guru mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.


(43)

26

3) Kegiatan Penutup

a) Guru memberikan postest kepada siswa (pada pertemuan ke II) b) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan. c) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan data

Jenis data dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis Data

a. Penguasaan Materi

Jenis data penguasan materi berupa data kuantitatif yang diperoleh dari nilai pretes dan postes pada materi pokok ekosistem.

b. Aktivitas Siswa

Jenis data aktivitas siswa berupa data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:

a. Penguasaan Materi

Data penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes diambil pada setiap pertemuan. Nilai pretes diambil sebelum pembelajaran baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran baik pada kelompok


(44)

27

eksperimen maupun kelompok kontrol. Kemudian dihitung N-Gain nya, lalu dianalisis secara statistik. Untuk mendapatkan N-Gain pada setiap pertemuan menggunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008:3) sebagai berikut:

N-Gain = 100 Y Z

Y X

Keterangan : X = nilai postes Y = nilai pretes Z = skor maksimal

b. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa diperoleh dengan lembar observasi aktivitas siswa yang berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point kegiatan yang dilakukan

dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan

aspek yang telah ditentukan. Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran sebagai berikut:


(45)

28

Tabel 1. Lembar observasi aktivitas siswa

Keterangan :

Xi = Rata-rata X = Jumlah

A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide 1. Tidak mengemukakan pendapat /ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok ekosistem.

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan pada materi pokok ekosistem.

B. Kemampuan Bertanya: 1. Tidak mengajukan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok ekosistem.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok ekosistem.

C. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok : 1. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja).

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan dalam LKS pada materi pokok ekosistem.

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan dalam LKS pada materi pokok ekosistem.

D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja)

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan ekosistem dalam LKS

3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan model pembelajaran kooperatif teknik kancing gemerincing pada materi pokok ekosistem

E. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.

No Nama

Aspek yang diamati

Xi

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

2


(46)

29

Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada Tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi indeks aktivitas siswa

Interval Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah 30,00 – 54,99 Rendah 55,00 – 74,99 Sedang 75,00 – 89,99 Tinggi 90,00 – 100,00 Sangat Tinggi Sumber : Hake (dalam Belina, 2008:37)

F. Teknik Analisis Data 1. Penguasaan Materi

a. Uji normalitas data

Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan menggunakan softwere SPSS versi 17.

1) Rumusan hipotesis

H0 = data berdistribusi normal H1 = data tidak berdistribusi normal 2) Kriteria pengujian

Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H0 untuk harga yang lainnya (Sudjana, 2005:466).


(47)

30

b. Uji kesamaan dua varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS versi 17.

1) Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda 2) Kriteria Uji

1. Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima

2. Jika F hitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:18).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 17.

1) Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-Gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-Gain kedua sampel tidak sama 2) Kriteria Uji

1.Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

2.Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:18)


(48)

31

3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata a. Hipotesis

H0 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

b. Kriteria Uji :

a. Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

b. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:12)

4) Uji U (Uji Mann Whitney)

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji U atau Uji Mann Whitney.

a. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas ksperimen

dengan kelas kontrol b. Kriteria Uji

- Jika p-value > 0,05 maka Ho diterima


(49)

32

2. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

100 x n

x

X i

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh

n = Jumlah skor maksimum (18) Hake (dalam Belina, 2008:37)


(50)

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Model pembelajaran LC berpengaruh positif terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa

2. Model pembelajaran LC berpengaruh positif terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok ekosistem.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:

Sebelum melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran LC, sebaiknya diterapkan terlebih dahulu model tersebut sebelum

pengambilan data agar siswa sudah mengetahui langkah-langkah pada model ini sehingga data yang diperoleh lebih baik.


(51)

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan Merlin, W. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, ans Assesing ( A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition).

Longman : Newyork

Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT. Bina Aksara. Jakarta. Baharuddin dan N.W. Esa. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz Media.

Yogjakarta

Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasab Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI

Bandung. Tidak diterbitkan.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Dasna, I. W. 2006. Kajian Implementasi Model Siklus Belajar (Learning Cycle) dalam Pembelajaran Kimia. Makalah Seminar Nasional MIPA dan

Pembelajarannya. FMIPA UM – Dirjen Dikti Depdiknas. 5 September 2005. Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan. Jakarta.

Fajaroh, F ., I. W .,Dasna, I. W. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Lembaga pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang.

Malang.

Fathurrohman dan Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Islami. Redika Aditama. Jakarta.

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Hanafiah, N dan C Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Hidayati. 2008. Aplikasi Pembelajaran Learning cycle 5 Fase dalam Meningkatkan Penguasaan Materi Biologi Pokok Bahasan Sistem Pencernaan pada Siswa Kelas VII E SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Surakarta: Univ.


(53)

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia. Open

Univercity Press.

Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. PT. Gramedia. Jakarta.

Loranz, D.2008. Gain Score. Google.

http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/arc hives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf ( 22 Januari 2014 Pukul 18.30 WIB )

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. PT Gramedia. Jakarta. Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rohamah, S. 2006. ”Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Penguasaan Materi

Penerapan Hukum-Hukum Newton Menggunakan Model Kemandirian Aktif”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sanjaya, W. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.


(1)

31

3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata a. Hipotesis

H0 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

b. Kriteria Uji :

a. Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka H0 diterima

b. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto, 2004:12)

4) Uji U (Uji Mann Whitney)

Apabila data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji U atau Uji Mann Whitney.

a. Hipotesis

Ho = Tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

H1 = Terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kelas ksperimen

dengan kelas kontrol b. Kriteria Uji

- Jika p-value > 0,05 maka Ho diterima


(2)

32

2. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menghitung rata–rata skor aktivitas siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

100 x n

x

X i

Keterangan : X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum (18)


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Model pembelajaran LC berpengaruh positif terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa

2. Model pembelajaran LC berpengaruh positif terhadap peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok ekosistem.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, saran-saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:

Sebelum melakukan penelitian menggunakan model pembelajaran LC, sebaiknya diterapkan terlebih dahulu model tersebut sebelum

pengambilan data agar siswa sudah mengetahui langkah-langkah pada model ini sehingga data yang diperoleh lebih baik.


(4)

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L., David, K., Peter, A., Kathleen, C., Ricard, M., Paul, P., James, R., dan Merlin, W. 2000. A Taxonomy for Learning, Teaching, ans Assesing ( A

Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition).

Longman : Newyork

Arikunto, S. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT. Bina Aksara. Jakarta. Baharuddin dan N.W. Esa. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar-Ruzz Media.

Yogjakarta

Belina, W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasab Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI

Bandung. Tidak diterbitkan.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Dasna, I. W. 2006. Kajian Implementasi Model Siklus Belajar (Learning Cycle) dalam Pembelajaran Kimia. Makalah Seminar Nasional MIPA dan

Pembelajarannya. FMIPA UM – Dirjen Dikti Depdiknas. 5 September 2005. Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan. Jakarta.

Fajaroh, F ., I. W .,Dasna, I. W. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Lembaga pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang.

Malang.

Fathurrohman dan Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum Dan Islami. Redika Aditama. Jakarta.

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Hanafiah, N dan C Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Hidayati. 2008. Aplikasi Pembelajaran Learning cycle 5 Fase dalam Meningkatkan Penguasaan Materi Biologi Pokok Bahasan Sistem Pencernaan pada Siswa Kelas VII E SMP Muhammadiyah 5 Surakarta. Surakarta: Univ.


(6)

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia. Open Univercity Press.

Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. PT. Gramedia. Jakarta.

Loranz, D.2008. Gain Score. Google.

http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assesment/downloads/documents/reports/arc hives/discipline/0708/SLOAPHYSDisiciplineRep0708.pdf ( 22 Januari 2014 Pukul 18.30 WIB )

Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. PT Gramedia. Jakarta. Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Rohamah, S. 2006. ”Meningkatkan Aktivitas Siswa dan Penguasaan Materi

Penerapan Hukum-Hukum Newton Menggunakan Model Kemandirian Aktif”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sanjaya, W. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP AKTIVITAS SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen Semu Pada Siswa Kelas VII SMP Surya Dharma 2 Bandar Lampung Semester Genap T

0 11 72

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MANUSIA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajara

0 23 54

PERBANDINGAN PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD DAN TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Eksperimental Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Pangudi Luhur Bandar Lampung Ta

0 8 70

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN METODE DISCOVERY TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20

2 23 109

PENGARUH BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP PENGUASAAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERNAPASAN MANUSIA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 50

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP PENGUASAAN MATERI SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Muhammadiyah 1 Pringsewu Tahun Ajaran 2012/2013)

1 8 46

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI EKOSISTEM (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2

0 3 120

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI POKOK EKOSISTEM (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 18 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 3 53

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 22 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 34 144

PENGARUH MEDIA MAKET TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI POKOK EKOSISTEM (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 60